Pemberian Perlakuan Hewan Uji

penutup. Di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 100 kali. Hemositometer diletakkan dan dihitung jumlah spermatozoa pada satu kotak bidang A, B, C, atau D. Hasil perhitungan jumlah spermatozoa kemudian dimasukkan ke dalam rumus penentuan jumlah spermatozoaml suspense cauda epididimis sebagai berikut Gandasoebrata,1984. Dimana n = jumlah spermatozoa yang dihitung pada kotak A, B, C atau D.

c. Perhitugan Motilitas Spermatozoa

Untuk menentukan motilitas spermatozoa diambil spermatozoa dari kauda epididimis seperti penjelasan di atas kurang lebih 10- 15 μl ke atas gelas objek dengan ukuran 25,4 mm x 76,2 mm lalu ditutup dengan kaca penutup 22 mm x 22 mm. Dilakukan pada lima lapang pandang pada pembesaran mikroskop 400x. Perhitungan motilitas spermatozoa dilakukan dengan metode Partodiharjo 1992. Persentase spermatozoa motil dihitung dalam satu luasan bidang pandang menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali dengan menaksir spermatozoa yang bergerak progresif dari keseluruhan lapangan pandang dari daerah taksir, kemudian dikali 100. Penilaian dilakukan dengan menghitung persentase spermatozoa yang pergerakannya progresif maju ke depan dibandingkan dengan seluruh yang teramati bergerak dan tidak bergerak Etuk Muhammad, 2009 Biasanya empat sampai enam lapang pandang diperiksa untuk memperoleh seratus spermatozoa secara berurutan yang kemudian diklasifikasi Wasito, 2008.

d. Viabilitas Spermatozoa

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pengecatan dengan zat warna Eosin, pengamatan sediaan di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 dihitung per 100 spermatozoa. Spermatozoa yang hidup tidak berwarna, sedangkan yang mati berwarna merah, kemudian hasilnya dinyatakan dalam presentasi.

e. Morfologi Spermatozoa

Pemeriksaan morfologi spermatozoa dilakukan dengan membuat preparat apus metode smear. Suspensi sperma kemudian diwarnai dengan Eosin, kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesana 10 x40. Pengamatan dilakukan terhadap 100 spermatozoa, kemudian dibandingkan antara spermatozoa normal dengan yang tidak normal. Hasil pengamatan dinyatakan dalam presentase

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Dengan Monosodium Glutamat (MSG)

12 118 94

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe (Zingiber officinale ROSC.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Testis Dan Gambaran Histopatologi Tubulus Seminiferus Testis Mencit Yang Diberi Plumbum Asetat

3 54 98

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rosc.)Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Ginjal Dan Gambaran Histopatologis Tubulus Proksimal Ginjal Mencit Yang Diberi Plumbum Asetat

3 62 105

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

PENGARUH KITOSAN TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOGENIK DAN SPERMATOZOA MENCIT (Mus Musculus L) YANG DIINDUKSI PLUMBUM ASETAT

0 10 47

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb. var. Rubrum) TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOGENIK MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIIINDUKSI SIPROTERON ASETAT

0 13 54

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER.

4 11 35