x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.
Indikator Komunikasi Matematika Siswa 13
Tabel 2.2. Rubrik Penskoran Komunikasi Matematika Siswa
16 Tabel 2.3.
Hubungan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dengan kemampuan komunikasi matematika siswa
28 Tabel 3.1.
Siklus penelitian dengan model Think-Talk-Write 41
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
43 Tabel 3.3.
Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap 45
Tabel 3.4. Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematika
45 Tabel 3.5.
Kriteria Penilaian Observasi 47
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal
49 Tabel 4.2.
Data Kesalahan Siswa 50
Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika I 60
Tabel 4.4. Data  Kesalahan  Siswa  Pada  Tes  Kemampuan  Komunikasi
Matematika I 62
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika II 76
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman gambar 1.1  Letak Kesalahan Siswa Soal No. 1
5 Gambar 1.2  Letak Kesalahan Siswa Soal No.2
5 Gambar 2.1  Alur Pembelajaran Think-Talk-Write
25 Gambar 3.1  Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
41 Gambar 4.1  Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Tes Awal 49
Gambar 4.2 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I
61 Gambar 4.3 Diagram Tindakan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
88 Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 103
Lampiran 3   Kisi-kisi Tes Awal 113
Lampiran 4   Kisi-kis Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 114
Lampiran 5   Kisi-kis Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 115
Lampiran 6   Lembar Validasi Tes Awal 116
Lampiran 7   Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I
119 Lampiran 8   Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika II 125
Lampiran 9 Tes Awal
131 Lampiran 10   Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I
132 Lampiran 11  Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II
133 Lampiran 12  Lembar Aktivitas Siswa Siklus I
134 Lampiran 13   Lembar Aktivitas Siswa Siklus II
141 Lampiran 14   Alternatif  Penyelesaian Tes Awal
148 Lampiran 15   Alternatif  Penyelesaian Kemampuan Komunikasi
Matematika I 150
Lampiran 16   Alternatif  Penyelesaian Kemampuan Komunikasi Matematika II
154 Lampiran 17  Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran
157 Lampiran 18   Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I
158 Lampiran 19   Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
160 Lampiran 20   Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II
162 Lampiran 21   Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
164 Lampiran 22   Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal
166 Lampiran 23  Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Kemampuan
Komunikasi  Matematika I 167
Lampiran 24  Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 168
Lampiran 25   Deskripsi Kemampuan Komunikasi  Matematika Siswa Tiap Indikator Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II
169 Lampiran 26   Dokumentasi Penelitian
171
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Matematika  merupakan  ilmu  yang  memiliki  peranan  besar  dalam perkembangan  teknologi  modern  dan  terus  berkembang  dari  zaman  ke  zaman.
Peranan  yang  sangat  besar  itu  telah  hampir  dirasakan  oleh  semua  lapisan masyarakat  pada  umumnya.  Hal  ini  dapat  diketahui  melalui  setiap  kegiatan
manusia  yang  kerap  sekali  terkait  dengan  matematika.  Seiring  dengan perkembangan  IPTEK  yang  bergerak  secara  dinamis,  tentu  mengakibatkan
perlunya  suatu  tuntutan  kepada  matematika  untuk  mengikuti  gerak  dinamis tersebut.  Hal  ini  dikarenakan  ilmu  matematika  adalah  salah  satu  imu  mendasar
yang  dapat  menumbuhkan  kemampuan  penalaran  siswa  dan  sangat  diperlukan perkembangan teknologi pada saat ini.
Di  dalam  penerapannya,  seringkali  matematika  yang  diajarkan  kepada siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara eksplorasi matematika
Rusffendi  dalam  Ansari,2009:2.  Oleh  karena  itu  kondisi  pembelajaran  didalam kelas membuat  siswa menjadi  pasif. Salah satu  cara  yang sering dipakai seorang
guru  dalam  menyampaikan  pembelajaran  adalah  metode  ekspositori,  dimana proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru
ke siswa. Metode inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar,  karena  siswa  belajar  dengan  cara  monoton.  Brooks    Brooks  dalam
Ansari,2009:2 menamapkan pembelajaran seperti pola ini  sebagai konvensional, karena  suasana  kelas  masih  didominasi  guru  dan  menitik  beratkan  pembelajaran
pada keterampilan tingkat rendah. Pembelajaran konvensional ini menekankan pada latihan mengerjakan soal
dengan  mengulang  prosedur  serta  lebih  banyak  menggunakan  rumus  atau algoritma  tetentu.  Paling  tidak  ada  dua  akibat  dalam  pembelajaran  ini,  pertama,
siswa kurang aktif dalam pola pembelajaran, karena kurang menanamkan konsep
sehingga  kurang  mengundang  sikap  kritis.  Kedua,  jika  siswa  diberi  soal  yang berbeda  dengan  latihan  soal,  mereka  kebingungan  karena  tidak  tahu  mulai  dari
mana mereka bekerja. Kurangnya  siswa  memahami  konsep  dan  penguasaan  materi,  strategi
belajar  yang  kurang  tepat  dan  kurangnya  kemampuan  komunikasi  matematika merupakan  faktor  yang  mempengaruhi  hasil  belajar  siswa.  Kenyataannya
menunjukkan  bahwa  tidak  banyak  siswa  yang  mau  bertanya  kepada  teman maupun guru untuk mengatasi kesulitannya.
Oleh  karena  peranan  matematika  yang  sangat  besar,  seharusnya matematika  menjadi  mata  pelajaran  yang  menyenangkan  dan  menarik,  sehingga
dapat  meningktkan  keinginan  dan  semangat  siswa  dalam  mempelajarinya. Keinginan  dan  semangat  yang  meningkat  ini  akan  menjadi  komunikasi
matematika  dari  siwa,  sehingga  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  matematika siswa  dan  berbagai  aspek  yang  perlu  dikembangkan  dalam  proses  pembelajaran
matematika. Akan  tetapi  kenyataan  yang  ditemukan  dilapangan  adalah  bahwa  masih
sering  terjadi  kritikan  dan  sorotan  tentang  rendahnya  mutu  pendidikan  oleh masyarakat  yang  ditunjuk  pada  lembaga  pendidikan,  maupun  para  pengajar
pendididkan  terutama  pada  guru  matematika.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh Crockfot dalam Abdurrahman, 2009 : 253 bahwa :
matematika  perlu  diajarkan  kepada  siswa  karena:  1  selalau  digunakan dalm  segala  segi  kehidupan;  2  semua  bidang  studi  memerlukan
keterampilan  matematika  yang  sesuai;  3  merupakan  sarana  komunikasi yang  kuat,  singkat  dan  jelas;  4  dapat  digunakan  untuk  menyajikan
informasi  dalam  berbagai  cara;  5  meningkatkan  kemampuan  berfikir logis,  ketelitian  dan  kesadaran  dan  keruangan;  6    memberi  kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah.
Perkembangan  IPTEK  saat  ini  telah  memudahkan  kita  untuk berkomunikasi  dan  memperoleh  berbagai  informasi  dengan  cepat  dari  berbagai
belahan  dunia.  Seiring  dengan  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi yang semakin meningkat, peranan matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang
memiliki  nilai  esensial  yang  dapat  diterpkan  dalam  berbagai  kehidupan  menjadi