INOVASI BAHAN AJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER.

(1)

INOVASI BAHAN AJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA BERDASARKAN

KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI

PENDIDIKAN KARAKTER

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

CIANNY AVOLITA MARPAUNG

NIM. 8136142004

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Cianny Avolita : Inovasi Bahan Ajar Kimia Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh inovasi bahan ajar kimia pada pokok bahasan kesetimbangan kimia berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter. Penelitian ini menggunakan metode Research and

Development. Subjek penelitian adalah bahan ajar pokok bahasan kesetimbangan

kimia. Adapun, sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 20 orang guru kimia kelas XI di kota Medan. Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Bahan ajar penerbit A dianalisis berdasarkan kurikulum 2013 oleh dosen dan guru. Hasil analisis bahan ajar penerbit A berdasarkan kurikulum 2013 diperoleh rata-rata 2,46 adalah valid, artinya sudah layak dan sebagian isi bahan ajar perlu direvisi. Bahan ajar yang telah dikembangkan dinilai oleh dosen dan guru. Penilaian dilakukan dengan 2 cara, yaitu berdasarkan kurikulum 2013 dan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Hasil analisis berdasarkan kurikulum 2013 diperoleh rata-rata sebesar 3,53 adalah valid artinya sangat layak digunakan dan tidak perlu revisi. Hasil analisis berdasarkan BSNP diperoleh, aspek kelayakan isi 3,38 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan bahasa 3,37 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan penyajian 3,40 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Bahan ajar yang telah dikembangkan kemudian diuji kepada siswa. Pengujian terhadap siswa dilakukan dengan menggunakan 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terhadap siswa kelas eksperimen diberikan bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan, sedangkan siswa kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang telah ada sebelumnya. Nilai rata-rata gain ternormalisasi pada kelas kontrol yaitu sebesar 0,62 sedangkan pada kelas eksperimen nilai rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,76.


(6)

ii

ABSTRACT

CiannyAvolita: INNOVATIVE CHEMISTRY EQUILIBRIUM TEACHING MODULE BASED CURRICULUM 2013 INTEGRATED CHARACTER EDUCATION. Thesis. Medan: Chemistry Education Studies Program, Postgraduate School State University of Medan, 2016

This study aims to obtain innovative chemistry equilibrium teaching module based curriculum 2013 integrated character education..This type of research, including Research and Development. Subjects were subject teaching materials chemistry equilibrium. Meanwhile, the sample used in this study consists of 20 class XI chemistry teacher in the city of Medan. Selection of the sample using purposive sampling technique. A publisher of teaching materials is analyzed based curriculum in 2013 by professors and teachers. The results of the analysis of a publisher of teaching materials based on the curriculum in 2013 gained an average of 2.46 is valid, meaning that it not deserves and some of the contents of teaching materials need to be revised. Teaching materials that have been developed assessed by lecturers and teachers. Assessment is done in 2 ways, namely based curriculum in 2013 and BSNP (National Education Standards Agency). The results of the analysis based on the curriculum in 2013 gained an average of 3.53 is a valid means very feasible to use and does not need to be revised. The results of the analysis based on BSNP obtained, feasibility aspects of the content of 3.38 is valid, it means very feasible and does not need to be revised, language feasibility 3.37 is valid, it means very feasible and does not need to be revised, presenting the feasibility of 3.40 is valid, it means very feasible and do not need to be revised. Teaching materials that have been developed and then tested to students. Testing of students is done by using the 2 classes, experimental and control classes. Against the experimental class students are given an innovative chemistry teaching materials have been developed, while the control class using teaching materials that have been there before. The average value of the normalized gain control class that is equal to 0.62, while the experimental class average value of the normalized gain of 0.76.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga tesis yang berjudul : ”INOVASI BAHAN AJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN

KIMIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI

PENDIDIKAN KARAKTER” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia pada Program studi Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd sebagai Direktur Program Pascasarjana UNIMED dan para Wakil Direktur, Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia dan para Staf Administrasi Program Pascasarjana yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M. Si sebagai Pembimbing I dan Bapak Dr. Marham Sitorus, M. Si sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak dari awal rencana penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M. Si, Bapak Eddiyanto, Ph. D, dan Bapak Dr. Mahmu, M. Sc sebagai Narasumber yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan tesis ini.


