Pasar Halal Dunia GAMBARAN BISNIS HALAL GLOBAL

63 Keterangan : Warna hijau merupakan negara anggota OIC. Gambar 21. Negara-negara Konferensi Islam Hashim, 2008 Selain di negara-negara Islam seperti yang digambarkan pada Gambar 22 di atas, pasar halal di Eropa juga berkembang dengan cukup signifikan. Jumlah penduduk muslim berjumlah sekitar 50 juta jiwa dengan kemampuan ekonomi yang cukup baik memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap daging halal. Ketertarikan terhadap produk halal juag telah meluas hingga kalangan non- muslim. Perkembangan produk halal di Eropa diindikasikan dengan kesediaan supermarket besar di Eropa mengambil peluang bisnis pada produk halal lain selain daging sapi, ayam, dan kambing. Produk halal lain yang ditingkatkan penjualannya meliputi produk-produk pangan olahan kemasan, makanan siap saji, makanan ringan, minuman, produk toileteries, kosmetik dan produk-produk kesehatan. Kondisi agroindustri halal saat ini diindikasikan dengan membanjirnya hasil pertanian dan hasil pengolahan pertanian impor di pasar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produksi nasional kemungkinan besar masih kurang dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Pada dasarnya sektor agroindustri halal dan pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem industri yang kuat dan 43 53 52 33 31 32 34 35 30 28 29 38 39 45 37 36 40 41 42 25 26 27 11 48 18 44 47 49 50 51 46 12 10 21 22 23 24 4 9 13 17 14 15 19 20 3 5 6 7 1 2 8 56 54 16 55 57 1. Kazakhstan 2. Uzbekistan 3. Turkmenistan 4. Iran 5. Pakistan 6. Afghanistan 7. Tajikistan 8. Kyrghyzstan 9. Azerbaijan 10. Turkey 11. Albania 12. Iraq 13. Kuwait 14. Bahrain 15. Qatar 16. Maldives 17. Saudi Arabia 18. Yemen 19. UAE 20. Oman 21. Syria 22. Lebanon 23. Jordan 24. Palestine 25. Egypt 26. Libya 27. Tunisia 28. Algeria 29. Morocco 30. Mauritania 31. Senegal 32. Gambia 33. Guinea-Bissau 34. Guinea 35. Sierra Leone 36. Mali 37. Burkina Faso 38. Cote dIvoire 39. Togo 40. Benin LEGEND :  Map 2.1 : OIC Member Countries 41. Nigeria 42. Niger 43. Cameroon 44. Chad 45. Gabon 46. Sudan 47. Uganda 48. Somalia 49. Djibouti 50. Mozambique 51. Comoros 52. Suriname 53. Guyana 54. Bangladesh 55. Malaysia 56. Brunei Darussalam 57. Indonesia OIC Member Countries 64 kompleks. Hal ini yang menyebabkan timbulnya permasalahan dalam perancangan suatu kebijakan pengembangannya. Selain itu hal tersebut, yang juga menyebabkan permasalahan dalam perancangan suatu kebijakan adalah karena hubungan antar komponen penyusun suatu sistem industri seperti sektor pasar, sektor ekonomi, sektor tenaga kerja dan sektor produksi selalu berubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian, diperlukan adanya suatu strategi yang mampu diimplementasikan sebagai alat bantu untuk mencapai pengembangan agroindustri halal secara terintegrasi. Dari tahun ke tahun nilai pasar halal menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Besarnya pangsa pasar produk halal telah mencapai 16 persen dari pasar produk makanan dunia. Tabel 9 berikut menggambarkan perkembangan nilai dari pasar produk halal global. Tabel 9. Nilai Pasar Halal Global Nilai Pasar halal World Halal Forum , 2010 Global Per Tahun 2004 2005 2009 2010 p USD ‘000,000 587,2 596,1 634,6 641,5 1. Afrika 136,9 139,5 150,3 153,4 2. Asia 369,6 375,8 400,1 406,1 - Negara-negara Teluk 38,4 39,5 43,8 44,7 - Indonesia 72,9 73,9 77,6 78,5 - China 18,5 18,9 20,8 21,2 - India 21,8 22,1 23,6 24,0 - Malaysia 6,6 6,9 8,2 8,4 3. Eropa 64,3 64,4 66,6 67,0 - Perancis 16,4 16,5 17,4 17,6 - Rusia 20,7 20,8 21,7 21,9 - Inggris 3,4 3,5 4,1 4,2 4. Australasia 1,1 1,1 1,5 1,6 5. Amerika 15,3 15,5 16,1 16,2 - Amerika Serikat 12,3 12,5 12,9 13,1 - Kanada 1,4 1,5 1,8 1,9 65 Pada Tabel 9 di atas jika dihitung presentasenya, maka sebanyak 63 persen produk halal global dibelanjakan di pasar Asia, 23,8 persen di kawasan Afrika, 10,2 persen di kawasan Eropa dan sisanya di Amerika dan Oseania. Pasar halal dunia saat ini mencapai USD 634 Miliar World Halal Forum, 2009. Pangsa pasar produk halal terbesar terdapat di Asia, diikuti oleh Afrika, Eropa dan Amerika seperti diperlihatkan pada Gambar 22. Selain itu, para pelaku bisnis global seperti Nestle, KFC, Mc Donald’s, Coca Cola, Pizza Hut dan lain-lain juga sudah terlibat dalam bisnis global seperti yang diperlihatkan pada Tabel 10 berikut: Gambar 22. Tren Peningkatan Pasar Halal Dunia World Halal Forum, 2010 Tabel 10. Perusahaan Besar Dunia yang Sudah Terlibat Dalam Bisnis Halal Global Kassim, 2010 No. Perusahaan Keterangan 1 Nestle Perusahaan manufaktur makanan dan minuman terbesar dunia. 2 McDonalds Restoran cepat saji paling populer di dunia. 3 Kentucky Fried Chicken Perusaahaan dengan integrasi rantai pasok peternakan ayam terbesar di dunia. 4 Tesco Carrefour Perusahaan ritel nomor satu dan dua dunia. 5 Port Rotterdam Pelabuhan terbesar di Eropa dan nomer tiga di dunia. 6 MISC Perusahaan perkapalan terbesar kedua di dunia. 7 CIMB Perusahaan keuangan terbesar di Asia Tenggara. 8 Allanasons Eksportir sapi terbesar India. 9 Al-Islami Produsen produk halal terbesar UAE. Total 1, Afrika 2, Asia 3, Eropa 4, Australasia 5, Amerika 2004 587,2 136,9 369,6 64,3 1,1 15,3 2005 596,1 139,5 375,8 64,4 1,1 15,5 2009 634,6 150,3 400,1 66,6 1,5 16,1 2010 p 641,5 153,4 406,1 67 1,6 16,2 100 200 300 400 500 600 700 U S D ‘

