KESIMPULAN DAN SARAN 83 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Indikator Komunikasi Matematika Siswa 13 Tabel 2.2. Rubrik Penskoran Komunikasi Matematika Siswa 16 Tabel 2.3. Hubungan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dengan kemampuan komunikasi matematika siswa 28 Tabel 3.1. Siklus penelitian dengan model Think-Talk-Write 41 Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 43 Tabel 3.3. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap 45 Tabel 3.4. Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematika 45 Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Observasi 47 Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 49 Tabel 4.2. Data Kesalahan Siswa 50 Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 60 Tabel 4.4. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 62 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 76 ix DAFTAR GAMBAR Halaman gambar 1.1 Letak Kesalahan Siswa Soal No. 1 5 Gambar 1.2 Letak Kesalahan Siswa Soal No.2 5 Gambar 2.1 Alur Pembelajaran Think-Talk-Write 25 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas 41 Gambar 4.1 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Pada Tes Awal 49 Gambar 4.2 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 61 Gambar 4.3 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 76 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 88 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 103 Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Awal 113 Lampiran 4 Kisi-kis Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 114 Lampiran 5 Kisi-kis Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 115 Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Awal 116 Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 119 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 125 Lampiran 9 Tes Awal 131 Lampiran 10 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 132 Lampiran 11 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 133 Lampiran 12 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I 134 Lampiran 13 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 141 Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 148 Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Kemampuan Komunikasi Matematika I 150 Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Kemampuan Komunikasi Matematika II 154 Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran 157 Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I 158 Lampiran 19 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 160 Lampiran 20 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II 162 Lampiran 21 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 164 Lampiran 22 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 166 Lampiran 23 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Kemampuan Komunikasi Matematika I 167 Lampiran 24 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 168 Lampiran 25 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Tiap Indikator Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II 169 Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian 171

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan besar dalam perkembangan teknologi modern dan terus berkembang dari zaman ke zaman. Peranan yang sangat besar itu telah hampir dirasakan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap kegiatan manusia yang kerap sekali terkait dengan matematika. Seiring dengan perkembangan IPTEK yang bergerak secara dinamis, tentu mengakibatkan perlunya suatu tuntutan kepada matematika untuk mengikuti gerak dinamis tersebut. Hal ini dikarenakan ilmu matematika adalah salah satu imu mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat diperlukan perkembangan teknologi pada saat ini. Di dalam penerapannya, seringkali matematika yang diajarkan kepada siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara eksplorasi matematika Rusffendi dalam Ansari,2009:2. Oleh karena itu kondisi pembelajaran didalam kelas membuat siswa menjadi pasif. Salah satu cara yang sering dipakai seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah metode ekspositori, dimana proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru ke siswa. Metode inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar, karena siswa belajar dengan cara monoton. Brooks Brooks dalam Ansari,2009:2 menamapkan pembelajaran seperti pola ini sebagai konvensional, karena suasana kelas masih didominasi guru dan menitik beratkan pembelajaran pada keterampilan tingkat rendah. Pembelajaran konvensional ini menekankan pada latihan mengerjakan soal dengan mengulang prosedur serta lebih banyak menggunakan rumus atau algoritma tetentu. Paling tidak ada dua akibat dalam pembelajaran ini, pertama, siswa kurang aktif dalam pola pembelajaran, karena kurang menanamkan konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan latihan soal, mereka kebingungan karena tidak tahu mulai dari mana mereka bekerja. Kurangnya siswa memahami konsep dan penguasaan materi, strategi belajar yang kurang tepat dan kurangnya kemampuan komunikasi matematika merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Kenyataannya menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang mau bertanya kepada teman maupun guru untuk mengatasi kesulitannya. Oleh karena peranan matematika yang sangat besar, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat meningktkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang meningkat ini akan menjadi komunikasi matematika dari siwa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika. Akan tetapi kenyataan yang ditemukan dilapangan adalah bahwa masih sering terjadi kritikan dan sorotan tentang rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat yang ditunjuk pada lembaga pendidikan, maupun para pengajar pendididkan terutama pada guru matematika. Seperti yang diungkapkan oleh Crockfot dalam Abdurrahman, 2009 : 253 bahwa : matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: 1 selalau digunakan dalm segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran dan keruangan; 6 memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah. Perkembangan IPTEK saat ini telah memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai belahan dunia. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat, peranan matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterpkan dalam berbagai kehidupan menjadi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 20152016

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ā€œ7Eā€ BERBANTUAN PERTANYAAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 4 SUKSA

0 1 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 1 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 1 KALIBAWANG

1 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 NGLIPAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 20132014 Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN K

0 0 14