(8)

iv

4. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Magister Pendidikan Kimia Pasca Sarjana UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis

5. Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Staf dan Rekan-Rekan Guru dari Yayasan Perguruan Swasta Methodist-2 dan Yayasan Perguruan Swasta Methodist Charles Wesley yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis.

6. Ayahanda Alm. Drs. Hotman Marpaung, ibunda Tiurmaida Sinaga, adinda Aina Sally Marpaung, S. Pd, Irma Fanny Marpaung, S. Pd, Santa Prarintya Marpaung, Samuel Brolio Marpaung, Daud Jenio Marpaung yang terus memberikan dukungan dalam doa, motivasi dan kasih sayang yang tak pernah henti dan Maruli Ericson Aritonang, S. Pd yang selalu mendukung dan memberi doa dan semangat kepada penulis.

7. Rekan seperjuangan angkatan ke-XXIII Prodi Pendidikan Kimia yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang senantiasa membantu dan mendukung untuk tetap semangat menyelesaikan studi dan tesis ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kekuarangan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, April 2016 Penulis


(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 9

1.6 Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Ajar 12

2.1.1 Unsur-Unsur Bahan Ajar 16

2.1.2 Sumber Bahan Ajar Kimia 18

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar dalam Kegiatan Pembelajaran 19 2.1.4 Kriteria Pemilihan Bahan Ajar Kimia Yang Baik 20 2.1.5 Komponen-Komponen Bahan Ajar Kimia 21 2.1.6 Bahan Ajar dalam Pengajaran Kimia PadaKesetimbangan Kimia 22

2.1.7 Teori Pengembangan Bahan Ajar 22

2.1.8 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar 23

2.1.9 Inovasi dalam Pengembangan Bahan Ajar 26

2.2 Kurikulum 2013 27

2.3.1 Latar Belakang` 27

2.3.2 Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 28 2.3.3. Tujuan dan Karakteristik Kurikulum 2013 29 2.3.4 Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 30 2.3 Pendekatan Saintifik(Scientific Approach) 33

2.4 Pendidikan Karakter 34

2.5 Penelitian Yang Relevan 38

2.6 Kerangka Konseptual 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tinjauan Penelitian 42

3.2Waktu dan Lokasi Penelitian 42

3.3Populasi dan Sampel Penelitian 42

3.4Instrument Penelitian 43

3.5Prosedur Penelitian 43


(10)

vii

3.7Efektivitas Bahan Ajar Terhadap Hasil Belajar Siswa 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Penelitian 48

4.2 Analisis Bahan Ajar Penerbit A Berdasarkan Kurikulum 2013 49

4.3 Analisis Bahan Ajar Yang Telah Dikembangkan 51

4.3.1 Berdasarkan Kurikulum 2013 52

4.3.2 Berdasarkan BNSP 54

4.4 Uji Efektifitas Hasil Belajar 60

4.5 Pembahasan 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 64

5.2 Saran 65


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Manfaat Bahan Ajar Bagi Guru dan Siswa 20 Tabel 2.2 Perbedaan Esensial Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 30

Tabel 2.3 Sistem Penilaian Kurikulum 2013 31 Tabel 2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Saintifik 32 Tabel 2.5 Nilai Karakter Dalam Pendidikan Indonesia 35 Tabel 3.1 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata 46 Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kimia PadaKelas Eksperimen dan Kontrol 61


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema alur penelitian 45

Gambar 4.1 Hasil analisis bahan ajar penerbit A 49 Gambar 4.2 Hasil analisis bahan ajar bedasarkan Kurikulum 2013 53 Gambar 4.3 Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan 57 pada aspek kelayakan isi

Gambar 4.4 Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan 58 pada aspek kelayakan bahasa

Gambar 4.5 Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan 59 pada aspek kelayakan penyajian


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 70

Lampiran 2. RPP 74

Lampiran 3. Format Analisis Bahan Ajar Berdasarkan Kurikulum 2013 78 Lampiran 4. Format Analisis Bahan Ajar Berdasarkan BSNP 79 Lampiran 5. Hasil Analisis Bahan Ajar Penerbit A Pada Pokok Bahasan 87 Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013

