Frankliniella intonsa (Trybom) pada Tanaman Stroberi (Fragaria spp.) di Desa Alamendah - Rancabali Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Frankliniella intonsa (Trybom) PADA TANAMAN STROBERI
(Fragaria spp.) DI DESA ALAMENDAH – RANCABALI
KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT

CIPTADI ACHMAD YUSUP

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

ABSTRAK
CIPTADI ACHMAD YUSUP. Frankliniella intonsa (Trybom) pada Tanaman
Stroberi (Fragaria spp.) di Desa Alamendah - Rancabali Kabupaten Bandung,
Jawa Barat. Dibimbing oleh DEWI SARTIAMI.
Trips (Thysanoptera) merupakan hama penting pada tanaman hias,
hortikultura, tanaman buah, dan sayuran. Stroberi (Fragaria spp.) merupakan
tanaman buah penting di dunia. Walaupun termasuk tanaman buah baru yang
masuk ke Indonesia, stroberi dengan cepat berkembang karena permintaannya
terus bertambah. Trips merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman

stroberi dan dapat mengurangi kualitas serta kuantitas produksi stroberi. Lahan
yang digunakan untuk penelitian ini berlokasi di Desa Alamendah, Kecamatan
Rancabali. Penelitian ini dilaksanakan dari Maret sampai Agustus 2012. Trips
yang menyerang tanaman stroberi di Desa Alamendah adalah spesies
Frankliniella intonsa (Trybom). Trips lain yang ditemukan pada tanaman di
sekitar tanaman stroberi yaitu Thrips palmi dan Microcephalothrips abdominalis.
Kedua trips ini ditemukan pada tanaman tomat, kentang, bawang daun,
blackberry, gulma Amaranthus sp. dan Ageratum haustonianum. Seluruh stadia
pertumbuhan F. intonsa berada pada bunga stroberi. Kerapatan populasi F.
intonsa di lahan stroberi di Desa Alamendah berkisar dari 1.8 sampai 2.3 ekor
imago/bunga. Luas serangan F. intonsa di lahan stroberi berkisar antara 68.4%
sampai 82.2%. Panjang tubuh, panjang antena, panjang abdomen, panjang sayap,
lebar kepala, dan lebar toraks rata-rata F. intonsa berturut-turut adalah 1.45 mm,
0.26 mm, 0.94 mm, 0.78 mm, 0.17 mm, dan 0.29 mm. Gejala serangan F. intonsa
diamati dengan masukan 10 ekor imago F. intonsa ke dalam kurungan yang berisi
bunga stroberi. Gejala serangan F. intonsa adalah bercak cokelat pada mahkota
bunga, bercak nekrotik pada tangkai sari dan pangkal kelopak bunga, biji hitam,
dan burik disekitar biji buah stroberi muda. Buah stroberi hasil panen mengalami
malformasi pada bagian ujung buah sebesar 43.3% dan 73.3% buah sampel
mengalami biji yang menghitam.

Kata kunci: Thysanoptera, Frankliniella intonsa, Fragaria spp., stroberi, gejala
serangan.

Frankliniella intonsa (Trybom) PADA TANAMAN STROBERI
(Fragaria spp.) DI DESA ALAMENDAH – RANCABALI
KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT

CIPTADI ACHMAD YUSUP

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

iii


Judul Penelitian

: Frankliniella intonsa (Trybom) pada Tanaman Stroberi
(Fragaria spp.) di Desa Alamendah – Rancabali Kabupaten
Bandung, Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Ciptadi Achmad Yusup
NRP

: A34080097

Disetujui,
Dosen Pembimbing

Dra. Dewi Sartiami, M.Si
NIP. 19641204 199103 2 001

Diketahui,
Ketua Departemen Proteksi Tanaman


Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si
NIP. 19650621 198910 2 001

Tanggal lulus:

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 13 Agustus 1990
sebagai putra bungsu dari pasangan Bapak Endang Priatna dan Ibu Yuyu
Yulianingsih. Penulis memiliki seorang kakak perempuan bernama Krisna
Primanti.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas di Kabupaten Bandung. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Soreang. Tahun 2008 juga penulis
diterima di Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
SNMPTN.
Selama menjalani pendidikan di IPB, pada tahun 2008-2012 penulis aktif

sebagai pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Voli. Tahun 2010 penulis
menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Biologi Patogen Tumbuhan.
Prestasi yang pernah diraih penulis selama menuntut ilmu di IPB adalah
mendapatkan juara 2 Bola Voli Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) 2009 bersama
Tingkat Persiapan Bersama, pemain terbaik bola voli putra OMI 2009, juara 3
Bola Voli OMI 2010 bersama Fakultas Pertanian, dan penulis juga mengikuti
Kejuaraan Nasional Bola Voli antar Universitas di Universitas Negeri Jakarta
pada tahun 2011.

PRAKATA

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala,
karena atas izin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaikbaiknya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan Juni 2012 di Desa
Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dra. Dewi Sartiami, MSi sebagai dosen pembimbing
yang selalu memberi bimbingan, arahan, bantuan, fasilitas, motivasi, kritik, serta
saran dari mulai persiapan penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai. Terima

kasih juga penulis tujukan kepada Dr. Ir. Widodo, MS selaku dosen pembimbing
akademik; Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr selaku dosen penguji tamu; seluruh
staf pengajar di Departemen Proteksi Tanaman dan Tingkat Persiapan Bersama
atas ilmu yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di Institut Pertanian
Bogor; kepada Ibu Aisyah dan teman-teman yang banyak membantu dan memberi
motivasi bagi penulis di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen
Proteksi Tanaman. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga besar
Bapak H. Dede dan Kang Gugun yang telah memberikan izin menggunakan lahan
stroberinya dan berbagi ilmu tentang budidaya stroberi; kepada Fiqi Syaripah dan
Bustanul Arifin N. yang telah membantu di laboratorium; kepada Rosi Rosidah
Jajili yang telah memberi motivasi dan semangat; serta kepada teman-teman
Departemen Proteksi Tanaman angkatan 44, 45, dan 46 yang telah memberikan
bantuan, dukungan, kebersamaan, dan persahabatan yang indah.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada ayahanda Endang Priatna
dan ibunda Yuyu Yulianingsih, atas pengorbanan, doa, dan cinta kasih yang tulus;
kepada kakak Krisna Primanti yang telah mendukung dan memberi motivasi
kepada penulis hingga penelitian ini berakhir. Serta kepada seluruh pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu perlindungan tanaman.


Bogor, Agustus 2011

Ciptadi Achmad Yusup

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

ix

PENDAHULUAN ......................................................................................

Latar Belakang ......................................................................................
Tujuan Penelitian ..................................................................................
Manfaat Penelitian ................................................................................

1
1
4
4

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
Hama Trips ............................................................................................
Peran Trips ......................................................................................
Klasifikasi Ordo Thysanoptera ........................................................
Subordo Terebrantia ........................................................................
Tanaman Stroberi ...................................................................................
Sejarah dan Botani Stroberi .............................................................
Cara Perkembangbiakan Stroberi.....................................................
Daerah Sentra Stroberi ....................................................................
Kandungan Nutrisi Stroberi .............................................................


5
5
5
6
6
7
7
7
8
8

BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN ...........................................
Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................
Bahan dan Alat ......................................................................................
Metode...................................................................................................
Penentuan Lahan Pengamatan .........................................................
Pengamatan Keanekaragaman Spesies Trips di Pertanaman Stroberi
Pengukuran Bagian Tubuh Trips .....................................................
Pengamatan Keberadaan Fase Perkembangan Frankliniella intonsa
Pengamatan Kerapatan Populasi dan Luas Serangan F. intonsa .......

Pengamatan Gejala Kerusakan Serangan F. intonsa.........................

9
9
9
9
9
9
10
11
11
12

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................
Keadaan Umum Lahan Pertanaman Stroberi ..........................................
Trips pada Tanaman Stroberi .................................................................
Ukuran Tubuh F. intonsa .......................................................................
Keberadaan Fase Perkembangan F. intonsa ............................................
Kerapatan Populasi dan Luas Serangan F. intonsa..................................
Gejala Kerusakan Serangan F. intonsa pada Bunga dan Buah Stroberi ...

Keanekaragaman Trips di Sekitar Tanaman Stroberi ..............................

13
13
15
17
18
19
21
27

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................
Kesimpulan ............................................................................................
Saran ......................................................................................................

31
31
31

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

32

LAMPIRAN ................................................................................................

35

DAFTAR TABEL

No.

Halaman
Ukuran bagian tubuh F. intonsa pada tanaman stroberi di Desa
Alamendah, Kecamatan Rancabali....... ...........................................

17

2.

Rataan kerapatan populasi dan luas serangan trips F. intonsa ..........

19

3.

Gejala kerusakan akibat serangan F. intonsa pada bunga dan buah
stroberi............................................................................................

23

Keanekaragaman trips pada tanaman di sekitar tanaman stroberi .....

28

1.

4.

viii

DAFTAR GAMBAR

No.

Halaman

1.

Diagram bagian tubuh trips yang diukur..........................................

2.

Denah lokasi lahan pertanaman stroberi di Desa Alamendah,
Kecamatan Rancabali.........................................................................
Sistem pertanaman tumpang sari stroberi dengan bawang daun di
Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali............................................
Trips yang menyerang tanaman stroberi di Desa Alamendah,
Kecamatan Rancabali: trips F. intonsa pada bunga stroberi, F.
intonsa dalam awetan preparat mikroskop .......................................

3.
4.

5.

6.

7.
8.

9.

10
14
15

15

Bagian tubuh F. intonsa: kepala dengan seta oseli 1 (tanda panah),
metanotum tanpa campaniform sensilla (tanda panah), antena 8
ruas, sayap, abdomen 11 ruas............................
Fase perkembangan trips F. intonsa pada bunga stroberi di Desa
Alamsari, Kecamatan Rancabali: telur F. intonsa pada kelopak
bunga stroberi diwarnai acid fuchsin, dan nimfa F. intonsa pada
bunga stroberi ................................................................................

19

Rataan kerapatan populasi F. intonsa selama 3 minggu dan curah
hujan Kecamatan Rancabali bulan Mei 2012 ...................................

21

Persiapan evaluasi gejala serangan F. intonsa pada bunga stroberi:
bunga yang dijadikan sampel, bunga stroberi di dalam kurungan
plastik berkasa ................................................................................
Kondisi bunga stroberi sebelum diserang trips: bunga stroberi
dengan kantung serbuk sari yang belum pecah, bunga stroberi
dengan kantung serbuk sari yang sudah pecah .................................

18

22

23

10. Gejala serangan F. intonsa pada bunga dan buah stroberi: bercak
cokelat pada mahkota bunga stroberi, bercak cokelat pada tangkai
sari, bercak cokelat pada pangkal kelopak bunga, burik disekitar
biji pada buah (tanda panah 1) dan biji stroberi hitam (tanda panah
2), malformasi yang terjadi pada ujung buah (tanda panah 1) dan
biji yang menghitam (tanda panah 2), buah kontrol, permukaan
kulit buah stroberi yang keriput, 1 dari 30 buah sampel yang
terlambat matang, buah tersebut juga mengalami roset dan burik
disekitar biji ....................................................................................

26

11. Tanaman lain dan gulma dominan di sekitar tanaman stroberi:
tanaman bawang daun, tanaman tomat, tanaman kentang, tanaman
blackberry, A. haustonianum, Amaranthus sp. ................................

28

12. Thrips palmi dan Microcephalothrips abdominalis dalam awetan
preparat mikroskop .........................................................................

30

ix

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Halaman

1.

Taksonomi tanaman stroberi............ ................................................

36

2.

Syarat tumbuh tanaman stroberi ......................................................

36

3.

Kandungan nutrisi buah stroberi per 100 gram ................................

37

4.

Kondisi lahan pertanaman stroberi di Desa Alamendah, Kecamatan
Rancabali, Kabupaten Bandung: lahan I, lahan II, dan lahan III .......

37

Kondisi lahan pertanaman stroberi di desa Alamendah, Kecamatan
Rancabali, Kabupaten Bandung: lahan kentang yang membatasi
lahan I dan II, lahan tomat yang membatasi lahan I .........................

38

6.

Data ukuran tubuh F. intonsa ..........................................................

38

7.

Diagram perkembangan bunga stroberi dari mulai bunga hingga
menjadi buah...................................................................................

40

Hasil panen buah sampel dan kontrol pengamatan kerusakan oleh
F. intonsa ........................................................................................

41

5.

