PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

DI KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :

Azizah Octoerina Hsb 4101111008

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

Jadul Skripll : Penerapan Model Pembelajaran

Think-Talk-W'*'

"-~

~

Meningkaabn Komunikasi Matematika di

KeiM

VII

8MP Negeri 17 Medan Talapn Ajaran 1014/1015

Nama : Azizab Oetoerina Hsb

NIM

:4101111008

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika

FMIP A UNIMED

Dekan,

Tanggal Lulus

D

N

Mengetahui:

: 15 Januari 2015

Jurusan Matematika

Ketua,

Dr.

dy Surya, M.Si


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think-Talk-Write Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika di Kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2014/2015”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Bapak Dr. Syafari, M.Pd, Bapak Mulyono, S.si, M.Si, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pelan Tarigan selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 17 Medan, Ibu Maryunah, S.Pd selaku PKS SMP Negeri 17 Medan yang telah banyak membantu selapa penelitian berlangsung, Ibu Elpi Dahniar, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 17 Medan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 17 Medan yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Abu Awan Hsb dan Ibunda Rosbani Lubis serta untuk kakak tersayang Salmia Hsb, SKM dan Deli Wartaty Hsb, S.Pd, adikku Indah Sabrina Hsb dan Munawir Siddik Hsb yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Chairul Riva’i, S.Pd, Andika Sura Prasetia, Amp, Dinar Kristina Lubis, S.Pd, Dian


(4)

v

Bastian, Abdurrohman Lubis, Damayanti Kusuma Wardani, S.Pd, Afifah Zahra Oktaviani, S.Pd, Syahmidun, S.Pd, Betty Rumondang, S.Pd, Fathul Jannah, S.Pd yang selama ini menjadi sahabat yang luar biasa bagi penulis serta rekan–rekan seperjuangan kelas DIK A Matematika 2010 yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dan terima kasih juga buat teman spesial Chairul Riva’i, S.Pd yang telah banyak membantu dan memberikan semangat kepada penulis dan untuk semua sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2015 Penulis,

Azizah Octoerina Hsb NIM. 4101111008


(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

DI KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Azizah Octoerina Hsb

(NIM : 4101111008)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui bagaimana Strategi penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dapat meningkatkan komunikai matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan, (2) Mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan, (3) mengetahui bagaimana peningkatan komunikasi matematika siswa siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan setelah diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bilangan bulat. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VII-7 SMP Negeri 17 Medan yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika melalui penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bilangan bulat di kelas VII-7 SMP Negeri 17 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Pada pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan komunikasi matematika I diperoleh 17 siswa (53,125%) dari 32 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  2,66). Setelah tindakan II, melalui pemberian tes komunikasi matematika II diperoleh 28 siswa (87,50%) dari 32 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  2,66). Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 34,37%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi.

Pada pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan komunikasi matematika siswa untuk setiap indikator pada siklus I : Pada aspek menulis/menjelaskan skor rata-rata siswa 2,625 (kategori sedang), pada aspek menggambar skor rata-rata siswa 2,95 (kategori sedang). Pada aspek representasi skor rata-rata siswa 2,29 (kategori sangat rendah). Dan pada siklus II terjadi peningkatan seperti berikut : Pada aspek menulis/menjelaskan, skor rata-rata 2,9 (kategori sedang), Pada aspek menggambar skor rata-rata siswa 2,9 (kategori sedang), Pada aspek representasi skor rata-rata siswa 2,5(kategori randah).

Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan komunikasi matematika siswa meningkat dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write pada materi bilangan bulat di kelas VII-7 SMP Negeri 17 medan T.A 2014/2015.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 7

1.2.Identifikasi Masalah 8

1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 8

1.5.Tujuan Penelitian 9

1.6.Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1.Kerangka Teoritis 10

2.1.1.Komunikasi Matematika 10

2.1.1.1Pengertian Komunikasi 10

2.1.1.2Komunikasi matematika 11

2.1.2.Belajar 17

2.1.3.Hasil Belajar 19

2.1.4.Aktivitas Belajar 20

2.1.5.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write 22

2.1.5.1Pembelajaran Kooperatif 23

2.1.5.2Model Pembelajaran Think-Talk-Write 24 2.1.5.3Hubungan Komunikasi Matematika dengan Model