Lampiran 6. Hasil Analisis Bahan Ajar yang telah dikembangkan 88 Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Berdasarkan

Kurikulum 2013

Lampiran 7. HasilAnalisisBahan Ajar yang telah dikembangkan 89 Berdasarkan BSNP (Kelayakan Isi)

Lampiran 8. HasilAnalisisBahan Ajar yang telahdikembangkan 90 BerdasarkanBSNP (Kelayakan Bahasa)

Lampiran9. Hasil Analisis Bahan Ajar yang telah dikembangkan 91 Berdasarkan BSNP (Kelayakan Penyajian)

Lampiran 10. Kisi-Kisi Soal 92

Lampiran11 Tabulasi Data Hasil Pretestdan Posttest siswa 99 Lampiran12. Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 100 Lampiran 13. Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 102


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktifitas dalam upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur raw input (siswa) yang akan diproses/dibentuk kompetensinya, instrumental input (terdiri dari tujuan, materi berupa bahan ajar, media dan perangkat evaluasi)

yang berfungsi sebagai perangkat yang akan memproses pembentukan kompetensi, serta perangkat lingkungan (environmental input), seperti lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi.

Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Bahan ajar dalam proses pembelajaran dengan demikian menempati posisi penting dalam proses pembelajaran, hal tersebut karena bahan ajar merupakan materi yang akan disampaikan/disajikan. Tanpa bahan ajar mustahil pembelajaran akan terwujud. Tepat tidaknya, sesuai tidaknya bahan ajar dengan tujuan dan


(15)

2

kompetensi yang diharapkan akan menentukan tercapai tidaknya tujuan kompetensi pembelajaran yang diharapkan.

Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas pendidik untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak pendidik dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak peserta didik.

Bahan ajar yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut:(1) materi dalam bahan ajar sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar; (2) materi dalam bahan ajar mencukupi untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; (3) materi yang dibahas harus benar, lengkap, dan aktual serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan kompetensi; (4) memiliki tingkat keterbacaan sesuai dengan tingkat kemampuan pebelajar; dan (5) disusun secara sistematis (jelas, runtut, lengkap, dan mudah dipahami). Problematika yang ditemukan di lapangan menunjukkan belum tercukupinya bahan ajar yang dapat memenuhi standar kompetensi lulusan baiksecara kuantitatif, kualitatif dan relevansi (Depdiknas, 2007:12).Hal ini juga terjadi pada mata pelajaran kimia, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru, didapatkan bahwa bahan ajar yang


(16)

3

dimiliki belum memiliki konsep kimia secara benar, kurang inovatif dan interaktif. Hal inilah yang kemungkinan menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia cenderung rendah.

Kimia merupakan ilmu yang kaya akan konsep yang bersifat abstrak. Sangat sulit bagi peserta didik dapat memahaminya hanya dengan membaca buku semata.Hal ini disebabkan oleh penyajian materi dalam bahan ajar yang tersedia yang kurang menarik, monoton dan membosankan. Tentu hal-hal demikian sangat tidak memotivasi peserta didik untuk belajar kimia. Untuk mengatasi hal yang demikian maka sudah semestinya dilakukan inovasi terhadap pembelajaran kimia (Hutabalian, T.,2014). Inovasi ini meliputi penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai, penggunaan media yang up to date seperti computer, multimedia, dan media on line. Penggunaan virtual labs dan peralatan lainnya yang berbasis web yang dapat mempermudah pembelajaran (Dunham, 2012)

Berbagai penelitian tentang pengembangan bahan ajar menyebutkan bahwa penggunaan bahan ajar inovatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ada beberapa macam inovasi yang dilakukan dalam penelitian tersebut misalnya inovasi bahan ajar dengan menggunakan media pembelajaran, inovasi materi ajar dengan menggunakan model ataupun metode, maupun strategi pembelajaran, bahkan inovasi materi ajar dengan memadukan penggunaan media dan model atau metode mengajar. Tentu hal ini sangat membantu peserta didik dengan memudahkan mereka memahami materi dan juga membantu tenaga pendidik dalam mengajar.


