PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI
PENDIDIKAN KARAKTER
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
SALIM EFENDI
NIM : 8136141010PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2015
(2)
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI
PENDIDIKAN KARAKTER
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
SALIM EFENDI
NIM : 8136141010PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2015
(3)
(4)
(5)
(6)
i ABSTRAK
Salim Efendi: Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter. Tesis. Medan : Program
Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) susunan urutan materi/sub materi pada bahan ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013. (2) apakah bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013. (3) apakah hasil implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.(4) apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013. (5) Apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dijelaskan melalui angket dengan lembar kelayakan buku yang berisi indikator-indikator penilaian yang berasal dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan data kuantitatif untuk mengetahui hasil efektifitas implementasi Bahan Ajar terhadap hasil belajar dan karakter siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester II SMA Negeri 3 Medan. Adapun perlakuan sampel sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas Eksperimen II. Pengumpulan data dilakukan dengan tes objektif untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran, lembar observasi selama proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur karakter yang. Data dianalisis menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penilaian berupa rerata tentang validasi untuk menentukan layak atau tidaknya bahan ajar inovatif kimia Larutan. Hasil yang diperoleh: (1) Telah diperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan ajar inovatif kimia larutan SMA/MA semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013 (2) Bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan untuk SMA/MA kelas XI semester II telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013 berdasarkan hasil standarisasi kelayakan isi sebesar 3.66, standarisasi kelayakan bahasa sebesar 3,74, standarisasi kelayakan penyajian sebesar 3,63, standarisasi kegrafikaan sebesar 3,69 (3) Terdapat perbedaan yang dignifikan hasil belajar siswa dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013. (Sig.1-tailed< α (0,0195 < 0,05)) (4) Terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang diajarkan dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 (5) Terdapat hubungan antara karakter yang terkembang (Toleransi, Demokratis, Percaya Diri) dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan. Kata Kunci : Bahan Ajar Kimia Larutan, Based Learning, Hasil Belajar, Toleransi,
(7)
ii ABSTRACT
Salim Efendi: Development of Innovative Teaching Material on ChemistrySolution Topic Based Curriculum 2013 Integrated Character Education. Thesis. Medan:
Chemistry Education Studies Graduate Program, State University of Medan, 2015 This study aims to determine: (1) the composition of the order of material / sub material on innovative teaching materials integrated solution chemistry has decent character education and in accordance with the curriculum, 2013. (2) whether the solution chemistry of innovative teaching materials that have been developed have been appropriately and in accordance with the curriculum 2013. (3) whether the results of the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 provide a better learning outcomes for SMA / MA Class XI second half compared to students without the implementation of teaching materials chemistry that has been developed based on the curriculum 2013. (4) whether the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 can develop the character for SMA / MA Class XI second half better than students without implementation chemistry teaching materials have been developed based on the curriculum of 2013.(5) Is there a relationship Among the characters are well developed with chemistry student learning outcomes SMA / MA Class XI second half that learned with innovative teaching materials solution chemistry. This study uses qualitative data described through a questionnaire with eligibility sheet book contains indicators of assessment from the National Education Standards Agency (BSNP) and quantitative data to determine the effectiveness of the implementation of the results of Instructional Materials for learning outcomes and student character. The population of this study were all students of class XI SMA second semester 3 Medan. The treatment sample of 2 classes of experimental class I and class II Experiment. Data collected by an objective test for student learning outcomes before and after the learning process, the observation sheet during the learning process performed to measure character. Data were analyzed using SPSS 17.0 with a significance level of 0.05. The results of the assessment form validation mean to determine the feasibility of innovative teaching materials chemistry solution. The results were obtained: (1) Has obtained the sequence composition of matter / sub material compiled author on innovative teaching materials solution chemistry SMA / MA the second half was decent and in accordance with the Curriculum 2013 (2) innovative teaching materials chemical solution developed for SMA / MA XI classes second semester was decent and in accordance with the curriculum in 2013 based on the results of the feasibility of standardizing the contents of 3.66, 3.74 for the standardization of the language feasibility, feasibility standardize the presentation by 3.63, graph standardization of 3.69 (3) There are differences dignifikan learning outcomes students with implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 provide a better learning outcomes for SMA / MA Class XI second half compared to students without the implementation of teaching materials chemistry that has been developed based on the curriculum of 2013. (Sig.1-tailed <α (0.0195 <0.05)) (4) There is a significant difference in students' character development SMA / MA Class XI second semester is taught with the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 can develop the character for SMA/ MA Class XI second half better than students without implementation chemistry teaching materials have been developed based on the curriculum in 2013 (5) There is a relationship between the characters outstretched (Tolerance, Democratic, Confidence) with a chemistry student learning outcomes SMA / MA Class XI half II who learned with innovative teaching materials solution chemistry
Keywords: Instructional Materials Chemistry Solutions, Based Learning, Learning Outcomes, Tolerance, Democratic, Communicative, Confidence, Respect achievement
(8)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun judul tesis ini adalah “Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan tesis ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Dalam menyelesaikan tesis ini penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak yang disebabkan terbatasnya pengetahuan, waktu, dan dana yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro,M.Si Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, memotivasi dan memberikan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini,
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada ketiga narasumber Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi,M.S, Bapak.Dr. Mahmud, M.Sc. dan ibu Dr.Retno Dwi Suyanti, M.Si. telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen yang dengan ketulusan hati telah memberikan pengetahuan dan ilmunya kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, para Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris Program Pendidikan Kimia, para staf administrasi Program Pascasarjana terkhusus ibu Desi Yulian, S.Pd. yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk kelancaran studi dan administrasi dalam menyelesaikan tesis ini.
