6 Protein Gene Product 9.5 Calcitonin Gene Related Peptide

lain mengkoding prekursor CGRP. Proses jaringan-spesifik yang berbeda termasuk penggunaan secara selektif dari kombinasi tempat polyadenylation dengan pembelahan dan penyambungan. Pengaturan gen-β adalah serupa, dimana daeran non koding 5’ dan 3’ menunjukkan perbedaan 40 , daerah CGRP mempunyai 90 kesamaan dan ekson IV like-region mempunyai 65 kesamaan Zaidi dkk., 2000. Gambar 2. 13 Gambaran Mikroskop Elektron Calcitonin Gene Related Peptida Zhang, dkk., 2012

2. 6 Protein Gene Product 9.5

Pada awalnya penemuan UCHL1PGP 9.5 ubiquitin carboxyl-terminal hydrolase L1protein gene product 9.5 adalah karena program “Molecular Anatomy” yang dikerjakan oleh Anderson dan Anderson pada tahun 1979 dan oleh karena perkembangan dari alat “ISODALT” yang dibuat untuk multiple two- dimension high-resolution polyacrylamide gel electrophoresis dari campuran kompleks protein. Untuk pertama kalinya alat ini membuat analisis komponen protein secara simultan pada organ manusia yang berbeda. Pada akhir 70 an menjadi jelas bahwa jaringan saraf mengandung beberapa protein, lebih banyak daripada organ lain dan protein ‘spesifik untuk otak” ini terletak pada neuron atau sel glial. Secara umum, kerusakan neurologi pada manusia cenderung untuk mempunyai pengaruh yang kuat terutama pada neuron atau sel glial yang bisa diukur untuk mengetahui adanya sistim saraf yang mempunyai protein spesifik pada serum atau cairan serebrospinal untuk diagnostik. Sementara beberapa sistim saraf yang mempunyai protein spesifik telah bisa diukur di klinik, dipikirkan untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai protein menggunakan “ISODALT” dan otak manusia dan 12 organ manusia lainnya untuk di analisa. Hanya protein yang bisa larut yang diperiksa pada tempat yang kira-kira bisa merembes ke sirkulasi karena kerusakan otak. Analisa ini mengarahkan pada identifikasi 8 protein yang spesifik pada otak, empat sudah diketahui dan empat lainnya baru. Ini di berikan nama sesuai dengan Protein Gene Product PGP terminologi dari Anderson dan Anderson pada tahun 1979 dan juga sesuai dengan jarak migrasi dalam sentimeter dari protein pada second dimension gel. UCHL1PGP 9.5 adalah yang paling mencolok dari protein spesifik pada otak yang baru. Di dekatnya –PGP 9.4- kemudian didapatkan dengan pemetaan peptida yang sepertinya merupakan modifikasi post-translational dari UCHL1PGP 9.5. Sementara UCHL1PGP 9.5 ada secara mencolok di otak, jejak protein juga ditemukan di usus besar, ginjal, ovarium, dan testis. Analisa dari beberapa otak manusia yang berbeda menunjukkan pola protein spesifik yang sama, meniadakan kemungkinan adanya individual polimorphisme. UCHL1PGP 9.5 dimurnikan dari otak manusia, poliklonal antiserum kelinci dikumpulkan dan imunohistokimia melokalisir protein yang eksklusif untuk neuron pada kortek serebral manusia. Pada batas ini diperkirakan bahwa UCHL1PGP 9.5 merupakan 1-2 total otak yang soluble, perkiraan ini berdasarkan pada ukuran suatu titik protein dibandingkan dengan ukuran suatu titik pada protein spesifik otak yang telah diketahui dimana konsentrasi dari ekstrak protein yang soluble pada otak telah diukur dengan radioimunoassay. Istilah brain spesifik dan neuron spesifik tidak tepat karena tidak menegaskan secara absolut jaringan yang spesifik. Pada praktiknya artinya bahwa protein ada di otak pada konsentrasi yang tinggi dibandingkan di jaringan lain. Sekarang contohnya, UCHL1PGP 9.5 yang terdapat pada gel 2 dimensi mewakili 2-3 mg protein, dengan limitasi deteksi dari Coomassie stain yang digunakan sekitar 50 ng. Jika titik tersebut pada electrophoretogram di tempat UCHL1PGP 