(17)

4

Bentuk inovasi lainnya dalam pengembangan bahan ajar kimia yaitu dengan pemanfaatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.Proses pembelajaran kurang memotivasi siswa jika penyampaiannya menggunakan model/pendekatan yang kurang tepat. Model pembelajaran merupakan cara yang digunakan tenaga pendidik dalam mengajar satuan atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada seluruh proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan. Model pembelajaran harus berpedoman pada prinsip belajar aktif sehingga dalam proses belajar mengajar perhatian utama ditujukan pada siswa yang belajar. Peran tenaga pendidik dalam menentukan model pembelajaran di kelas bukan ditentukan oleh apa yang akan dipelajari saja, melainkan bagaimana penyajian materi serta cara menuntaskan konsep yang kompleks dan bersifat abstrak akan memperkaya pengalaman belajar siswa (Miswanda, 2010)

Demikian halnya dengan mata pelajaran kimia yang bersifat abstrak, kreatifitas dan kebijaksanaan seorang tenaga pendidik berperan sangat penting dalam membuat peserta didik termotivasi. Salah satu peran penting tenaga pendidik yaitu dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa dapat berfikir secara kritis, logis, memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif dan inovatif serta tidak membosankan. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat membuat proses pembelajaran kimia menjadi lebih efektif dan efisien. Karena dengan model pembelajaran yang tepat peserta didik mampu memahami materi pelajaran kimia dengan mudah.


(18)

5

Inovasi pembelajaran dalam bahan ajar dan sesuai dengan Kurikulum 2013 dapat berupa pemodelan dengan Problem Based Learning, Project Based

Learningdan mengintegrasikan IT berbasis web.Problem Based Learning

merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik. Problem Based Learning membantu siswa dalam

memilih masalah, mendefenisikan masalah, memecahkan masalah, menyelesaikan masalah, membantu mengembangkan berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan dalam mengerjakan kerja kelompok (Killey, 2013).Project Based Learning

juga merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menanamkan pendekatan saintifik. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata. Hasil

penelitian menyebutkan bahwa penerapan Project Based Learning dalam

pembelajaran kimia dapat meningkatkan prestasi kognitif peserta didik (Sugiarsih, 2013). Usaha lain dalam rangka menciptakan bahan ajar inovatif dan interaktif adalah dengan mengintegrasikan IT berbasis web di dalamnya. Kemajuan teknologi informasi masa kini bisa digunakan untuk mempermudah pembelajaran. Khususnya materi kimia yang sarat akan keabstrakan. Hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan simulasi komputer dalam pembelajaran perkenalan sains akan memberi manfaat terpenting dalam pengalaman belajar mahasiswa (Bish and Schleidt, 2008). Dengan mengintegrasikan IT berbasis web


(19)

6

dalam pembelajaran akan menciptakan suatu bahan ajar interaktif. Sehingga dengan ini akan menciptakan interaksi antara siswa dan guru sesering mungkin dalam pembelajaran.

Pengembangan bahan ajar juga harus memperhatikan prasyarat dari badan yang berwenang yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) dan kurikulum yang sedang berlaku yaitu Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013, terdapat rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang memasukkan pendidikan karakter dan harus terintegrasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, bahan ajar harus dilengkapi dengan materi ajar yang menunjang tercapainnya kompetensi inti dan kompetensi dasar seperti yang dirumuskan dalam Kurikulum 2013.

Pengembangan bahan ajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam mata pelajaran dimaksudkan agar pada diri siswa disamping menguasai kompetensi yang berkaitan dengan materi ajar, diharapkan juga dapat berkembang nilai-nilai karakter mulia siswa sehingga tujuan pendidikan nasional segera dapat terwujud.

Sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka pendidikan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting


(20)

7

dalam upaya menumbuh kembangkan karakter anak didik menjadi seseorang yang berakhlak mulia.

Selama ini pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, hanya terfokus pada tuntutan penguasaan kompetensi siswa terhadap bahan ajar saja. Sedangkan nilai-nilai karakter anak didik tidak pernah menjadi perhatian pendidik. Sehingga pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang selama ini berjalan mengalami ketimpangan dalam usaha untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional (Suharta dan Luthan, 2013).