(9)
iv
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan Proyek Hibah Tim Pascasarjana Dirtjen Dikti Kemendikbud, atas bantuan biaya/materi yang diberikan, yang diketuai oleh Prof. Dr. Ramlan Silaban,M.Si. Terima kasih juga kepada Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan.
Serta Para kepala sekolah dan guru yang berada di Kota Medan, Kabupaten Serdang Bedagai, Labuhan Batu dan Batang Onang yang telah bersedia membantu dan memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian serta Kepada Observer (Henni Fitriani, Uswatun Hasanah, Nesfi Vayuni, dan Noven) yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya kepada ayahanda Penulis Tersayang Mhd.Thamrin. Dan juga wanita istimewa ibunda tersayang Suhartini yang tiada hentinya memberikan semangat dan cintanya, selalu mendo’akan penulis di setiap sujud shalatnya. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan abangda penulis Laila Juwita SPdI, dan Andre Kurniawan SPd, yang selalu mendukung dan memberi doa serta semangat kepada penulis. Spesial penulis sampaikan terimakasih kepada Sahabat hati tersayang Hidayani P Surbakti juga kakanda tersayang Putri Rosyidah S, Mariana Tambunan, Devi Anriani, Rahmi Khairatul Hisan, Risky Emilia, Bronika, Ilfan dan zakia serta rekan Mahasiswa angkatan XXIII lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dan memberi motivasi dalam Penyelesaian studi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesisi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya isi tesi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 23 Februari 2015 Penulis,
Salim Efendi NIM. 8136141010
(10)
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 10
1.3. Batasan Masalah 11
1.4. Rumusan Masalah 12
1.5. Tujuan Penelitian 13
1.6. Manfaat Penelitian 14
1.7. Defenisi Operasional 15
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 17
2.1. Kerangka Teoritis 17
2.2. Hakikat Bahan Ajar 17
2.3. Kurikulum 2013 29
2.4. Materi Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 42
2.5. Pendidikan Karakter 46
2.6. Pengembangan Menurut Dick and Carey 50
2.7. Pengembangan Borg and Gall 57
2.8. Inovasi Pembelajaran Kmia 61
2.9. Penelitian yang Relevan 62
2.10. Kerangka Konseptual 64
2.11. Hipotesis Penelitian 68
BAB III. METODE PENELITIAN 70
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 70
3.2. Populasi dan Sampel 70
3.3. instrument Penelitian 71
3.4. Jenis Penelitian 75
3.5. Prosedur Penelitian 76
3.6. Teknik Analisis Data 79
3.7. Uji Hipotesis 79
3.8. Data Hasil Belajar 82
3.9. Data Pengamatan Karakter 82
3.10. Persen Peningkatan Hasil Belajar 83
(11)
vi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 84
4.1. Deskripsi Data Hasil Standarisasi Bahan Ajar 84 4.2. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Eksperimen 85
4.3. Bahan Ajar Hasil Pengembangan 89
4.4. Standarisasi Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan 91 4.5. Pembahasan Hasil Standarisasi Bahan Ajar 99 4.6. Implementasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan 101 4.7. Pembahasan Hasil Implementasi Bahan Ajar 115
4.8. Temuan Hasil Penelitian 124
4.9. Keterbatasan Penelitian 126
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 128
5.1. Simpulan 128
5.2. Saran 130
(12)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Manfaat dan peranan Bahan Ajar 24
Tabel 2.2 : Deskripsi Langkah Saintifik 40
Tabel 2.3 : Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 44
Tabel 2.4 : Nilai Karakter dalam Pendidikan 47
Tabel 3.1 : Kriteria Validasi Bahan Ajar 71
Tabel 4.1 : Deskripsi Pokok Bahasan Bahan Ajar 86
Tabel 4.2 : Deskripsi Inovasi Bahan Ajar 87
Tabel 4.3 : Hasil Standarisasi Kelayakan Isi Bahan Ajar 93 Tabel 4.4 : Hasil Standarisasi Kelayakan Bahasa Bahan Ajar 94 Tabel 4.5 : Hasil Standarisasi Kelayakan Penyajian Bahan Ajar 95 Tabel 4.6 : Hasil Standarisasi Kelayakan Kegrafikaan Bahan Ajar 97 Tabel 4.7 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen I 104 Tabel 4.8 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen II 105
Tabel 4.9 : Hasil Uji Normalitas Data 107
Tabel 4.10: Hasil Uji Homogenitas Data 108
Tabel 4.11: Hasil Uji Hipotesis Pertama 109
Tabel 4.12: Hasil Uji Hipotesis Kedua 110
Tabel 4.13: Hasil Uji Hipotesis Ketiga 112
Tabel 4.14: Gain Berdasarkan Kemampuan Awal Siswa 116 Tabel 4.15: Susunan Materi/sub materi Bahan Ajar 125
(13)
