17
Pengendalian Penyakit Ternak
Sapi Pada SIMANTRI
5 15.1.3.06
Pengadaan Peta Desa
Kertas Kayu
Tinta Tiang Besi
10 orang 7 x 4 jam
Mhs : 510
6 11.1.1.01
Pembinaan Pelajaran
Tambahan di SD Negeri 1 dan 2
Perancak Pembelian
kapur tulis
spidol, penghapus
papan 16 orang
6 x 2 jam Mhs : 150
7 17.2.3.55
Pembinaan Pendidikan
Intergritas dan Anti Korupsi di SD
Negeri 1 dan 2 Perancak
PPT mengenai integritas dan
anti korupsi 16 orang
6 x 3 jam Mhs : 100
JUMLAH JKEM 81 JKEM
Total Volume Kegiatan = n x JKEM = 16 x 81
n = jumlah mahasiswa
1296 JKEM
n = 16 mahasiswa
2.4 Program Pokok
2.4.1 Bidang Kesehatan Masyarakat
A. Pemberian Informasi Kesehatan Mengenai Pentingnya Mengetahui
Bahaya Hipertensi
Sehat adalah suatu keadaan yang baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya sekedar tanpa penyakit atau kecacatan WHO, 1946. Menurut UU
Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Dalam undang-undang kesehatan disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk
18
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya. Sehingga dapat diartikan, pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan menjadi fokus pembangunan
kesehatan yang sekaligus juga merupakan pengertian promosi kesehatan. Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan sumber daya
manusia atau masyarakat itu sendiri dalam bentuk penggalian kemampuan pribadi,kreatifitas, kompetensi dan daya pikir, serta tindakan yang lebih baik
dari sebelumnya. Sesuai tuntunan reformasi maka sektor kesehatan juga memahami perubahan yang sangat mendasar yaitu mengajak dan memotivasi
masyarakat pada umumnya dan menyelenggarakan kesehatan pada khususnya untuk memulai perubahan pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut
pandang kesehatan yang lebih dikenal dengan istilah paradigma sehat Dinkes. DIY, 2002.
Paradigma sehat merupakan pembangunan kesehatan yang lebih menekankan pada upaya Promotif dan Preventif tanpa mengesampingkan upaya
kuratif dan rehalibitatif Depkes-RI, 2001. Pembangunan sektor kesehatan dengan landasan paradigma sehat, dilakukan dengan perencanaan berwawasan
kesehatan yang mengandung makna pembangunan di semua sektor dan perubahan perilaku pada masyarakat yang akhirnya dapat mempengaruhi status
kesehatan masyarakat di tempat tersebut. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam upaya promotif dan preventif
adalah pemberian pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi di desa Perancak. Penyakit hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah melebihi
batas atas sistole lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah bawah diastole lebih dari 90 mmHg Sheps, 2005. Penyakit tekanan darah ini tidak memiliki
keluhan dan tanda- tanda Hipertensi yang khas, sehingga sering disebut sebagai the silent killer. Fakta membuktikan bahwa 1 dari 4 penderita hipertensi tidak
mengetahui jika mereka menderita hipertensi sehingga penyakit ini cukup mengancam jiwa Isesreni, 2012. Berdasarkan data WHO dalam Hikayati
2014 dari 50 penderita hipertensi yang diketahui hanya 25 yang
19
mendapatkan pengobatan. Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, kerusakan hati dan kerusakan ginjal. Berdasarkan data Departemen
Kesehatan Indonesia dalam Rini 2014 prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7. Sedangkan di Wilayah Bali khususnya Denpasar, pada tahun
2015 tercatat penderita Hipertensi sebanyak 40,6. Tingginya angka kejadian
penyakit hipertensi di daerah tersebut disebabkan oleh beberapa factor yakni minimnya pengetahuan masyarakat mengenai penyebab penyakit hipertensi,
dampak yang ditimbulkan,serta pemeriksaan rutin untuk mengetahui status kesehatan masyarakat. Hal tersebut menjadi landasan bagi kami untuk
memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya mengenal bahaya penyakit hipertensi sehingga diharapkan masyarakat lebih mengetahui tentang
penyakit hipertensi serta dapat mampu menurunkan angka kejadian hipertensi di desa tersebut.
Kegiatan yang dilakukan meliputi penyuhan atau pemberian informasi kesehatan mengenai bahaya penyakit hipertensi dan kegiatan pelayanan
kesehatan yakni pengecekan tekanan darah. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yakni meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan kesadaran
masyarakat agar memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan yang ada didesa tersebut. Selain itu kegiatan edukasi ini bertujuan sebagai pembelajaran bagi
daerah atau desa lain dalam upaya pengembangan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya mengenal bahaya penyakit hipertensi.
Secara teknis kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan beberapa tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu yang ada di desa tersebut serta kepala
lingkungan setiap dusun dalam penyebaran informasi kegiatan ini sehingga dengan diadakan kegiatan ini diharapakan masyarakat lebih banyak yang
datang untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan sistem 5 meja yang meliputi, pendaftaran, pengukuran berat
badan dan tinggi badan, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan
20
sesuai indikasi jika terdapat masyarakat yang mengalami hipertensi, pemberian informasi mengenai bahaya hipertensi, dan pemberian makanan snack bergizi
bubur kacang hijau. Seusai kegiatan ini diharpakan dapat memberikan informasi kepada petugas puskesmas mengenai jumlah penderita penyakit
hipertensi di desa tersebut sehingga petugas kesehatan dapat membuat program untuk memantau kondisi pasien hipertensi tersebut.
B. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Meminimalisir
Kejadian DBD melalui Kegiatan 3M Plus
Memasuki bulan musim penghujan tidak dapat diprediksi kapan akan turun hujan, intensitas curah hujan dari sedang hingga besar dapat memberikan
dampak buruk bagi lingkungan sehingga dapat menimbulkan beberapa permasalahan seperti pada sektor kesehatan yakninya meningkat kejadian kasus
penyakit Demam Berdarah Dengue. Salah satunya desa yang jumlah masyarakat yang banyak mengalami kasus DBD yakni Desa Perancak. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa factor antara lain saluran irigasi yang tersumbat sehingga air menjadi tergenang, sehingga dapat memicu nyamuk untuk
berkembang biak dan pada akhirnya menimbulkan penyakit DBD. Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab
yang jelas, lemahlesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan. Angka kejadian DBD di bali terus mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya, hal ini dikarena kurangnya kesadaran masyarakat dalam
21
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta melaksanakan kegiatan pencegahan 3M plus.
Program tersebut meliputi mengubur, menguras dan menutup dan tidak menggantung baju pada belakang pintu atau tempat-tempat tertentu. Pentingnya
kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat agar mengurangi resiko terkena demam
berdarah dengue DBD. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat dalam menerapkan pelaksanaan
prinsip 3M dalam mencegah penyakit BDB. Sehingga diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat pada beberapa sektor, seperti: sektor kesehatan
yakni menurunnya angka kejadian Kasus DBD di wilayah tersebut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perancak, di sektor pendidikan
yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam hal ini siswa sekolah dasar bahwa sangat penting untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar
agar terhindar dari penyakit tersebut. Dari segi pemerintahan lingkungan setempat yaitu tentunnya dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka
masayarakat dapat lebih produktif dalam membangun desa perancak menjadi desa yang maju.
C. Pemberian Informasi Kesehatan mengenai Kesehatan Reproduksi serta
Dampak dari HIV dan AIDS
Perkembangan permasalahan kekerasan seksual dan pelecehan seksual pada anak di bawah umur akhir akhir ini marak terjadi yang berdampak buruk
pada psikologis anak yang mengalami kekerasan seksual, seperti anak menjadi pendiam, cenderung mengasingkan diri serta menjadi depresi terhadap kejadian
yang dialaminya. Untuk mencegah kejadian ini terulang lagi sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada anak-anak yang rentan mengalami
pelecehan seksual. Teknis dari kegiatan ini yakni pemberian informasi terhadap
22
para remaja di Desa Perancak sehingga setelah diberikan informasi, anak anak lebih paham serta dapat melindungi diri agar tidak mengalami pelecehan
seksual. Perkembangan permasalahan Human Immunodeficiency Virus HIV dan Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS semakin lama semakin
mengkhawatirkan baik dari sisi kuantitatif maupun kualitatif. Walaupun secara geografi, yang semula diharapkan dapat menghambat perkembangan jumlah
Orang Dengan HIV dan AIDS ODHA di dunia namun pada kenyataannya dalam kurun waktu 20 tahun terakhir jumlahnya telah mencapai lebih dari 60
juta orang dan 20 juta diantaranya telah meninggal. Tidak mengherankan bila
permasalahan HIV dan AIDS telah menjadi epidemi di hampir 190 negara. KPAN, 2007
HIV Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia
mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh
ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain Yatim, 2006
Jumlah kasus HIVAIDS di Indonesia berdasarkan laporan dari Dirjen PPPL Kemenkes RI 2013 secara kumulatif yang dilaporkan sejak 1 Januari
1987 hingga 31 Desember 2013 terdiri dari 127.416 kasus HIV dan 52.348 kasus AIDS. Sementara itu, untuk kasus sepanjang tahun 2013 terhitung dari
bulan Januari hingga Desember 2013 saja terdapat sebanyak 29.037 kasus HIV dan 5.608 kasus AIDS di Indonesia. Jumlah infeksi HIV tertinggi pada tahun
23
2013 yaitu di DKI Jakarta sebanyak 28.790 kasus, diikuti Jawa Timur 16.253 kasus, Papua 14.087 kasus, Jawa Barat 10.198 kasus dan Bali 8.059 kasus.
Setiap tahun kejadian HIV dan AIDS di Bali mengalami peningkatan, pada tahun 2015 kasus HIV di Bali 9.637 kasus. Peningkatan kasus HIVAIDS
ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain kurangnya pengetahuan masyarakat itu sendiri mengenai bahaya dari penyakit HIV, serta pengaruh
globalisasi, sehingga sangat diperlukan untuk pemberiaan informasi kepada semua kalangan khususnya remaja.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian informasi mengenai bahaya dari HIVAIDS kepada sekehe teruna teruni yang ada di Desa Perancak,
kegiatan ini bekerja sama dengan Petugas Kesehatan Puskesmas yang ada di daerah tersebut atau LSM yang bergerak dibidang Pennaggulangan HIV dan
AIDS. Teknis dari pelaksanaan kegiatan ini berupa ceramah, serta layanan VCT bagi peserta yang ingin berpartisipasi pada kegiatan ini untuk mengetahui status
HIV. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yakni meningkatnya pengetahuan STT mengenai bahaya HIVAIDS, meningkatkan kesadaran STT agar
memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan yang ada didesa tersebut. Selain itu kegiatan edukasi ini bertujuan sebagai pembelajaran bagi daerah atau desa lain
dalam upaya pengembangan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya mengenal bahaya HIVAIDS.
2.4.2 Bidang Peningkatan Produksi