8.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Trips merupakan serangga yang memiliki tubuh ramping dengan panjang
tubuh beberapa milimeter. Sebagian besar trips memiliki sayap menyerupai pita
dengan tepi sayap memiliki rambut yang panjang. Rambut yang panjang inilah
asal mula nama ordo Thysanoptera. Trips tersebar diseluruh dunia dengan spesies
terbanyak berasal dari daerah tropis. Sebagian besar trips menggunakan alat mulut
dengan cara memarut-mengisap pada bunga dan daun tanaman atau pada
cendawan, dan sebagian kecil merupakan predator dan pengurai (Lewis 1997).
Akibat serangan trips, jaringan tanaman menjadi kering sehingga
menimbulkan gejala keperakan. Gejala pada bunga berupa bintik-bintik putih atau
kadang berupa bercak berwarna merah yang muncul juga di permukaan daun.
Pada kondisi seperti itu hasil panen akan rusak dan tidak layak untuk dipasarkan
(Mound dan Kibby 1998).
Status trips sebagai hama berbeda antar tanaman yang diserangnya
tergantung jenis tanaman yang diserang dan lokasi geografisnya. Beberapa
tanaman terserang oleh trips yang sama di belahan dunia lain yang memiliki jarak
yang jauh. Kondisi serangan langsung pada daun, bunga, dan buah disebabkan
karena trips menghisap isi sel bagian-bagian tanaman tadi lebih berbahaya pada
saat musim kering karena tanaman menjadi lebih cepat kehilangan kelembaban
(Lewis 1997). Trips menjadi hama penting terutama jika menyerang tanaman
yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti tanaman hias, hortikultura, tanaman
buah, dan sayuran (Mound dan Kibby 1998).
Ukuran trips yang kecil merupakan alasan kenapa trips menjadi hama
penting pada tanaman. Sebagaian besar spesies memiliki ukuran tubuh 1 sampai 2
mm. Warna tubuh bervariasi dari putih hingga cokelat dan cokelat tua hingga
hitam. Secara mata telanjang trips hanya terlihat garis kuning, cokelat, atau hitam.
Antena trips memiliki 4 sampai 9 ruas, namun biasanya 7 sampai 8 ruas. Toraks
trips dibagi dua, yaitu prothorax dan pterothorax (mesotoraks dan metatoraks).
Trips sebagian besar memiliki 11 ruas abdomen (Lewis 1997).

2

Hama trips menjadi masalah serius pada budidaya tanaman stroberi
terutama di negara beriklim subtropis dan sedang. Akibat serangan trips ini
kuantitas dan kualitas produksi buah stroberi menurun (Parker et al. 2004).
Stroberi (Fragaria spp.) telah menjadi komoditas buah penting di dunia.
Persebaran stroberi cepat ke seluruh dunia dan permintaan akan buah stroberi
segar terus bertambah setiap tahunnya.
Trips yang menyerang stroberi di negara beriklim subtropis dan sedang
diidentifikasi sebagai Frankliniella occidentalis (Pergande) (Thysanoptera:
Thripidae). Serangan F. occidentalis pada tanaman stroberi dapat menyebabkan
buah menjadi kusam atau kecokelatan, kecil, dan lusuh karena aktivitas makan
trips selama bunga mekar dan saat pembentukan buah. Trips juga dapat
mengakibatkan biji stroberi menjadi seperti berkarat dan perkembangan buah
yang tidak merata. Keberadaan trips pada tanaman stroberi sering diabaikan
karena ukurannya yang relatif kecil dan lebih memilih menyerang bagian yang
tertutupi seperti bagian di bawah kelopak bunga dan daerah cekungan sekitar biji
stroberi dibandingkan menyerang bagian yang terbuka (Zamora dan Mari 2003).
Stroberi merupakan tanaman buah yang telah banyak dikenal dan
dibudidayakan masyarakat dunia termasuk Indonesia. Buah ini dapat dikonsumsi
sebagai buah segar ataupun digunakan sebagai bahan baku produk makanan dan
minuman lainnya. Buah stroberi merupakan tipe buah pseudokarp, buah aslinya
kecil dan keras yang disebut achene. Achene ini sering disebut juga biji stroberi.
Bagian yang membesar merupakan bakal bunga yang membesar (Kurnia 2005).
Permintaan terhadap buah stroberi di Asia Tenggara cukup tinggi. Di
Indonesia telah banyak bermunculan tempat usaha yang bertema stroberi, dari
agrowisata stroberi petik sendiri (strawberry walk), kafe, sampai factory outlet
(Kurnia 2005). Spesies stroberi pertama yang ditemukan adalah Fragaria
chiloensis Linn. yang kemudian menyebar secara luas ke seluruh penjuru dunia.
Spesies tanaman stroberi yang pertama yang masuk ke Indonesia adalah F. vesca
Linn. Jenis stroberi yang saat ini banyak ditemui di swalayan adalah varietas
Fragaria x ananasa var. Duchesne yang merupakan varietas hibrida hasil
persilangan antara F. virginia Linn. var. Duchesne dengan F. chiloensis Linn. var.
Duchesne (Kurnia 2005).

3

Buah stroberi mengandung serat, vitamin C, asam folat, kalium, dan
antioksidan dalam jumlah yang tinggi, selain itu stroberi juga mengandung lemak
dan kalori yang rendah (Hancock 1999). Oleh sebab itu stroberi sangat cocok
digunakan sebagai bagian dari diet jantung sehat karena dapat meningkatkan
kadar asam folat di dalam darah dan menurunkan tekanan sistolik darah yang
dapat mengurangi resiko sakit jantung (Kurnia 2005).
Kurnia (2005) tidak menyebutkan trips sebagai hama pada tanaman stroberi.
Trips merupakan serangga hama yang bersifat polifag dengan kisaran inang yang
luas. Trips merupakan hama penting pada tanaman sayuran dan hortikultura
(Dibiyantoro 1998). Selain trips, hama yang juga menyerang tanaman stroberi
adalah kutu daun, tungau, kutu putih, kumbang penggerek, dan kutu kebul
(Kurnia 2005).
Salah satu daerah penghasil buah stroberi di Indonesia adalah Kecamatan
Ciwidey dan Rancabali, Kabupaten Bandung. Kedua kecamatan ini terletak
berdampingan sehingga sering disatukan kedalam satu wilayah yang dkenal
sebagai Ciwidey. Permintaan pasar terhadap stroberi di Ciwidey secara
keseluruhan pada tahun 2005 mencapai 700 sampai 1000 kg per hari, namun dari
permintaan tersebut petani hanya mampu memenuhi kebutuhan minimal, yakni
sebanyak 700 kg/hari (Kurnia 2005). Usaha budidaya stroberi ini sangat
menjanjikan untuk dikembangkan dalam skala komersil. Tahun 2003 hanya
terdapat sekitar 4 lokasi yang memiliki kebun stroberi petik di Ciwidey, namun
karena perkembangan dan permintaan akan buah stroberi yang semakin tinggi
menyebabkan bertambahnya lokasi pemetikan stroberi hingga sebanyak 70 lokasi
pada tahun 2008. Semakin bertambahnya jumlah petani yang menanam stroberi di
Ciwidey, mengakibatkan bertambahnya jumlah produksi buah stroberi yang
semula 700 sampai 100 kg/hari pada tahun 2005 menjadi 10 ton per hari pada
tahun 2008 (Radius 2008).
Kelemahan yang dimiliki tanaman stroberi adalah buahnya yang memiliki
sifat tidak tahan lama disimpan dan mudah rusak saat proses transportasi. Untuk
penyimpanan jangka panjang, buah stroberi dibekukan atau terlebih dahulu diubah
kedalam bentuk olahan berupa jus dan konsentrat (Rukmana 1999).