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cakupan Pendekatan Saintifik 36
Gambar 2.2 Model Dick and Carey 51
Gambar 2.3 Skema Pengembangan Borg and Gall 59
Gambar 3.1 Desain Penelitian 78
Gambar 4.1 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Isi 97
Gambar 4.2 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Bahasa 97
Gambar 4.3 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Penyajian 98
(14)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Standarisasi Penilaian Bahan Ajar 137 Lampiran 2 Instrumen Penilaian Bahan Ajar 138 Lampiran 3 Hasil Standarisasi Kelayakan Isi 155 Lampiran 4 Hasil Standarisasi Kelayakan Bahasa 156 Lampiran 5 Hasil Standarisasi Kelayakan Penyajian 157 Lampiran 6 Hasil Standarisasi Kelayakan Kegrafikaan 158
Lampiran 7 Silabus Kimia 159
Lampiran 8 RPP Kelas Eksperimen I 167
Lampiran 9 RPP Kelas Eksperimen II 178
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Tes 189
Lampiran 11 Instrumen Tes 190
Lampiran 12 Indikator Pengamatan Karakter 195
Lampiran 13 Validitas Instrumen Tes 196
Lampiran 14 Reliabel Instrumen Tes 197
Lampiran 15 Indeks Kesukaran Instrumen Tes 198 Lampiran 16 Daya Pembeda Instrumen Tes 199 Lampiran 17 Tabulasi Hasil belajar dan Karakter Kelas Eksperimen I 200 Lampiran 18 Tabulasi Berdasarkan Kemampuan Awal Kelas Eksperimen I 201 Lampiran 19 Tabulasi Hasil belajar dan Karakter Kelas Eksperimen II 202 Lampiran 20 Tabulasi Berdasarkan Kemampuan Awal Kelas Eksperimen II 203 Lampiran 21 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen I 204 Lampiran 22 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen I I 205
Lampiran 23 Uji Homogenitas Data 208
Lampiran 24 Uji Hipotesis Pertama 209
Lampiran 25 Uji Hipotesis Kedua 210
Lampiran 26 Uji Hipotesis Ketiga 211
Lampiran 27 Perhitungan Efektifitas Bahan Ajar 214
Lampiran 28 Nilai Product Moment 216
Lampiran 29 Surat surat 217
(15)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan sebagai salah satu modal untuk mencapai kemajuan bangsa yang sekaligus meningkatkan harkat martabat manusia Hingga saat ini masalah pendidikan menjadi perhatian khusus pemerintah. Hal ini ditunjukan angka Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all (EFA). Indonesia pada tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan menurun dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah dibandingkan Brunei Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65). Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil penilaian PISA (Program for International Assessment of Student) dan TIMSS (Trends Internasional in Mathematics and Science Study, 2011) terhadap prestasi bidang sains siswa Indonesia ternyata masih di bawah rata-rata dan hanya mencapai tingkat Low International Benchmark. Secara khusus, memasuki abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami masalah yaitu masih rendahnya mutu pendidikan.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
(16)
2
Sesuai dengan tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik tetapi menjadi peserta didik sebagai insan berakhlak mulia.
Pendidikan yang mampu memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia dan berkarakter adalah pendidikan yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, bukan hanya sekedar formalitas atau kepura-puraan. Ironisnya, permasalahan yang serius faktanya juga terjadi di dunia pendidikan. Pelanggaran etika sosial dan susila serta kekerasan dalam berbagai bentuknya sering terjadi seperti: perkelahian antar pelajar, seks bebas, tindak pidana, sikap tidak etis terhadap guru, berbagai bentuk pelanggaran tata tertib sekolah, masih minimnya prestasi yang dicapai para pelajar kita, sampai pada masalah komersialisasi pendidikan. Fenomena tersebut, apabila kita renungkan akan menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Prihatin terhadap kualitas generasi muda di masa depan, prihatin terhadap citra dan daya saing bangsa kita yang semakin rendah dan direndahkan oleh bangsa-bangsa lain.
Pemberlakuan kurikulum 2013 pada bidang pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif dalam peranannya membangun generasi baru yang lebih baik dan berkarakter. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pemberlakuan kurikulum 2013 diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat mengurangi penyebab berbagai masalah kualitas dan karakter bangsa.
Kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 sebagai usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan memberi penguatan di dalam pembelajaran kimia, sehingga akan
(17)
3
membawa perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan secara bertahap dan terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014 di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka dalam Permendikbud tentang Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Terkait dengan perbaikan kualitas pendidikan dan pengembangan karakter peserta didik pengadaan fasilitas belajar yang memadai perlu dilakukan, bahan ajar bermutu merupakan salah satu akses pendidikan dan fasilitas yang penting dalam menyelenggarakan pendidikan (Hosler, 2011). Dalam hal ini Lee, dkk (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang bermutu. Bahan ajar yang baik harus dapat menyajikan materi pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta dapat memfasilitasi siswa untuk mencapaikompetensi yang telah ditetapkan
(18)
4
(Jungnickel; 2009, Jippes ; 2010). Serta Holliday (2002) mendeskripsikan, terdapat 5 hal yang harus dimiliki oleh buku teks siswa menengah yaitu; (1) isi dari buku dan informasi yang terkait; (2) penjelasan buku teks harus baik dan masuk akal; (3) tampilan menarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar; (4)pertimbangan kesesuaian materi yang dihubungkan dengan siswa, sekolah, komunitas, dan materi pendukung yang dirancang untuk siswa; (5) buku yang dihasilkan oleh guru dibuat oleh penerbit yang bereputasi.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20, mengidentifikasi bahwa guru diharapkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar. Harapan ini kemudian dipertegas dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 59 tahun 2014 Pasal 1 ayat 1 menyatakan: Kurikulum pada sekolah menengah atas/madrasah aliyah yang telah dilaksanakan sejak tahun ajaran 2013/2014 disebut Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Lebih lanjut ayat 2 menyatakan Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: (a) Kerangka Dasar Kurikulum; (b) Struktur Kurikulum; (c) Silabus; dan (e) Pedoman Mata Pelajaran. Hal ini juga diperjelas pada Pasal 8 yaitu: Silabus sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat (2) huruf c merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Oleh sebab itu, guru diharapkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar sebagai acuan pembelajaran dan salah-satu sumber belajar. Hasil penelitian di Amerika menyimpulkan bahwa sebesar 75% pembelajaran di kelas dan 90%
(19)
5
pekerjaan rumah didasarkan atas buku ajar (Blystone, 2006). Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di Indonesia bahwa kebanyakan guru menggunakan paling tidak satu bahan ajar baik untuk pembelajaran di kelas maupun untuk memberi tugas dan pekerjaan rumah.
Meningkatkan kualitas pendidikan harus selalu dilakukan terus menerus secara konvensional atau melalui inovasi. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil belajar lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan. Agar pembelajaran optimal maka pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan didalam meningkatkan prestasi belajar siswa (Situmorang, dkk; 2012). Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia sangat perlu dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam mengisi lapangan kerja bidang kimia (Machtnes; 2009). Inovasi pembelajaran yang dituangkan di dalam bahan/ bukua ajar sangat penting dilakukan untuk dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan. Inovasi pada buku teks dapat dilakukan dengan mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan isi, ilustrasi, presentasi dan grafis. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pengembangan buku ajar dapat lebih dimaksimalkan dengan penambahan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu (Situmorang, dkk; 2013). Pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran juga telah mendorong pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional
(20)
6
kepada pembelajaran mandiri sehingga sehingga kesan pemahaman pembelajaran akan lebih lama dipahami dan di ingat siswa (Tompkins; 2006 dan Montelongo; 2010)
Bahan ajar yang baik tentu saja harus mampu memotivasi siswa untuk belajar. Inovasi yang dilakukan pada buku ajar dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dengan adanya ilustrasi gambar, contoh soal dan pengembangannya yang memanfaatkan teknologi komputer. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi dan hasil belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi dapat menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar. Jadi motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar siswa. Usaha belajar yang didasari adanya motivasi yang kuat , dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Selanjutnya, motivasi belajar dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar, menentukan rangsangan belajar, serta menentukan ketekunan belajar. Dengan demikian motivasi sangat berperan terhadap keberhasilan belajar siswa.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008). Bahan ajar juga diartikan sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam
(21)
7
proses pembelajaran (Sungkono: 2003). Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: (1) bahan ajar cetak (printed), (2) bahan ajar dengar (audio), (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive teachingmaterial) (Depdiknas, 2008).
Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 membawa dampak terhadap perubahan sumber belajar yang digunakan di setiap jenjang pendidikan karena terjadinya perubahan komponen dan struktur (urutan) materi pada kurikulum KTSP beralih seiring berubahnya kurikulum menjadi kurikulum 2013. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan buku/bahan ajar sebagai sumber belajar sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2007 yang telah menetapkan buku teks pelajaran yang memenuhi standar kelayakan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, ada empat ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi standar isi buku , standar proses pendidikan, standar kompetensi lulusan dan tenaga kependidikan.
Kenyataannya hingga awal November 2014 bahan ajar kimia kelas XI yang menjadi sumber rujukan belajar yang dianjurkan pemerintah yang diterbitkan dan didistribusikan melalui empat penerbit yaitu: (1) Jatra, (2) Platinum, (3) Bina aksara (4) Tiga Serangkai belum didistribusikan secara menyeluruh. Sehingga banyak buku pelajaran khususnya kimia yang beredar dari berbagai penerbit berasal diluar dari penerbit yang dianjurkan oleh pemerintah. Sitepu BP (2005) dalam tulisannya : Memilih buku pelajaran, mengatakan bahwa buku pelajaran yang baik mengandung bahan ajar yang seharusnya disusun secara
(22)
8
tepat dan benar dilihat dari disiplin ilmu, metode, belajar dan pembelajaran, bahasa, ilustrasi dan grafikanya memberikan kontribusi yang cukup berarti pada peserta didik.
Puji M (2007) dalam tulisannya dijurnal BNSP yang berjudul “ Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah” mengatakan melalui buku teks pelajaran peserta didik diharapkan dapat memperoleh informasi yang lebih terjamin keakuratannya karena informasi tersebut diperoleh dari sumber lain selain dari guru. Sejalan dengan paradigm pendidikan yang akhir-akhir ini ini bergeser dari guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) kepada peserta didik sebagai pusat pembelajaran(Student centered), peserta didik perlu didorong dan diberi peluang untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber, seperti buku teks pelajaran, secara mandiri. Oleh karena itu, buku teks pelajaran sebagai sumber informasi seyogyanya memiliki kualitas yang baik, yang memenuhi kriteria standar tertentu.
