Pengaruh impor terhadap kurs

2.6.3. Pengaruh impor terhadap kurs

Menurut pendekatan Keynes dalam Joseph, dkk 1999 bahwa peningkatan impor akan meningkatkan permintaan valuta asing guna membiayai impor tersebut, hal ini pada gilirannya akan menyebabkan tekanan depresiasi rupiah. Menurut Nachrowi dan Usman 2006:443, semakin tinggi impor maka akan semakin tinggi permintaan terhadap dollar Amerika, sehingga kurs rupiah akan terdepresiasi. Menurut Miskhin 2008:115, meningkatnya permintaan untuk impor akan menyebabkan mata uang domestik melemah. Jika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspornya atau dalam arti nilai impor tinggi, maka mata uang negara tersebut akan mengalami depresiasi. Untuk mengimpor dan juga untuk memperoleh bantuan berupa utang dengan pihak luar negeri, dibutuhkan suatu valuta asing khususnya dollar AS Sanusi, 2004:81. Jika harga rupiah tinggi maka, dibutuhkan lebih banyak mata uang AS untuk memperoleh uang rupiah dan barang-barang buatan AS menjadi lebih murah, apabila harganya dinyatakan dalam rupiah. Keadaan ini akan mendorong negara Indonesia untuk mengimpor lebih banyak dari AS. Oleh karena itu, permintaan mata uang AS akan bertambah dan untuk memperolehnya mereka harus menjual lebih banyak mata uang rupiah. Apabila barang AS menjadi lebih mahal, keinginan penduduk Indonesia untuk mengimpor dari AS menjadi berkurang. Hal ini akan menurunkan penawaran mata uang rupiah kepada penduduk AS. Kenaikan impor akan menaikkan permintaan valuta asing. Menurut Faisal 2001:32, semakin banyak barang dan jasa-jasa yang diminta dari negara AS harga mata uang dollar AS akan cenderung meningkat dan semakin banyak permintaan negara Indonesia akan barang dan jasa negara AS maka harga mata uang rupiah akan cenderung menurun. Jadi semakin naiknya impor akan menyebabkan kurs naik yaitu nilai mata uang rupiahdollar AS mengalami depresiasi.

2.6.4. Pengaruh ekspor terhadap kurs