IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN DECAPODA DI PANTAI TAMAN PULAU POTERAN, KEPULAUAN MADURA, SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

(1)

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN DECAPODA DI PANTAI TAMAN PULAU POTERAN, KEPULAUAN MADURA, SEBAGAI SUMBER

BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : MUSTAFA AINUL YAQIN

201110070311069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

ii

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN DECAPODA DI PANTAI TAMAN PULAU POTERAN, KEPULAUAN MADURA, SEBAGAI SUMBER

BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun oleh :

MUSTAFA AINUL YAQIN 201110070311069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Mustafa Ainul Yaqin Nim : 201110070311069 Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Identifikasi Keanekaragaman Decapoda di Pantai Taman Pulau Poteran, Kepulauan Madura Sebagai Sumber Belajar Biologi

Diajukan untuk dipertanggung Jawabkan dihadapan dewan Penguji Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammdiyah Malang

Menyetujui


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : Mustafa Ainul Yaqin

Tempat Tanggal Lahir : Sumenep, 25 Maret 1992

Nim : 201110070311069

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyataka bahwa skripsi saya berjudul “Identifikasi Keanekaragaman Decapoda di Pantai Taman Pulau Poteran, Kepulauan Madura Sebagai Sumber Belajar Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikia surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sangsi akademis.

Malang, 01 September 2015 Yang Menyatakan,


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan dewan Penguji Skrispsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima untuk memenuhi

Sebagaian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Mengesahkan :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang


(6)

vi

KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik serta hidayahnya dan inayah-Nya. Shalawat serta salam tercurah limpahkan keharibaan baginda Rosul Muhammad SAW. keluaraga, serta sahabat-sahabatnya. Penulis mampu menyelsaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Identifikasi Keanekaragaman Decapoda di Pantai Taman Pulau Poteran, Kepulauan Madura Sebagi Sumber Belajar Biologi”

Penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan bail tanpa adanya bantuan, informasi, bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada ;

1. Kepada kedua orang tua; Ibuda Patma dan ayahanda M.Ilyas, terimakasih atas do’a yang senantiasa engaku berikan dan yang selalu memeberikan dukungan dalam bentuk apapun dalam perjalanan dalam keberhasilanku, serta segala kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku selama ini, taka da yang pantas untuk membalas semua jasamu.

2. Bapak Dekan Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes selaku pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam menyusun skripsi ini.


(7)

vii

5. Bapak Drs. Samsun Hadi, M.S selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelsaikan skripsi ini dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.

Semoga Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, keritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua

Wassalamualikum Wr.Wb

Malang, 01 September 2015


(8)

viii ABSTRAK

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN DECAPODA DI PANTAI TAMAN PULAU POTERAN, KEPULAUAN MADURA, SEBAGAI SUMBER

BELAJAR BIOLOGI

Oleh : Mustafa Ainul Yaqin (201110070311069)

Decapoda dapat hidup secara alamiah pada tempat-tempat tertentu. Salah satunya pantai Taman Pulau Poteran, kepulauan Madura, keadaan perairan yang jernih dan substrat pantai yang materialnya terdiri dari batuan, pasir, lumpur, dan peacahan karang . Penelitian keragaman Decapoda sangat jarang dilakukan di Indonesia terutama pantai-pantai kepulauan Madura. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam sekitar sangat jarang dilakukan dalam pembelajaran.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies Decapoda yang terdapat didaerah pasang surut Pantai Taman Pulau Poteran, Kepulauan Madura dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bula Juni-Juli pada saat surut terendah siang hari dengan metode transek kuadrat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Decapoda yang ditemukan terdiri dari Jenis Portunus pelagicus, Charybdis Natator, Charybdis feriatus, Charybdis japonica , Thalamita crenata , Carcinus maenas, Rhithropanopeus harrisii, Etisus laevimanus, Atergatis floridus, Xanthias lamarcki, Leptodius sanguineus, Uca dussumier, dan Ocypode cordimanus, Episesarma versicolor, Pilumnus vespertilio, Chionoecetes angulatus , Palaemonetes hiltoni, famuli Alpheidae, Betaeus longidactylus, Lysmata bahia, Penaeus merguiensi, Penaeus monodon, dan Petrolisthes cabrilloi. Nilai Indeks Keanekaragam jenis Shannon-Wiener (H’) 2,7 atau keanekaragaman jenis Decapoda di pantai Taman pulau Poteran tergolong tinggi. Nilai Indeks Keseragaman jenis (E) 0,45 menunjukkan keseragaman antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang dimiliki masing-masing spesies berbeda. Nilai Indeks dominansi (D) 0,076, menunjukkan tidak terdapat spesies yang mendominansi spesies lainnya atau struktur komunitas Decapoda di pantai Taman pulau Poteran dalam keadaan stabil. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi berupa Buku dan Poster.

Kata Kunci : Identifikasi, Keanekaragaman, Decapoda

Malang, 01 September 2015

Pembimbing I Penyusun


(9)

ix ABSTRACT

IDETIFICATION OF DECAPODA DIVERSITY ON TAMAN BEACH POTERAN ISLAND, IN MADURA ISLANDS A BIOLOGICAL

LEARNING SOURCE

By : Mustafa Ainul Yaqin (201110070311069)

Decapoda can live naturally in certain places such as one of the beaches in Madura, Taman Pulau Poteran. This beach has crystal clear waters and its substrate materials consist of rock, sand, mud, and rubble. In Indonesia, Decapoda diversity is still rare to be researched, especially in the beaches of Madura. Besides, the utilization of natural resources around the beach are rarely used for learning.

This research aims to determine kinds of Decapoda in tidal area of Taman Pulau Poteran beach, Madura. This research is also used as source of biology learning. The design of this research is a descriptive research design. It was conducted on June-July at the lowest tide during the day with quadratic transect method.

The results of this research showed that Decapoda found consist of many kinds, they are, Portunus pelagicus, Charybdis Natator, Charybdis feriatus, Charybdis japonica, Thalamita crenata, Carcinus maenas, Rhithropanopeus harrisii, Etisus laevimanus, Atergatis floridus, Xanthias lamarcki, Leptodius sanguineus, Uca dussumier, Ocypode cordimanus, Episesarma versicolor, Pilumnus vespertilio, Chionoecetes angulatus, Palaemonetes hiltoni, famuli Alpheidae, Betaeus longidactylus, Lysmata bahia, merguiensi Penaeus, Penaeus monodon, and Petrolisthes cabrilloi. Diversity Index value type Shannon-Wiener (H ') of 2.7 or Decapoda species diversity in Taman Pulau Poteran beach is high. Uniformity index value type (E) of 0.45 indicates poor uniformity between species, it means that the individual resource of each species are different. Index value of dominance (D) 0.076, indicates that there is no species which dominated other species. It means species of Decapoda in Poteran island is in a stable condition. The Results of the study can be used as a source of learning biology in the form of Book and posters.

Keywords: Identification, Diversity, Decapoda

Malang, 01 September 2015

Advisor 1 Writer,


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Istilah ... 7

1.6 Batasan Penelitian. ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Tentang Pantai Secara Umum ... 10


(11)

xi

2.1.2 Pantai Berpasir ... 12

2.1.3 Pantai Berlumpur ... 13

2.2 Keadaan Umum Gugusan Pulau Poteran, Kepulauan Madura ... 15

2.2.1 Ekosistem dan Sumberdaya Hayati ... 16

2.3 Tinjauan Umum Decapoda ... 17

2.3.1 Ciri Umum Decapoda ... 17

2.3.2 Klasifikasi Decapoda ... 19

2.3.2.1Subordo Dendrobranchiata ... 23

2.3.2.2Subordo Pleocyemata... 25

2.3.3 Makan dan Cara Makan ... 37

2.3.4 Reproduksi dan Perkembangan ... 37

2.3.5 Nilai Ekonomis ... 38

2.4 Habitat Decapoda dan Pola Penyebaran Individu ... 38

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Adapatasi ... 39

2.5.1 Pasang Surut ... 39

2.5.2 Sirkulasi Air (Arus) ... 40

2.5.3 Derajat Keasaman (pH) ... 41

2.5.4 Suhu ... 41

2.5.5 Salinitas ... 42

2.5.6 Jenis Substrat ... 43

2.6 Sumber Belajar ... 44

2.6.1 Pemilihan Sumber Belajar ... 46


(12)

xii

2.6.3 Sumber Belajar Berupa Buku ... 47

2.6.4 Sumber Belajar Berupa Poster ... 49

2.6.4.1Aturan Penyampaian Visual ... 50

2.6.4.2Keterbacaan Visual ... 51

2.7 Kerangka Konsep ... 53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 54

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 54

3.3 Populasi dan Sampel ... 54

3.3.1 Populasi ... 54

3.3.2 Sampel ... 55

3.4 Variabel Peneltian ... 55

3.4.1 Variabel Bebas ... 55

3.4.2 Variabel Terikat ... 55

3.5 Metode Pengambilan Data ... 56

3.6 Prosedur Penelitia ... 56

3.6.1 Alat dan Bahan ... 56

3.6.1.1Alat ... 56

3.6.1.2Bahan ... 57

3.6.2 Penentuan Lokasi ... 57

3.6.3 Tahap Pengambil Sampel ... 57

3.6.4 Tahap Identifikasi Hasil... 60


(13)

xiii

3.6.6 Tahap Pengolahan Data ... 61

3.7 Pemanfaatab Ordo decapoda Sebagai Sumber Belajar Biologi ... 61

3.8 Teknik Analisi Data ... 63

3.8.1 Indeks Keanekaragaman ... 63

3.8.2 Indeks Keseragaman ... 64

3.8.3 Indeks Dominansi ... 65

3.9 Bagan Alur Penelitian ... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Dekripsi Lokasi Penelitian ... 67

1.2 Hasil Penelitian ... 68

1.2.1 Keanekaragaman Decapoda ... 68

1.2.2 Identifikasi Jenis Decapoda di Pantai Taman Pulau Poteran . 74 1.2.3 Kondisi Lingkungan Abiotik Decapoda di Pantai Taman Pulau Poteran... 97

1.2.3.1Suhu ... 98

1.2.3.2Derajat Keasaman (pH) ... 99

1.2.3.3Salinitas ... 100

1.2.3.4Substrat ... 102

1.2.4 Indeks Keanekaragam (H’), Keseraman (E), dan Indeks Dominansi (D) ... 102

1.2.4.1Indeks Keanekaragaman (H’) ... 103

1.2.4.2Indeks Keseragaman (E) ... 103


(14)

xiv

1.3 Pengembangan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar ... 104

1.4 Pembahasan... 107

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 109

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Decapoda yang Ditemukan di Daerah Pasang Surut Pantai Taman Pulau Poteran ... 69 Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Decapoda Di Pantai Taman Pulau Poteran ... 70 Tabel 4.3 Data Parameter Lingkungan Pantai Taman Pulau Poteran ... 98 Tabel 4.4 Jenis dan Jumlah yang Ditemukan dalam Setiap Stasiun di Daerah Pasang Surut Pantai Taman Pulau Poteran ... 102