Analisis bahan ajar telah dilakukan sebelumnya oleh Esti Munafifah dengan Judul “Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia SMP/MTs” kelayakan buku teks hasil pengembangan berada pada rentang 86-100 % (baik sekali). Demikian juga dengan analisis dan standarisasi yang dilakukan Munte (2011) terhadap buku ajar kimia SMA kelas X Semester I menunjukan dari lima buku yang dianalisis diperoleh kelayakan isi masing-masing buku : buku A 64 %, buku B 61 %, buku C, 81 %, buku D 85% dan buku E 80%. Sehubungan dengan hal itu Hasil penelitian Rizki Kholilah Lubis (2014) menunjukan buku ajar kimia berdasarkan kurikulum 2013 dapat menolong siswa didalam pembelajaran
(23)
9
untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Buku ajar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kegiatan belajar kimia siswa dengan efektivitas hasil belajar untuk siswa-siswi SMA Negeri 2 Plus Panyabungan sebesar 19,94%, untuk siswa SMA Negeri 1 Kotanopan sebesar 33,16%, dan untuk siswa SMA Muhammadiyah 2 Medan sebesar 33,68% dan juga penggunaan buku ajar yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 untuk siswa SMA/MA kelas XI semester I efektif terhadap hasil belajar siswa. Dan juga menurut Hendra Gunawan Parulian (2013)” Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas XI Semester 2 SMA/MA “ menemukan bahwa pengajaran dengan menggunakan buku ajar kimia inovatif dapat meningkatkan hasil belajar dengan rata-rata 74,24% sedangkan pemgajaran dengan buku pegangan siswa meningkatkan hasil belajar dengan rata-rata 73%.
Bahan ajar yang berkualitas akan meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia yang berkarakter. Dari permasalahan tersebut disadari bahwa pengaruh penggunaan bahan ajar merupakan faktor eksternal yang penting dalam mengembangkan sekaligus meningkatkan hasil blajar kimia siswa maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”.
(24)
10
1.2. Identifikasi Masalah
Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bahan ajar kimia larutan inovatif tingkat SMA/MA yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk menciptakan pembelajaran kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan serta dapat membantu peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk keakuratan penelitian yang akan dilakukan, maka dilakukan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yaitu:
1. Apakah isi buku ajar kimia kelas XI smester II yang telah beredar dan dipergunakan sudah memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai standar isi?
2. Apakah semua pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang terdapat dalam buku ajar telah disusun secara terpadu untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan BNSP?
3. Apakah susunan urutan materi kimia yang disajikan dalam buku ajar telah mampu untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia? 4. Apakah bahan ajar harus disusun secara tepat dan benar dilihat dari disiplin
ilmu, metode belajar dan pembelajaran, bahasa, ilustrasi dan grafikanya? 5. Bagaimanakah susunan dan urutan materi/ sub-materi kimia yang ideal sesuai
dengan kurikulum 2013?
6. Bagaimanakah bahan ajar yang digunakan harus dapat memberikan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar?
(25)
11
7. Apakah bahan ajar mampu mendukung pencapaian peningkatan pendidikan karakter seperti yang tercantum dalam kurikulum 2013?.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu dan biaya maka pengembangan bahan ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter dan juga untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Urutan materi yang akan dianalisis adalah urutan materi yang terdapat dalam bahan ajar kimia kelas XI semester II yaitu mengenai kimia larutan yang meliputi “mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan, indikator asam basa, menghitung pH, titrasi asam basa, hidrolisis garam, dan larutan Buffer” , yang mengacu pada standar isi kurikulum 2013. 2. Komponen yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar kimia adalah
pendekatan, model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media internet.
3. Menyusun bahan ajar inovatif kimia larutan yang efektif dalam pembelajaran kimia SMA/MA kelas XI semester II dalam meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkembangkan karakter siswa.
(26)
12
4. Memvalidasi bahan ajar inovatif kimia larutan berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter kelas XI SMA/MA semester II yang telah dikembangkan kepada ahli materi dan desain pembelajaran
5. Menguji coba buku ajar kimia tersebut kepada guru kimia dan siswa.
6. Mengimplementasikan keefektifan bahan ajar melalui pembelajaran pada materi larutan asam basa.
7. Hasil belajar siswa yang diukur pada penelitian ini berupa ranah kognitif dan ranah afektif yaitu karakter yang dibatasi pada karakter toleransi, demokratis, komunikatif, percaya diri dan menghargai prestasi.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka yang rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah :
1. Apakah susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter kelas XI SMA/MA semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013?
2. Apakah bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan untuk SMA/MA Kelas XI semester II pada pokok bahasan kimia larutan telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013?
3. Apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan
(27)
13
siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013?
4. Apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013?
5. Apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar inovatif kimia larutan untuk SMA/MA semester II berdasarkan standar isi kurikulum 2013 yang digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan serta dapat membantu peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian adalah :
1. Untuk memperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter kelas XI SMA/MA semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013.
(28)
14
2. Untuk mengetahui apakah bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan untuk SMA/MA Kelas XI semester II pada pokok bahasan kimia larutan telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013?
