Kegiatan merangkumkan dan menarik kesimpulan dapat dilakukan oleh peserta didik dibawah bimbingan pendidik, atau bersama-sama pendidik.
2 Mengevaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi yang dilakukan, serta untuk mengetahui apakah kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai
oleh peserta didik melalui pembelajaran. Hasil evaluasi dapat memberikan penilaian terhadap peserta didik dan memperbaiki program pembelajaran.
3 Tindak lanjut. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik
setelah pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh pendidik agar terjadi pemantapan pada diri peserta
didik terhadap pembentukan kompetensi dasar dan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2. 4 Landasan Teori
Proses pendidikan merupakan berubahnya menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap keberlangsungan proses disebut input, sedang
sesuatu dari hasil proses disebut output. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila terdapat pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah yang
mencakup dosen, mahasiswa, kurikulum, uang, peralatan, dan sebagainya dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran
Universita Sumatera Utara
yang menyenangkan enjoyable learning, mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.
Untuk menghasilkan suatu institusi pendidikan yang berkualitas maka salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pemenuhan sumberdaya. Menurut
pendapat Gomes yang dikutip Siagian 2006 bahwa sumberdaya adalah daya kerja suatu lembagainstitusi agar orang-orang yang ada didalam organisasi dapat
melakukan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama maka diperlukan daya kerja. Menurut Sinungan 2005 bahwa sumberdaya pada umumnya yang
terdapat pada suatu lembaga dikelompokkan atas 2 macam yaitu: 1 sumberdaya manusia human resources, dan 2 sumberdaya non manusia.
Donabedian 2003 dalam bukunya An Introduction to Quality Assurance in Health Care, mengatakan bahwa ada tiga katagori layanan dalam
meningkatkan mutu suatu Institusi yaitu struktur, proses, dan output. 1.
Standar struktur. Standar struktur adalah standar yang menjelaskan semua peraturan yang berlaku pada suatu institusi pendidikan yang didalamnya
mencakup hubungan suatu organisasi, visi-misi organisasi, sumberdaya manusia human resources maupun sumber daya tak bergerak human-non
resources. Standar struktur sering juga disebut rule of the games. 2.
Standar Proses. Standar proses adalah yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dalam hal ini adalah proses pembelajaran, pedoman yang terdapat
pada kegiatan pembelajaran, bagaimana melakukannya dan bagaimana sistem bekerja. Standar proses sering disebut dengan playing the games.
Universita Sumatera Utara
3. Standar Keluaran. Standar keluaran merupakan hasil akhir produk yang
telah dilaksanakan. Keluaran output adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil layanan yang telah dilaksankan.
Sanjaya 2008 salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui
pendekatan sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses. Didalam komponen-komponen sistem pembelajaran
terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan didalam keberhasilan sistem pembelajaran, ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Komponen Sistem Proses Pembelajaran
S Proses S
1
Input Tujuan Output IsiMateri
Metode Media
Gambar 2.1
Evaluasi
Komponen Sistem Proses Pembelajaran Pada Gambar 2.1 tersebut dapat dilihat bahwa sebagai suatu sistem, proses
pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,
Universita Sumatera Utara
materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, dan evaluasi Sanjaya, 2008.
Institusi pendidikan keperawatan menghadapi tantangan dalam mempersiapkan perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan praktek keperawatan dan menjadi akuntabel serta bertanggung jawab atas perawatan kesehatan baik individu, keluarga dan masyarakat Bourbonnais,
1984. Perbaikan kurikulum terus menerus dilakukan untuk memunculkan ide-ide baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada saat ini Hooten 1976.
Perkembangan pengetahuan menuntut perbaikan dan perubahan kurikulum untuk itulah setiap institusi pendidikan berusaha untuk mengembangkan dan
menerapkan pengetahuan keperawatan yang mengenali kebutuhan untuk menggunakan model keperawatan sebagai dasar pengembangan kurikulum. Salah
satu pengembangan kurikulum dalam model proses pembelajaran yang berlaku saat ini adalah model pembelajaran berbasis aktif.
Proses pembelajaran
Menurut Confrey 1995 belajar merupakan akuisisi aktif ide-ide dan konstruksi pengetahuan, bukan suatu proses yang pasif. Dengan kata lain, belajar
membutuhkan individu untuk menjadi aktif dan menjadi terlibat dalam secara aktif antara dosen dan mahasiswa secara luas
diterima saat ini dan disebut bagian dari bentuk mutu pendidikan. Silberman 1996 menyebutkan bahwa para pelajar sangat dituntut untuk melakukan hal
tersebut dengan hal mencari tahu sendiri, melakukan suatu percobaan, mencoba keterampilan, dan melakukan tugas yang bergantung pada pengetahuan yang
sudah mereka miliki atau mereka pelajari terlebih dahulu.
Universita Sumatera Utara
pembangunan model mental pribadi yang mandiri. Hazzan et al 2011 dalam proses pembelajaran berbasis aktif learning, model pengajaran yang dipergunakan
adalah berdasarkan proses: 1 pemicu, 2 l
1 earning activity, 3 diskusi, 4
kesimpulan. Pemicu. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memperkenalkan topik dengan
cara para dosen memberikan pemicu pembelajaran aktif berbasis menantang. Secara khusus, pemicu harus meningkatkan dan mendorong bermakna belajar
dan harus memiliki potensi untuk meningkatkan beragam pertanyaan, dilema, sikap, dan persepsi
2 .