000, 000

66 Gejala perkembangan pasar halal secara global saat ini didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya mutu dan keamanan produk yang dikonsumsinya. Selain itu terdapat pula pergeseran persepsi konsumen atas konsepsi halal yang tidak lagi dipertimbangkan murni hanya karena masalah keagamaan, melainkan menjadi simbol global untuk jaminan mutu dan pilihan gaya hidup. Salah satu peristiwa penting yang menjadi tonggak penting bagi tumbuhnya pasar halal dunia salah satunya adalah pada saat terjadinya beberapa peristiwa internasional, terutama yang menyangku t isu penyakit global seperti flu burung dan penyakit sapi gila. Dari rangkaian peristiwa di atas konsumen global disadarkan akan pentingnya jaminan keamanan produk yang dikonsumsinya. halal yang mengakomodasi kebutuhan konsumen mulai diakui sebagai tolok ukur baru untuk keamanan yang kemudian berkembang menjadi arena pasar yang paling menguntungkan dan berpengaruh. Isu-su dan peristiwa internasional yang terkait keamanan, kebersihan dan jaminan mutu produk telah membangkitkan kesadaran konsumen menjadikan hal tersebut tidak dapat ditoleransi lagi. Rangkaian peristiwa-peristiwa geopolitik, masalah kepentingan umum, makanan yang sehat dan aman serta permintaan konsumen secara keseluruhan telah mendorong isu halal sebagai isu utama mutu, harga produk dan preferensi konsumen dan produsen di seluruh dunia. Negara-negara eksportir produk halal raksasa dunia didominasi oleh negara-negara non-muslim. Negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Kananda, Australia dan Selandia Baru adalah negara-negara pengekspor produk halal yang memiliki orientasi yang tinggi terhadap mutu, sedangkan Brazil, India, China dan Russia merupakan negara-negara eksportir produk halal raksasa dunia yang berorientasi pada harga yang rendah Dahlan, 2009.

4.2. Kemajuan Agroindustri halal Global

Bercermin pada tuntutan masyarakat konsumen dan kondisi perdagangan internasional saat ini, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia perlu segera mengembangkan strategi untuk menyelamatkan pasar dalam negerinya, sekaligus memberikan kesempatan untuk membangun kemampuan 67 bersaing terhadap produk halal global seperti yang sedang dilakukan oleh negara- negara lain khususnya negara-negara anggota ASEAN. Jika diamati kemajuan agroindustri halal saat ini, beberapa negara tengah menyiapkan berbagai strategi penguasaan pasar halal. Di Asia terdapat Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Thailand dan Singapura. Di wilayah Eropa, pengembangan produk halal dilakukan sebagai strategi menghadapi tantangan globalisasi seiring dengan diberlakukannya sistem pasar bebas seperti yang berlaku dalam kerangka ASEAN Free Trade Area AFTA, North American Free Trade Agreement NAFTA, China-ASEAN Free Trade Area C-AFTA , Masyarakat Ekonomi Eropa MEE, dan Organisasi Perdagangan Internasional WTO. Bagi Indonesia, pengembangan bisnis halal berpeluang untuk dikembangkan sebagai strategi dalam menghadapi persaingan dalam kerangka China-ASEAN Free Trade Agreemet C-AFTA yang telah berlangsung mulai tahun 2010. Dalam kerangka perdagangan C-AFTA, halal dapat dijadikan penyeleksi bagi produk-produk yang masuk ke dalam pasar Indonesia sehingga dapat melindungi pasar domestik dari produk-produk impor sebagai non-tariff barier . Dalam penyususan strategi pengembangan produk halal, maka diuraikan perkembangan agroindustri halal di beberapa wilayah dunia.

4.2.1. Asia

Asia pada tahun 2010 berpenduduk Muslim terbesar dengan total 1.148.173.347 jiwa dan merupakan 69,38 persen dari total penduduk Muslim dunia. Asia merupakan pangsa pasar terbesar produk halal dunia. Jika dibandingkan dengan produk makanan secara umum Asia menghabiskan 35 persen pangsa pasar makanan dunia, disusul oleh kawasan Eropa sebanyak 29,7 persen dan Amerika 26,8 persen . Di wilayah Asia, penduduk Asia menghabiskan 63,3 persen pangsa produk halal dunia dengan nilai USD 410 juta pada tahun 2010 Kettani, 2010. Negara-negara yang dengan potensi pasar halal terbesar diperlihatkan pada Gambar 23. 68 Gambar 23. Potensi Pasar Halal Terbesar Di Asia World Halal Forum, 2010 Secara berturut-turut pasar halal terbesar di Asia adalah Indonesia USD 78,5 juta, negara-negara Arab USD 44,7 juta, India USD 24 juta, China USD 21,2 juta dan Malaysia USD 8,4 juta. Dengan data di atas diketahui bahwa Indonesia merupakan sasaran bagi negara-negara produsen produk halal yang ingin memasarkan produk halalnya World Halal Forum, 2010. Walaupun Asia adalah pangsa pasar produk halal yang besar, namun penduduknya memiliki rata-rata pendapatan per kapita yang tidak begitu tinggi. Kondisi di atas berimbas pada konsumsi pangan total-nya yang lebih rendah dibandingkan dengan kawasan lain. Sebagai contoh, negara-negara penduduk padat seperti India dan Pakistan memiliki pendapatan relatif rendah dan juga menunjukkan konsumsi protein per kapita yang jauh lebih rendah. Dengan berbagai permasalahannya negara-negara Asia mulai menyadari bahwa pangsa pasar produk halal adalah potensi ekonomi yang besar yang layak dikembangkan. Hal ini disadari terutama oleh negara-negara di Asia Tenggara, Timur Tengah bahkan oleh negara-negara di Kawasan Asia Selatan. Di kawasan Asia Selatan, yakni di India meskipun Muslim adalah penduduk minoritas dengan presentasi sebanyak 13 persen dari 1,15 Miliar jiwa, pemerintahannya sedang berusaha mendapatkan pengakuan internasional melalui pencapaian HACCP, ISO dan sertifikasi halal bagi agroindustri yang dikembangkannya melalui berbagai insentif yang menarik dunia usaha. Beberapa eksportir India yang berkembang pesat diantaranya adalah Allanasons, Hind Agro, Al-Kabir, Arab Export, MK dan Amroon Foods Karim, 2008. Indonesia Negara- Negara Arab India China Malaysia Potensi 78,5 44,7 24 21,2 8,4 10 20 30 40 50 60 70 80 90 N il ai P e n ju al an d al am J u ta US D