9.5 tidak ada pada jaringan, kemudian pada konsentrasi maksimum PGP 9.5 ada pada jaringan sedikitnya 50 kali lebih rendah dibandingkan kadar di otak. Dengan protein seperti UCHL1PGP 9.5, dimana dengan bukti imunokemikal terletak pada neuron di sentral dan perifer sistim saraf dan juga di sel neuro endokrin, situasi ini kemudian diperumit dengan pada hakekatnya semua jaringan perifer mengandung semacam inervasi. Sebagai tambahan banyak jaringan perifer mengandung sel neuroendokrin. Meski demikian, jika metode pengujian cukup sensitif seperti radioimmunoassay digunakan untuk melacak, protein yang spesifik untuk otak bisa ditemukan sekalipun di sel darah sirkulasi. Mustahil untuk secara total membungkam suatu gen atau sebagai alternatif bisa didapatkan keuntungan dari penghematan selular sehingga didapatkan gen yang bisa berfungsi pada tingkat yang rendah yang bisa dinaikkan secara cepat jika diperlukan. Sebagai contoh, immunohistokimia mengindikasikan bahwa NSE tidak ada dari astrosit normal pada sistim saraf pusat tetapi secara cepat muncul sebagai astrosit reaktif setelah cercaan selular, sementara UCHL1PGP 9.5 adalah tidak ada secara immunohistokimiawi dari sel Schwann pada sistim saraf perifer sampai transeksi saraf ketika kedua protein dan transkripsi nampak pada sel ini. UCHL1PGP 9.5 juga muncul dengan waktu yang lebih lambat pada fibroblast pada penyembuhan kulit luka manusia. Beberapa kultur sel astrositoma memperlihatkan sama seperti glioma lain dan beberapa sel fibroblast. Tidak tampak UCHL1PGP 9.5 pada level sangat rendah pada jaringan lain, tidak juga kemunculannya pada sel glial setelah cercaan, tidak juga muncul pada sel ganas yang esensial pada kultur diambil dari neuron spesifik dari UCHL1PGP 9.5 dengan arti kemunculannya pada neuron orang dewasa dalam jumlah banyak dibandingkan sejumlah lain sel mengindikasikan bahwa mungkin sesuai dengan fungsi selular yang unik pada neuron Ian and Rod, 2010. Sulit untuk memperkirakan bagaimana proporsi protein soluble pada neuron yang mewakili UCHL1PGP 9.5. Jumlah sel glial pada sistim saraf pusat manusia dikatakan 10-50 kali jumlah neuron dan astrosit dikatakan mewakili 20- 50 dari volume sebagian besar area otak. Gambaran komplek morfologi percabangan dari sebagian besar neuron dan banyak sel glial tidak jelas proporsi mana dari sitoplasma otak adalah neural dan immunohistokimia hampir selalu secara universal mengandung UCHL1PGP 9.5 dan bagaimana proporsi glial dan immunokimia sepertinya tanpa protein. Komplikasi tambahan adalah rasio kemasan dari neuron ke sel glial yang dapat bervariasi jauh antara daerah otak yang berbeda didalam dan diantara spesies. Untuk itu dalam neuron tidak mungkin bahwa UCHL1PGP 9.5 mewakili 5-10 dari total protein sitoplasma, mendekati level beberapa enzim glikolisis pada sel manusia dan sebatas 10 perkiraan sitoplasmik kreatinin kinase pada otot skeletal manusia. Usaha untuk mengukur langsung level protein dalam jaringan saraf terhambat oleh kegagalan untuk memberikan nama protein dengan iodine radioaktif melalui prosedur konvensional tanpa menghasilkan kehilangan immunoreaktivitas dan atau aggregasi. Pendekatan alternatif menggunakan penamaan antibodi dan coated microtitre plate assay memastikan tingkat proporsi protein yang tinggi di otak. Penelitian imumnohistokimia lebih lanjut menunjukkan, untuk menunjukkan lokasi neuronal, UCHL1PGP 9.5 ternyata juga ada di sel sistim neuroendokrin diffuse neuroendocrine systemDNES atau sistim amine precursor uptake dan decarboxylation APUD. Penyebaran ini sama seperti di neurone-specific enolase NSE yang mana sudah ditetapkan sebagai penanda untuk neuron dan sel neuroendokrin. Suatu penelitian