3. Untuk mengetahui apakah hasil implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang
telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat
menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013?
6. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan?
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat penelitian ini antara lain (1) untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan pengembangan bahan ajar kimia yang berorientasi pada pendidikan karakter yang dapat membangkitkan semangat
(29)
15
belajar kimia siswa, dan (2) sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil pengembangan bahan ajar kimia yang berorientasi pada kurikulum 2013 dan pendidikan karakter.
Secara praktis manfaat dari penelitian ini antara lain adalah: (1) sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang penggunaan bahan ajar kimia larutan inovatif berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran yang dapat memotvasi siswa dalam belajar, (2) memberikan gambaran bagi guru tentang pengembangan bahan ajar inovatif berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter
1.7. Definisi Operasional
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah, yaitu:
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008)
2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
(30)
16
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendikbud, 2014)
3. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. (Kusuma 2010)
4. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penilaian. (Hamalik, 2003:30)
(31)
128
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Adapun beberapa simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Telah diperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan ajar inovatif kimia larutan SMA/MA semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013.
2. Bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan untuk SMA/MA kelas XI semester II telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. Hasil rata-rata yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada dosen dan guru untuk analisis standar kelayakan isi sebesar 3.66, analisis standar kelayakan bahasa sebesar 3,74, analisis standar kelayakan penyajian sebesar 3,63, analisis standar kelayakan kegrafikaan sebesar 3,69 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia larutan standar yang diajukan telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013.
3. Terdapat perbedaan yang dignifikan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa tanpa implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan pada model Problem Based Learning.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang diajarkan dengan implementasi bahan ajar inovatif
(32)
129
kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter pada model Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan perkembangan karakter siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning tanpa implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter .
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakter yang terkembang (Toleransi, Demokratis, Percaya Diri ) dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang diajarkan dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter pada model Problem Based Learning.
5.2.Saran
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelunya, maka sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan:
1. Bagi pengguna bahan ajar pada umumnya dan secara khusus bagi guru kimia untuk lebih memperhatikan susunan materi yang sistematis dan standar kelayakan sehingga tidak lagi penggunaan bahan ajar yang tidak memenuhi standar kelayakan menurut BNSP.
2. Melihat penggunaan bahan ajar kimia larutan SMA/MA kelas XI semester II berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan guru kimia berusaha untuk
(33)
130
mengajar siswa dengan menggunakan bahan ajar kimia SMA/MA kelas XI semester II berdasarkan kurikulum 2013.
3. Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para peneliti lain dalam mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan bahan ajar agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan secara khusus pada pemebelajaran kimia.
4. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dan penerbit untuk memperhatikan pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan standar kelayakan KI dan KD pada kurikulum yang berlaku.
(34)
131
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. dan Romlah. 2007. Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan
Literasi Ilmiah Sebagai Dasar Untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
________________________. 2008. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di
Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Amri, S. dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Anonim. 2011. Survei Internasional PISA. Jakarta: Litbang Kemendikbud.
[Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 18 Oktober 2014).
Anonim. 2011. Survei Internasional TIMSS. Jakarta: Litbang Kemendikbud.
[Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss, diakses 18 Oktober 2014).
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelititan Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cita
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cita.
Aswasulasikin. 2008. Hakekat IPA. [Onlie]. Tersedia:
www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/10092007234451_Hakikat_IPA. doc. [5 Oktober 2014].
Bandono. 2009. Pengembangn Bahan Ajar. Http://bandono.web.id. Diakses 12
Oktober. 2014.
Belawati, T. dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.
Blystone, Robert V. and Blodgett, K. 2006. The Scientific Method. CBE-Life
Sciences Education.
Borg, Walter R.. & Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction
(4ed). New York & London: Longman.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
(35)
132
Chiappetta, et.al. 1991. A Quantitative Analysis of High School Chemistry
Textbooks for Scientific Literacy Themes dan Expository Learning AIDS. Journal of Research in Science Teaching. 28, (10), 939-951.
DeBoer, George E. 1991. A History of Ideas in Science Education: Implication for
Practice. Teaches College. Columbia University. New York
Depdiknas. 2005. Pedoman Pengembangan Buku Pelajaran. Jakarta: Depdiknas.
________. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:
Depdiknas. .
Dick, W dan Carey. (2005). The Systemic Design Of Intructional (6 th ed). New
York : Omegatype Typography, Inc
Djamarah, S.B., (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Echols, J.M dan Shadily, H. 1993. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia
Indonesia-Inggris. Jakarta.: Gramedia.
Ester Lince, N. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Jakarta:
Harian Kompas.com. [Online].
(http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434,
Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA
Nasional. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Gafur, A. 2004. Desain instruksional: Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola
Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar. Solo: Tiga Serangkai.
Hamalik, O, (2003), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hargis, J.(2010) The Self-Regulated Learner Advantage: Learning.
(http:/www.jhargis.com/).Science on the Internet. (Diakses 16 November
2014).
Hayat, B. dan Yusuf, S. 2010. Benchmark International Mutu Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hilmi, Y.A. 2003. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung
Berdasarkan Literasi Sains. Bandung Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan
(36)
133
Horrnby. 2003. Teaching Relevant Science for Scientific Literacy. Journal of
Collage Science Teaching University of Arkansas. Fayetteville. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa
Jippes, E, van Engelen, J.M. L.; Brand, P.L.P. dan Qudkerk, M,. (2010).