(7)

vii

2.1.6.Materi Pembelajaran 27

2.1.6.1Bilangan Bulat 27

2.1.6.2Operasi Hitunga Pada Bilangan Bulat 29 2.1.6.3Invers Jumlah atau Lawan Suatu Bilangan 30 2.1.6.4Sifat-sifat Penjumlahan Bilangan Bulat 31 2.1.6.5Pengurangan Bilangan Bulat dan Sifatnya 32

2.2.Kerangka Konseptual 34

2.3.Hipotesis Tindakan 35

BAB III METODE PENELITIAN 36

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.2.Subjek dan Objek Penelitian 36

3.2.1 Subjek Penelitian 36

3.2.2 Objek Penelitian 36

3.3.Jenis Penelitian 36

3.4.Defenisi Operasional 36

3.5.Prosedur Penelitian 37

3.5.1.Siklus I 38

3.5.1.1. Permasalahan I 38

3.5.1.2. Perencanaan Tindakan I 38

3.5.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 39

3.5.1.4. Observasi 39

3.5.1.5. Analisi Data I 40

3.5.1.6. Refleksi I 40

3.5.2 Siklus II 40

3.6.Instrumen dan Alat Pengumpulan Data 42 3.6.1.Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 43

3.6.2.Observasi 43

3.7.Teknik Analisis Data 44

3.7.1.Reduksi Data 44


(8)

viii

3.7.3.Penarik Kesimpulan 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48

4.1.Hasil Penelitian 48

4.1.1.Siklus I 48

4.1.2.Siklus II 67

4.2.Temuan Penelitian 78

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian 80

4.4.Penelitian Yang Relevan 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 83

5.1.Kesimpulan 83

5.2.Saran 84


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Indikator Komunikasi Matematika Siswa 13 Tabel 2.2. Rubrik Penskoran Komunikasi Matematika Siswa 16 Tabel 2.3. Hubungan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dengan

kemampuan komunikasi matematika siswa 28

Tabel 3.1. Siklus penelitian dengan model Think-Talk-Write 41 Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 43 Tabel 3.3. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap 45 Tabel 3.4. Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematika 45

Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Observasi 47

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 49

Tabel 4.2. Data Kesalahan Siswa 50

Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan

Komunikasi Matematika I 60

Tabel 4.4. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika I 62

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman gambar 1.1 Letak Kesalahan Siswa Soal No. 1 5 Gambar 1.2 Letak Kesalahan Siswa Soal No.2 5 Gambar 2.1 Alur Pembelajaran Think-Talk-Write 25 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas 41 Gambar 4.1 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Tes Awal 49

Gambar 4.2 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 61 Gambar 4.3 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 88 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 103

Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Awal 113

Lampiran 4 Kisi-kis Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 114 Lampiran 5 Kisi-kis Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 115

Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Awal 116

Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika I 119

Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika II 125

Lampiran 9 Tes Awal 131

Lampiran 10 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 132 Lampiran 11 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 133 Lampiran 12 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I 134 Lampiran 13 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 141 Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 148 Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Kemampuan Komunikasi

Matematika I 150

Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Kemampuan Komunikasi

Matematika II 154

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran 157 Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I 158 Lampiran 19 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 160 Lampiran 20 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II 162 Lampiran 21 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 164 Lampiran 22 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 166 Lampiran 23 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Kemampuan

Komunikasi Matematika I 167

Lampiran 24 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 168 Lampiran 25 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Tiap Indikator Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II 169


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan besar dalam perkembangan teknologi modern dan terus berkembang dari zaman ke zaman. Peranan yang sangat besar itu telah hampir dirasakan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap kegiatan manusia yang kerap sekali terkait dengan matematika. Seiring dengan perkembangan IPTEK yang bergerak secara dinamis, tentu mengakibatkan perlunya suatu tuntutan kepada matematika untuk mengikuti gerak dinamis tersebut. Hal ini dikarenakan ilmu matematika adalah salah satu imu mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat diperlukan perkembangan teknologi pada saat ini.

