Jawa Barat Rasio Harga Input Terhadap Harga Jagung di Jawa Timur dan Jawa

demikian dapat diketahui bahwa upah tenaga kerja besarannya secara rata-rata enam kali diatas harga jagung.

5.4.2. Jawa Barat

Di Provinsi Jawa Barat, perkembangan rasio harga input terhadap harga jagung di di sajikan pada Tabel 7. Rasio harga input benih terhadap harga jagung pada kurun waktu 1985-2009 mengalami peningkatan sebesar 6.44 persen per tahun. Rasio harga tersebut berkisar antara 1.24 – 11.71. Rasio harga ini meningkat pesat sejak tahun 2005 6.45, dan pada tahun 2009 sebesar 11.71. Hal ini menunjukkan bahwa harga input benih meningkat lebih tinggi dibanding dengan harga output. Untuk rasio harga input pupuk urea dan TSP terhadap harga jagung peningkatannya pada kurun waktu 1985-2009 masing-masing sebesar 3.11 dan 3.87 persen per tahun. Rasio harga pupuk juga relatif lebih kecil dibanding dengan rasio harga benih. Hal ini mengingat harga pupuk urea dan TSP masih disubsidi pemerintah. Rasio harga pupuk urea terhadap harga jagung secara umum masih dibawah satu sampai sekitar tahun 1996, dan setelah itu kecenderungannya selalu diatas satu. Sementara untuk rasio harga pupuk TSP, secara umum masih dibawah satu sampai sekitar tahun 1991, dan setelah itu kecenderungannya selalu diatas satu. Meskipun harga pupuk urea dan TSP masih disubsidi, akan tetapi harga eceran tertinggi HET senantiasa ditingkatkan sesuai subsidi yang dialokasikan pemerintah. Tabel 6. Rasio Harga Input terhadap Harga Jagung di Provinsi Jawa Timur, Tahun 1985-2009 Tahun Benih Urea TSP Tenaga Kerja 1985 1.41 0.76 0.78 6.15 1986 1.60 0.81 0.80 6.29 1987 1.71 0.78 0.77 5.72 1988 2.11 0.78 0.84 6.04 1989 2.22 0.95 0.99 6.04 1990 1.74 1.13 1.23 5.85 1991 2.23 0.97 1.08 6.06 1992 1.51 0.68 0.77 4.47 1993 2.34 1.13 1.37 7.96 1994 2.21 1.00 1.18 7.56 1995 2.43 0.91 1.24 7.45 1996 2.56 1.01 1.27 7.60 1997 2.28 0.73 1.45 5.15 1998 2.76 1.16 1.54 5.29 1999 2.42 1.07 1.38 5.29 2000 3.40 1.19 1.59 6.83 2001 3.51 1.05 1.34 5.99 2002 4.68 1.16 1.46 6.90 2003 6.00 1.20 1.75 7.18 2004 6.53 1.30 1.76 6.94 2005 8.14 1.11 2.48 7.24 2006 7.40 1.06 2.54 9.06 2007 7.29 0.98 0.95 9.11 2008 7.01 1.00 1.11 7.72 2009 7.26 1.01 1.20 8.25 Rata-rata 3.71 1.00 1.31 6.72 Perkembangan thn 1985-1998 3.79 1.74 5.12 0.55 1998-2000 11.21 1.47 1.69 13.23 1998-2009 9.38 -1.19 -0.34 4.23 1985-2009 7.48 1.27 2.95 1.39 Sumber: Struktur Ongkos Usahatani Jagung BPS, 1985-2009; Pusdatin- Kementan, 2005-2007; dan Dinas Pertanian Jawa Timur, 2001- 2009 diolah Selanjutnya untuk rasio upah tenaga kerja terhadap harga jagung dalam kurun waktu 1985-2009 mengalami peningkatan sebesar 3.08 persen pertahun. Hal yang menarik adalah bahwa rasio harga secara rata-rata diatas tujuh. Dengan demikian upah tenaga kerja besarannya secara rata-rata tujuh kali diatas harga jagung. Rasio upah tenaga kerja meningkat pesat sejak tahun 2003 10.83, dan pada tahun 2009 mencapai 9.38. Tabel 7. Rasio Harga Input terhadap Harga Jagung di Provinsi Jawa Barat, Tahun 1985-2009 Tahun Benih Urea TSP Tenaga Kerja 1985 1.61 0.65 0.63 4.83 1986 1.44 0.58 0.58 4.71 1987 1.24 0.67 0.68 5.03 1988 1.96 0.73 0.72 5.60 1989 3.74 0.89 0.92 6.03 1990 2.72 1.05 1.09 6.10 1991 2.29 0.80 0.89 5.06 1992 2.92 0.97 1.10 6.44 1993 3.94 1.00 1.12 7.35 1994 4.95 1.05 1.27 8.50 1995 3.92 0.92 1.25 7.28 1996 3.08 0.86 1.00 5.81 1997 3.55 1.16 1.26 5.26 1998 4.81 1.78 2.49 6.28 1999 3.62 1.28 1.83 5.50 2000 3.32 1.37 1.40 7.07 2001 2.79 1.19 1.30 6.61 2002 3.07 1.21 1.25 7.08 2003 3.74 1.66 1.93 10.83 2004 1.98 1.34 1.60 8.29 2005 6.45 1.21 1.54 8.61 2006 6.43 1.16 1.46 11.27 2007 8.88 1.39 1.70 11.79 2008 9.91 1.36 1.88 9.43 2009 11.71 1.57 1.93 9.38 rata-rata 4.16 1.11 1.31 7.21 Perkembangan thn 1985-1998 7.71 5.84 8.24 2.24 1998-2000 -19.13 -13.96 -28.42 6.29 1998-2009 12.45 -0.48 -0.47 5.25 1985-2009 6.44 3.11 3.87 3.08 Sumber: Struktur Ongkos Usahatani Jagung BPS, 1985-2009; Pusdatin- Kementan, 2005-2007; dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat, 2001-2009 diolah 5.5. Keuntungan Usahatani Jagung di Jawa Timur dan Jawa Barat 5.5.1.