4

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies trips di pertanaman
stroberi, mengamati kerapatan populasi, luas serangan, dan ukuran tubuh trips
yang menyerang tanaman stroberi, serta mengamati gejala kerusakan yang
ditimbulkan trips pada tanaman stroberi di Desa Alamendah, Kecamatan
Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi
mengenai spesies trips yang menyerang tanaman stroberi. Mulai dari ukuran
tubuh, kerapatan populasi dan luas serangan trips di kebun stroberi, gejala
kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman stroberi, dan trips yang menyerang
tanaman di sekitar tanaman stroberi di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

5

TINJAUAN PUSTAKA

Hama Trips
Trips (Thysanoptera) merupakan serangga yang memiliki tubuh kecil dan
ramping. Trips memiliki alat mulut maraut-mengisap yang asimetris. Trips dapat
memiliki sayap ataupun tanpa sayap. Sayap trips sempit dengan venasi yang
tereduksi dengan sekeliling sayap memiliki rambut yang merumbai. Tipe
metamorfosis peralihan antara tidak sempurna dan sempurna dengan dua atau tiga
instar pradewasa yang tidak aktif bergerak (Mound dan Heming 1991). Trips
memiliki tipe metamorfosis peralihan karena mengalami lebih dari satu instars
pradewasa yang memiliki sayap, dan mengalami perkembangan sayap menjadi
sempurna pada stadia pupa menuju imago (Borror 2005).
Jantan dan betina trips memiliki bentuk yang sama, namun jantan biasanya
memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Perkembangbiakan partogenesis sering
terjadi pada banyak spesies trips sebagai alternatif cara bereproduksi. Trips
memiliki ovipositor yang digunakan untuk meletakkan telur pada jaringan
tanaman. Trips betina biasanya meletakkan telur pada celah-celah jaringan
tanaman atau di bawah lapisan membran sel tanaman. Trips dapat memiliki
beberapa generasi dalam setahun (Borror 2005).
Peran Trips
Trips memiliki kisaran inang yang sangat luas dan biasanya berkumpul pada
bagian bunga (Borror 2005). Jaringan tanaman yang diserang trips menjadi kering
sehingga menimbulkan gejala keperakan. Gejala pada bunga berupa bintik-bintik
putih atau kadang berupa bercak berwarna merah yang muncul juga di permukaan
daun (Mound dan Kibby 1998). Dibiyantoro (1998) menyebutkan bahwa trips
dapat berperan sebagai hama penting pada tanaman, vektor penyakit tanaman,
serangga predator, atau sebagai serangga penyerbuk. Trips merupakan salah satu
masalah serius bagi petani sayuran dalam menerapkan sistem pengendalian hama
terpadu.

6

Sebagai vektor penyakit tanaman, trips dapat menularkan virus mosaik dan
virus kriting yang menyebabkan tanaman inang menguning dan mati (Lewis
1997). Thrips palmi merupakan vektor kelompok Tospovirus pada tanaman
budidaya di berbagai negara. Trips sebagai predator biasanya memangsa hewan
yang memiliki ukuran lebih kecil dari tubuhnya. Beberapa spesies trips juga dapat
memangsa sesama trips. Trips juga dapat berperan sebagai polinator, hal ini
terjadi pada bunga yang berukuran kecil (Dibiyantoro 1998).
Klasifikasi Ordo Thysanoptera
Ordo Thysanoptera terdiri atas 2 subordo, yakni subordo Tubulifera dan
subordo Terebrantia. Saat ini di dunia, serangga ordo Thysanoptera yang telah
teridentifikasi berjumlah sekitar 6680 spesies. Sebanyak 93% dari jumlah tersebut
berasal dari famili Thripidae dan Phlaeothripidae. Sekitar 3950 spesies trips
termasuk kedalam famili Phlaeothripidae yang merupakan satu-satunya famili dari
subordo Tubulifera. Famili Thripidae yang telah teridentifikasi berjumlah 2338
spesies. Famili Thripidae merupakan 1 dari 8 famili subordo Terebrantia (Mound
dan Morris 2007).
Subordo Terebrantia
Subordo Terebrantia memiliki ciri khas ujung abdomen yang berbentuk
kerucut dengan alat reproduksi yang terlihat jelas. Famili Thripidae merupakan
anggota subordo Terebrantia yang terbanyak. Famili Thripidae memiliki karakter
tubuh betina berwarna cokelat gelap dan jantan berwarna cokelat pucat atau
transparan. Antena famili Thripidae memiliki tujuh sampai delapan ruas, namun
beberapa spesies memiliki antena enam atau sembilan ruas. Trips famili ini
memiliki tiga oseli (mata tunggal) yang terdapat di antara mata majemuk (Mound
2006).

7

Tanaman Stroberi
Sejarah dan Botani Stroberi
Stroberi (Fragaria sp.) merupakan tanaman buah berupa herba yang
pertama kali ditemukan di Chili, Amerika Selatan. Salah satu spesies tanaman
stroberi yaitu Fragaria chiloensis L. menyebar ke berbagai wilayah di benua
Amerika, Eropa, dan Asia. Selanjutnya spesies stroberi lain, F. vesca L. memiliki
daerah persebaran yang lebih luas dibandingkan dengan spesies stroberi lainnya.
Spesies stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia (Gunawan 1996).
Heterozigositas genetik

yang tinggi pada

tanaman stroberi telah

memungkinkan pemulia tanaman untuk mengembangkan kultivar-kultivar yang
memiliki ketahanan terhadap hama. Masing-masing kultivar telah dikembangkan
untuk daerah-daerah tertentu. Hal ini memungkinkan tanaman stroberi untuk
dikembangkan pada kisaran regional yang luas dengan kondisi lingkungan yang
berbeda (Hancock 1999).
Fragaria x ananasa var. Duchesne merupakan varietas stroberi yang saat ini
umum dibudidayakan didunia dan yang banyak ditemui di pasar swalayan.
Varietas ini merupakan varietas hibrida hasil persilangan antara F. virginia Linn.
var. Duchesne dengan F. chiloensis Linn. var. Duchesne (Kurnia 2005).
Stroberi merupakan anggota famili Rosaceae. Stroberi dalam tata nama
(taksonomi) tumbuhan terdapat pada Lampiran 1.
Cara Perkembangbiakan Stroberi
Stroberi dapat berkembangbiak secara vegetatif dan juga generatif. Secara
vegetatif stroberi berkembangbiak dengan stolon dan berkembangbiak secara
generatif dengan pembentukan biji (Gunawan 1996). Sistem perkembangbiakan
secara vegetatif lebih disukai petani dibandingkan secara generatif karena mudah,
cepat, dan menghasilkan keturunan yang sama dengan tanaman induknya (Kurnia
2005). Stroberi memiliki beberapa syarat agar pertumbuhannya optimal
(Lampiran 2).