evolutioner dari NSE dan UCHL1PGP 9.5 dengan tehnik dua dimensional elektrophoresis dimana stained protein spots ditransfer ke nitroselulosa sehingga bisa mengidentifikasi protein satu persatu menggunakan immunohistokimia secara tepat menunjukkan bahwa poliklonal antiserum kelinci meningkat berlawanan dengan protein pada manusia dapat mengenali spots yang sesuai tidak saja pada semua mamalia yang diperiksa. Meskipun kelihatannya penyebaran jaringan UCHL1PGP 9.5 dan NSE sepertinya serupa, kedua protein ini sebenarnya berbeda secara immunohistologikal dan penentuan rangkaian utama dari UCHL1PGP 9.5 menunjukkan tidak homolog dengan NSE atau protein lain. Ekpresi PGP 9.5 merupakan presentasi gen yang terletak pada lengan pendek kromosom 4p14 terdiri atas 508 pasang basa. Secara struktural dan fungsional, protein gene produt 9.5 terdiri atas 2 exon. Fungsi protein ini terletak pada bagian C terminal berupa neuropeptida yang bersifat neurotransmiter Ian and Rod, 2010. Gambar 2. 14 Struktur Kromosom PGP 9.5 Wizmenn Institute of Science, 2011 Selain menunjukkan adanya UCHL1PGP 9.5 di hampir semua neuron dan sel neuroendokrin yang diperiksa, pada penelitian juga ditunjukkan adanya protein ini di tubular distal ginjal dan epitel calyceal, sel Leydig dan spermatogonia pada testis, dan di theca externa, ovarium dan corpus luteum pada kehamilan, menegaskan apa yang ditemukan pada penelitian ISODAL. Pada tahap ini UCHL1PGP 9.5 diketahui sebagai highly conserved protein pada hampir semua neuron dan sel neuroendokrin yang merupakan komponen utama dari soluble sitoplasma protein dan dengan rangkaian utama yang tidak berhubungan dengan protein manapun. UCHL1PGP 9.5 juga ditemukan disejumlah kecil tipe sel lain. Pada tahun 1989 Mayer dan Wilkinson melakukan pemeriksaan ubiquitin carboxyl-terminal hydrolases pada kelenjar timus bovine. Bahan yang dipakai adalah sintetik ubiquitin ethylester, dengan landasan bahwa bahan ini bisa mendeteksi enzim-enzim yang berikatan dengan ubiquitin dan menghidrolisa derivat carboxyl-terminal. Tiga peaks aktivitas bisa diuraikan dari kolom DEAE cellulose dan diberi nama UCHL1, 2, dan 3 berdasarkan peningkatan urutan pemakaian garam. Rechromatography peaks yang terpisah dari filtrasi gel menunjukkan peaks yang mendekati 30 kDa pada semua isoform, terutama peak 2 menunjukkan spesies besar dari 100-200 kDa, yang dinamakan H2. Hampir 95 dari total aktivitas hidrolitik pada timus tercatat dengan UCHL3 dan ini berarti bahwa isoform ini serupa dengan enzim retikulosit kelinci yang disebutkan sebelumnya. Hanya MW H2 tertinggi yang menunjukkan aktivitas konjugasi terhadap ubiquitin-protein. Selain semua aktivitas yang menunjukkan pengikatan ubiquitin, hanya UCHL3 yang terikat hampir baik dengan ubiquitin-sepharose. Penelitian lebih lanjut menggunakan kolum afinitas dengan ubiquitin immobilized melalui arginin residu dibandingkan dengan lisin residu, semua ensim pada timus terikat pada kolum ini. Menggunakan kemampuan dari UCHL3 isoform utama pada timus untuk berikatan dengan ubiquitin-sepharose konvensional, ensim ini dimurnikan untuk memperoleh kebersamaan. Ini dipakai untuk menyaring ekspresi sel B pada manusia. Penggandaan yang positip memberikan rangkaian panjang dari UCHL3 yang menunjukkan 54 homolog dengan rangkaian PGP 9.5 manusia yang sudah pernah dipublikasikan sebelumnya. PGP 9.5 yang dimurnikan dari otak bovine menggunakan prosedur seperti pada otak manusia memperlihatkan aktivitas spesifik pada pembelahan ubiquitin-ethylester yang mana 40 darinya ditunjukan oleh UCHL3 pada timus bovine. Selain itu sebagian rangkaian peptide dari UCHL1 timus bovine dimurnikan dari arginin linked ubiquitin-polyacrylamide menunjukkan ciri-ciri dari rangkaian PGP 9.5 pada manusia. Oleh karena itu disimpulkan bahwa PGP 9.5 mewakili hidrolisa ubiquitin carboxy-terminal, yang terletak pada jaringan saraf Ian and Rod, 2010. Gambar 2. 