Di dalam penerapannya, seringkali matematika yang diajarkan kepada siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara eksplorasi matematika Rusffendi (dalam Ansari,2009:2). Oleh karena itu kondisi pembelajaran didalam kelas membuat siswa menjadi pasif. Salah satu cara yang sering dipakai seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah metode ekspositori, dimana proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru ke siswa. Metode inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar, karena siswa belajar dengan cara monoton. Brooks & Brooks (dalam Ansari,2009:2) menamapkan pembelajaran seperti pola ini sebagai konvensional, karena suasana kelas masih didominasi guru dan menitik beratkan pembelajaran pada keterampilan tingkat rendah.

Pembelajaran konvensional ini menekankan pada latihan mengerjakan soal dengan mengulang prosedur serta lebih banyak menggunakan rumus atau algoritma tetentu. Paling tidak ada dua akibat dalam pembelajaran ini, pertama, siswa kurang aktif dalam pola pembelajaran, karena kurang menanamkan konsep


(13)

2

sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan latihan soal, mereka kebingungan karena tidak tahu mulai dari mana mereka bekerja.

Kurangnya siswa memahami konsep dan penguasaan materi, strategi belajar yang kurang tepat dan kurangnya kemampuan komunikasi matematika merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Kenyataannya menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang mau bertanya kepada teman maupun guru untuk mengatasi kesulitannya.

Oleh karena peranan matematika yang sangat besar, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat meningktkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang meningkat ini akan menjadi komunikasi matematika dari siwa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.

Akan tetapi kenyataan yang ditemukan dilapangan adalah bahwa masih sering terjadi kritikan dan sorotan tentang rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat yang ditunjuk pada lembaga pendidikan, maupun para pengajar pendididkan terutama pada guru matematika. Seperti yang diungkapkan oleh Crockfot (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) bahwa :

matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalau digunakan dalm segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran dan keruangan; (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Perkembangan IPTEK saat ini telah memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai belahan dunia. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat, peranan matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterpkan dalam berbagai kehidupan menjadi


(14)

3

sangat penting. Pola pikiran matematika selalu menjadi andalan dalam mengembangkan pengetahuan tersebut.

Setiap individu dapat memanfaatkan matematika untuk memperoleh kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan tertentu, untuk mengembangkan cara berfikir dan membentuk sikap. Ruseffendi menyatakan bahwa : “matematika penting sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap”. Oleh karena itu pendidikan matematika sebagai bagian internal dalam kurikulum sekolah memiliki potensi besar untuk meningkatkan peran startegis dalam menyiapkan SDM yang handal maupun bertahan secara global.

Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika kurang menggembirakan. Seperti yang dikatakan Fauzy (2013) lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika. Bahkan materi matematika yang diajarka jauh dari konteks dunia nyata. Sebagai ilmu pasti, matematika justru memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan manusia, bukan hanya teori.

Selanjutnya Palling (dalam Abdurrahman, 2009:252) mengemukakan bahwa “matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah pemikiran dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”.

Oleh karena itu, diperlukan penguatan peran matematika dan pendidikan matematika, yaitu tentang perencanaan kegiatan pembelajarannya. Terutama kualitas pengajarannya, tiap guru matematika harus diberi pelatihan dan pengenalan model, metode serta pendekatan pembelajaran yang baik dan benar demi mencapai hasil belajar matematika yang baik pula.


(15)

4

Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh data bahwa sebagian besar siswa dapat menyelesaikan soal tetapi tidak dapat menjelaskan jawaban yang mereka berikan. Sebagian besar siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang sudah ada contoh penyelesaiannya, siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang diberikan guru pada contoh soal. Namun ketika sedikit dirubah maka siswa akan mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut, terutama pada saat ada soal cerita, mereka akan sulit mengetahui apa yang diketahui dan ditanya pada soal. Hal ini karena kemampuan komunukasi matematika siswa masih sangat rendah.

Penulis juga telah melakukan wawancara langsung dengan beberapa siswa untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan hasil belajar siswa tersebut kurang optimal. Dari hasil wawancara tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa cara mengajar guru yang kurang menarik dan cenderung monoton menyebabkan siswa cenderung merasa bosan. Siswa tersebut mengatakan bahwa mereka akan lebih semangat jika diadakan diskusi dan siswa diberi kebebasan untuk saling mengajari selama proses belajar berlangsung.