Berdasarkan standar pendidikan nasional, pemerintah telah menunjuk beberapa penerbit untuk menerbitkan buku berbasis Kurikulum 2013. Hasil analisis beberapa pakar (guru dan dosen) terhadap buku yang diterbitkan tersebut menunjukkan buku tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Dalam materi kesetimbangan kimia buku tersebut belum sepenuhnya menggambarkan Kompetensi Dasar yang harus dicapai seperti reaksi reversible dan irreversibleyang tidak dijelaskan, hubungan laju reaksi dengan kesetimbangan kimia tidak terlihat dan urutan sub topik yang belum sesuai, kemudian kurangnya pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa karena dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pengembangan bahan ajar dapat lebih dimaksimalkan dengan penambahan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu (Djamarah, 2006). Selain itu uraian materi yang belum menggambarkan pendekatan saintifik sehingga dimungkinkannya dilakukan penilaian autentik seperti tuntutan Kurikulum 2013.


(21)

8

Hasil yang akandiperoleh dari penelitian ini adalah bahan ajar inovatif kesetimbangan kimia untuk SMA kelas XI semester 1 sesuai dengan kurikulum berbasis pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: 1) mandiri, 2) tanggung jawab, 3) rasa ingin tahu, 4) percaya diri, dan 5) jujur. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Inovasi Bahan Ajar Kimia Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang digunakan belum mampu mengarahkan guru dan memotivasi

siswa dalam proses belajar mengajar

2. Bahan ajar yang digunakan belum mengacu pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

3. Bahan ajar yang telah dirujuk pemerintah belum berdasarkan pada kurikulum

2013 dan belum memenuhi Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI)

1.3Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu


(22)

9

1. Menganalisis bahan ajar kimia SMA kelas XI semester I pokok bahasan Kesetimbangan Kimia penerbit A

2. Menyusun inovasi bahan ajar kimia SMA kelas XI semester I pokok bahasan

Kesetimbangan Kimia sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013

3. Penilaian dan revisi bahan ajar kimia yang standar oleh tim ahli (dosen) dan guru-guru kimia SMA sehingga dihasilkan inovasi bahan ajar kimia

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah persepsi guru kimia terhadap buku-buku teks kimia yang diterbitkan oleh beberapa penerbit yang dirujuk oleh pemerintah?

2. Apakah inovasi bahan ajar kimia untuk SMA kelas XI semester I sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013?

3. Bagaimana efektivitas penggunaan inovasi bahan ajar kimia untuk SMA kelas XI semester I terhadap hasil belajar kimia siswa?

1.5 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data bagaimana persepsi guru kimia terhadap buku-buku teks kimia yang diterbitkan oleh beberapa penerbit yang dirujuk oleh pemerintah


(23)

10

2. Memperoleh inovasi bahan ajar kimia untuk SMA kelas XI semester I yang

sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013

3. Mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaan inovasi bahan ajar kimia untuk SMA kelas XI semester I terhadap hasil belajar kimia siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan

sebagai berikut:

1. Bagi siswa, sebagai sumber ilmu yang mempermudah pemahaman akan ilmu

kimia khususnya pada materi kesetimbangan kimia untuk siswa SMA kelas XI pada semester I.

2. Bagi guru, sebagai bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013 sehingga mempermudah terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan serta mampu memotivasi minat belajar kimia siswa.

3. Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bahan ajar kimia yang layak untuk kurikulum 2013

4. Bagi peneliti lain, merupakan informasi dalam mendesain penelitian lebih lanjut, untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.

5. Bagi pengarang dan penerbit buku,merupakan masukan untuk memperhatikan


(24)

64

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Buku ajar kimia yang diterbitkan oleh penerbit yang dirujuk pemerintah untuk mengembangkan bahan ajar kesetimbangan kimia sudah layak, namun perlu dikembangkan dari sisi materinya, strategi pembelajarannya, penyediaan soal-soal yang sifatnya aplikatif serta menghubungkannya dengan perkembangan IPTEK. 2. Inovasi bahan ajar kimia pada pokok bahasan kesetimbangan kimia untuk SMA

kelas XI semester 1 telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. Hasil rata-rata yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada responden yaitu dosen dan guru untuk analisis standar kelayakan isi, bahasa dan penyajian berturut-turut adalah adalah 3,38; 3,37; dan 3,40 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia inovatif standar yang diajukan telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Berdasarkan hasil uji coba terbatas di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan inovasi bahan ajar kimia memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan inovasi bahan ajar kimia. Dapat dilihat dengan persen peningkatan hasil belajar


(25)

65

untuk kelas eksperimen sebesar 76% dan persen peningkatan hasil belajar untuk kelas kontrol sebesar 62%.

