Klasifikasi Siklus hidup nyamuk Ae. aegypti

kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran utama nyamuk jenis ini Anonim, 2006 a . Nyamuk Ae. aegypti betina menggigit manusia pada siang hari. Setelah menggigit manusia yang darahnya mengandung virus demam berdarah dengue nyamuk ini dapat segera menularkan virus tersebut pada orang yang digigit berikutnya atau setelah masa inkubasi selama 8-10 hari Gubler, 1984 cit Maharani, 2006.

1. Klasifikasi

Klasifikasi nyamuk Ae. aegypti menurut Goma 1996 sebagai berikut : Philum : Arthropoda Class : Insecta Sub-class : Pterigota Ordo : Diptera Sub-ordo : Nematocera Family : Culicidae Sub-family : Cilicinae Tribe : Culicini Genus : Aedes Species : Aedes aegypti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Siklus hidup nyamuk Ae. aegypti

Dalam siklus hidupnya, Ae. aegypti mengalami 4 stadium yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa, sehingga termasuk metamorfosis sempurna holometabola. Stadium telur, larva, dan pupa hidup di dalam air tawar yang jernih serta tenang. Genangan air yang disukai sebagai tempat perindukannya breeding place adalah genangan air yang terdapat di dalam suatu wadah atau kontainer, bukan genangan air di tanah Soegijanto, 2004 Nyamuk Ae. aegypti meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat 4 tahapan dalam perkembangan larva. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa kemudian memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung Anonim, 2006 a . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dewasa Pupa Telur Larva Gambar 1. Siklus hidup nyamuk Ae. aegypti Anonim, 2006 a 3 . Morfologi nyamuk Ae. aegypti a. Telur Telur Ae. aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva Anonim, 2006 a . Telur yang diletakkan dalam air menetas dalam waktu 1-3 hari pada suhu 30º C, tetapi perlu waktu 7 hari pada suhu 16º C Brown, 1969. Telur nyamuk Ae. aegypti berbentuk elips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0,5-0,8 mm, permukaan polygonal, tidak memiliki alat penampung, dan diletakkan satu persatu pada benda-benda yang terapung atau pada dinding bagian dalam tempat penampungan air TPA yang berbatasan langsung dengan permukaan air Soegijanto, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2. Telur nyamuk Ae. aegypti Anonim, 2006 a b. Larva Larva Ae. aegypti memiliki ciri 1 bergerak lincah dengan membengkokkan tubuhnya, 2 tubuh langsing dengan perbandingan yang sepadan 3 fototropisme negatif atau bergerak menghindari cahaya Gandahusada, dkk., 1992. Gambar 3. Larva nyamuk Ae. aegypti Anonim, 2006 a c. Pupa Pupa Ae. aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala-dada cephalothorax lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca koma. Pada bagian punggung dorsal dada terdapat alat pernafasan seperti terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumblai panjang dan bulu di nomor 7 pada ruas perut ke-8 tidak bercabang. Pupa adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan larva Soegijanto, 2004. Gambar 4. Pupa nyamuk Ae. aegypti Anonim, 2006 a d. Nyamuk dewasa Nyamuk Ae. aegypti tubuhnya tersusun dari 3 bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antenna yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk-pengisap piercing-sucking dan termasuk lebih menyukai manusia anthropophagus, sedangkan nyamuk jantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan phytophagus. Nyamuk betina mempunyai antena tipe-pilose, sedangkan nyamuk jantan tipe-plumose. Dada nyamuk tersusun dari 3 ruas yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Setiap ruas dada ada sepasang kaki yang terdiri dari femur paha, tibia betis, dan tarsus tapak. Pada ruas-ruas kaki ada gelang-gelang putih tetapi pada bagian tibia kaki belakang tidak ada gelang-gelang putih. Pada bagian dada juga terdapat sepasang sayap tanpa noda-noda hitam. Bagian punggung mesontum ada gambaran garis- garis putih yang dapat dipakai untuk membedakan dengan jenis yang lain. Gambaran punggung nyamuk Ae. aegypti berupa sepasang garis lengkung putih bentuk lyre pada tepinya dan sepasang garis submedian di tengahnya. Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas-ruas tersebut terdapat bintik-bintik putih Soegijanto, 2004. Gambar 5. Nyamuk Ae. aegypti dewasa Anonim, 2006 a

C. Pengendalian Vektor