15 . Gambaran Untaian PGP 9.5 Creative BioMart, 2011 Berdasarkan pengalaman dengan menggunakan immunohistokimia tempat dari UCHL1PGP 9.5 pada saraf dan jaringan lain didapatkan dengan poliklonal antiserum kelinci pada protein manusia intak yang dimurnikan. Antibodi ini hanya mengenali spot yang sesuai pada 2D electrophoretograms baik pada otak manusia dan otak mamalia lain yang diperiksa. Antibodi ini menghasilkan staining yang kuat pada semua neuron pada neuron yang besar seperti sel Purkinje, neuron kortikal serebrum dan serebellum, neuron inti stem otak, basal ganglia neuron dan neuron sel tanduk anterior, dengan staining kuat akson sama yang timbul dari perikarya. Staining untuk UCHL1PGP 9.5 tampaknya seperti sama intensitasnya pada semua neuron dari tipe khusus dan tidak berpengaruh pada neurotransmitter yang ada. Hasil yang sama didapat dengan menggunakan antibodi monoklonal 2 tikus. Akson dari neuron sensori dan motor yang besar di tetap kuat dan uniform. Inervasi autonomik di menunjukkan penurunan ‘striking clarity’ kearah nonmielinisasi serabut saraf yang baik. Dengan pengecualian satu-satunya staining yang kuat ini adalah ganglion trigeminal pada manusia dimana beberapa neuron dengan stain yang lemah dan pada pleksus mesenterik manusia dimana gambaran yang sama ditemukan. Pada kedua keadaan ini suatu populasi dengan morfologi neuron yang sama menghambat sejumlah kecil sel yang mempunyai stain lemah atau tidak pada semua amid populasi dari neuron dengan stain kuat. Penelitian amorfometrik dari neuron didaerah lumbar dorsal root ganglia dari tikus menegaskan hal tersebut, selain kemampuan heterogeneity neuron sensori dengan penanda lain, semua neuron dengan kuat mengandung PGP 9.5 tidak berpengaruh dengan ukuran neuron dan fiksasi yang digunakan. Penelitian lebih lanjut pada ganglia servikal superior manusia mengindikasikan gambaran histologi dari beberapa sel dengan PGP 9.5 kuat dan yang lain lemah atau tidak sama sekali dapat terjadi sesuai umur. Tidak diketahui apakah kekurangan staining ini berlanjut ke akson dari neuron ini, apakah mempunyai arti fungsional yang bermakna, atau apakah artefaktual. Kesan secara keseluruhan dari lokasi secara immunohistokimia dari UCHL1PGP 9.5 adalah neuron besar dengan protein rupanya bersamaan dengan konsentrasi tinggi pada akson sampai ke cabang terminal terkecil. Untuk motor neuron, cabang akson terbaik mengandung sejumlah besar UCHL1PGP 9.5, melalui arborization dari motor end plate yang bersinggungan dengan serabut otot. Sekitar 5 dari neuron pada sentral dan periperal sistim saraf menunjukkan staining inti positip dan staining inti yang serupa juga dilaporkan di sejumlah neuron bulbus olfaktori hamster. Selain indikasi awal bahwa staining untuk UCHL1PGP 9.5 tampaknya fibrillar dan sugesti awal bahwa staining menghasilkan monoklonal antibodi 13C4 pada bulbus olfaktori tikus tampaknya sesuai dengan neurotubules, immunogold electron microscopy berikutnya tidak menghasilkan bukti bahwa protein ini berhubungan dengan elemen ‘cytoskeletal’. Berlawanan pada keadaan di ganglion trigeminal manusia dan pleksus mesenterik dimana sejumlah kecil staining neuron berceceran diantara staining sel yang kuat, vertebra retina menghasilkan keadaan dimana seluruh populasi dari tipe neuron yang sama tanpa UCHL1PGP 9.5 sama sekali. Kurangnya staining pada lapisan inti dalam dari retina kelinci pertama kali dikemukakan oleh Osborne dan Neuhoff dan kemudian ditujukan untuk melengkapi