Hal ini dapat disebabkan oleh, bagaimana kecanggungan para siswa terhadap guru masih sering ditemui dan hal ini tidak akan terjadi apabila mereka mendiskusikannya dengan para temannya. Proses komunikasi juga akan berjalan dengan lancar, kesulitan-kesulitan dan konsep yang kurang dipahami akan lebih terpecahkan saat para siswa berdiskusi antar sesama temannya.

Hal ini juga terjadi pada siswa SMP dimana peneliti melakukan observasi. Observasi dilakukan di SMP 17 Medan di Kelas VII-7. Pada saat observasi peneliti memberika beberapa soal dan dapat dilihat masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Pamuji (Rabu, 26 Maret 2014 jam 09.00 WIB), selaku guru matematika SMP Negeri 17 Medan,

siswa masih kurang mampu untuk mengerjakan soal–soal yang diberikan. Soal–soal yang gampang juga terkadang masih susah untuk dikerjakan oleh sebagian siswa. Banyak siswa masih kurang mampu menerjemahkan soal–soal yang diberikan guru tersebut sehingga tidak mampu menjawab soal tersebut. Mungkin itu disebabkan oleh dasar mereka kurang bagus.


(16)

5

Berdasarkan pada observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 17 Medan, pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada pola pembelajaran yang didominasi oleh guru.Keterlibatan siswa selama ini masih belum optimal. Hal ini terlihat pada saat peneliti memberikan tes awal kepada siswa yang terdiri dari 2 soal. Setelah siswa mengerjakan soal tersebut, peneliti menemukan beberapa masalah yang dialami oleh siswa kelas VII-7 dimana pada soal no 1 yang telah dikerjakan siswa, terlihat bahwa siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal, siswa hanya mampu menggambar bilangan pada garis bilangan dan tidak dapat menjelaskan jawaban dengan jelas.

Gambar 1.1 Letak Kesalahan Siswa Pada Soal No 1

Sedangkan pada soal no.2 siswa sama sekali tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya, selain itu siswa juga tidak dapat menggambarkan soal kedalam garis bilangan dan siswa tidak dapat menjelaskan jawaban dengan jelas.

Gambar 1.2 Letak Kesalahan Siswa Pada Soal No 2

Sehingga dari 32 siswa yang mengikuti tes, hanya 9 siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematika sedang, sedangkan siswa lainnya hanya berada pada kategori rendah dan sangat rendah dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 2,125%, sebagai gambaran hasil belajar siswa. Sedangkan pada aspek menggambar, skor rata-rata siswa adalah 2,68 yang termasuk kategori sedang, sedangkan pada aspek menulis/menjelaskan skor rata-rata siswa adalah


(17)

6

2,06 (kategori rendah) dan pada aspek representasi skor rata-rata siswa hanya 1,87 (kategori sangat rendah). Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih lemah dalam aspek menulis/menjelaskan dan representasi. Berdasarkan observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan tertulis komunikasi matematik siswa kelas VII-7 di SMP N 17 Medan masih rendah.

Di dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Senada dengan Slameto (2010:36) mengemukakan bahwa :

Dalam proses belajar mengajar, guru harus banyak menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri,kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik.

Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyaknya siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah, karena dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang kurang bermakna. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa, jika pembelajaran dilakukan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari pengetahuan awal tersebut, guru memberikan materi/sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang diinginkan, selanjutnya dikondisikan dengan bimbingan guru agar siswa aktif dalam membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran akan bermakna jika guru mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman yang telah dimiliki merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran matematika.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa, diperlukan berbagai terobosan baru dalam pembelajaran matematika. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai pembimbing peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan, dan akhirnya dapat menurunkan motivasi peserta dalam belajar.


(18)

7

Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan komunikasi matematika adalah model pembelajaran Think-Talk-Write. model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam menemukan dan lebih mudah untuk memahami materi-materi pelajaran matematika dikarenakan oleh kemampuan komunikasi siwa akan lebih terpacu dalam model pembelajaran ini dan juga karena dengan penggunaan model ini siswa akan lebih terbuka berkomunikasi dengan teman-temannya.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Huinker dan Laughlin (dalam Maula, 2014) bahwa :

Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis. Alur model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan temannya, sebelum peserta didik menulis.