(16)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

Diagram 4.1 Parameter Hasil Pengukuran Suhu ... 99 Diagram 4.2 Parameter Hasil Pengukuran Derajat Keasaman (pH) ... 100 Diagram 4.3 Parameter Hasil Pengukuran Salinitas ... 101


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Wilayah Pulau Poteran, lokasi pengamatan (Pantai Taman) ... 15

Gambar 2.2 Peta Kepulauan Kabupaten Sumenep ... 16

Gambar 2.3 Morfologi Ordo Decapoda ... 18

Gambar 2.4 Bentuk Insang Pada Decapoda ... 22

Gambar 2.5 Litopenaeus setiferus (Dendrobranchiata: Penaeoidea) ... 23

Gambar 2.6 Superfamili Sergestoidea... 24

Gambar 2.7 Superfamili Penaeodea ... 25

Gambar 2.8 Panulirus interruptus (Pleocyemata : Palinuridae) ... 26

Gambar 2.9 Famili Stenopodidae ... 27

Gambar 2.10 Infraordo Caridea ... 28

Gambar 2.11 Infraodo Astacidea ... 29

Gambar 2.12 Famili Thaumastochelidae ... 30

Gambar 2.13 Famili Glypheidae ... 31

Gambar 2.14 Famili Palinuridae ... 32

Gambar 2.15 Famili Scyllaridae ... 33

Gambar 2.16 Famili Polychelidae ... 34

Gambar 2.17 Infraordo Brachyura ... 35

Gambar 2.18 Infraordo Anomura ... 36


(18)

xviii

Gambar 3.1 Denah Transek Pengambilan Sample Penelitian ... 58

Gambar 3.2 Denah Pengambilan sample pada lokasi penelitian (Pantai Taman Pulau Poteran). ... 59

Gambar 3.3 Lokasi Penelitian Pantai Taman, Desa Palasa Pulau Poteran – Madura, saat surut ... 59

Gambar 3.4 Skema konsep pembuatan sumber belajar ... 62

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian, Pantai Taman Pulau Poteran... 67

Gambar 4.2 Penampakan Terumbu Karang Pantai Taman Pulau Poteran... 67

Gambar 4.3 Portunus pelagicus Jantan ... 74

Gambar 4.4 Portunus pelagicus Betina ... 74

Gambar 4.5 Charybdis natator ... 75

Gambar 4.6 Charybdis feriatus ... 76

Gambar 4.7 Charybdis japonica ... 77

Gambar 4.8 Carcinus maenas ... 78

Gambar 4.9 Thalamita crenata ... 79

Gambar 4.10 Xanthias lamarcki ... 80

Gambar 4.11 Leptodius sanguineus ... 81

Gambar 4.12 Atergatis floridus ... 82

Gambar 4.13 Etisus laevimanus ... 83

Gambar 4.14 Rhithropanopeus harrisii ... 84

Gambar 4.15 Uca dussumier ... 85

Gambar 4.16 Ocypode cordimanus ... 86


(19)

xix

Gambar 4.18 Episesarma versicolor ... 88

Gambar 4.19 Chionoecetes angulatus... 89

Gambar 4.20 Palaemonetes hiltoni ... 90

Gambar 4.21 Betaeus longidactylus ... 91

Gambar 4.22 Lysmata bahia ... 92

Gambar 4.23 Petrolisthes cabrilloi ... 93

Gambar 4.24 Penaeus merguiensis ... 94


(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Tabel Hasil identifikasi Decapodan Jumlah yang ditemukan ... 118

Lampiran 2 Perhitungan ... 123

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 126

Lampiran 4 Produk Buku Keanekaragaman Ordo Decapoda ... 129


(21)

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Anitah,S. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta : LPP UNS dan UNS Pers.

Association for Educational Comunication Technology (AECT). 1986. Definisi Teknologi Pendidikan (Penerjemah Yusufhadi Miarso). Jakarta: CV. Rajawali.

Aswandy, I. 1985. Beberapa Catatan Dalam Pengenalan Isopoda. Oceana X, Nomor 3: 106- 112

Aswandy, I. 1998.Pengamatan Komunitas Krustasea Dan Ekhinodermata Bentik Di Teluk Jakarta LON-LIPI. Jakarta.

Aswandy, I. 2008. Biota Laut: Krustasea Sebagai Konsumen Di Padang Lamun. Oceana XXXIII, nomor 19

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengebangkan Media Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Barbour, M.G .; Burk, J.H; Pitts, W.D. 1999. Terrestrial Plant Ecology. 3nd

Edition. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. xii + 642pp.

Basmi, J. 1999. Laut untuk kehidupan, salinitas dan suhu. (online. http;//Oseanografi.blogspot.com/2005_Oseanografi _archive.html). diakses tanggal 4 desember 2014

Bayar d, H.M. dan Robert, Z. 1983. Pengantar Biologi Laut I. Terjemahan oleh H.Z.B. Tafat St. Louis. Toronto Londo : The Masby Company. Bengen D.G. 2001. Sinopsis Ekosistem Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut.

Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor.

Bengen D.G. 2002. Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan Edisi ke 2. IPB. Bogor.

Bengen,D.G. 2001. Sinopsis Ekosistem SDA Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut. IPB Bogor


(22)

xxii

Brill, E. J. L. 1972. CRUTACEANA (International Journal of Crustaceana Research): Studies On Peracarida (Isopoda, Tanaidacea, Amphipoda, Mysidacea, Cumacea). Tuta Sub Aegide Pallas. EJB.

Brotowidjoyo, M.D. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta. Erlangga.

Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut. IPB Bogor. Bogor Calman, W.T. 1911. The Life Crustacea. Methuen & Co. Ltd. 36 Essex Street

W.C. London.

Carpenter, K.E.; Niem, V.H. 1998. FAOspecies identification guide for fishery purposes. The living marine resources of the Western Central Pacific. Volume 2. Cephalopods, crustaceans, holothurians and sharks. FAO :Rome.

Cecie Starr, Ralph Taggart, Christine Evers, Lisa Starr 2012. Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta: Salemba Teknika.

Coull, B. C. and S. S. Bell. 1983. Biotic assemblages: Populations and communities. p. 283-319. In: F. J. Vernberg and W. B. Vernberg (eds.). The biology of Crustacea. Vol. 7: Behavior and ecology. Academic Press, New York, NY.

Cressey, R.F. 1983.Crustaceans as Parasites of Other Organism (In The Biology of Crustacea. (Online:Http://www.google.com/Crustacean/Parasites of Crustacea _Article/Html ) diakses tanggal 6 juni 2015

Dahuri, Rokhmin. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Gramedia Pustaka: Jakarta.

Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dai, A.-y., and S.-l. Yang. 1991. Crabs of the China Seas Berlin: Springer-Verlag.

De Grave, S. & Fransen, C.H.J.M. 2011 Carideorum Catalogus: The recent species of the dendrobranchiate, stenopodidean, procarididean and caridean shrimps (Crustacea: Decapoda). Zoologische Mededelingen, 85, 195– 589.

Demardjati, Boen, S dan W. 1990.Taksonomi Avertebrata : pengantar praktek laboratorium. Jakarta : UI Press


(23)

xxiii

Depdiknas, 2008. Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta.

Dirdjosoemarto, S. 1986. Ekologi Lanjutan, Jakarta: Universitas Karunika.

Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau kecil (2012). Identifikasi PPK.(online) http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori pulau/index.php/public_c/ pulau_info/369.

Fachrul, 2012 . Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta

Field, J. G. 1983. Flow patterns of energy and matter. p. 758-785. In: O. Kinne (ed.). Marine Ecology. Vol. V: Ocean Management, Part 2: Ecosystems and Organic Resources. John Wiley and Sons, New York, NY.

G. Scholtz & S. Richter 1995. “Phylogenetic systematics of the reptantian Decapoda (Crustacea, Malacostraca)". Zoological Journal of the Linnean Society 113 (3): 289–328. doi:10.1006/zjls.1995.0011. Hart, Josephine F. L. 1964. Shrimps of the genus Betaeus on the Pacific coast of

North America with descriptions of three new species. Proceedings of the United States National Museum 115: 431-466.

Jones, J.B. 1984. Laboratory Guide of Exercises In Conducting Soil Tests And Plant Analysis. Benton Laboratories, INC, Athens : Georgia.

Kansil . 2012 .Pengaruh Pasang Surut Air Laut Terhadap Ekosistem Intertidal. (Online : http://mustarcansel.blogspot.com/2012/05/pengaruh-pasang-surut-air-laut-terhadap.html). diakses 22 juni 2015

Kasry, A. 1996. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas. Bharata. Jakarta. Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. University of British Columbia,

Harper Collins Publishers. p.654

Martin, J., Davis, G. 2001. An Updated Classification of the Recent Crustacea. Los Angeles, CA: Natural History Museum of Los Angeles County. Science Series 39.


(24)

xxiv

Mente (2008). Reproductive Biology of Crustaceans: Case Studies of Decapod Crustaceans. Science Publishers. p. 16. ISBN 978-1-57808-529-3. Mulyanto. 1992. Lingkungan Hidup Untuk Ikan. Depa rteme n Pendid ikan da n

Kebud ay aan Jakarta.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Mulyasa. 2007. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Rosdakarya Ng, D. Guinot & P. J. F. Davie. 2008. Systema Brachyurorum: Part I. An

annotated checklist of extant Brachyuran crabs of the world. Raffles Bulletin of Zoology 17: 1–286.

Nontji. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta

Nyabakken, J, W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta. Gramedia

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Alih Bahasa Oleh Cahyono, S. FMIPA Institut Pertanian Bogor. Gadjah Mada University Press.

Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. 4rd ed. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Of fice r, C.B. 1976 . Physical o cea nograph y o f estuaries and associated coastal waters. Jhon Willey and Sons. New York, 465 pp.

Penn, J. W. 1984. The behaviour and catchability of some commercially exploited penaeids and their relationship to stock and recruitment. In Gulland, J. A. & B. J. Rothschild (eds), Penaeid Shrimps – Their Biology and Management. Fishing News Books. Farnham: 173–186.

Poerwanti, 1993. Jenis-jenis. Penelitian. Gramedia. Jakarta.