8

Daerah Sentra Stroberi
Daerah yang pertama kali menjadi sentra stroberi di Indonesia adalah Jawa
Barat dan Bali. Di Jawa barat, sentra penanaman stroberi berada di Lembang dan
Cianjur. Seiring berjalannya waktu dan bertambah populernya buah stroberi,
hampir di setiap dataran tinggi yang menjadi obyek wisata dapat ditemukan buah
stroberi (Rukmana 1999). Tahun 2005 Kecamatan Ciwidey dan Rancabali telah
menjadi salah satu sentra buah stroberi di Indonesia, begitu pula dengan
Lembang, Garut, Batu dan daerah lainnya (Kurnia 2005).
Kandungan Nurtisi Stroberi
Buah stroberi yang dikonsumsi sebenarnya bukan buah sesungguhnya,
tetapi merupakan perkembangan dari dasar bunga atau disebut pseudocarp. Buah
sesungguhnya disebut dengan biji, dan berada dibagian permukaan buah semu.
Stroberi dapat dikonsumsi dalam keadaan segar maupun berupa hasil olahannya.
Hasil olahan buah stroberi berupa dodol, selai, sirup, jus, jelly, manisan, es krim,
salad buah, dan lain-lain. Buah stroberi termasuk buah populer di dunia karena
rasanya yang khas dan segar. Selain rasanya yang khas, buah stroberi juga
mengandung nutrisi yang melimpah. Kandungan energi dan karbohidratnya
sangat tinggi, selain itu kandungan vitamin C dan fosfat dalam buah stroberi juga
tinggi. Kandungan air pada buah stroberi sebanyak 100 g mencapai 89.9 g dari
96% bagian buah stroberi yang dapat dimakan (Rukmana 1999) (Lampiran 3).

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di 3 lahan pertanaman stroberi milik petani di Desa
Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Identifikasi,
pembuatan preparat,

dan pengukuran trips

dilakukan di Laboratorium

Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung pada bulan Maret sampai dengan
Agustus 2012.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bahan kimia yang
digunakan yaitu, canada balsam, NaOH 5%, acid fuchsin, minyak cengkeh,
akuades, dan alkohol bertingkat (50%, 60%, 70%, 80%, 95%, 100%). Alat yang
digunakan adalah kaca preparat beserta gelas penutupnya, nampan, kuas, cawan
sirakus beserta penutupnya, jarum ukuran 0.1 untuk mengeluarkan isi tubuh trips,
label dan alat tulis, mikroskop stereo dan mikroskop cahaya untuk pengamatan di
laboratorium, dan kamera digital.
Metode
Penentuan Lahan Pengamatan
Penentuan lokasi penelitian di Kecamatan Rancabali karena kecamatan
tersebut merupakan salah satu sentra produksi stroberi di Indonesia. Pengamatan
dilakukan pada 3 lahan pertanaman stroberi yang ditentukan secara acak dengan
umur tanaman berkisar antara 1 sampai 1.5 tahun. Lahan pertanaman tersebut
merupakan milik petani dan terletak di daerah sentra stroberi di Kecamatan
Rancabali.
Pengamatan Keanekaragaman Spesies Trips di Pertanaman Stroberi
Pengamatan dan pengambilan sampel untuk mengevaluasi keanekaragaman
spesies trips pada pertanaman stroberi dilakukan dengan menepuk bunga stroberi
dengan ditadahi oleh nampan atau plastik. Pengambilan sampel trips juga

10

dilakukan pada tanaman lain yang berada di sekitar tanaman stroberi dan yang
berada dalam radius 10 meter dari batas terluar lahan. Untuk lahan stroberi yang
cukup luas pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sistematis
(Eriyanto 2007). Dengan demikian tanaman contoh diambil secara acak pada baris
tanaman stroberi, kemudian tanaman contoh ke-2 diambil secara acak dengan
interval 5 baris. Demikian selanjutnya sampai diperoleh 5 tanaman sampel.
Sampel berupa trips yang diberi label sesuai dengan asal inangnya dan
kemudian seluruh sampel dari masing-masing inang diawetkan dalam preparat
mikroskop untuk keperluan identifikasi selanjutnya. Proses identifikasi dilakukan
berdasarkan kunci identifikasi Mound dan Kibby (1998). Setelah proses
identifikasi selesai, dilanjutkan dengan pengukuran bagian-bagian tubuh trips
yang menyerang tanaman stroberi tersebut.
Pengukuran Bagian Tubuh Trips
Pengukuran bagian tubuh trips dilakukan dengan terlebih dahulu membuat
preparat mikroskop permanen dari 90 trips betina berdasarkan Mound dan Kibby
(1998). Selanjutnya pengukuran dilakukan dibawah mikroskop stereo dengan
bantuan mikrometer pada bagian tubuh trips. Bagian tubuh trips yang diukur
adalah panjang tubuh, panjang abdomen, panjang antena, panjang sayap, lebar
kepala, dan lebar toraks (Gambar 1).

Gambar 1 Diagram bagian tubuh trips yang diukur

11

Panjang tubuh diukur dari ujung kepala sampai ujung ovipositor. Panjang
abdomen diukur dari ruas abdomen pertama sampai ujung ovipositor. Panjang
antena diukur dari mulai pangkal antena sampai ujung ruas antena terakhir.
Panjang sayap diukur mulai dari pangkal sayap depan pada toraks sampai ujung
sayap. Parameter pengukuran terakhir adalah lebar kepala dan toraks, lebar kepala
diukur dari batas terluar sebelah kiri dan kanan, sedangkan lebar toraks diukur
pada bagian metanotum dari batas terluar kiri dan kanan.
Pengamatan Keberadaan Fase Perkembangan Frankliniella intonsa
Pengamatan mengenai keberadaan seluruh fase perkembangan trips pada
bunga stroberi dilakukan dengan mengamati bunga pada tanaman sampel secara
langsung dan meneteskan cairan acid fuchsin pada bagian bunga untuk
mengetahui keberadaan telur trips di dalam jaringan tanaman. Keberadaan nimfa
dan imago diamati langsung pada bunga tanaman sampel. Selain pada bunga juga
dilakukan pengamatan pada bagian daun, batang, dan buah. Pengamatan pada
bagian daun dilakukan dengan pewarnaan menggunakan acid fuchsin, sedangkan
pada bagian batang dan buah dilakukan pengamatan secara langsung. Dalam
pengamatan ini juga dihitung perbandingan antara jumlah imago F. intonsa jantan
dan betina pada tanaman stroberi.
Pengamatan Kerapatan Populasi dan Luas Serangan F. intonsa
Penentuan kerapatan populasi trips di lahan stroberi dilakukan dengan
mengamati 10 polibag sampel dalam baris yang dipilih secara acak. Baris pertama
ditentukan melalui sistem undian, sedangkan baris selanjutnya ditentukan dengan
jarak 2 baris dari baris pertama dan selanjutnya hingga diperoleh 10
polibag/lahan. Pemilihan polibag sampel dilakukan dengan sistem undi dengan
mengambil 2 bunga/polibag. Pengamatan dilakukan pada 3 petak lahan yang
berbeda. Dalam satu waktu pengamatan diambil sebanyak 60 bunga contoh untuk
diamati. Pengamatan dilakukan 4 hari sekali selama 3 minggu setiap pukul 11.00
sampai 14.00 WIB.