kurangnya staining dari sel bipolar retina. Suatu penelitian yang lengkap dari retina mamalia untuk UCHL1PGP 9.5 staining dilakukan Bonfanti dan kawan-kawan. Mereka melakukan penelitian retina dari tikus, kelinci, kerbau, kucing, anjing dan manusia dan menemukan bahwa sel fotoreseptor, sel bipolar, dan sel amacrine tanpa staining sementara dendrit dan akson baik pada sel horizontal dan sel ganglion mengandung staining dengan kuat. Sel amacrine dapat dipindahkan ke lapisan sel ganglion tikus dimana mereka bisa membentuk 40-50 badan sel neuron, neuron pengganti ini juga negatip. Terdapat beberapa variasi spesies pada sel horizontal kelinci dan kerbau dimana hanya mengandung stained yang lemah dibandingkan spesies yang lain. Akson besar yang dengan kuat mengandung UCHL1PGP 9.5 membuat suatu lonjakan klasik aksi potensial, seperti pada oosit dan sel neuroendokrin, sel ini mengandung stain positip untuk UCHL1PGP 9.5. Sel bipolar, horizontal sel, dan amacrine sel pada retina bersama dengan sel fotoreseptor termasuk kelompok neuron yang tidak mengakibatkan potensial aksi klasik tetapi lebih pada depolarisasi elektrikal. Akan tetapi, perbedaan antara konduksi spiking dan non spiking tidaklah mutlak dan tergantung pada tempat recording, beberapa neuron memperlihatkan satu atau tipe lain konduksi pada tempat yang berbeda pada sel yang sama, kemudian selanjutnya adalah penyusunan dari neuron sel yang berbeda pada retina vertebra sangat kompleks dengan sebanyak 80 sub-tipe yang berbeda. Satu subset dari sel amacrine menunjukkan menghasilkan aksi potensial spike klasik. Secara umum neuron pada retina tanpa UCHL1PGP 9.5 immunoreaktivitas sangat kecil dan tanpa akson dengan panjang berarti, sementara sel ganglion dengan staining yang kuat mempunyai akson membentuk saraf optik dan sel horizontal dapat mempunyai akson tidak bermielin cukup panjang, akan tetapi mungkin akan terdapat variasi diantara spesies sampai seberapa kuat beberapa sel mengandung UCHL1PGP 9.5 Ian dan Rod, 2010. Pada mRNA UCHL1PGP 9.5 diketahui diekspresikan secara ekstrem pada pembelahan dini dari sistim saraf, sebagai contoh embrio hari 8,5-9 pada epitel saraf tikus dan protein sendiri dapat dideteksi secara immunohistokimiawi beberapa hari kemudian. Protein juga diekspresikan pada sel progenitor neural, sepertinya bahwa UCHL1PGP 9.5 tampak pada tingkat high sitoplasma segera saat sel mempunyai ciri-ciri neuron. Sebelum menguraikan beberapa kemungkinan fungsi dari UCHL1PGP 9.5 pada neuron ada beberapa hal penting: pertama, neuron mempunyai morfologi sel yang sangat tidak biasa. Setelah dihitung dari dimensi neuron motor yang khas dengan akson 1 m panjangnya ternyata 99,7 dari aksomal sel terdapat di akson, 0,005 pada bodi sel, dan 0,2 pada total volume dendrit. Ketika volume pada sinap tidak diperhitungkan agaknya tidak mungkin melampaui volume dendrit secara signifikan. Karena UCHL1PGP 9.5 secara immunohistokimia muncul sepanjang neuron, menyiratkan bahwa lebih dari 99 protein ada pada akson dan rupanya proporsi yang sama dari aktivitas fungsional UCHL1PGP 9.5 digunakan pada akson. Dari gambaran sifat dasar akson pada perhitungan di atas didapatkan juga suatu rasio yang tinggi dari membran ke aksoplasma. Kedua, ada syarat pengubahan urutan hasil penelitian antara spesies yang dibedakan berdasarkan evolusi misalnya antara vertebrata dan invertebrata. Proses aksonal pada invertebrata dikombinasi karakteristik dendrit dan akson, pada vertebrata hal ini dibedakan secara fungsional. Ketiga, terdapat suatu pitfalls pengubahan urutan hasil penelitian antara sistim penelitian yang berbeda meskipun berasal dari spesies yang sama. Terakhir, banyak penelitian metabolisme protein pada neuron menggunakan kultur neuron yang diisolasi atau sel “neurone-like” pada kultur Ian dan Rod, 2010. Identifikasi suatu neuron spesifik PGP 9.5 sebagai ubuquitin carboxyl- terminal hydrolase UCHL1 memfokuskan perhatian pada protein yang diduga sebagai komponen sistim ubiquitin-proteasome, dan dilakukan dengan maksud kemungkinan peranannya pada penyakit neuro degenerative manusia dari segi adanya secara immunokimia ubiquitin intraselular. Penelitian awal dari substrat khusus UCHL1 mengindikasikan tidak berpengaruh pada substrat ubiquitinated besar, dan mengarahkan ke beberapa kemungkinan fungsinya. Identifikasi dari substrat UCHL1PGP 9.5 membuktikan sukar untuk dipahami, dari segi rendahnya aktivitas hidrolitik dibandingkan dengan ubiquitin hidrolases lain. Kesan dari fungsi UCHL1PGP 9.5 harus memperhitungkan lokasi ubiquitous intra-neural, high evolutionary konservasi, konsentrasi sitoplasma tinggi, dan ada pada neuron sampai cabang aksonal. Tampaknya dari penelitian spesifisitas substrat in vitro bahwa UCHL1PGP 9.5 tidak berperan pada pemindahan atau editing rantai polyubiquitin dekat protein tujuan untuk degradasi proteolitik, atau pada pemindahan monoubiquitin dari protein. Pemeriksaan liysates otak dari GAD tikus tidak membuktikan adanya pembentukan ubiquitin protein. Persentase kecil dari neuron menunjukkan adanya staining pada inti dan ada perkiraan sebagian lokalisasi inti dari spermatogenesis. Sementara inti neural yang besar menunjukkan sejumlah karakteristik yang unik misalnya tidak adanya heterokromatin, sintesa RNA tinggi, peran spesifik ubiquitin-mediated pada proses intranuklear sepertinya tidak ada dan tidak menjelaskan sangat banyaknya UCHL1PGP 9.5 pada akson. Sementara densitas protein ubiquitin post sinaptik jelas terlibat dalam remodeling postsinaptik, UCHL1PGP 9.5 terutama tidak terletak di post sinaptik dan agaknya tidak mungkin beraksi di membran protein ubiquitinated meskipun ikatan permukaan membentuk semacam enzim untuk itu. Terkesan bahwa dari struktur tiga dimensi UCHL1PGP 9.5 di daerah datar pada satu lobus dari protein mungkin mewakili tempat berikatan dari protein yang tidak dikenal yang dapat memacu aktivitasnya. Diduga protein yang kita ketahui berikatan adalah JAB1, yang ditemukan terutama pada sel kanker paru dan dapat membentuk kompleks heterotrimeric dengan UCHL1PGP 9.5 dan pK27kip1 pada nukleus. Hubungan ini dengan peranan dari UCHL1PGP 9.5 pada non- dividing neuron tidak jelas. Sejumlah hipotesa-proteomic bebas dan penelitian transcriptomic memeriksa otak atau respon selular ke tingkah laku, metabolik, farmakologikal dan tes yang lain menemukan perubahan yang melibatkan UCHL1. Harus diingat bahwa sebagai protein yang berlimpah dan transkrip, sepertinya banyak produk gen yang dapat dideteksi, tetapi sebaliknya berlimpahnya ini memungkinkan secara masuk akal terjadinya perubahan. Pada korteks serebral tikus, UCHL1 protein level menurun sebagai respon iskemia, tetapi pemberian melatonin melindungi dari hal ini. Pada hippocampus tikus, level UCHL1 berkurang karena respon tes treadmill. Pada hippocampus tikus, bekas dan penurunan lambat dari UCHL1 pada orang dewasa memungkinkan akses ad libitum ke ethanol, dimana perubahan molekul pada dewasa kurang berbekas. Penelitian proteomic pada kortek pre-frontal manusia peminum alkohol menunjukkan perubahan pada level UCHL1. UCHL1 juga menyusut pada hyperphagia berulang diikuti pembatasan ruang dimana UCHL1 meningkat pada hipotalamus sapi penghasil susu yang diberi makan diet pembatasan energi. Perubahan yang berbeda pada rasio mRNA UCHL1 di bagian otak, ditemukan pada schizophrenics. Level rendah UCHL1 ditemukan pada