Kegiatan. Dalam tahap ini, para siswa bekerja pada pemicu yang disajikan kepada mereka. Tahap ini mungkin pendek, atau mungkin lebih lama dan
mengambil sebagian besar pelajaran 3
. Diskusi. Pada tahapan ini para mahasiswa melakukan proses pembahasan
topik baik secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok-kelompok kecil, seluruh kelas dikumpulkan. Selanjutnya instruktur menyoroti ide-ide
penting yang disajikan oleh para siswa dan menekankan prinsip yang berasal dari ide-ide
4 Ringkasan. Ini tahap model menempatkan topik ke dalam konteks kursus dan menekankan konsep-konsep yang dibahas, serta mengambil kesimpulan
berdasarkan hasil pembahasan bersama yang dilakukan. .
Sujanto 2009 menjelaskan bahwa Pendidikan merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan input-proses-output yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan keefektifan suatu institusi yang terdiri dari:
Universita Sumatera Utara
a. Tujuan input pendidikan: 1. Mahasiswa: sebagai masukan utama.
2. Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas 3. Sumberdaya tersedia dan siap
4. Staff yang kompeten dan dediksi tinggi. 5. Memiliki harapan prestasi yang tinggi
6. Fokus pada pelanggan mahasiswamasyarakat 7. Input manajemen: tugas jelas, rencana rinci dan sistematis, program
kerja,aturan jelas, pengendalian mutu yang jelas. b. Tujuan proses pendidikan
1. Proses belajar-mengajar yang efektif 2. Kepemimpinan Institusi yang kuat
3. Lingkungan Institusi yang aman dan tertib 4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
5. Institusi pendidikan memiliki budaya mutu 6. Institusi pendidikan memiliki team work yang kompak dan cerdas.
7. Institusi memiliki keterbukaan tranparansi manajeman. 8. Institusi melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
9. Institusi responsif dan antisipatif terhadap perubahan kebutuhan. 10. Institusi memiliki akuntabilitas publik yang kuat.
11. Mampu memelihara dan mengembangkan komunikasi yang baik. 12. Institusi memiliki kemauan untuk berubah
c. Tinjaun output pendidikan 1. Prestasi mahasiswa yang tinggi: sebagai hasil PBM yang bermutu
Universita Sumatera Utara
2. Prestasi Insitusi akademik dan non akademik Berdasarkan beberapa teori tersebut diatas, peneliti mencoba untuk
membuat kerangka teori yang tertuang pada Gambar 2.2 berikut ini.
Universita Sumatera Utara
Kerangka Teoritis Quality control
Struktur Proses
Outcomes SDM mahasiswa staff pengajar
Kurikulum Kompetensi
Tupoksi yang jelas Proses Pembelajaran
Student Centered Learning Active Learning
Evaluasi Pembelajaran Lingkungan yang Kondusif
Good Team Working Prestasi Mahasiswa
IPK Meningkat Lulusan 100
Prestasi Institusi
Akreditasi BAN-PT Memuaskan Peningkatan Jumlah Mahasiswa Baru
Gambar 2.2 Kerangka Teoritis
Universita Sumatera Utara
Selanjutnya Jane Hanestad 2002 dalam penelitiannya menemukan pentingnya hubungan pengetahuan profesional dan pengetahuan perbaikan untuk perbaikan
kualitas berkesinambungan Continues Quality ImprovementCQI. Temuan tersebut melibatkan 44 mahasiswa untuk mengikuti petunjuk dalam buku kerja
menggambarkan PIP Personal Improvement Project selama 8 minggu dengan menjawab kuesioner. 45 mereka mengatakan cara belajarnya lebih baik.89
menyatakan bahwa penelitian ini telah membantu mereka untuk mulai belajar CQI, dan 75 bahwa mereka bisa merasakan manfaat pembelajaran klinis. Hal
ini menunjukkan bahwa untuk program pembelajaran CQI menjadi efektif
Hal ini sejalan dengan hasil analisis yang telah dilakukan oleh Ribek Rahayu 2009 yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan
di Jurusan Keperawatan Poltekkes Depkes Denpasar“, yang menyimpulkan pentingnya penerapan standar pendidikan nasional guna meningkatkan mutu
pendidikan suatu institusi. apabila
para pendidik, mahasiswa dan praktisi klinis duduk bersama dalam memecahkan suatu permasalah yang terjadi. Hal ini akan bisa terlaksana apabila Institusi
pendidikan tersebut memiliki sistem penjaminan mutu internal.
Melaksanakan dan membuat program Quality Assurance dan peningkatan mutu pendidikan adalah suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh
Universitas maupun perguruan tinggi guna meningkatkan penilaian kualitas dalam proses pendidikan. Hubball Gold 2007 untuk memastikan kualitas
pengalaman belajar menyatakan bahwa penting pemeriksaan Kurikulum yang sedang digunakan dalam keberlangsungan proses pembelajaran yang sedang
Universita Sumatera Utara
berlangsung dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kemajuan pengetahuan serta perubahan lingkungan dengan memperhatikan kesesuaian
dengan program pembelajaran. Sebuah proses perbaikan dan evaluasi kurikulum terus menerus Hill, 2007 dapat meminimalkan kesenjangan antara
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat. Terdapat dua alasan dalam peningkatan penjaminnan kualitas dan peningkatan proses pengajaran
oleh departeman pendidikan yaitu meningkatkan atau menghambat perubahan beroperasi pada tingkat ini Knight, 2006. Dengan adanya kemauan dan sifat
mau berubah dari para staff pengajar maka ini akan dapat menfasilitasi akan kendala tersebut, sehingga terciptanya perbaikan dan peningkatan kualitas.
2. 5 Kerangka Konsep