Competency-Based (CanMEDS) residency training programe in radiology: systematic design procedure, curriculum and success factors,
Eur Radiol. 20(4): 967-977.
Jungnickel, P.W.., Kellley, Hammer, D.P,. Haines, S.T, dan Marlowe,K.F,.(2009). Addressing Competencies for the Future in the Professional Curriculum ,
American Journal of Pharmaceutical Education73(8): 1-15
Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a
Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education,
24(1):57-59
Li, J.; Klahr, D., Siler, S., (2006), What Lies Beneath the Science Achievement Gap; The Challenges of Aligning Science Instruction with Standart and
Test, Science Educator,15(1): 1
Lubis, R.K.. (2014)” Pengembangan buku ajar kimia SMA/MA. kelas X Semester
I Berdasarkan Kurikulum 2013. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Machtmes, K., Johnson, E., Fox, J. dan Burke, M.S., (2009), Teaching Qualitative
Research Methods through Service-Learning, The Qualitative Report
4(1): 155-165
Mardliyah, F.Y. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Biologi SMA/MA Pada Materi
Struktur dan Fungsi Sel Berorientasi Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Mariana, et.al. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan tenaga kependidikan
IPA Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/39027853/.
(37)
134
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2005. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2007. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mohammad. H. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Surabaya.: Jurnal FKIP-UT DI UPBJJ.
Montelongo, J.A., dan Herter, R.J, (2010). Using Technology to Support Expository Reading and Writing in Science Classes Science Activities,
47: 89-102
Munafifah, E (2013) Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia
SMP/MTs”. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
Munthe, SD. (2011) analisis dan standarisasi Buku Kimia Kelas X Berdasarkan Standar Isi KTSP, Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Mursid. 1997. Pengembangan Buku Ajar Gambar Teknik. Medan: Program Studi
Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
OECD,. 2003. Literacy Skills for The World Of Tomorrow. Paris: Further Result
from PISA 2000.
Parulian, G. (2013)” Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas XI
Semester 2 SMA/MA. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
(38)
135
PISA. 2006. Science Competeencies for Tomorrow’s World Volume 1-Analysis
OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/staatistics/statlink. [15
Oktober 2014].
Punjihadi, Anna. 1987. Sejarah dan Filsafat Sains. Bandung: Yayasan
Cendrawasih.
Puskur Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan karakter Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
Pusat Perbukuan Depdiknas. 2003. Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains.
[Online]. Tersedia: http-//www.dikdaski.go.id. [5 September 2014] Rahardjo, S.B. (2014). Kimia Berbasi Eksperimen Untuk Kelas XI SMA/MA
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. Platinum
Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Silaban, R .,Eddiyanto.dan Ratnawati, R.B. (2014). Analisis Pengembangan Buku
Ajar Kimia Kelas X Semester I SMK Farmasi Sesuai KTSP. Journal
Pendidikan Kimia. 2014, (2), 1-10.
Sitepu, B.P., (2005), Memilih Buku Pelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur,
No.04/ Th.IV/ Juli, hal.120.
Situmorang, M., and Saragih, N., (2012), Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia SMA Melalui Inovasi dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Mempersiapkan Sumberdaya Berkarakter Menghadapi Persaingan
Global, Jurnal Litjak (In Press)
Situmorang, M.(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,
237-245.
Situmorang, M., Retno, D.W. (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed, 1-8.
Sudjana, N. Dan Rivai, A. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar
(39)
136
Tim Pascasarjana UNIMED. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis &
Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Tompkins, C.J., Rosen, A.L., dan Larkin, H (2006). Guest Editorial: An Analysis Of Social Work Textbook For Aging Content: How Well Do Social
Work Foundation Texts Prepare Students For Aging Society?. Journal of
Social Work Education 42 (1) : 3-24.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. (Online), (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003- Sisdiknas.pdf), diakses 14 September 2013.
Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of
Self-Efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students.Paper presented at the Annual Conference of the
Australian Association for Research in Education, Brisbane, December
2002
Yusuf, S. 2003. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Pusat
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. dan Romlah. 2007. Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan Literasi Ilmiah Sebagai Dasar Untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
________________________. 2008. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Amri, S. dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Anonim. 2011. Survei Internasional PISA. Jakarta: Litbang Kemendikbud. [Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 18 Oktober 2014).
Anonim. 2011. Survei Internasional TIMSS. Jakarta: Litbang Kemendikbud. [Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss, diakses 18 Oktober 2014).
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelititan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cita
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cita.
Aswasulasikin. 2008. Hakekat IPA. [Onlie]. Tersedia: www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/10092007234451_Hakikat_IPA. doc. [5 Oktober 2014].
Bandono. 2009. Pengembangn Bahan Ajar. Http://bandono.web.id. Diakses 12 Oktober. 2014.
Belawati, T. dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan UT.
Blystone, Robert V. and Blodgett, K. 2006. The Scientific Method. CBE-Life Sciences Education.
Borg, Walter R.. & Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction (4ed). New York & London: Longman.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
(2)
Chiappetta, et.al. 1991. A Quantitative Analysis of High School Chemistry Textbooks for Scientific Literacy Themes dan Expository Learning AIDS. Journal of Research in Science Teaching. 28, (10), 939-951.
DeBoer, George E. 1991. A History of Ideas in Science Education: Implication for Practice. Teaches College. Columbia University. New York
Depdiknas. 2005. Pedoman Pengembangan Buku Pelajaran. Jakarta: Depdiknas. ________. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:
Depdiknas. .
Dick, W dan Carey. (2005). The Systemic Design Of Intructional (6 th ed). New York : Omegatype Typography, Inc
Djamarah, S.B., (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Echols, J.M dan Shadily, H. 1993. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris. Jakarta.: Gramedia.
Ester Lince, N. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Jakarta:
Harian Kompas.com. [Online].
(http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434,
Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas. Gafur, A. 2004. Desain instruksional: Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola
Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar. Solo: Tiga Serangkai.
Hamalik, O, (2003), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Hargis, J.(2010) The Self-Regulated Learner Advantage: Learning.
(http:/www.jhargis.com/).Science on the Internet. (Diakses 16 November 2014).
Hayat, B. dan Yusuf, S. 2010. Benchmark International Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hilmi, Y.A. 2003. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Bandung Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan
(3)
Horrnby. 2003. Teaching Relevant Science for Scientific Literacy. Journal of Collage Science Teaching University of Arkansas. Fayetteville.
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa
Jippes, E, van Engelen, J.M. L.; Brand, P.L.P. dan Qudkerk, M,. (2010).
Competency-Based (CanMEDS) residency training programe in radiology: systematic design procedure, curriculum and success factors, Eur Radiol. 20(4): 967-977.
Jungnickel, P.W.., Kellley, Hammer, D.P,. Haines, S.T, dan Marlowe,K.F,.(2009). Addressing Competencies for the Future in the Professional Curriculum , American Journal of Pharmaceutical Education73(8): 1-15
Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1):57-59
Li, J.; Klahr, D., Siler, S., (2006), What Lies Beneath the Science Achievement Gap; The Challenges of Aligning Science Instruction with Standart and Test, Science Educator,15(1): 1
Lubis, R.K.. (2014)” Pengembangan buku ajar kimia SMA/MA. kelas X Semester I Berdasarkan Kurikulum 2013. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Machtmes, K., Johnson, E., Fox, J. dan Burke, M.S., (2009), Teaching Qualitative Research Methods through Service-Learning, The Qualitative Report 4(1): 155-165
Mardliyah, F.Y. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Biologi SMA/MA Pada Materi Struktur dan Fungsi Sel Berorientasi Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Mariana, et.al. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan tenaga kependidikan
IPA Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/39027853/. Penelitian-Analisis-Buku-Literasi-Sains. [1 November 2014].
(4)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2005. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2007. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mohammad. H. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Surabaya.: Jurnal FKIP-UT DI UPBJJ.
Montelongo, J.A., dan Herter, R.J, (2010). Using Technology to Support Expository Reading and Writing in Science Classes Science Activities, 47: 89-102
Munafifah, E (2013) Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia SMP/MTs”. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
Munthe, SD. (2011) analisis dan standarisasi Buku Kimia Kelas X Berdasarkan Standar Isi KTSP, Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Mursid. 1997. Pengembangan Buku Ajar Gambar Teknik. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan OECD,. 2003. Literacy Skills for The World Of Tomorrow. Paris: Further Result
from PISA 2000.
Parulian, G. (2013)” Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas XI Semester 2 SMA/MA. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
(5)
PISA. 2006. Science Competeencies for Tomorrow’s World Volume 1-Analysis OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/staatistics/statlink. [15 Oktober 2014].
Punjihadi, Anna. 1987. Sejarah dan Filsafat Sains. Bandung: Yayasan Cendrawasih.
Puskur Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan karakter Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
Pusat Perbukuan Depdiknas. 2003. Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains. [Online]. Tersedia: http-//www.dikdaski.go.id. [5 September 2014] Rahardjo, S.B. (2014). Kimia Berbasi Eksperimen Untuk Kelas XI SMA/MA
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. Platinum
Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Silaban, R .,Eddiyanto.dan Ratnawati, R.B. (2014). Analisis Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Semester I SMK Farmasi Sesuai KTSP. Journal Pendidikan Kimia. 2014, (2), 1-10.
Sitepu, B.P., (2005), Memilih Buku Pelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur, No.04/ Th.IV/ Juli, hal.120.
Situmorang, M., and Saragih, N., (2012), Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia SMA Melalui Inovasi dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Mempersiapkan Sumberdaya Berkarakter Menghadapi Persaingan Global, Jurnal Litjak (In Press)
Situmorang, M.(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 237-245.
Situmorang, M., Retno, D.W. (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed, 1-8.
Sudjana, N. Dan Rivai, A. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
(6)
Tim Pascasarjana UNIMED. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Tompkins, C.J., Rosen, A.L., dan Larkin, H (2006). Guest Editorial: An Analysis Of Social Work Textbook For Aging Content: How Well Do Social Work Foundation Texts Prepare Students For Aging Society?. Journal of Social Work Education 42 (1) : 3-24.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. (Online), (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003- Sisdiknas.pdf), diakses 14 September 2013.
Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students.Paper presented at the Annual Conference of the Australian Association for Research in Education, Brisbane, December 2002
Yusuf, S. 2003. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.