12

Besaran luas serangan trips diamati pada polibag yang sama dengan yang
digunakan untuk pengamatan kerapatan populasi trips. Besaran luas serangan trips
dihitung menggunakan rumus:
L=

n
N

x 100%

L = luas serangan trips
n = jumlah tanaman yang terserang
N = jumlah tanaman contoh yang diamati
Selanjutnya nilai rataan dan galat kerapatan populasi dan luas serangan trips
dihitung menggunakan program SPSS 18 for Windows.
Pengamatan Gejala Kerusakan Serangan F. intonsa
Pengamatan gejala kerusakan akibat serangan trips dilakukan dengan cara
memilih secara acak 30 sampel (10 bunga/lahan) bunga stroberi yang belum
membuka seluruhnya atau masih kuncup. Kemudian seluruh bunga tersebut
dimasukkan kedalam kurungan plastik berbentuk silinder dengan diameter 5 cm
dan tinggi 10 cm yang ditutup oleh kain kasa dan diberi ventilasi disampingnya.
Kedalam masing-masing bunga dimasukkan trips sebanyak 10 ekor dengan rasio
3 ekor jantan dan 7 ekor betina yang berasal dari lahan tersebut. Trips dimasukkan
ke dalam kurungan dengan cara memindahkan 10 ekor trips ke dalam plastik,
kemudian ujung plastik dipotong dan trips akan diarahkan untuk bergerak ke
dalam kurungan. Kemudian gejala kerusakan yang timbul diamati hingga buah
dapat dipanen. Parameter gejala yang diamati dibandingkan dengan gejala akibat
serangan F. occidentalis pada tanaman stroberi di negara beriklim subtropis dan
sedang (Steiner 2003).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lahan Pertanaman Stroberi
Desa Alamendah termasuk kedalam wilayah Kecamatan Rancabali,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kecamatan Rancabali merupakan hasil
pemekaran dari Kecamatan Ciwidey telah dikenal sebagai salah satu sentra
produksi buah stroberi di Indonesia. Desa Alamendah merupakan satu dari lima
desa yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Rancabali, yaitu Desa
Alamendah, Desa Indragiri, Desa Sukaresmi, Desa Patengan, dan Desa Cipelah.
Mayoritas penduduk Desa Alamendah merupakan petani stroberi dan sayuran
lainnya seperti wortel, kubis, bawang daun, dan kentang.
Wilayah Kecamatan Rancabali terletak pada ketinggian ±1350 m dpl,
sedangkan Desa Alamendah sendiri terletak pada ketinggian ±1400 m dpl.
Kecamatan Rancabali secara keseluruhan memiliki suhu udara rata-rata 17 sampai
24 oC dengan rata-rata curah hujan bulan Januari sampai Mei 2012 sebesar 217
mm (Stasiun Meteorologi Gambung 2012). Bentuk wilayah Kecamatan Rancabali
berupa pegunungan yang tidak terlalu curam.
Ketiga lahan pertanaman stroberi yang diamati terletak dala satu hamparan.
Lahan I dan lahan II dibatasi oleh petak tanaman kentang, sedangkan lahan 3
berjarak ±200 m dari lahan I dan II. Lahan I memiliki populasi tanaman stroberi
±900 polibag, lahan II sebanyak ±1400 polibag, dan lahan II sebanyak ±1000
polibag. Jumlah tanaman stroberi per polibag adalah sebanyak 2 sampai 4
tanaman. Lahan I dan lahan II dibatasi oleh petak tanaman kentang di antara
keduanya. Petak tanaman tomat dan blackberry menjadi batas di sebelah barat,
sebelah selatan lahan I dibatasi kolam ikan, sebelah utara lahan II dibatasi oleh
rumah warga, dan di sebelah timur dibatasi oleh jalan umum. Berbeda dengan
lahan I dan II, lahan III dikelilingi pagar dan tebing batu di sebalah selatan dan
timur, sedangkan sebelah selatan dan barat dibatasi oleh jalan raya (Gambar 2).
Foto-foto lahan I, II, III, dan batas-batasnya terdapat pada Lampiran 4 dan 5.

14

Gambar 2 Denah lokasi lahan pertanaman stroberi di Desa Alamendah,
Kecamatan Rancabali
Varietas yang ditanam oleh petani pemilik lahan adalah varietas Early
Bread dengan umur tanaman rata-rata berkisar 1 sampai 1.5 tahun. Tanaman
stroberi yang ditanam petani merupakan hasil perbanyakan secara vegetatif
melalui metode cangkok anakan stolon (grage). Benih induk didapatkan dari
kelompok tani Asosiasi Agrowisata (Asgita) yang kemudian diperbanyak sendiri
sesuai kebutuhan. Tanaman stroberi tersebut ditanam pada polibag yang
berukuran tinggi 60 cm dan diameter 30 cm. Media tanamnya terdiri atas tanah
(60%) dan campuran tanah + pupuk kandang (40%) dengan rasio perbandingan
campuran tanah + pupuk kandang 1:1.
Ketiga lahan yang diamati menerapkan sistem tanam tumpang sari tanaman
stroberi dengan bawang daun pada sela-sela di antara polibag atau di sela-sela
antar tanaman stroberi dalam polibag (Gambar 3). Penanaman stroberi secara
tumpang sari ini bertujuan untuk menambah penghasilan petani sekaligus
memanfaatkan lahan kosong di antara polibag. Pembersihan gulma dilakukan
secara rutin setiap sebulan sekali atau saat gulma telah tumbuh tinggi. Selain
pembersihan gulma dilakukan juga pemupukan dengan NPK dan penyemprotan
dengan menggunakan pestisida yang berbahan aktif profenos, abamectin, dan
klorolatonil sebanyak 2 kali dalam satu bulan.

15

Gambar 3

Sistem pertanaman tumpang sari stroberi dengan bawang daun di
Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali
Trips pada Tanaman Stroberi

Trips yang menyerang tanaman stroberi di Desa Alamendah adalah spesies
Frankliniella intonsa (Trybom) (Thysanoptera: Thripidae) (Gambar 4A dan B).
Trips F. intonsa di Indonesia menyerang komoditas tanaman sayuran, yakni pada
tanaman wortel dan sawi (Azzahroh 2008). Namun, dari hasil penelitian Azzahroh
tidak menyebutkan stroberi sebagai inang F. intonsa.

0.36 mm

A
Gambar 4

B

Trips yang menyerang tanaman stroberi di Desa Alamendah,
Kecamatan Rancabali: (A) trips F. intonsa pada bunga stroberi, (B)
F. intonsa dalam awetan preparat mikroskop

16

Trips F. intonsa memiliki warna tubuh yang bervariasi, kepala dan toraks
berwarna cokelat keabu-abuan dengan abdomen cokelat; atau kepala, toraks, dan
abdomen cokelat keabu-abuan; atau kepala, toraks, dan abdomen seluruhnya
cokelat atau kekuningan. Ruas antena I dan II berwarna cokelat, ruas III kuning,
ruas IV dan V dengan bagian basal kuning dan bagian distal cokelat, dan ruas VIVIII cokelat. Seta oseli III terletak di dalam batas segitiga oseli dan lebih panjang
dar seta oseli I. Metanotum tanpa campaniform sensilla. Ruas abdomen VIII
dengan posteromarginal comb yang utuh dan microtrichia yang pendek. Ciri-ciri
morfologi tersebut sesuai dengan yang dikemukanan Mound dan Kibby (1998).
Serangga F. intonsa dikenal juga dengan sebutan flower thrips dan
merupakan spesies trips yang menetap di bunga dan menginfestasi berbagai jenis
bunga dari berbagai ordo dan spesies tumbuhan (Murai 1988; Atakan dan Ozgur
2001). Spesies ini merupakan kerabat dekat dari F. occidentalis. Kedua spesies
trips ini mirip dan terkadang sulit membedakan keduanya walaupun dengan
pengamatan menggunakan mikroskop cahaya (Wang et al. 2010). Menurut Parker
et al. (2004) F. occidentalis menyebabkan kerusakan yang parah pada tanaman
stroberi di negara beriklim subtropis dan sedang. Belum ada laporan sebelumnya
mengenai keberadaan F. intonsa yang menyerang tanaman stroberi di daerah
Ciwidey, sehingga ini merupakan laporan pertama.
Tanaman stroberi yang ditanam di negara beriklim subtropis dan sedang
diserang oleh trips F. occidentalis. Trips F. occidentalis dikenal juga dengan
sebutan western flower thrips, trips ini telah menjadi salah satu hama pertanian
global yang penting karena memiliki rentang inang yang luas dengan serangan
yang parah (Reitz dan Funderburk 2011).
Stroberi merupakan salah satu inang dari F. intonsa. Spesies ini dikenal
sebagai trips yang bersifat polifag (Atakan dan Ozgur 2001). Selain stroberi,
tanaman inang F. intonsa juga berasal dari famili Cucurbitaceae, kacangkacangan, selada, bawang merah, jagung, dan tanaman hias (Wang et al. 2010).
Daerah persebaran F. intonsa di Asia meliputi Bangladesh, Pakistan, Turki, India,
Cina, Mongolia, Jepang, Korea, Taiwan, Thailand, Malaysia, Filipina, dan
Indonesia. Di Eropa daerah persebaran F. intonsa berada di Rusia, dan di Amerika
Utara, Kanada, dan Amerika Serikat.

17

Tanaman stroberi juga ditanam di negara tropis lain seperti di Brazilia.
Stroberi yang ditanam di Brazilia juga mendapatkan serangan dari hama trips.
Sama dengan trips yang menyerang tanaman stroberi di negara beriklim subtropis
dan sedang, trips yang dominan menyerang stroberi di Brazilia adalah
Frankliniella occidentalis. Trips lain yang juga ditemukan adalah F. schultzei, F.
rodeos, F. simplex, F. williamsi, F. gemina, Thrips tabaci, Caliothrips fasciatus,
dan Heterothrips sp. Trips yang menyerang tanaman stroberi di Brazil lebih
berperan dalam penurunan kualitas produksi buah stroberi yang dihasilkan,
sedangkan penurunan kuantitas produksi tidak terlalu terpengaruh (Pinent et al.
2011).
Ukuran Tubuh F. intonsa
Pengukuran bagian tubuh F. intonsa dilakukan untuk mengevaluasi
karakteristik ukuran tubuh F. intonsa yang ditemukan pada pertanaman stroberi di
Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali. Pengukuran dilakukan pada sebanyak 90
imago F. intonsa betina yang berasal dari ketiga lahan yang diamati (Tabel 1).
Data selengkapnya tertera pada Lampiran 7.
Tabel 1 Ukuran bagian tubuh F. intonsa yang ditemukan di tanaman stroberi di
Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali
Panjang

Lebar

Tubuh

Abdomen

Antena

Sayap

Kepala

Toraks

1.45 ± 0.01

0.94 ± 0.09

0.26 ± 0.002

0.78 ± 0.005

0.17 ± 0.001

0.29 ± 0.003

Trips F. intonsa yang ditemukan memiliki ukuran panjang tubuh rata-rata
1.45 mm. Panjang abdomen rata-rata 0.94 mm. F. intonsa memiliki panjang
antena rata-rata 0.26 mm untuk antena kiri dan kanan. Rata-rata panjang sayap
depan F. intonsa yang ditemukan di lahan stroberi sebesar 0.78 mm untuk sayap
kiri dan kanan. Lebar kepala F. intonsa memiliki ukuran rata-rata 0.17 mm dan
lebar toraks rata-rata sebesar 0.29 mm (Gambar 5).
Panjang tubuh F. intonsa lebih pendek dari panjang tubuh F. occidentalis
yang berkisar dari 1.54 sampai 1.65 mm. Namun F. intonsa lebih panjang
dibandingkan dengan panjang tubuh Frankliniella fusca yang memiliki panjang
tubuh 1.13 sampai 1.21 mm (De Kogel et al. 1999).

18

0.13 mm

C

0.09 mm

A

0.2 mm
0.24 mm
0.073 mm

B

D

E

Gambar 5 Bagian tubuh F. intonsa: (A) kepala dengan seta oseli 1 (tanda panah),
(B) metanotum tanpa campaniform sensilla (tanda panah), (C) antena
8 ruas, (D) sayap, (E) abdomen 11 ruas
Keberadaan Fase Perkembangan F. intonsa
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa seluruh fase perkembangan F.
intonsa terdapat pada bunga stroberi (Tabel 2). Stadia telur F. intonsa terdapat
berada di dalam jaringan kelopak bunga stroberi. Setelah diwarnai dengan acid
fuchsin pada kelopak bunga stroberi terdapat bintik-bintik merah muda yang
merupakan telur dari F. intonsa (Gambar 6A). Nimfa (Gambar 6B) dan imago F.
intonsa ditemukan bergerak bebas pada bunga stroberi. Untuk fase pupa tidak
ditemukan pada tanaman stroberi karena trips pada umumnya menjalani stadia
pupa didalam permukaan tanah. Terdapatnya seluruh fase perkembangan F.
intonsa yang ditemukan pada bunga stroberi menunjukkan bahwa tanaman
stroberi yang ditanam khususnya bagian bunga merupakan inang dan tempat
berkembangbiak dari F. intonsa, sedangkan pada bagian tanaman stroberi lain
(batang, daun, dan buah) tidak ditemukan adanya fase perkembangan F. intonsa.
Jumlah imago betina di lahan stroberi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
imago jantan dengan perbandingan 3:1.

19

A

B

Gambar 6 Fase perkembangan trips F. intonsa pada bunga stroberi di Desa
Alamsari, Kecamatan Rancabali: (A) telur F. intonsa pada kelopak
bunga stroberi diwarnai acid fuchsin, dan (B) nimfa F. intonsa pada
bunga stroberi
Selama penelitian F. intonsa merupakan satu-satunya spesies trips yang
ditemukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanaman stroberi
merupakan inang utama bagi F. intonsa pada lahan tersebut.
Kerapatan Populasi dan Luas Serangan F. intonsa
Trips F. intonsa merupakan satu-satunya spesies trips yang ditemukan pada
lahan stroberi di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali. Trips ini menyerang
bunga stroberi secara merata pada lahan I, lahan II, dan lahan III. Kerapatan
populasi F. intonsa di lahan stroberi diamati pada pukul 11.00 sampai 14.00 WIB,
hal ini didasari karena menurut Atakan dan Ozgur (2001) trips F. intonsa
merupakan spesies serangga diurnal yang aktif mulai pukul 06.00 sampai 16.00
dengan tingkat aktivitas paling tinggi diantara pukul 11.00 sampai 14.00.
Rataan kerapatan populasi F. intonsa pada lahan I sebanyak 1.8 ekor
imago/bunga (±0.29). Pada lahan II kerapatan populasi F. intonsa memiliki rataan
sebanyak 2.3 ekor imago/bunga (±0.28). Untuk lahan III rataan kerapatan populasi
F. intonsa sebanyak 2.1 ekor imago/bunga (±0.38) (Tabel 2).
Tabel 2 Rataan kerapatan populasi dan luas serangan trips F. intonsa

a

Lokasi a

Kerapatan populasi (ekor/bunga)
(rataan ± SE)

Luas serangan (%)
(rataan ± SE)

Lahan 1
Lahan 2
Lahan 3

1.8 ± 0.3
2.3 ± 0.3
2.1 ± 0.4

68.4 ± 5.8
82.2 ± 2.9
81.1 ± 2.2

Jumlah bunga sampel 20 untuk masing-masing lahan.

20

Jumlah populasi rata-rata F. intonsa berkisar dari 1.8 sampai 2.1 ekor
imago/bunga. Populasi F. intonsa pada lahan stroberi di Ciwidey relatif rendah
bila dibandingkan dengan populasi F. occidentalis pada tanaman stroberi di
negara beriklim subtropis dan sedang. Atakan (2011) menyebutkan bahwa tahun
2008 kepadatan populasi F. occidentalis pada lahan stroberi di Turki sebesar 10.2
ekor/bunga.
Luas serangan F. intonsa di lapangan dihitung berdasarkan keberadaan F.
intonsa dan gejala serangannya pada bunga stroberi. Individu tanaman yang
diamati untuk menghitung luas serangan F. intonsa sama dengan tanaman yang
digunakan dalam pengamatan tingkat kerapatan populasi F. intonsa.
Luas serangan F. intonsa pada ketiga lahan menunjukkan angka yang cukup
tinggi yaitu berkisar antara 68.4% sampai 82.2%. Luas serangan F. intonsa
tertinggi terdapat pada lahan II dengan luas serangan sebesar 82.2%. Luas
serangan terbesar selanjutnya terdapat pada lahan III dengan tingkat serangan
mencapai 81.1%. Pada lahan I tingkat serangannya terendah dari dua lahan
lainnya yaitu sebesar 68.4% (Tabel 2).
Tingginya tingkat populasi F. intonsa di lapangan akan mengakibatkan
tingginya luas serangan yang terjadi yang disebabkan oleh F. intonsa. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kualitas buah stroberi yang dihasilkan. Atakan (2011) juga
menyebutkan bahwa trips F. occidentalis yang menyerang tanaman stroberi di
Turki tidak dinyatakan sebagai hama yang penting secara ekonomi walaupun
populasinya mencapai 24 ekor imago/bunga. Namun kualitas buah stroberi yang
dihasilkan mengalami penurunan.
Pengamatan pertama dilakukan pada tanggal 1 Mei 2012 dan dilakukan
pengamatan 4 hari sekali sebanyak 6 kali pengamatan. Selama 6 kali pengamatan
di lahan pertanaman stroberi, jumlah populasi F. intonsa menurun (Gambar 7A).
Hal ini cenderung disebabkan oleh cuaca pada saat pengamatan yang buruk. Pada
pengamatan ke-2 hingga pengamatan ke-5 turun hujan yang cukup besar pada
malam hari. Trips memiliki ukuran tubuh yang kecil, sehingga sangat mudah
terpengaruh dengan keadaan cuaca seperti turunnya hujan. Populasi F. intonsa
meningkat kembali pada pengamatan ke-6 karena hujan mulai berhenti turun.
Data curah hujan harian bulan Mei 2012 tercantum pada Gambar 7B.

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

1
2

3
6

4

0

Curah Hujan

5

10

Tanggal

Pop. Lahan I

5

15

20

Pop. Lahan II

Curah hujan (mm)

Rataan Populasi F. intonsa
(ekor/bunga)

21

25

Pop. Lahan III

Gambar 7 Rataan kerapatan populasi F. intonsa selama 3 minggu dan curah hujan
Kecamatan Rancabali bulan Mei 2012
Gejala Kerusakan Serangan F. intonsa pada Bunga dan Buah Stroberi
Trips F. intonsa menyerang tanaman stroberi pada bagian bunga dan buah.
Gejala serangan yang muncul adalah bercak cokelat pada mahkota bunga, bercak
nekrotik pada tangkai sari dan pangkal kelopak bunga, burik di sekitar achene
(biji) pada buah stroberi muda, biji yang menghitam, dan malformasi pada ujung
buah stroberi. Selain itu juga permukaan buah stroberi yang dipanen mengkerut,
gejala ini merupakan akibat serangan pada buah stroberi muda. Gejala yang
muncul akibat serangan F. intonsa pada tanaman stroberi menyerupai gejala yang
disebabkan oleh F. occidentalis pada tanaman stroberi di Autralia dan Amerika.
Perkembangan buah stroberi dari mulai bunga hingga menjadi buah dapat dilihat
pada Lampiran 8.
Steiner (2003) menyebutkan bahwa tanaman stroberi yang diserang oleh
F. occidentalis menunjukkan gejala berupa bercak cokelat pada mahkota bunga,
kelopak bunga, bercak nekrosis pada benang sari, roset disekitar biji, biji menjadi
cokelat, dan serangan parah dapat menyebabkan bunga menjadi rontok. Sementara
Parker et al. (2004) me