kasus degenerasi corticobasal pada manusia. Dopamine quinone covalent oxidation dari UCHL1 ditemukan pada otak tikus dan pada sel SH-SY5Y. Pemberian dosis rendah methamphetamine pada tikus, sebagai tambahan modifikasi daya penggerak, memodifikasi level UCHL1. Atrazine, herbisida lazim di USA, mengalami pengubahan ke diaminochlorotriazine, yang akhirnya memodifikasi beberapa protein, salah satunya pada penelitian proteomic tikus ditemukan menjadi UCHL1. UCHL1 mRNA menyusut di ipsilateral, dibandingkan dengan kontrol sisi kontralateral, pada vestibula deafferentation tikus. Pada kultur sel, laktat dan amonia mungkin diproduksi berlimpah tapi hal ini akan berkurang pada kondisi terkontrol untuk membuat rendah level glukosa dan glutamin, suatu ‘metabolik shift’ yang dihubungkan dengan perubahan sel termasuk peningkatan ekspresi UCHL1. Pada banyak situasi seperti ini, terdapat penyusunan proteomic, mRNA dan perubahan lain, dimana UCHL1 satu-satunya. Namun, sejalan perubahan penelitian dari pengurangan molekular reductionsm kembali ke sintesa sistim, jelas bahwa UCHL1 adalah subjek komponen neural untuk perubahan kualitatif atau kuantitatif pada banyak kejadian patofisiologi, diperoleh dari penemuan dan penelitian dari GAD tikus Ian dan Rod, 2010. Immunostaining dari PGP 9.5, suatu general marker neural, membuat jaringan saraf di vagina bisa dilihat. Kumpulan saraf yang besar dapat dilihat pada advetisia, biasanya dengan pembuluh darah yang besar. Sel ganglion juga ditemukan di adventisia. Dari cabang saraf besar ini, serabut menyebar secara melingkar keluar masuk ke muskularis dan lamina propria dimana terdapat banyak kelompok saraf kecil yang positip PGP 9.5 Lundberg dkk, 2008. Serabut yang terisolasi tersebar melalui muskularis, sementara jaringan serabut yang lebih padat terbukti banyak di lamina propria. Walaupun serabut mengarah longintudinal dan transvers dalam hubungannya dengan aksis panjang vagina, mayoritas tampak mengarah transvers. Kadang-kadang, serabut dapat terlihat di bawah basal membran dari epitel dan pada keadaan khusus, saraf berliku-liku terlihat diantara sel epitel menuju keatas ke bagian tengah lapisan sel. Terdapat juga pleksus perivaskular yang prominen pada pembuluh darah besar di adventisia dan pada pembuluh darah menengah di muskularis dan lamina propria. Tidak ditemukan perbedaan daerah secara kuantitatif didapatkan pada pola distribusi saraf diantara daerah atas dan bawah vagina. Ovorektomi, atau terapi dengan estradiol setelahnya 5µg dan 15 µghari tidak akan menghasilkan efek yang terlihat pada densitas panjang dari PGP 9.5 –IR. Selain itu, tidak ada perbedaan pada orientasi atau distribusi serat yang positip PGP 9.5 terlihat. Pada hewan yang diovorektomi, pemberian testoteron 11 µghari secara signifikan meningkatkan densitas serabut yang positip PGP dibandingkan kontrol yang dilakukan ovorektomi dan yang utuh. Sebagai catatan, serabut saraf pada kelompok yang diberikan testoteron lebih tebal dibandingkan serabut pada kelompok lain, meski tampaknya tidak ada perubahan yang signifikan pada pola distribusi serabut saraf. Progesteron 300 µghari, bagaimanapun, tidak mempengaruhi baik pada densitas panjang atau distribusi serabut saraf immunoreaktif PGP 9.5. Ketika estradiol 5 µghari diberikan bersama testoteron 11 µghari pada tikus yang dilakukan ovorektomi, terdapat peningkatan ringan tetapi secara statistik insignifikan pada densitas panjang serabut saraf yang positip PGP 9.5 dibandingkan kontrol dan kelompok ovorektomi. Ketika estradiol dikombinasikan dengan progesteron, tidak didapatkan efek yang terlihat pada densitas atau distribusi dari serabut saraf yang positip PGP Monica dkk., 2006.