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menyarankan:

1. Bagi para pengguna bahan ajar pada umumnya dan secara khusus bagi guru kimia untuk lebih memperhatikan susunan materi yang sistematis dan standar kelayakan sehingga tidak ada lagi pengguna bahan ajar yang tidak memunuhi standar kelayakan isi menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

2. Melihat penggunaan bahan ajar kimia inovatif SMA kelas XI semester 1 berdasarkan kurikulum 2013 ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seharusnya guru kimia berusaha untuk mengajar siswa dengan menggunakan inovasi bahan ajar kimia SMA kelas XI semsester 1 berdasarkan kurikulum 2013.

3. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian terkait dengan pengembangan bahan ajar yang dapt meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya dan secara khusus pada proses pembelajaran kimia.


(26)

66

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan.,dkk. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. PT.Prestasi Pustaka Raya; Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006), Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh Silabus SMA/MA,Departemen Pendidikan Nasional; Jakarta.

Belawati, Tian.,dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka; Jakarta.

Bish, J.P., and Schleidt, S., (2008), Effective Use of Computer Simulations in an Introductory Neuroscience Laboratory, Journal of Undergraduate Neuroscience Education, 6(2): 64-67

Buxton, C. A., dan Austin, P., (2003), Better Books, Better Teaching, Science and Children, 41(2): 28-32.

DeRoche, E. F. (1985), How School Administration Solve Problems. New York : Englewood Cliffs

Dick, W dan Carey, (2005), The Systemic Design Of Intructional (6th ed). New York: Omegatype Typography, Inc

Diknas, (2004). Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Ditjen Dikdasmenum; Jakarta.

Djamarah, S.B. dan Zain A., (2006). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Ekawarna, (2007), Mengembangkan buku ajar mata kuliah Permodalan Koperasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Makara Sosial Humaniora, 11(1): 42-47

Folb, B.L., Wessel, C.B., dan Czechowski, L.J., (2011), Clinical and academic use of electronic and print books: the Health Sciences Library System e-book study at the University of Pittsburgh, J Med Libr Assoc. 99(3): 218-228

Gafur, Abdul, (2003), Mencoba Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.


(27)

67

Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright 1980 by Pearson Education

Ghufron, A.,(2010), Integrasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Pada Kegiatan Pembelajaran, Jurnal Ilmiah Pendidikan Edisi Khusus Dies Natalis, Edisi Khusus Th.XXIX/Mei, hal.13

Goto, K., Pelto, H., Pelleteir, D.L., dan Tiffany, J.S., (2010), “It Really Opened My Eyes:” The Effects On Youth Peer Educators of Participating in an Action Research Project, Human Organization. 69(2): 192-200 20(4): 967-977

Hendra, G,.(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif Untuk Kelas XI Semester 2 SMA/MA.Tesis, Program Pasca Sarjana; Medan.

Hosler,J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books An Effective Way to Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science, CBE- Life Science Educational 10:309-317

Hutabalian, T., (2014), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif Kelas X SMA Semester I Sesuai Kurikulum 2013.,Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan, Medan

Killey, M., (2005). Problem-based Learning, Centre for Learning and Professional Development, University of Adelaide, Australia.

Konsorsium Sertifikasi Guru, (2013), Kurikulum 2013, Devisi Rayon 102 Universitas Negeri Medan; Medan

Lee, A. D., Green, B. N., Johnson, C. D. dan Nyquist, J., (2010), How to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of The Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59.

Lickona, T., (1992), Educating For Character: How our school can teach respect and responsibility, New York, Bantam Books.

Lickona, T., Schaps, E., & Lewis, C. 2003.CEP’s Eleven Principlesof Effective Character Education. Washington, DC: Character Education Partnership. Meltzer, D. E (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Grains in Physics A Possible “Hidden Variable” In Diagnostice Pretest Scores. Dalam American Journal Physics, Volume 70 (12)


(28)

68

Miswanda, S. S., (2010), Pengaruh Penggunaan Metode Previw, Question, Read, Summarize, and Test Melalui Pendekatan contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4 (1): 557-565

Mulyasa, H.E., (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya; Bandung.

