Ovarium .1 Anatomi ovarium KAJIAN PUSTAKA

2.1.3 Persarafan vagina

Persarafan vagina adalah dari pleksus uterovaginal ganglion Frankenhauser pada bagian atas dari vagina dan dari saraf pudendal untuk vagina bagian bawah. Perjalanan saraf ini mengikuti pembuluh darah uterus dan melewati ligamentum kardinalis dan uterosakralis; serabut saraf sensoris dan simpatik berasal dari T10, L1; serabut saraf parasimpatik berasal dari S2 sampai S4 Anderson dan Rene, 2007. 2.2 Ovarium 2.2.1 Anatomi ovarium Ovarium terdiri dari tiga bagian yaitu: bagian luar disebut kortek, medulla dibagian tengah, dan rete ovarium atau hilum. Hilum adalah suatu tempat dimana ovarium melekat ke mesovarium. Terdiri dari saraf, pembuluh darah, dan sel hilus, yang mana berpotensi menjadi aktif pada saat steroidogenesis atau menjadi membentuk tumor. Sel ini serupa dengan sel Leydig yang memproduksi testoteron pada testis. Bagian paling luar dari kortek disebut tunika albuginea, bagian atasnya ditutupi satu lapis epitel kuboid, serupa seperti epitel permukaan ovarium atau mesotelium dari ovarium. Oosit, tertutup disuatu kompleks yang disebut folikel, berada di bagian dalam dari kortek, tertanam di jaringan stromal. Jaringan stromal terdiri dari jaringan ikat dan sel interstisial, yang berasal dari sel mesenkimal, mempunyai kemampuan berespon terhadap luteinizing hormone LH atau human chorionic gonadotropin hCG dengan produksi androgen. Daerah medulla sentral dari ovarium berasal sebagian besar dari sel mesonephrik Fritz, dkk., 2005b.

2.2.2 Fisiologi ovarium

Jika stimulasi gonadotropin adekuat, satu dari beberapa unit folikel berkembang matur dengan berbagai tingkatannya dan kemudian menjadi ovulasi. Secara morfologis, kejadian ini meliputi meregangnya antrum oleh bertambahnya cairan antral dan penekanan dari granulosa terhadap terpisahnya bagian granulosa dan luteinized yang avaskular. Pertambahan cairan antral secara gradual mencapai cumulus oophorous, bagian dari granulosa yang membungkus oosit. Mekanisme penipisan dari theca pada permukaan yang kemudian menonjol, folikel menjadi distensi, terbentuknya daerah avaskular menyebabkan melemahnya kapsul ovarium, sehingga akhirnya karena distensi lama antrum menjadi pecah dan oosit terdorong dari cumulusnya Fritz, dkk., 2005a. Gambar. 2.3 Ovulasi Pada Ovarium Fritz, dkk., 2005b

2.2.3 Steroidogenesis

Secara umum jalur biosintesis steroid berdasarkan penemuan dari Kenneth J. Ryan dan kawan-kawan 2004. Jalur ini berdasarkan pola umum yang ditunjukkan oleh semua organ endokrin yang menghasilkan steroid. Dengan akibat, tidak mengherankan bahwa ovarium normal manusia menghasilkan tiga macam seks steroid yaitu: estrogen, progestin, dan androgens Fritz, dkk., 2005a. Selama steroidogenesis, sejumlah karbon pada atom kolesterol atau pada molekul steroid lain berkurang dan tidak pernah bertambah. Reaksi yang bisa terjadi adalah: Fritz, dkk., 2005b 1. Pembelahan dari ikatan samping reaksi demolase. 2. Konversi dari kelompok hidroksil menjadi keton atau keton menjadi kelompok hidroksil reaksi dehidrogenase. 3. Penambahan kelompok OH reaksi hidroksilasi. 4. Pembuatan ikatan ganda pemindahan hidrogen. 5. Penambahan hidrogen untuk mengurangi ikatan ganda saturation Gambar 2.4 Steroidogenesis Fritz, dkk., 2005b Secara umum pada steroidogenesis adalah bahwa setiap langkah dimediasi oleh banyak enzim, yang berbeda-beda dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Enzim steroidogenesis adalah dehidrogenesis atau bagian dari sitokrom P450 kelompok dari oksidase. Sitokrom P450 adalah bentuk generik untuk enzim oksidatif, dinamakan 450 karena pigmen 450 berpindah ketika berkurang. Enzim 450 dapat memetabolisme berbagai substrat seperti: pada hati, enzim 450 memetabolisme toksin dan polutan lingkungan. Berbagai macam enzim 450 dapat ditemukan pada steroidogenesis: P450scc adalah enzim pada kolesterol; P450c11 memediasi 17-hidroksilase, 18-hidroksilase, dan 19-metiloksidase; P450c17 memediasi 17-hidroksilase dan 17, 20-lyase; P450c21 memediasi 21-hidroksilase; dan P450aro memediasi aromatisasi androgen ke estrogen Fritz, dkk., 2005a. 2.3 Estrogen 2.3.1 Rumus kimia hormon estrogen

Dokumen yang terkait

Perbandingan Ekspresi Serabut Saraf Endometrium Wanita Endometriosis Dengan Non Endometriosis Menggunakan Protein Gene Product 9.5

0 83 92

KOMPETI SI MATEMATIKA KEXX VIKls .9

0 45 4

Pengaruh Pemberian Estrogen Terhadap Kadar mRNA Calcitonin Gene Related Peptide Serta Ekspresi Protein Gene Product 9.5 dan Tyrosine Hydroxylase Pada Epitel Mukosa Vagina Tikus Wistar Yang Dilakukan Ovorektomi Bilateral.

2 11 84

PEMBERIAN KOMBINASI ESTROGEN PROGESTERON DAN TESTOSTERON MENINGKATKAN EKSPRESI MESSENGER RIBONUCLEAIC ACID (mRNA) RESEPTOR ESTROGEN ALPHA DAN ANDROGEN PADA VAGINA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) DEWASA YANG DIOVAREKTOMI.

0 0 64

EFEK EKSTRAK PAGAGAN (CENTELLA ASIATICA) TERHADAP EKSPRESI RESEPTOR ESTROGEN,TGF , HSP 70, KOLAGEN DAN PROLIFERASI EPITEL PADA DINDING VAGINA. Studi Eksperimental Pada Tikus Rattus Norvegicus Strain Strain Wistar yang Dilakukan Ov.

0 1 1

Hubungan Ekspresi Imunohistokima Protein Gene Product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Adenokarsinoma Kolorektal

0 0 5

Hubungan Ekspresi Protein Gene Product (PGP9.5) dalam sel Cancer Associated Fibroblasts (CAFs) dengan Derajat

0 0 7

Hubungan Ekspresi Protein Gene Product (PGP9.5) pada Lapisan Endometrium dan Jaringan Endometriosis di Ovarium

0 0 8

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Protein Gene Product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Tipe Adenokarsinoma Serosum dan Musinosum Ovarium

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Endometrium - Perbandingan Ekspresi Serabut Saraf Endometrium Wanita Endometriosis Dengan Non Endometriosis Menggunakan Protein Gene Product 9.5

0 0 36