Koefisien determinasi R Pengaruh JUB, Suku bunga SBI, Impor, Ekspor terhadap Kurs rupiahdollar AS

sebesar 0,000 sig 0,05 sehingga H ditolak dan H a diterima. Artinya bahwa ekspor secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kurs rupiahdollar AS.

3. Koefisien determinasi R

2 Nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan kemampuan variabel X dalam menjelaskan variabel Y. Berdasarkan output Eviews 6 yang nampak pada Tabel 4.6. Nilai adjustment koefisien determinasi R 2 sebesar 0,707. Hal ini mengandung arti bahwa kemampuan variabel X jumlah uang beredar, suku bunga SBI, impor, ekspor dalam menjelaskan variabel Y kurs rupiah dollar AS adalah sebesar 70,7 dan sisanya sebesar 29,3 dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diteliti. Nilai R 2 untuk kurs rupiah dollar AS yang besar akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi kurs rupiah dollar AS pada periode Januari 2006 sampai Maret 2010.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisis nilai koefisien masing-masing variabel yang besarnya berbeda-beda. Pada nilai koefisien jumlah uang beredar paling besar mempengaruhi kurs dibanding nilai koefisien variabel yang lain. Hal ini dikarenakan proses transaksi dan kebutuhan masyarakat semakin bertambah sehingga Bank Indonesia meningkatkan jumlah uang beredar, karena makin banyak transaksi maka makin banyak uang yang diperlukan. Terbukti berdasarkan data dari BI selama periode penelitian jumlah uang beredar selalu meningkat. Semakin banyak jumlah uang yang beredar maka kurs rupiah akan terdepresiasi. Untuk mampu mengekspor, suatu negara harus mampu menghasilkan barang dan jasa yang dapat bersaing di pasaran internasional dan perlu kurs valuta asing untuk melakukan kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor dapat terhambat jika keadaan ekonomi suatu negara terganggu sehingga mengakibatkan ekspor turun dan impor akan meningkat. Nilai koefisien impor paling kecil pengaruhnya terhadap kurs dibanding nilai koefisien variabel yang lain karena pada periode penelitian terjadi penurunan permintaan negara Indonesia seiring dengan perlambatan ekonomi Indonesia Berdasarkan grafik 4.6 terlihat bahwa pergerakan semua variabel saling berfluktuatif. Nilai impor yang meningkat dan nilai ekspor yang menurun akan mengakibatkan rupiah terdepresiasi. Pada saat terjadinya krisis keuangan global yaitu November 2008, kurs rupiah mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp.12.151,- yang berarti rupiah mengalami depresiasi sehingga ekspor dan impor mengalami