Poupin J. & M. Juncker, 2010. A guide to the decapod crustaceans of the South Pacific.Published by CRISP and SPC. Noumea, New Caledonia. Praseno, Prawoto, dan Sugestiningsih. 2000. Red tide di Perairan Indonesia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi –LIPI. Jakarta. Prescod, M.B. 1978. Environmental Indices Theory and Practice. Ann Arbour


(25)

xxv

Rani. 2012. Parameter Fisika Perairan. (Online). http://ranifiskimper.blogspot.com. Diakses 22 juni 2015

Romimohtarto, K dan Juwana, S. 1987. A Comparative Study of Some Larval Stages of Penaeus monodon and Penaeus merguiensis (Crustacea: Decapoda) from Indonesi.. Center for Oceanological Research and Development, Indonesian Institute of Science. Jakarta.

Romimohtarto, K dan Juwana, S. 2007. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta. Hal. 1-4, 195-206

Rosmaniar. 2008. Kepadatan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp.) serta Hubungannya dengan Faktor Fisik Kimia di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pascasarjana USU. Medan Sammy De Grave, N. Dean Pentcheff, Shane T. Ahyong et al. (2009).“A

classification of living and fossil genera of decapod crustaceans” (PDF). Raffles Bulletin of Zoology. Suppl. 21: 1–109

Scholt, G., & Richter, S. 1995. Phylogenetic Systematic of the Reptantian Decapoda (Crustacea, Malacostraca). Zoological Journal of the Linnean Society 113 : 289-328

Senosov. S.E. 2012. Illustrated Guide Of Decapoda For Atlantic Sector Of Antarctic And Surrounding Waters. Moscow : Vniro Publishing. Sudjana, 1996. Metode Statistik. PT. Tarsito. Bandung.

Sudjana, N, Rivai A. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suhardi. 2007. Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta: FMIPA

UNY.

Susetiono, 2004. fauna padang lamun tanjung merah selatan lembeh. Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indosesia. Jakarta.

Susilana, R dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Türkay M. & Sakai K. 1995. Two upogebiid species from the Persian-Arabian Gulf, with the description of a related new species from Taiwan (Crustacea: Decapoda: Upogebiidae). Senckenbergiana maritima 25: 197–208.


(26)

xxvi

Wibisono, M.S. 2004. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: PT. Grasindo.

Wikcsten, Mary K. 2011. Decapod Crustacea of the Californian and Oregonian Zoogeographic Provinces. University of California. San diego. Williams, A. B. 1984. Shrimps, lobsters, and crabs of the Atlantic coast of the

Eastern United States, Maine to Florida. Smithsonian Institution Press. Washington D. C.


(27)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara maritim yang luasan perairan lebih besar dari pada daratan. Dalam hal ini laut sebagai substansi perairan terbesar di Indonesia. Dengan segenap komponennya, laut menyimpan banyak potensi yang belum·terungkap secara maksimal. Potensi sumber daya ikan laut di seluruh perairan Indonesia (tidak termasuk ikan hias) diduga sebesar 6,26 juta ton per tahun. Selain itu, wilayah perairannya seluas 5,8 juta km2 memiliki potensi keanekaragaman hayati, serta potensi pariwisata bahari (Budiharsono, 2001). Dari luas tersebut, 3,1 juta km2 masuk sebagai peraiaran Nusantara dan 2,7 km2 peraiaran Nusantara dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) atau 70 persen dari luas total Indonesia (Bengen, 2001).

Perairan litoral (intertidal) memiliki ekosistem yang spesifik dan khas. Didalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi karena adanya perbedaan letak geografis yang merupakan salah satu faktor timbulnya berbagai bentuk ekosistem. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan


(28)

2

lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Secara alami, komponen keanekaragaman makhluk hidup mempunyai keterbatasan persebaran, sehingga tiap daerah pun memiliki ciri khas tersendiri dalam menampilkan keanekaragaman hayatinya (Cecie at al, 2012).

Sebagai suatu ekosistem, wilayah pesisir dan laut menyediakan sumber daya alam salah satunya keanekaragaman Decapoda yang memiliki kaki jalan 10 buah (deca), tubuhnya dilindungan oleh rangka luaran tebal melekat pada dagingnya, antara lain Kepiting, Rajungan, Udang, lobster dan sebagainya. Decapoda mempunyai banyak ciri bersama. Satu sifat, yang tersirat dalam nama mereka adalah memiliki sepuluh kaki. Ini terdiri dari lima pasang terakhir dari delapan pasang toraks pelengkap. Decapoda dikenal sebagai hewan keras yang memiliki exoskeleton, segmentasi, dan disambung pelengkap, yang digunakan untuk penerimaan indera, makan, gerak, dan pertahanan (Martin dan Davisdalam Cheung, 2007).

Ordo Decapoda memiliki peran penting dalam metabolisme dan mengendalikan aliran energy dalam muara ekosistem. Dekapoda dimangsa oleh berbagai predator dari buaya hingga ikan. Tergantung pada intensitas, predasi merupakan faktor dalam mengendalikan kepadatan spesies, serta penataan spesies kumpulan dalam habitat. Decapoda merupakan predator penting, mengkonsumsi fitoplankton , bentik alga , dan makrobentos (Coull dan Bell 1983).Decapoda pengumpan partikulat yang mengkonsumsi detritus berasal dari Spartina dan kotoran, sehingga membuat detritus tersedia untuk beberapa yang level trofik


(29)

3

berbeda dan partikel pengolahan sedemikian rupa sehingga substrat ditingkatkan untuk pertumbuhan dipercepat oleh diatom dan bakteri (Field 1983).

Habitat Decapoda terbanyak adalah laut, tetapi juga terdapat pada muara dan permukaan air segar di gunung dan gurun habitat serta air bawah tanah. Permukaan habitat perairan mencakup perairan lentic dan lotic, badan air permanen dan sementara dan bidang studi aliran deras musiman (Pendek et al 2013). Decapoda merupakan sumberdaya alam hayati Indonesia memiliki nilai ekonomi dan ilmiah tinggi. Berbagai jenis decapoda seperti kepiting, udang, rajungan dan sebagainya merupakan modal yang sangat penting dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan taraf hidup, kemakmuran, serta kesejahteraan masyarakat (Kementrian kelautan dan perikanan 2014).

Wilayah Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang terdiri atas wilayah daratan dan kepulauan. Kota Sumenep berada di wilayah daratan Pulau Madura Bagian Timur. Wilayah kepulauannya sangat banyak yaitu sekitar 126 pulau kecil menyebar di laut yang berbatasan dengan Pulau Kalimantan dan Bali. Kedudukan wilayah daratan sangat strategis dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dalam konteks Pulau Madura karena berada di jalur pantai selatan (Romadhon 2008).

Sumenep memiliki sejumlah pulau kecil, yang salah satunya adalah Pulau Poteran atau disebut juga pulau Talango, yang memiliki keanekaragaman hayati biota laut yang cukup beragam. Kawasan pulau Poteran merupakan kawasan pulau yang dihuni oleh masyrakat dengan penduduk yang cukup banyak. Di sisi lain, masih kurang upaya yang diberikan untuk menyelamatkan ekosistem laut yang salah satunya adalah ekosistem lamun sebagai salah satu tempat hidup bioata


(30)

4

laut, meskipun data mengenai kerusakan ekosistem lamun tidak tersedia, tapi faktanya sudah banyak mengalami degradasi yang diakibat aktivitas di darat (Rani, 2008).

Menurut Rani (2008), degradasi padang lamun memberi dampak yang nyata yaitu mengarah pada penurunan keragaman biota laut sebagai akibat hilang atau menurunnya fungsi ekologi dari ekosistem lamun. Akibatnya dari berbagai kegiatan manusia tersebut jelas ekosistem lamun akan mengalami kerusakan dan kehilangan fungsinya serta membawa dampak terhadap penurunan produksi biota. Khususnya bagi kehidupan biota decapoda yang bergantung pada habitat lamun akan mengalami penurunan dan berangsur–angsur akan hilang.

Sebagai tindak lanjut dalam menanggulangi penurunan produksi biota lamun perlu dilakukan upaya antara lain perlu adanya penelitian untuk melakukan pendataan tentang berbagi jenis decapodayang terdapat dipulau Poteran sehingga dapat dijadikan sebagai sumber data untuk melakukan pemanfaatan jenis-jenis decapoda yaitu diantaranya dalam pemanfaatan nilai ekonomi decapoda, pengambilan bibit decapoda untuk dikembangkan dalam budidaya, serta dalam penyadaran tentang keberadaan decapoda yang perlu adanya perlindungan maupun dalam tindakan budidaya.

Berbagai masalah yang dihadapi dalam pemerataan dan perluasan akses memperoleh pendidikan serta peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan dapat diatasi dengan menerapkan teknolgi pendidikan khususnya dengan mengembangkan dan memberdayakan aneka sumber belajar baik yang by designmaupun yangby utilization.Sekali lagi perlu segera dicatat, sumber belajar


(31)

5

dalam teknologi pendidikan termasuk pendidik dan tenaga pendidikan, kurikulum, dan lingkungan belajar. (Sitepu dalam Andriyanto, 2013).

Sumber belajar adalah semua jenis sumber yang ada di sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar (Asyhar,2012). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar tidak banyak mengalami kesulitan, mengingat biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang obyek dan persoalannya banyak terjadi di lingkungan alam sekitar (Afriyani,2005).

Adanya penelitian mengenai decapoda yang terdapat di Pulau Poteran dapat dijadikan solusi pemanfaatan lebih lanjut, dan kurangnya sumber belajar biologi mengenai decapoda yang merupakan bagian dari Phylum Arthopoda dapat dijadikan solusi pemanfaatan dalam bidang pendidikan maupun dalam berbagi pihak. Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas mengingat bahwa ordo Decapoda sangat berperan penting dalam ekosistem perairan, serta pentingnya penelitian mengenai ordo Decpoda di Pulau Poteran yang belum pernah dilakukan penelitian maka perlu dilkukan penelitian sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran kekayaan ordo Decapoda yang ada di Pulau Poteran serta pemanfaatannya, maka dilakukan peneltian dengan judul : “Identifikasi KeanekaragamanDecapoda di Pantai Taman Pulau Poteran, Kepulauan Madura, Sebagai Sumber Belajar Biologi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai beriku : 1. Jenis-jenis Decapoda apa yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran?


(32)

6

2. Bagiamana keanekaragaman Decapoda di Pantai Taman Pulau Poteran? 3. Apa bentuk pemanfaatan dari hasil penelitian identifikasi Decapoda yang

ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian sebagai beriku : 1. Mengetahui Jenis Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau

Poteran

2. Mengetahui keanekaragaman Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran.

3. Memanfaatkan hasil penelitian identifikasi Jenis-jenis Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran sebagi sumber belajar biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai salah satu data serta informasi tentang keanekaragaman jenis Decapoda di Pantau Taman Pulau Poteran. 2. Bagi Pendidikan

Manfaaat bagi pendidikan adalah sebagai alternatif sumber belajar biologi , dimana dari hasil identifikasi ini akan dimafaatkan sebagai sumber belajar berupa media poster dan buku.


(33)

7

3. Bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat mengetahui jenis-jenis decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran, juga dapat menambah pengalaman dan pengaetahuan terkait penelitian tersebut.

1.5 Definisi Istilah

Untuk menghindari timbulnya pengertian ganda maka penulis perlu memberikan definisi istilah sebagai berikut :

1. Identifikasi

Merupakan pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang atau benda sehingga dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan acuan yang telah ditetapkan, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi dapat mengetahui identitas seseorang atau suatu benda dan dengan identitas tersebut dapat mengenal seseorang dengan membedakan dari lain (Simpson, 2006). Pada penelitian ini identifikasi dimaksudkan menentukan nama jenis dan klasifikasi Ordo Decapoda yang ditemukan berdasarkan ciri yang dimiliki.

2. Keanekaragaman

Merupakan kelimpahan berbagai jenis yang meliputi jumlah maupun frekuensi dari ekosistem, spesies, maupun gen disuatu daerah. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies sama dan hampir sama. Sebaliknya jka suatu komunitas disusun oleh sedikit spesies


(34)

8

dan jika hanya sedikit spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah (Umar, 2011). Pada penelitian ini keanekaragaman yang dimaksud adalah banyaknya jenis spesies Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulai Poteran.

3. Decapoda

Decapoda merupakan salah satu ordo dari kelas Crustacea merupakan phylum Arthropoda yang paling banyak ditemukan spesiesnya (Jasin 1984). Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh.

4. Sumber Belajar

semua jenis sumber yang ada di sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar (Asyhar,2012).

5. Biologi

Ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan).

1.6 Batasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya mengidentifikasi spesies atau jenis Decapoda yang ditemukan di daerah pasang surut Pantai Taman Pulau Poteran Kabupaten Sumenep Kepulauan Madura, dan akan di identifikasi dengan teknik indentifikasi Oemardjati, S. (1990) yaitu bisa dilakukan dengan 5 kegiatan


(35)

9

yaitu menggunakan kunci identifikasi, deskripsi berdasarkan literatur, specimen pembanding, foto atau gambar serta institusi yang berkompenten. 2. Daerah studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daerah pasang surut

maksimal yang berada di pantai Taman Pulau Poteran yaitu ± 100 m. Pada derah pengamatan dibuat 4 stasiun dalam 1 stasiun terdiri dari 4 transek atau plot. Setiap transek atau plot berkuran 10x10 m2.

3. Pengukuran lingkungan abiotik dalam penelitian ini meliputi suhu air laut, pH air laut, salinitas, dan jenis substrat.

4. Pemanfaatan sebagi sumber belajar berupa buku dan poster :

a. Buku dengan judul “Keanekaragaman Ordo Decapoda di Pulau Poteran-Kepulauan Madura” , yang berisikan foto decapoda hasil penelitian, deskripsi ciri, nama family dan nama spesies, ukuran buku A5 (lebar 14,5 cm x panjang 20 cm).

b. Poster dengan judul : “Keanekaragamn Ordo Decapoda Pulau Poteran-Madura, yang berukuran A3 (lebar 29,7 cm x panjang 42,0 cm ), yang berisi gambar-gambar dengan nama family dan nama spesies.


(1)

laut, meskipun data mengenai kerusakan ekosistem lamun tidak tersedia, tapi faktanya sudah banyak mengalami degradasi yang diakibat aktivitas di darat (Rani, 2008).

Menurut Rani (2008), degradasi padang lamun memberi dampak yang nyata yaitu mengarah pada penurunan keragaman biota laut sebagai akibat hilang atau menurunnya fungsi ekologi dari ekosistem lamun. Akibatnya dari berbagai kegiatan manusia tersebut jelas ekosistem lamun akan mengalami kerusakan dan kehilangan fungsinya serta membawa dampak terhadap penurunan produksi biota. Khususnya bagi kehidupan biota decapoda yang bergantung pada habitat lamun akan mengalami penurunan dan berangsur–angsur akan hilang.

Sebagai tindak lanjut dalam menanggulangi penurunan produksi biota lamun perlu dilakukan upaya antara lain perlu adanya penelitian untuk melakukan pendataan tentang berbagi jenis decapodayang terdapat dipulau Poteran sehingga dapat dijadikan sebagai sumber data untuk melakukan pemanfaatan jenis-jenis decapoda yaitu diantaranya dalam pemanfaatan nilai ekonomi decapoda, pengambilan bibit decapoda untuk dikembangkan dalam budidaya, serta dalam penyadaran tentang keberadaan decapoda yang perlu adanya perlindungan maupun dalam tindakan budidaya.

Berbagai masalah yang dihadapi dalam pemerataan dan perluasan akses memperoleh pendidikan serta peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan dapat diatasi dengan menerapkan teknolgi pendidikan khususnya dengan mengembangkan dan memberdayakan aneka sumber belajar baik yang by designmaupun yangby utilization.Sekali lagi perlu segera dicatat, sumber belajar


(2)

dalam teknologi pendidikan termasuk pendidik dan tenaga pendidikan, kurikulum, dan lingkungan belajar. (Sitepu dalam Andriyanto, 2013).

Sumber belajar adalah semua jenis sumber yang ada di sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar (Asyhar,2012). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar tidak banyak mengalami kesulitan, mengingat biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang obyek dan persoalannya banyak terjadi di lingkungan alam sekitar (Afriyani,2005).

Adanya penelitian mengenai decapoda yang terdapat di Pulau Poteran dapat dijadikan solusi pemanfaatan lebih lanjut, dan kurangnya sumber belajar biologi mengenai decapoda yang merupakan bagian dari Phylum Arthopoda dapat dijadikan solusi pemanfaatan dalam bidang pendidikan maupun dalam berbagi pihak. Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas mengingat bahwa ordo Decapoda sangat berperan penting dalam ekosistem perairan, serta pentingnya penelitian mengenai ordo Decpoda di Pulau Poteran yang belum pernah dilakukan penelitian maka perlu dilkukan penelitian sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran kekayaan ordo Decapoda yang ada di Pulau Poteran serta pemanfaatannya, maka dilakukan peneltian dengan judul : “Identifikasi KeanekaragamanDecapoda di Pantai Taman Pulau Poteran, Kepulauan Madura, Sebagai Sumber Belajar Biologi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai beriku : 1. Jenis-jenis Decapoda apa yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran?


(3)

2. Bagiamana keanekaragaman Decapoda di Pantai Taman Pulau Poteran? 3. Apa bentuk pemanfaatan dari hasil penelitian identifikasi Decapoda yang

ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian sebagai beriku : 1. Mengetahui Jenis Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau

Poteran

2. Mengetahui keanekaragaman Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran.

3. Memanfaatkan hasil penelitian identifikasi Jenis-jenis Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran sebagi sumber belajar biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai salah satu data serta informasi tentang keanekaragaman jenis Decapoda di Pantau Taman Pulau Poteran. 2. Bagi Pendidikan

Manfaaat bagi pendidikan adalah sebagai alternatif sumber belajar biologi , dimana dari hasil identifikasi ini akan dimafaatkan sebagai sumber belajar berupa media poster dan buku.


(4)

3. Bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat mengetahui jenis-jenis decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulau Poteran, juga dapat menambah pengalaman dan pengaetahuan terkait penelitian tersebut.

1.5 Definisi Istilah

Untuk menghindari timbulnya pengertian ganda maka penulis perlu memberikan definisi istilah sebagai berikut :

1. Identifikasi

Merupakan pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang atau benda sehingga dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan acuan yang telah ditetapkan, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi dapat mengetahui identitas seseorang atau suatu benda dan dengan identitas tersebut dapat mengenal seseorang dengan membedakan dari lain (Simpson, 2006). Pada penelitian ini identifikasi dimaksudkan menentukan nama jenis dan klasifikasi Ordo Decapoda yang ditemukan berdasarkan ciri yang dimiliki.

2. Keanekaragaman

Merupakan kelimpahan berbagai jenis yang meliputi jumlah maupun frekuensi dari ekosistem, spesies, maupun gen disuatu daerah. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies sama dan hampir sama. Sebaliknya jka suatu komunitas disusun oleh sedikit spesies


(5)

dan jika hanya sedikit spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah (Umar, 2011). Pada penelitian ini keanekaragaman yang dimaksud adalah banyaknya jenis spesies Decapoda yang ditemukan di Pantai Taman Pulai Poteran.

3. Decapoda

Decapoda merupakan salah satu ordo dari kelas Crustacea merupakan phylum Arthropoda yang paling banyak ditemukan spesiesnya (Jasin 1984). Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh.

4. Sumber Belajar

semua jenis sumber yang ada di sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar (Asyhar,2012).

5. Biologi

Ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan).

1.6 Batasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya mengidentifikasi spesies atau jenis Decapoda yang ditemukan di daerah pasang surut Pantai Taman Pulau Poteran Kabupaten Sumenep Kepulauan Madura, dan akan di identifikasi dengan teknik indentifikasi Oemardjati, S. (1990) yaitu bisa dilakukan dengan 5 kegiatan


(6)

yaitu menggunakan kunci identifikasi, deskripsi berdasarkan literatur, specimen pembanding, foto atau gambar serta institusi yang berkompenten. 2. Daerah studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daerah pasang surut

maksimal yang berada di pantai Taman Pulau Poteran yaitu ± 100 m. Pada derah pengamatan dibuat 4 stasiun dalam 1 stasiun terdiri dari 4 transek atau plot. Setiap transek atau plot berkuran 10x10 m2.

3. Pengukuran lingkungan abiotik dalam penelitian ini meliputi suhu air laut, pH air laut, salinitas, dan jenis substrat.

4. Pemanfaatan sebagi sumber belajar berupa buku dan poster :

a. Buku dengan judul “Keanekaragaman Ordo Decapoda di Pulau Poteran-Kepulauan Madura” , yang berisikan foto decapoda hasil penelitian, deskripsi ciri, nama family dan nama spesies, ukuran buku A5 (lebar 14,5 cm x panjang 20 cm).

b. Poster dengan judul : “Keanekaragamn Ordo Decapoda Pulau Poteran-Madura, yang berukuran A3 (lebar 29,7 cm x panjang 42,0 cm ), yang berisi gambar-gambar dengan nama family dan nama spesies.