Mundilarto., (2013), Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Melalui Sains, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 2: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Munte, S., (2011).Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tadkiroatun Musfiroh. (2008). Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP

Pannen, Paulina dan Purwanto.(2001). Penulisan Bahan Ajar. Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Dinas; Jakarta.

Pingel, F., 2010, UNESCO Guidebook on Textbook Research and Texbook Revision, 2nd revised and updated edition, Paris, United Nation Educational Scientific and Cultare Organization.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta.

Rahardjo, S. B., (2014). Kimia Berbasis Eksperimen. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo.

Rudzitis, G., (2003), Basic Principles Of The Secondary School Science Text Books Development, Journal Of Science Education, 4(2): 89.

Romiszowski. (1988). The Selection and Use of Instructional Media. United States : Nichols Publishing.

Setyosari, Punaji, (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana, Jakarta.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung 2013


(29)

69

Sugiarsih,W., (2013), Pembelajaran Kimia Model Project Based Learning dan Think Pare Share Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal dan Kreatifitas Siswa.,Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Suharta dan Luthan, P. L.A., 2013, Pengembangan Model Pembelajaran dan

Penyusunan Bahan Ajar dengan Pendekatan PAKEM PLUS untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan; Medan. Supriadi, D., 2001, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia, Adi Cita Karya Nusa;

Yogyakarta.

Tarigan, HG., 1990, Pengajaran Keterampilan Membaca, Angkasa; Bandung.

Tomlinson, B. (1998). Materials Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Buku ajar kimia yang diterbitkan oleh penerbit yang dirujuk pemerintah untuk mengembangkan bahan ajar kesetimbangan kimia sudah layak, namun perlu dikembangkan dari sisi materinya, strategi pembelajarannya, penyediaan soal-soal yang sifatnya aplikatif serta menghubungkannya dengan perkembangan IPTEK. 2. Inovasi bahan ajar kimia pada pokok bahasan kesetimbangan kimia untuk SMA

kelas XI semester 1 telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. Hasil rata-rata yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada responden yaitu dosen dan guru untuk analisis standar kelayakan isi, bahasa dan penyajian berturut-turut adalah adalah 3,38; 3,37; dan 3,40 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia inovatif standar yang diajukan telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Berdasarkan hasil uji coba terbatas di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan inovasi bahan ajar kimia memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan inovasi bahan ajar kimia. Dapat dilihat dengan persen peningkatan hasil belajar


(2)

untuk kelas eksperimen sebesar 76% dan persen peningkatan hasil belajar untuk kelas kontrol sebesar 62%.

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menyarankan:

1. Bagi para pengguna bahan ajar pada umumnya dan secara khusus bagi guru kimia untuk lebih memperhatikan susunan materi yang sistematis dan standar kelayakan sehingga tidak ada lagi pengguna bahan ajar yang tidak memunuhi standar kelayakan isi menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

2. Melihat penggunaan bahan ajar kimia inovatif SMA kelas XI semester 1 berdasarkan kurikulum 2013 ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seharusnya guru kimia berusaha untuk mengajar siswa dengan menggunakan inovasi bahan ajar kimia SMA kelas XI semsester 1 berdasarkan kurikulum 2013.

3. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian terkait dengan pengembangan bahan ajar yang dapt meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya dan secara khusus pada proses pembelajaran kimia.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan.,dkk. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. PT.Prestasi Pustaka Raya; Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006), Petunjuk Teknis Pengembangan

Silabus dan Contoh Silabus SMA/MA,Departemen Pendidikan Nasional;

Jakarta.

Belawati, Tian.,dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka; Jakarta.

Bish, J.P., and Schleidt, S., (2008), Effective Use of Computer Simulations in an

Introductory Neuroscience Laboratory, Journal of Undergraduate

Neuroscience Education, 6(2): 64-67

Buxton, C. A., dan Austin, P., (2003), Better Books, Better Teaching, Science and Children, 41(2): 28-32.