2. 7 Tyrosine Hydroxyilase

Dokumen yang terkait

Perbandingan Ekspresi Serabut Saraf Endometrium Wanita Endometriosis Dengan Non Endometriosis Menggunakan Protein Gene Product 9.5

0 83 92

KOMPETI SI MATEMATIKA KEXX VIKls .9

0 45 4

Pengaruh Pemberian Estrogen Terhadap Kadar mRNA Calcitonin Gene Related Peptide Serta Ekspresi Protein Gene Product 9.5 dan Tyrosine Hydroxylase Pada Epitel Mukosa Vagina Tikus Wistar Yang Dilakukan Ovorektomi Bilateral.

2 11 84

PEMBERIAN KOMBINASI ESTROGEN PROGESTERON DAN TESTOSTERON MENINGKATKAN EKSPRESI MESSENGER RIBONUCLEAIC ACID (mRNA) RESEPTOR ESTROGEN ALPHA DAN ANDROGEN PADA VAGINA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) DEWASA YANG DIOVAREKTOMI.

0 0 64

EFEK EKSTRAK PAGAGAN (CENTELLA ASIATICA) TERHADAP EKSPRESI RESEPTOR ESTROGEN,TGF , HSP 70, KOLAGEN DAN PROLIFERASI EPITEL PADA DINDING VAGINA. Studi Eksperimental Pada Tikus Rattus Norvegicus Strain Strain Wistar yang Dilakukan Ov.

0 1 1

Hubungan Ekspresi Imunohistokima Protein Gene Product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Adenokarsinoma Kolorektal

0 0 5

Hubungan Ekspresi Protein Gene Product (PGP9.5) dalam sel Cancer Associated Fibroblasts (CAFs) dengan Derajat

0 0 7

Hubungan Ekspresi Protein Gene Product (PGP9.5) pada Lapisan Endometrium dan Jaringan Endometriosis di Ovarium

0 0 8

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Protein Gene Product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Tipe Adenokarsinoma Serosum dan Musinosum Ovarium

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Endometrium - Perbandingan Ekspresi Serabut Saraf Endometrium Wanita Endometriosis Dengan Non Endometriosis Menggunakan Protein Gene Product 9.5

0 0 36