Sesuai dengan hal itu maka Model Pembelajaran Think Talk Write adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi Matematik siswa dan mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan oleh para guru bidang studinya, serta mampu memacu keinginan siswa untuk mengungkkapkan pendapatnya di dalam kelas. Oleh karena itu diharapkan bahwa model pembelajaran ini akan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh para siswa. Berkaitan dengan hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika di kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2014/2015

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :


(19)

8

1. Kemampuan komunikasi matematika siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah.

2. Hasil belajar matematika masih rendah.

3. Pembelajaran matematika masih berorientasi pada guru. 4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

5. Belum pernah diterapkan model Pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bilangan bulat di Kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah terdapat permasalahn yang luas, maka peneliti melakukan batasan masalah agar peneliti lebih terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa pada materi lingkaran di kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Strategi Penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dapat meningkatkan komunikai matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan ?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan ?

3. Bagaimana peningkatan komunikasi matematika siswa siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan setelah diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bilangan bulat ?


(20)

9

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dapat meningkatkan komunikai matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan komunikasi matematika siswa siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan setelah diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bilangan bulat.

1.6Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi siswa

Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.

2. Bagi guru

Guru dapat memperoleh suatu variasi model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah

Sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memperoleh masukan untuk proses pembelajaran berikutnya.

4. Bagi peneliti

Sebagai bahan pegangan pada pembelajaran matematika yang kelak dapat diterapkan saat telah terjun di lapangan.


(21)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran think-talk-write adalah :

a. memaksimalkan diskusi kelompok dengan pengawasan yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi.

b. Memberikan LAS kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi. c. Memberi reward bagi siswa yang aktif.

2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran think-talk-write adalah :

a. keaktifan siswa dalam bertanya mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Sudah banyak siswa yang berani bertanya karena guru memberi nilai tambah kepada siswa yang aktif.

b. Ketika siswa mengerjakan LAS mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

c. Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan kearah yang lebih baik.siswa berdiskusi aktif dalam kelompoknya karena satu anggota kelompok yang nilainya bagus membantu temannya dalam mengerjakan soal.

d. Perhatian siswa ketika kelompok penyaji mempresentasikan hasil diskusinya mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

e. Dalam menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji mengalami perubahan. Banyak kelompok yang ingin memberi tanggapan.

3. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran think-talk-write meningkat dilihat dari hasil pada siklus I rata-rata kemampuan komunikasi siswa diperoleh 17 orang siswa (53,125%) yang mencapai kentuntasan. Selanjutnya, setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II diperoleh 28 orang siswa (87,50%) yang


(22)

84

mencapai kentuntasan. Ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII-7 SMP Negeri 17 Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberika beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan melihat hasil dari tes kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Kepada siswa SMP Negeri 17 Medan khususnya siswa yang berkemampuan komunikasi matematik rendah agar lebih banyak berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan Model pembelajaran think-talk-write (TTW) dapat berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.


(23)

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,Jakarta.

Ambarjaya,Beni S., (2012), psikologi pendidikan dan pengajaran (teori dan praktek), CAPS,Yogyakarta.

Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Asmin & Mansyur, A.(2012). Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Medan: Larispa Indonesia.

Aunurrahman., (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Junaidi,Dadang.,(2010)http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATE MATIKA/196401171992021.DADANG_JUANDI/Proposal_kompetitif_2010 .pdf

Djamarah, S., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Fauzy.(2013).http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/15/804091/

pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringk at-rendah (diakses 22 Januari 2014)

Firmansyah.file:///C:/Users/ACER/Documents/Update%20Kerinci%20%20Komu nikasi%20Matematika.htm. (diaskes 19 maret 2014)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Bandung. Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit CV Pustaka Setia,


(24)

86

Herdian., (2010) http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/.Kemampuan-komunikasi-matematika (diakses 05 Maret 2014).

Isjoni., (2009), Pembelajaran kooperatif (meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peseta didik), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kunandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kurniawan.,(2007). Mandiri Matematika SMP kelas VII. Jakarta : Erlangga Maula.

http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-think-talk-write-ttw.html. (diakses 22 Januari 2014)

Nuh, Mohammad, (2013), Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, Peraturan Pemerintah Nomor 81 A Tahun 2013, Jakarta Nuharini, Wahyuni.,(2008). Matematika Konsep Dan Aplikasi. Jakarta : Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Pendidikan Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif & Berkualitas. Kencana : Jakarta.

Sani, R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Penerbit Wali Pers, Jakarta.

Sauki, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Tipe Think-Talk-Write Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Siswa Dikelas VIII SMP Swasta Eria Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(25)

87

Suprijono, Agus, (2010), Cooperatif Learning – Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta


(1)

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Penerapan model pembelajaran

Think-Talk-Write yang dapat meningkatkan komunikai matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan komunikasi matematika siswa siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan setelah diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bilangan bulat.

1.6Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi siswa

Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.

2. Bagi guru

Guru dapat memperoleh suatu variasi model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah

Sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memperoleh masukan untuk proses pembelajaran berikutnya.

4. Bagi peneliti

Sebagai bahan pegangan pada pembelajaran matematika yang kelak dapat diterapkan saat telah terjun di lapangan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran think-talk-write adalah :

a. memaksimalkan diskusi kelompok dengan pengawasan yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi.

b. Memberikan LAS kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi.

c. Memberi reward bagi siswa yang aktif.

2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran think-talk-write adalah :

a. keaktifan siswa dalam bertanya mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Sudah banyak siswa yang berani bertanya karena guru memberi nilai tambah kepada siswa yang aktif.

b. Ketika siswa mengerjakan LAS mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

c. Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan kearah yang lebih

baik.siswa berdiskusi aktif dalam kelompoknya karena satu anggota kelompok yang nilainya bagus membantu temannya dalam mengerjakan soal.

d. Perhatian siswa ketika kelompok penyaji mempresentasikan hasil

diskusinya mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

e. Dalam menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji mengalami perubahan.

Banyak kelompok yang ingin memberi tanggapan.

3. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan

menerapkan model pembelajaran think-talk-write meningkat dilihat dari hasil pada siklus I rata-rata kemampuan komunikasi siswa diperoleh 17 orang siswa (53,125%) yang mencapai kentuntasan. Selanjutnya, setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II diperoleh 28 orang siswa (87,50%) yang


(3)

mencapai kentuntasan. Ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII-7 SMP Negeri 17 Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberika beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran

matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan melihat hasil dari tes kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Kepada siswa SMP Negeri 17 Medan khususnya siswa yang

berkemampuan komunikasi matematik rendah agar lebih banyak berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan Model pembelajaran think-talk-write (TTW) dapat berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,Jakarta.

Ambarjaya,Beni S., (2012), psikologi pendidikan dan pengajaran (teori dan praktek), CAPS,Yogyakarta.

Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Asmin & Mansyur, A.(2012). Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Medan: Larispa Indonesia.

Aunurrahman., (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Junaidi,Dadang.,(2010)http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATE MATIKA/196401171992021.DADANG_JUANDI/Proposal_kompetitif_2010 .pdf

Djamarah, S., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Fauzy.(2013).http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/15/804091/

pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringk at-rendah (diakses 22 Januari 2014)

Firmansyah.file:///C:/Users/ACER/Documents/Update%20Kerinci%20%20Komu nikasi%20Matematika.htm. (diaskes 19 maret 2014)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Bandung. Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit CV Pustaka Setia,


(5)

Herdian., (2010) http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/.Kemampuan-komunikasi-matematika (diakses 05 Maret 2014).

Isjoni., (2009), Pembelajaran kooperatif (meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peseta didik), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kunandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kurniawan.,(2007). Mandiri Matematika SMP kelas VII. Jakarta : Erlangga

Maula.

http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-think-talk-write-ttw.html. (diakses 22 Januari 2014)

Nuh, Mohammad, (2013), Implementasi Kurikulum Pedoman Umum

Pembelajaran, Peraturan Pemerintah Nomor 81 A Tahun 2013, Jakarta Nuharini, Wahyuni.,(2008). Matematika Konsep Dan Aplikasi. Jakarta : Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Pendidikan Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif & Berkualitas. Kencana : Jakarta.

Sani, R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Penerbit Wali Pers, Jakarta.

Sauki, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Tipe Think-Talk-Write Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Siswa Dikelas VIII SMP Swasta

Eria Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Suprijono, Agus, (2010), Cooperatif Learning – Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 20152016

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “7E” BERBANTUAN PERTANYAAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 4 SUKSA

0 1 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 1 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 1 KALIBAWANG

1 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 NGLIPAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 20132014 Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN K

0 0 14