DeRoche, E. F. (1985), How School Administration Solve Problems. New York : Englewood Cliffs

Dick, W dan Carey, (2005), The Systemic Design Of Intructional (6th ed). New York: Omegatype Typography, Inc

Diknas, (2004). Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Ditjen Dikdasmenum; Jakarta.

Djamarah, S.B. dan Zain A., (2006). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Ekawarna, (2007), Mengembangkan buku ajar mata kuliah Permodalan Koperasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Makara Sosial Humaniora, 11(1): 42-47

Folb, B.L., Wessel, C.B., dan Czechowski, L.J., (2011), Clinical and academic use of electronic and print books: the Health Sciences Library System e-book study at the University of Pittsburgh, J Med Libr Assoc. 99(3): 218-228

Gafur, Abdul, (2003), Mencoba Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.


(4)

Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright 1980 by Pearson Education

Ghufron, A.,(2010), Integrasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Pada Kegiatan Pembelajaran, Jurnal Ilmiah Pendidikan Edisi Khusus Dies Natalis, Edisi Khusus Th.XXIX/Mei, hal.13

Goto, K., Pelto, H., Pelleteir, D.L., dan Tiffany, J.S., (2010), “It Really Opened My Eyes:” The Effects On Youth Peer Educators of Participating in an Action Research Project, Human Organization. 69(2): 192-200 20(4): 967-977

Hendra, G,.(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif Untuk Kelas XI

Semester 2 SMA/MA.Tesis, Program Pasca Sarjana; Medan.

Hosler,J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books An Effective Way to

Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science, CBE- Life Science

Educational 10:309-317

Hutabalian, T., (2014), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif Kelas X SMA Semester I Sesuai Kurikulum 2013.,Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan, Medan

Killey, M., (2005). Problem-based Learning, Centre for Learning and Professional Development, University of Adelaide, Australia.

Konsorsium Sertifikasi Guru, (2013), Kurikulum 2013, Devisi Rayon 102 Universitas Negeri Medan; Medan

Lee, A. D., Green, B. N., Johnson, C. D. dan Nyquist, J., (2010), How to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of The Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59.

Lickona, T., (1992), Educating For Character: How our school can teach respect and responsibility, New York, Bantam Books.

Lickona, T., Schaps, E., & Lewis, C. 2003.CEP’s Eleven Principlesof Effective Character Education. Washington, DC: Character Education Partnership. Meltzer, D. E (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Grains in Physics A Possible “Hidden Variable” In Diagnostice Pretest Scores. Dalam American Journal Physics, Volume 70 (12)


(5)

Miswanda, S. S., (2010), Pengaruh Penggunaan Metode Previw, Question, Read, Summarize, and Test Melalui Pendekatan contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4 (1): 557-565

Mulyasa, H.E., (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya; Bandung.

Mundilarto., (2013), Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Melalui Sains, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 2: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Munte, S., (2011).Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I

Berdasarkan Standar Isi KTSP. Tesis. Medan: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Tadkiroatun Musfiroh. (2008). Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP

Pannen, Paulina dan Purwanto.(2001). Penulisan Bahan Ajar. Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Dinas; Jakarta.

Pingel, F., 2010, UNESCO Guidebook on Textbook Research and Texbook Revision, 2nd revised and updated edition, Paris, United Nation Educational Scientific and Cultare Organization.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta.

Rahardjo, S. B., (2014). Kimia Berbasis Eksperimen. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo.

Rudzitis, G., (2003), Basic Principles Of The Secondary School Science Text Books Development, Journal Of Science Education, 4(2): 89.

Romiszowski. (1988). The Selection and Use of Instructional Media. United States : Nichols Publishing.

Setyosari, Punaji, (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana, Jakarta.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil


(6)

Sugiarsih,W., (2013), Pembelajaran Kimia Model Project Based Learning dan Think Pare Share Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal dan Kreatifitas Siswa.,Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Suharta dan Luthan, P. L.A., 2013, Pengembangan Model Pembelajaran dan

Penyusunan Bahan Ajar dengan Pendekatan PAKEM PLUS untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan; Medan. Supriadi, D., 2001, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia, Adi Cita Karya Nusa;

Yogyakarta.

Tarigan, HG., 1990, Pengajaran Keterampilan Membaca, Angkasa; Bandung. Tomlinson, B. (1998). Materials Development in Language Teaching. Cambridge: