Bentuk dan Komponen Upah atau Gaji Sistem Pengupahan atau Penggajian

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa gaji dapat diartikan sebagai pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada seseorang sebagai balas jasa, yang diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan oleh seorang pegawai.

2.6.1 Bentuk dan Komponen Upah atau Gaji

Menurut Slamet Laksono,1988 upah atau gaji yang dijumpai dalam sistem pengupahan di berbagai perusahaan adalah: a. Upah atau gaji dalam bentuk uang Upah atau gaji dalam bentuk uang merupakan bentuk upah yang lazim dipergunakan oleh setiap perusahaan atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Struktur upah dalam bentuk uang tersusun dari berbagai komponen upah, yaitu: 1. Upah pokok 2. Tunjangan keluarga 3. Tunjangan anak 4. Tunjangan kemahalan 5. Uang makan 6. Uang transport 7. Uang servis 8. Tunjangan kerajinan 9. Tunjangan pisah keluarga 10. Tunjangan bahaya 11. Tunjangan jabatan 12. Tunjangan variabel b. Upah atau gaji dalam bentuk barang Pengupahan upah dalam bentuk ini banyak dilaksanakan di perusahaan- perusahaan perkebunan. Adapun komponen upah dalam bentuk barang antara lain, beras, garam, gula, tekstil, ikan asin dan lain sebagainya. Komponen upah dalam bentuk ini dimaksudkan untuk membantu para pekerja dalam memperoleh barang-barang tersebut, karena barang- barang itu tidak dapat dibeli dibeli didaerah perkebunan c. Upah dalam bentuk kesempatan untuk menikmati suatu faktor produksi Upah ini banyak dijumpai di daerah pedesaan. Biasanya pamong desa mendapat upah seperti ini, yaitu tanah garapan

2.6.2 Sistem Pengupahan atau Penggajian

Menurut Slamet Laksono,1988 dalam teori banyak sekali sistem pengupahan sebagai suatu usaha untuk memberikan imbalan atas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, sedangkan dalam praktek sehari- hari sistem pengupahan yang banyak dimanfaatkan di perusahaan- perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan yaitu: a. Sistem pengupahan menurut waktu Sistem pengupahan menurut waktu merupakan sistem pengupahan yang paling tua. Hasil pekerjaan tidak merupakan ukuran khusus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pekerja dibayar menurut waktu yang dihabiskan, misalnya per jam, per hari, perbulan, atau pertahun. Dengan sistem pengupahan serupa itu pengusaha dihadapkan pada dua kemungkinan, hasil pekerjaan yang dilakukan pekerja merugikan atau menguntungkan. Bagi pekerja, sistem pengupahn menurut waktu berarti bahwa penghasilan setiap unit waktu yang ditentukan tidak mengalami perubahan, sehingga mudah baginya untuk merencanakan penggunaannya. Namun sering terjadi kecenderungan manusiawi, pekerja tidak terdorong untuk berusaha meningkatkan prestasinya, sejauh sistem kepegawaian yang ada tidak memungkinkannya. b. Sistem pengupahan menurut hasil kerja Dengan sistem ini pekerja dibayar untuk jumlah unit pekerjaan yang teleh diselesaikan tanpa menghiraukan jumlah waktu yang dipergunakan. Jadi setiap gangguan waktu ia melakukan pekerjaan akan mengurangi hasil pekerjaanya. Oleh karena itu pekerja cenderung memanfaatkan setiap waktu yang ada agar dapat menyelesaikan unit pekerjaan lebih banyak. Dalam menentukan tarif upah untuk setiap unit pekerjaan lazimnya digunakan data yang dapat menunjukan hasil pekerjaan yang umumnya dapat diselesaikan dalam setiap unit waktu. Seperti halnya sistem pengupahan menurut waktu, dengan sistem pengupahan ini pihak pengusaha juga dihadapkan pada tanggung jawab tentang keuntungan dan kerugian yang bertalian dengan kualitas unit pekerjaan yang dihasilkan oleh pekerja. c. Sistem pengupahan menurut standar waktu Dengan sistem ini, upah dibayarkan berdasarkan waktu yang telah di standarisasi guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Sistem ini digunakan demi kelancaran operasional perusahaan. Upah menurut standar waktu pada umumnya berbentuk premi atau bonus, di samping upah yang telah di standarisasi. Premi dan bonus merupakan pembayaran ekstra yang diberikan kepada pekerja sebagai suatu pendorong agar pekerja meningkatkan prestasinya sebaik dan semaksimal mungkin. Bonus kadang-kadang juga berfungsi sebagai pendorong yang pembayarannya tertunda, misalnya tunjangan hari raya, jasa produksi dan sebagainya. d. Sistem pengupahan menurut kerjasama pekerja dan pengusaha Sistem ini meliputi pembagian keuntungan yang pembayarannya dilakukan kemudian sebagai tambahan atau dikombinasi dengan sistem pembayaran upah yang telah diutarakan diatas. Pembayaran upah dengan sistem ini biasanya juga disebut tunjangan atau fringe bebefit atau pembayaran tidak langsung. Dengan sistem ini pekerja diberi penghargaan atas kerja samanya dengan perusahaan, tidak semata-mata mendapat gaji karena hasil kerja yang telah diberikan. Pengupahan yang termasuk dalam golongan ini antara lain: 1. Pembayaran ekstra untuk pekerjaan yang dilakukan, antar lain tunjangan kemahalan, upah lembur, dan sebagainya. 2. Pembayaran yang diberikan bukan karena melakukan pekerjaan, antara lain tunjangan keluarga, tunjangan pengobatan 3. Pembayaran untuk jaminan sosial, seperti asuransi cacat, asuransi kecelakaan dan lain sebagainya 4. Pembayaran sebagai penghargaan non produksi seperti tunjangan hadir, tunjangan kerajinan dan lain sebagainya. 5. Pembayaran untuk melayani pekerja antara lain penyediaan ruang makan, balai pertemuan pekerja dan lain sebagainya. Sedangkan Drs. D.S Widodo dalam bukunya pokok-pokok Pengertian Ilmu Administrasi Kepegawaian mengemukakan bahwa sistem pengupahan atau penggajian ada empat, yaitu Slamet Laksono,1988: a. Sistem perbandingan Sistem perbandingan hanya dapat dilakukan dalam organisasi kecil. Disini pemberi kerja dapat melihat kegiatan tiap-tiap pekerja. Pemberian uapah atau gaji menurut sistem ini didasarkan atas pengamatan berat ringanya pekerjaan. b. Sistem nilai Sistem ini biasanya digunakan pada organisasi yang sudah berkembang dan memiliki berbagai jenis pekerjaan yang harus dilakukan. Para pekerja dibagi dalam kelompok-kelompok yang nilai pekerjaannya hampir sama dan selanjutnya dimanfaatkan sebagai dasar pembayaran upah bagi kelompok itu sendiri. Setiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok pekerjaan mempunyai nilai yang berbeda sehingga dapat disusun tingkat upah yang harus dibayar kepada para karyawan. Upah seorang pekerja yang nilai pekerjaanya lebih tinggi harus lebih tinggi juga. c. Sistem penggolongan Sistem penggolongan pada hakikatnya merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari sistem pengupahan berdasarkan nilai. Kelompok pekerjaan yang satu dengan yang lain mempunyai nilai yang berbeda, karena itu setiap kelompok pekerjaan harus dinilai atas dasar perbandingan yang sama. d. Sistem perbandingan faktor Dalam sistem perbandingan faktor penggajian pada prinsipnya dilakukan sama dengan sistem penggolongan pekerjaan. Yang diperbandingkan tidak perlu sama untuk setiap golongan pekerjaan, melainkan dapat dicari faktor-faktor pembanding yang sudah terdapat di dalam satu golongan. Sistem ini dikenal sebagai loon naar arbeid sedangkan loon naar betrekking, adalah sistem pengupahan berdasarkan pangkat, tidak menggambarkan prestasi kerja yang sebenarnya. Memperhatikan keempat sistem pengupahan tersebut, tampak bahwa sistem-sistem pengupahan itu pada hakikatnya merupakan sistem pengupahan yang berdasarkan waktu dengan membedakan jenis kelompok pekerjaan satu dengan yang lain yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tinggi rendahnya tingkat upah untuk tiap-tiap kelompok banyak ditentukan oleh uraian pekerjaan atau jabatan yang bersangkutan, dan tidak dapat diukur secara matematis, misalnya seperti dalam bentuk pekerjaan perkantoran. 2.7 Kuesioner Kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data. Sumber datanya berupa orang atau disebut dengan istilah responden. Pada metode ini, pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada responden untuk dijawab. Setelah pertanyaan dijawab, dikembalikan kepada peneliti. Pertanyaan diajukan berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Disebut pertanyaan tertutup karena pilihan jawabannya telah disediakan dan respon tinggal memilih jawaban yang sesuai. Disebut pertanyaan terbuka karena pertanyaan jawaban tidak disediakan, harus mengisi sendiri jawabannya Faisal,2000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN KUESIONER

3.1 Pembahasan Kuesioner 3.1.1. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik yang dilakukan untuk pengumpulan data, diantaranya adalah: 1. Pembuatan Kuesioner Pembuatan kuesioner ini dilakukan selama dua hari. 2. Menyebarkan kuesioner ke masing-masing responden. Penyebaran kuesioner ini dilakukan selama 6 hari, sejak tanggal 19 november 2007 sampai 24 november 2007. 3. Penarikan kuisioner Penarikan kuesioner ada yang dilakukan pada saat itu juga setelah responden mengisi kuesioner dan ada juga yang tidak dilakukan pada saat itu, berhubung ada responden yang sibuk dan ada juga yang tidak berada di tempatinstansi pada saat itu jadi penarikanya ditunda sampai besoknya.

3.1.2 Sasaran Penyebaran Kuesioner

Ada beberapa sasaran instansi untuk penyebaran kuesioner, diantaranya adalah: 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI