Prestasi belajar fiqih MA manaratul Islam Cilandak Jkarta Selatan (analisis perbedaan antara siswa yang berasal dari MTS dan siswa yang berasal dari SMP)

(1)

(Analisis Perbedaan Antara Siswa yang Berasal Dari MTs

Dan Siswa yang Berasal Dari SMP)

Oleh: Aimmatul Hasanah

(106011000002)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(Analisis Perbedaan Antara Siswa yang Berasal dari MTs dan

Siswa yang Berasal dari SMP)

Skripsi

Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh: Aimmatul Hasanah

(106011000002)

Di bawah bimbingan

Drs. H. Ghufran Ihsan, MA NIP. 195305091981031006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Nama : Aimmatul Hasanah

NIM : 106011000002

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Prestasi Belajar Fiqih MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan (Analisis Perbedaan Antara Siswa yang berasal dari MTs dan Siswa yang berasal dari SMP)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 15 Augustus 2010


(4)

berbentuk SMP dan MTs. SMP lebih bersifat umum yang berada dibawah naungan Kementrian pendidikan Nasional. Sedangkan MTs bersifat khas agama Islam yang berada dibawah naungan Kementrian Agama. Perbedaan tersebut membawa pengaruh terhadap prestasi belajar siswa di MA dalam hal ini mata pelajaran Fiqih. Hal ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa ”Siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar Fiqih siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP serta apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang berasal dari MTs dengan prestasi belajar siswa yang berasal dari SMP dengan cara membandingkan prestasi belajar mereka. Penelitian ini dilakukan di kelas satu Madrasah Aliyah Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan tahun pelajaran 2009/2010 semester satu. Subyek penelitian ini adalah 24 siswa. Masing-masing 12 siswa berasal dari MTs dan 12 siswa berasal dari SMP. Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif analisis dan dan analisis komparasional bivariat. Langkah awal melakukan pengolahan dan analisa data dari angket yang diperoleh dengan cara membuat prosentase setiap item pertanyaan. Kemudian nilai yang diperoleh dijumlahkan dengan nilai ujian tertulis dan nilai ujian praktek yang kemudian dicari rata-ratanya. Tahap berikutnya adalah mencari komparasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis komparasional tes ”t” yaitu dengan membandingkan nilai angket, ujian tertulis dan ujian praktek yang di cari rata-ratanya, antara siswa yang berasal dari MTs (X1) dan siswa yang berasal dari SMP (X ) 2

Dari penelitian yang penulis lakukan, maka sampailah kepada penarikan kesimpulan bahwasanya ”Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar Fiqih siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP”. Hal itu diketahui dengan jalan mengkonsultasikan harga ”t” yang tercantum pada tabel. Harga ”t” yang diperoleh dalam perhitungan yang telah dilakukan (1,339) lebih kecil dari pada harga ”t” yang tercantum pada tabel dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (2,07) maupun pada taraf signifikansi 1 % (2,82)

Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya minat dan motivasi belajar siswa yang berasal dari SMP tidak terlalu berbeda dengan minat dan motivasi belajar siswa yang berasal dari MTs. Hal ini merupaka faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tenaga pendidik yang profesional dan berlatar belakang pendidikan pesantren, sekolah yang mempunyai mata pelajaran tambahan berupa mata pelajaran pendalaman agama dan lain-lain serta tempat tinggal siswa di pesantren merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.


(5)

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di bumi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan umat manusia, pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam, nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

3. Bapak Drs. H. Ghufran Ihsan, MA selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, MA selaku dosen penasehat akademik yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis hingga akhir masa perkuliahan.

5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan perkuliahan

6. Seluruh staff perpustakaan UIN dan perpustakaan FITK yang telah mempermudah penulis dalam mencari referensi.

7. Seluruh staff MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan khususnya bapak kepala madrasah Drs. Nurdin Muhammad, dan guru bidang


(6)

mengasuh dan mendidik penulis hingga sekarang serta adik-adik tersayang yang dengan sabar telah membantu dan mendukung keberhasilan belajar penulis

9. Sahabat-sahabat UIN Syarif hidayatullah Jakarta khususnya kelas A PAI FITK angkatan 2006 dan sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah kebersamaan.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 15 Augustus 2010


(7)

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

LEMBAR PERNYATAAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. LANDASAN TEORI ... 10

1. Belajar ... 10

a. Pengertian dan Tujuan Belajar ... 10

b. Beberapa Teori Tentang Belajar ... 13

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar... 14

2. Prestasi Belajar... 15

a. Pengertian Prestasi Belajar... 15

b. Indikator Prestasi Belajar ... 17

c. Pengukuran Prestasi Belajar... 19

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 20

3. Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah... 26

a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah ... 26

b. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah... 27


(8)

C. PENGAJUAN HIPOTESIS ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Variabel Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpul Data... 37

F. Teknik Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi Riil Objek Penelitian ... 41

1. Letak Geografis... 41

2. Profil Madrasah... 42

3. Visi dan Misi ... 42

4. Struktur Organisasi ... 43

5. Keadaan siswa... 43

6. Keadaan Guru dan Karyawan ... 44

7. Unit Kegiatan Siswa... 45

8. Sarana dan Prasarana... 46

9. Kurikulum ... 46

B. Deskripsi Data ... 47

C. Analisa dan Interpretasi data ... 49

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA... 71 LAMPIRAN


(9)

Lampiran 1 : Berita wawancara kepala sekolah Lampiran 2 : Berita wawancara guru Fiqih

Lampiran 3 : Nilai Rapor Kelas X MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan Lampiran 4 : Nukilan tabel nilai “t” untuk berbagai df

Lampiran 5 : Angket Lampiran 6 : Hasil angket

Lampiran 7 : Surat pengajuan proposal skripsi Lampiran 8 : Surat permohonan izin penelitian Lampiran 9 : Surat permohonan Riset/wawancara Lampiran10 : Surat bimbingan skripsi

Lampiran11 : Surat keterangan kepala sekolah


(10)

Tabel. 1 : Indikator prestasi belajar ... 17

Tabel. 2 : Standar kompetensi mata pelajaran Fiqih MTs... 29

Tabel. 3 : Standar kompetensi mata pelajaran Fiqih SMP ... 30

Tabel. 4 : Hasil penentuan sampel... 35

Tabel. 5 : Nama-nama siswa yang berasal dari SMP ... 35

Tabel. 6 : Nama-nama siswa yang berasal dari MTs ... 35

Tabel. 7 : Kisi-kisi instrumen angket prestasi belajar Fiqih siswa MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan ... 37

Tabel. 8 : Keadaan siswa MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan menurut kelas tahun ajaran 2009/2010... 44

Tabel. 9 : Keadaan guru dan karyawan MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan... 44

Tabel. 10 : Prestasi belajar Fiqih MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan kelas X yang berasal dari MTs ... 48

Tabel. 11 : Prestasi belajar Fiqih MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan kelas X yang berasal dari SMP... 48

Tabel. 12 : Deskripsi variable X1 dan X ... 49 2 Tabel. 13 : Analisis item angket “Menyukai Pelajaran Fiqih”... 50

Tabel 14 : Analisis item angket “Hadir pada Mata Pelajaran Fiqih” ... 50

Tabel 15 : Analisis item angket ”Mengerti Materi Pelajaran Fiqih”... 51

Tabel 16 : Analisis item angket “Memperhatikan dan Mendengarkan Pelajaran Fiqih”... 52

Tabel 17 : Analisis item angket “Mengerjakan Tugas Fiqih” ... 53

Tabel 18 : Analisis item angket “Aktif dalam Diskusi Fiqih” ... 53

Tabel 19 : Analisis item angket “Bertanya ketika Tidak Mengerti” ... 54

Tabel 20 : Analisis item angket “Mengulangi Pelajaran Fiqih di Rumah” ... 55

Tabel 21 : Analisis item angket “Meminta Bantuan Ketika kesulitan Belajar Fiqih” ... 56


(11)

Tabel 24 : Analisis item angket “Tidak Merasa Kesulitan Belajar Fiqih”... 58 Tabel 25 : Analisis item angket “Guru Fiqih Memberi Saran

Ketika Mendapatkan Kesulitan Belajar”... 59 Tabel 26 : Analisis item angket “Kesesuaian Materi yang diuji dengan

Materi yang dipelajari” ... 60 Tabel 27 : Analisis item angket “Guru Fiqih Mengetahui Latar

Belakang Pendidikan Siswa” ... 61 Tabel 28 : Analisis item angket “Guru Fiqih Memberi Kesempatan

Bertanya” ... 61 Tabel 29 : Analisis item angket “Guru Fiqih Memberi Motivasi Belajar” ... 62 Tabel 30 : Analisis item angket “Orang Tua Membantu Mengatasi

Kesulitan Belajar” ... 63 Tabel 31 : Analisis item angket “Orang Tua Memperhatikan Kegiatan

Belajar” ... 64 Tabel 32 : Analisis item angket “Berusaha untuk mendalami pelajaran

Fiqih” ... 64 Tabel. 34 : Perhitungan untuk Memperoleh Mean dan SD... 66


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1

Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan penting yang menjamin kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa, dan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perwujudan masyarakat tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan perserta didik menjadi subjek yang makin berperan dalam suatu negara dan bangsa.

Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia di dalam menjalankan kehidupannya. Pendidikan juga merupakan suatu upaya agar manusia dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Baik dan buruknya seseorang, maju tidaknya suatu bangsa juga sangat ditentukan oleh pendidikan. Di Indonesia semua orang berhak untuk mengenyam pendidikan, hal tersebut terlihat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), h. 10


(13)

warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.2

Pendidikan bagi masyarakat dipandang sebagai “Human Investment” yaitu investasi sumber daya manusia, dimana pendidikan itu memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi konservatif dan progresif. Fungsi konservatif pendidikan adalah bagaimana mewariskan dan mempertahankan identitas dan cita-cita suatu masyarakat. Sedangkan fungsi progresif pendidikan adalah bagaimana aktifitas pendidikan dapat memberi pembekalan dan pengembangan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan sehingga generasi penerus memiliki kemampuan dan kesiapan dalam menghadapi tantangan kehidupan masa depan. Ini berarti bahwa secara historis dan filosofis pendidikan telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa.3

Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan penolong utama bagi manusia untuk menjalani kehidupan. Tanpa pendidikan kiranya manusia tidak akan berbeda dengan keadaan terdahulu pada masa purbakala. Oleh karena itu dapat dikatakan pula bahwa pendidikan merupakan penentu bagi maju mundurnya atau baik buruknya suatu bangsa.

Menyadari sangat urgennya pendidikan dan sangat besar peranannya dalam mempersiapkan setiap generasi yang akan melanjutkan keberlangsungan kehidupan suatu bangsa maka perlu dilakukan upaya yang serius agar masa depan bangsa dan negara ini siap dilanjutkan dan lebih di tingkatkan lagi keadaannya oleh generasi yang akan datang. Upaya yang serius yang dilakukan oleh negara ini adalah dengan melaksanakan pendidikan secara baik, terencana, terkoordinir, dan berkesinambungan serta berpijak pada suatu paradigma yang dikehendaki dan dilaksanakannya pendidikan itu yakni mewujudkan generasi unggul dalam pengetahuan, akhlak, dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

2

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), h. 38

3

Karnadi Hasan, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiah IAIN Walisongo Semarang, 2001), h. 233-234


(14)

Harapan ini telah diupayakan untuk diwujudkan oleh negara ini dengan disusunnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 sebagai penyempurnaan dari Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 1989.

Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 4

Pendidikan Islam merupakan satu diantara sarana pembudayaan (enkulturasi) masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu sarana pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia (sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial) kepada titik optimal kemampuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.5

Pendidikan Islam juga merupakan jalan bagi usaha untuk mengarahkan pertumbuhan anak didik kearah ajaran Islam. sebagaimana diungkapkan oleh Prof. H. M. Arifin. M. Ed, bahwa hakikat pendidikan Islam adalah “Usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian memberi makna (avoiding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniyah, juga diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia”.6

4

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional...h. 34

5

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), cet ke-2, h. 14

6


(15)

Dengan demikian, dalam pendidikan Islam disamping mentransfer nilai-nilai atau keilmuan Islam juga harus mampu membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai ajaran Islam yang telah disampaikan tersebut.

Mengenai tujuan pendidikan Islam menurut Ahmad D. Marimba ada dua macam, yaitu: tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmani, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, keagamaan, kedewasaan jasmani dan rohani.7 Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam disebutkan oleh H.M. Arifin bahwa tujuan terakhir pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat, maupun umat manusia secara keseluruhannya.8

Dengan demikian sasaran pendidikan tertuju pada pembentukan sikap mental anak didik dalam hubungan dengan tuhan, masyarakat, dan alam atau sesama makhluk.

Untuk mencapai tujuan pendidikan dan pendidikan Islam tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan mendirikan sekolah-sekolah, baik dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Meskipun demikian, bukan saja pemerintah yang memegang peranan penting dalam hal pendidikan. Tetapi juga lingkungan masyarakat dan keluargapun berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan Sehingga jalur pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu informal, nonformal dan formal.

Kegiatan Pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.9 Kehidupan didalam masyarakat termasuk keluarga merupakan bagian dari pendidikan informal. Pendidikan informal bersifat tak terbatas dan biasanya cenderung bersifat hal-hal yang praktis. Dengan pendidikan informal, seseorang akan mendapatkan

7

Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 6

8

H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam….. h. 41

9


(16)

pendidikan dan pengalaman pribadi yang tidak di dapat dari pendidikan formal.

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.10 Seperti kursus, les, majelis ta’lim dan lain sebagainya.

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.11 Pendidikan sekolah merupakan pendidikan formal, dimana pendidikan sekolah merupakan pendidikan resmi. Dalam arti lain terikat oleh peraturan-peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Peraturan-peraturan tersebut telah disesuaikan dengan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan pendidikan sekolah adalah mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan zaman. Sekolah harus memiliki kemampuan dalam menghasilkan keluaran (output) yang berkualitas dalam hal ini adalah siswa, baik dari segi IPTEK maupun IMTAQ yang diperolehnya dari proses pembelajaran di sekolah.

Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Tsanawiyyah (MTs) atau bentuk lainnya yang sederajat. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah dan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.12

Pada jalur pendidikan formal terdapat pendidikan menengah pertama berbentuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), SMP lebih bersifat umum yang berada dibawah naungan Kementrian

10

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional...h. 45

11

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional...h. 41

12


(17)

Pendidikan Nasional. Sedangkan MTs bersifat khas agama Islam yang berada dibawah naungan Kementrian Agama.

Adanya perbedaan pada pendidikan menengah pertama yaitu SMP yang bersifat umum dan MTs yang bersifat khas agama Islam maka terdapat pula perbedaan jumlah mata pelajaran yang dipelajari siswa SMP dengan siswa MTs di sekolah. MTs lebih banyak mempunyai mata pelajaran agama yang terdiri dari mata pelajara Fiqih, Qur’an Hadist, Akidah Akhlak, dan SKI dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran tiap minggunya untuk masing-masing pelajaran. Lain halnya dengan SMP yang hanya memiliki 2 jam perminggu untuk mempelajari pelajaran agama. Itupun tidak dikhususkan bagi pelajaran Fiqih saja tetapi juga yang lainnya. Jadi untuk mempelajari Fiqih lebih sedikit waktunya jika dibandingkan dengan MTs.

Terlihat bahwa perbedaan antara SMP dan MTs adalah dalam beban dan pengalaman belajar, dimana siswa SMP beban dan pengalaman belajarnya lebih sedikit dibandingkan dengan siswa MTs khususnya dalam mempelajari Fiqih. Pada prinsipnya pelajaran Fiqih bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki pengetahuan tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk amalan praktis. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan ajaran-ajaran Islam dengan benar sesuai dengan yang di praktekkan dan di ajarkan nabi Muhammad saw.

Perbedaan tersebut membawa pengaruh terhadap hasil belajar siswa di MA dalam hal ini mata pelajaran Fiqih. Hal ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa ”Siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi.13

Berdasarkan asumsi tersebut, dapat diprediksi bahwa lulusan MTs yang telah mengalami proses belajar Fiqih selama di MTs akan mudah memahami dan mengerti materi Fiqih yang dipelajarinya di MA. Berbeda dengan siswa lulusan SMP akan lebih sulit untuk mempelajari materi Fiqih

13


(18)

dikarenakan tidak mengalami proses belajar Fiqih di SMP. Akan tetapi ketika mereka menghadapi tingkat pendidikan di MA, antara siswa yang berasal dari MTs dan SMP akan mendapatkan beban belajar dan materi yang sama.

Fenomena tersebut apakah berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran Fiqih di MA antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP. Hal ini menurut penulis sangat menarik, sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap fenomena ini dengan menjadikan kajian penelitian penulis untuk menyusun skripsi dengan judul: ”PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA MA MANARATUL ISLAM CILANDAK JAKARTA SELATAN (Analisis Perbedaan antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang mungkin timbul diantaranya:

1. Terdapat ketidaksamaan persiapan belajar Fiqih antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP

2. Terdapat perbedaan motivasi belajar Fiqih antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP

3. Pengaruh latar belakang pendidikan antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP terhadap prestasi belajar Fiqih di MA. 4. Adanya perbedaan prestasi belajar Fiqih antara siswa yang berasal dari

MTs dan siswa yang berasal dari SMP

Adanya keterbatasan kemampuan dan luasnya permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis hanya membatasi permasalahannya pada:

1. Prestasi belajar Fiqih siswa kelas X semester satu MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta selatan yang berasal dari MTs

2. Prestasi belajar Fiqih siswa kelas X semester satu MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta selatan yang berasal dari SMP


(19)

3. Perbedaan prestasi belajar Fiqih siswa kelas X semester satu MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP.

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Prestasi belajar Fiqih siswa kelas X MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta selatan yang berasal dari MTs?

2. Bagaimana Prestasi belajar Fiqih siswa kelas X MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta selatan yang berasal dari SMP?

3. Apakah terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa kelas X MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan yang berasal dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam mata pelajaran Fiqih?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui prestasi belajar Fiqih siswa kelas X semester satu MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta selatan yang berasal dari MTs

2. Mengetahui Prestasi belajar Fiqih siswa kelas X semester satu MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta selatan yang berasal dari SMP

3. Mengetahui ada atau tidaknya Perbedaan prestasi belajar Fiqih siswa kelas X semester satu MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menjadikan dasar pertimbangan bagi peserta didik dalam menentukan tingkat pendidikan yang lebih tinggi setelah menjalani tingkat pendidikan sebelumnya sesuai dengan latar belakang pengetahuannya 2. Menjadi bahan masukan bagi para pendidik agar memperlakukan peserta

didik sesuai dengan kemampuan dan tingkat pengetahuannya agar siswa mudah menyerap dan memahami materi yang diajarkan


(20)

3. Menjadi masukan bagi peserta didik agar lebih giat lagi dalam belajar sehingga memperoleh prestasi yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

D. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini sistematis dan tersusun rapi, maka skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab yang sistematikanya sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan teori, kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis

Dalam landasan teori dikemukakan tentang belajar yang terdiri dari pengertian dan tujuan belajar, beberapa teori tentang belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Prestasi belajar yang terdiri dari pengertian prestasi belajar, indikator prestasi belajar, pengukuran prestai belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Bidang study Fiqih di MA yang terdiri dari pengertian dan tujuan pembelajaran bidang studi Fiqih di MA, ruang lingkup materi bidang studi Fiqih di MA

Perbedaan latar belakang pendidikan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Bab III Metodologi penelitian, dalam bab ini dikemukakan tentang desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, variable penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpul data, teknik pengolahan, analisis dan interpretasi data.

Bab IV Hasil penelitian, dalam bab ini akan dikemukakan kondisi riil objek penelitian, deskripsi data, analisis dan interpretasi data


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Belajar

a. Pengertian dan Tujuan Belajar

Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan diartikan pula bertingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.1 Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap berkat latihan dan pengalaman.2

Sedangkan dalam buku Moch. Uzer Usman yang berjudul

Menjadi Guru Profesional” belajar diartikan sebagai proses

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.3

1

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet ke-1, h. 14

2

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 154

3

Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 5


(22)

Menurut Martinis Yamin belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman.4

Mengenai pengertian belajar, Ngalim purwanto dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” menguraikan menurut beberapa tokoh pendidikan antara lain:

1) Morgan dalam bukunya Introduction to psychology

mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

2) Witherington dalam buku Educational Psychology yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. 5

Selanjutnya menurut pandangan psikologi ada beberapa definisi belajar yang dikemukakan para ahli, seperti dikutip oleh Fadilah Suralaga dalam buku Psikologi Pendidikan, mengemukakan sebagai berikut:6

1) Cronbach mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku sebagai pengalaman.

2) Kimble mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari pengalaman.

3) James Wittaker mendefinisikan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atas pengalaman.

4) Chaplin merumuskan dua macam belajar, yaitu: Pertama, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat

4

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2005), h. 87

5

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 84

6

Fadhillah Suralaga, Netty Hartati, dkk, Psikologi Pendidikan Dalam Persfektif Islam,…..h. 62-63


(23)

dari latihan dan pengalaman; Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon karena adanya latihan khusus.

Belajar merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat. Rasulullah saw menyatakan dalam salah satu haditsnya bahwa manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat.7

Memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui betapa urgen arti belajar bagi kehidupan. Karena Allah swt dan rasulnya memerintahkan umatnya untuk belajar agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat mengantarkan ke arah kehidupan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan. Sabda Nabi:

ﺎﻤﻧاو

ﻢْﻌْا

ﻢ ﻌﺘ ﺎ

)

ىرﺎﺨ ا

ﻩاور

(

8

“Sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar”. (HR.

Bukhori)9

Dalam pendidikan agama Islam, baik proses maupun hasil belajar selalu inheren dengan keislaman. Keislaman melandasi aktifitas belajar, menafasi perubahan yang terjadi serta menjiwai aktifitas berikutnya.10

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan sikap, prilaku atau tingkah laku yang relatif menetap pada diri seseorang yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman, latihan dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

7

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,…..h. 97 8

Di dalam Ringkasan Shahih Bukhori dijelaskan bahwa hadist ini adalah bagian dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Khaitsamah (114) dengan sanad shahih dari Abu Darda’ secara maukuf, dan diriwayatkan oleh selainnya secara marfu’. Ia memiliki dua pendukung dari hadist Muawiyah, dan imam Bukhori telah mentakhrij hadist ini dalam Al-Hadisus-Shohihah

9

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Baukhori, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), h. 131

10


(24)

Mengenai tujuan belajar Robert M. Gagne mengemukakan lima macam kemampuan hasil belajar yaitu:

1) Keterampilan intelektual

2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah

3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. 4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain

keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya

5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian.11

b. Beberapa Teori Tentang Belajar

Berbagai teori belajar telah tercipta sebagai hasil kerja keras dari penelitian. Kritik-kritik terhadap teori-teori belajar yang sudah ada dan dirasakan mempunyai kelemahan selalu dilakukan oleh para ahli. Namun perlu disadari bahwa setiap teori belajar selalu tersimpan kelemahan dibalik kelebihannya. Untuk mengetahui teori-teori belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, akan dikemukakan pada pembahasan berikut.12

1. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya

Ahli-ahli ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan lain sebagainya.

11

Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 5

12

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. 1, h. 17-23


(25)

Akibat dari teori ini maka belajar hanyalah melatih semua daya itu. Untuk melatih daya ingat seseorang harus melakukannya dengan cara menghafal kata-kata, angka-angka, istilah-istilah asing dan lain sebagainya.

2. Teori tanggapan

Menurut teori tanggapan belajar adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya. Jika sejumlah tanggapan diartikan sebagai sejumlah kesan, maka belajar adalah memasukkan kesan-kesan ke dalam otak dalam menjadikan orang pandai. Kesan yang dimaksud disini tentu berupa ilmu pengetahuan yang didapat setelah belajar.

3. Teori belajar menurut ilmu jiwa Gestalt

Gestalt adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh Koffa dan Kohler. Dalam belajar menurut Gestalt yang terpenting adalah penyesuaian pertama yaitu mendapat respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (pengertian).

4. Teori belajar dari R Gagne

a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

5. Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi

Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya menyatupadukan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Telah dijelaskan diatas bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perbuatan atau pembaharuan dalam


(26)

tingkah laku dan kecakapan. Perubahan itu tercapai karena beberapa faktor, yaitu:13

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual, seperti: Kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

2) Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial, seperti: Faktor keluarga, atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan serta motivasi sosial.

Seseorang yang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang datang dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan.14

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi perubahan pada diri siswa baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikapnya. Indikator dari perubahan itu biasanya akan tampak pada prestasi belajarnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “Prestasi diartikan dengan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”.15

Istilah prestasi belajar kerap kali digunakan dalam pendidikan untuk mengungkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui proses pembelajaran pada suatu masa tertentu. Prestasi belajar biasanya digunakan untuk menunjukkan tercapainya tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan dalam proses yang sudah di

13

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,….. h. 101 14

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,….. h. 87 15

Tim Penyusun Kamus, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,…..h. 700


(27)

tentukan, melalui bimbingan, perhatian, pengaruh, dalam proses belajar mengajar tertentu. Bahkan prestasi belajar berarti penguasaan anak terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang di nyatakan dalam bentuk skor (nilai) setelah mengikuti kegiatan belajar.16

Keberhasilan siswa dalam proses belajarnya dapat dilihat dari prestasi yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh dalam satu semester dan di bukukan dalam bentuk buku laporan pendidikan atau buku rapor. Nilai-nilai yang tertera dalam buku rapor merupakan nilai dari seluruh mata pelajaran yang diperoleh anak dalam semester bersangkutan. Dengan demikian, hasil yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai.

Untuk memperoleh batasan mengenai prestasi belajar, penulis memandang perlu untuk mengemukakan bebrapa pendapat:

Menurut W.S. Winkel “Prestasi belajar” adalah bukti keberhasilan usaha belajar yang dapat dicapai individu yang belajar.17 Sejalan dengan pendapat Winkel Nana Sujana memberikan pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pendalaman belajar.18

Bloom dalam Slavin, mengemukakan bahwa, prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa yang menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu bidang tertentu sebagai bukti dari keberhasilan belajar yang berupa perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi.

16

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1989), h. 5 17

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo 1991), h. 36 18


(28)

b. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat Intangible (tidak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah dengan hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang di anggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, rasa dan karsa. Berikut ini penulis cantumkan tabel indikator prestasi setiap level dari setiap ranah.19

Tabel. 1

Indikator Prestasi Belajar

Ranah/Jenis Prestasi Indikator

A. Ranah Cipta (Kognitif)

1. Pengamatan

2. Ingatan

3. Pemahaman

4. Penerapan

1. Dapat menunjukkan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan 1. Dapat menyebutkan

2. Dapat menunjukkan kembali 1. Dapat menjelaskan

2. Dapat mendefinisikan dengan bahasa sendiri 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara

tepat

19


(29)

5. Analisis (Pemeriksaan dan Pemilahan secara teliti)

6. Sintesis (Membuat paduan baru dan utuh)

B. Ranah Rasa

1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Apresiasi (sikap menghargai)

4. Internalisasi (Pendalaman)

5. Karakterisasi

C. Ranah Karsa (Psikomotorik)

1. Keterampilan bergerak dan

bertindak

2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal

1. Dapat menguraikan 2. Dapat

mengklasifikasikan/memilah -milah

1. Dapat menghubungkan 2. Dapat menyimpulkan

1. Menunjukkan sikap menerima

2. Menunjukkan sikap menolak 1. Kesediaan

berpartisipasi/terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan 1. Menganggap penting dan

bermanfaat

2. Menganggap indah dan harmonis, mengagumi 1. Mengakui dan Meyakini 2. Mengingkari

1. Melembagakan atau meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari

1. Mengkoordinasikan gerak mata. tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya 1. Mengucapkan

2. Membuat mimik dengan gerak jasmani


(30)

Dengan menggunakan indikator yang sifatnya umum di atas, diharapkan guru akan memiliki acuan dasar dalam melakukan penilaian terhadap proses belajar yang dilakukan para siswanya secara tepat.

c. Pengukuran Prestasi Belajar

Secara garis besar, alat penilaian atau evaluasi yang digunakan yaitu test. F.L. Good Enough mengemukakan bahwa test adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.20

Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban, dalam test ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Test Tertulis

Yakni jenis test dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga tertulis. Macam-macam test tertulis antara lain:

a) Test Essay

Pada test essay siswa dituntut untuk menyusun pikirannya secara berurutan dan menuangkan ide atau gagasannya dalam bahasa yang cukup baik dan dapat dimengerti. Test ini sesuai untuk jenis kognitif, penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi

b) Test Obyektif

(1) Test Benar Salah

Pertanyaan-pertanyaan diajukan dalam dua bentuk yakni pertanyaan yang salah dan pertanyaan yang benar. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang benar. Test ini cocok untuk menanyakan informasi faktual, pengertian,

20


(31)

definisi, tetapi tidak sesuai untuk pemikiran yang bersifat aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi serta kemampuan yang lebih tinggi.

(2) Test Pilihan Ganda

Pernyataan-pernyataan disajikan dalam berbagai bentuk, siswa diminta untuk memilih pernyataan yang benar atau yang salah. Test ini sesuai untuk mengevaluasi semua jenis test prestasi yang melibatkan fungsi kognitif yaitu: Pengetahuan, pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

(3) Test Menjodohkan

Pada test menjodohkan, siswa mencocokkan pernyataan yang tepat di satu kolom dengan pernyataan yang terdapat dalam kolom lain. Test ini cocok untuk jenis prestasi kognitif pengetahuan faktual seperti nama orang, istilah, tanggal kejadian, dan sebagainya.

2. Test Lisan

Yakni jenis test dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan. Dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai setelah proses belajar mengajar terjadi. Dalam mencapai prestasi belajar dengan baik, banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri maupun dari luar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.21

21


(32)

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Diantara faktor-faktor tersebut yaitu: Intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.

a) Intelegensi

Menurut Raber yang dikutip Muhibbin Syah disebutkan bahwa intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan Psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.22 Tingkat kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki anak merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya prestasi belajar. Dengan demikian, anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih berhasil dalam belajar dari pada anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

b) Sikap

Menurut Muhibbin Syah sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (respone tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik secara positif, maupun negatif.23

Sikap (attitude) anak yang positif, terutama pada guru dan mata pelajaran yang diberikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar anak didik tersebut. Sebaliknya, sikap negatif anak terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikan dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi munculnya sikap negatif anak, guru dituntut untuk menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan mata pelajaran, seperti menghargai dan mencintai profesinya dengan cara menguasai bahan-bahan yang terdapat

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, …..h. 133 23


(33)

dalam bidang studi yang diberikan dan mampu meyakinkan kepada para siswa tentang manfaat bidang studi bagi kehidupan mereka. Dengan demikian siswa akan merasa membutuhkannya dan dari perasaan kebutuhan itulah diharapkan muncul sikap positif terhadap bidang studi yang diberikan dan sekaligus terhadap guru yang bersangkutan. c) Bakat

Menurur Chaplin dan Reber yang dikutip oleh Muhibbin Syah disebutkan bahwa “Bakat (talent) adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

pada masa yang akan datang”.24 Bakat anak dapat

dikembangkan dan dilatih dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian bakat itu dapat mempengaruhi belajar siswa, khususnya berkenaan dengan keberhasilan atau prestasi belajar siswa itu sendiri.

Seorang anak bisa saja berbakat dalam satu bidang tetapi rendah dalam bidang lainnya. Oleh karena itu anak yang berbakat dalam bidang studi tertentu akan rajin dan senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang studi tersebut.

d) Minat

Menurut Slameto minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.25 Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang di pelajarinya tidak sesuai dengan minat anak maka hasil belajarnya pun tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengembangkan minat siswa maka siswa itu sendiri harus berusaha mencintai setiap bahan pelajaran

24

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru …..h. 135 25

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 57


(34)

yang diberikan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menangkap semua bahan pelajaran tersebut dengan baik.

Minat mempunyai peranan yang sangat penting dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, siswa yang berminat terhadap sebuah kegiatan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat. Dengan demikian tinggi rendahnya minat belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

e) Motivasi

Sumadi Suryabrata mengemukakan bahwa “Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.26 Motivasi erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar.

Motivasi belajar pada dasarnya mempengaruhi tingkah laku belajar. Motivasi adalah sebagai penggerak tingkah laku dan sangat penting di dalam proses belajar. Siswa yang kurang termotivasi belajarnya harus dibantu untuk berkeinginan mempelajari yang seharusnya dipelajari. Selain motivasi sebagai pemberi energi, penyeleksi dan penggerak dari kegiatan-kegiatan, motivasi juga sangat erat hubungannya dengan perhatian dan sikap.27 Oleh karena itu, seorang guru harus memberikan dorongan pada siswa agar dapat belajar dengan tekun dan lebih giat lagi dalam belajar.

f) Kondisi Fisik

Kondisi fisik disini menekankan pada kesehatan anak. Apabila keadaan fisik anak sehat, maka proses belajar akan dapat dilaksanakan dengan baik, dan anak dapat berkonsentrasi

26

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan…..h. 12 27


(35)

penuh didalam belajar. Sebaliknya apabila keadaan fisik anak tidak sehat maka akan mempengaruhi di dalam belajarnya. Anak merasa lelah, kurang semangat atau gangguan-gangguan lainnya. Cacat tubuh juga dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Oleh kerena itu diadakan suatu lembaga pendidikan khusus untuk membantu anak yang memiliki cacat tubuh. 2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar dari individu. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar dari faktor lingkungan sosial dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu:28

a) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang mempengaruhi belajar anak, antara lain sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa, dan juga cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, orang tua yang selalu memberikan semangat untuk belajar, memberikan perhatian dan dukungan, Orang tua yang otoriter terhadap anaknya, kurangnya perhatian dari orang tua, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Lingkungan Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan dalam membentuk kepribadian dan mencerdaskan anak. Lingkungan sekolah yang esensial yang mempengaruhi proses belajar mengajar yaitu: Metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.29

28

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru …..h.137 29


(36)

c) Lingkungan Masyarakat

Pergaulan di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Anak yang bergaul dengan teman yang tidak baik, selalu bermalas-malasan di dalam belajar dan waktunya banyak digunakan untuk bermain, maka anak itu akan terpengaruh oleh temannya, sehingga prestasi belajarnya kurang optimal.

Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika tidak menemukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.30

Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Hasbullah Thabrani yaitu: Konsentrasi, Ambisi dan Tekad.

a) Konsentrasi

Konsentrasi adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar tertentu.31 Apabila anak berkonsentrasi penuh pada pelajaran yang dipelajari, tidak menutup kemungkinan akan dengan mudah memahami pelajaran tersebut sehingga akan menjadikan prestasi anak menjadi lebih baik.

b) Ambisi dan Tekad

Orang yang mempunyai ambisi yang besar dan tekad yang kuat, tidak bisa di bantah lagi bila sebagian besar sukses sudah di tangannya.32 Begitupun dengan seorang siswa jika dia

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru …..h. 64 31

Thomas F. Station, Cara Mengajar dengan hasil yang baik, (Bandung Diponegoro, 1978), h. 21

32

Hasbullah Thabrani, Rahasia Sukses Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1995), cet ke-2 h.32-35


(37)

mempunyai ambisi dan tekad yang kuat dalam belajar maka akan memperoleh prestasi belajar yang gemilang.

Dari uraian di atas, nampaknya jelas bahwa faktor-faktor itu sangat menentukan dalam keberhasilan anak. Karena itu haruslah diperhatikan oleh para guru atau pendidik dalam rangka mengemban tugasnya yaitu membimbing dan melatih anak didiknya secara dasar untuk mencapai kedewasaan atau kematangan.

3. Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah

a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah

Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Aliyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Sedangkan tujuan mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:

1) Agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.

2) Agar siswa dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin, dan tangung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.33

33

Departemen Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar Fiqih Madrasah Aliyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum, 2003), h. 2-3


(38)

b. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah

Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum berbasis kompetensi pada Madrasah Aliyah berisi pokok-pokok materi:

1) Hubungan manusia dengan Allah SWT

Siswa dibimbing untuk meyakini bahwa hubungan vertikal kepada Allah SWT merupakan ibadah utama dan pertama. Dalam hal ini materi-materi ibadah seperti bersuci, shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain diperdalam lagi dengan memahami dan menghayati hikmah-hikmahnya

2) Hubungan manusia dengan manusia

Siswa dibimbing dan dididik menjadi angota masyarakat dengan berakhlak mulia dan berusaha menjadi teladan masyarakat. Materinya meliputi: Muamalah, konsep kepemilikan dalam Islam, bentuk-bentuk perekonomian Islam, pemindahan dan pelepasan harta jual, munakahat, warisan, peradilan, dan sebagainya.

3) Pemahaman tentang kaidah-kaidah hukum Islam

Siswa dibimbing dan dididik untuk mengenali dan memahami kaidah-kaidah hukum Islam agar siswa mempunyai kemampuan untuk mengkontekstualisasikan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Materinya meliputi: Pengembangan hukum Islam, dasar-dasar Fiqih dan kaidah-kaidah Fiqih Islam.34

4. Perbedaan Latar Belakang Pendidikan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Perbedaan latar belakang pendidikan antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP terletak pada kurikulum dan standar kompetensi yang harus ditempuh. Kurikulum pembelajaran Fiqih di MTs adalah thaharah, shalat jum’at, shalat berjama’ah, shalat jama’ dan qashar, tata cara shalat dharurat, shalat jenazah, shalat sunnah, sujud diluar shalat,

34

Departemen Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar Fiqih Madrasah Aliyah...h. 3


(39)

dzikir dan doa, puasa, zakat, ibadah haji dan umrah, hukum Islam tentang makanan dan minuman, aqiqah dan qurban, macam-macam mu’amalah, muamalah diluar jual beli, kewajiban terhadap orang sakit, jenazah dan ziarah kubur, pergaulan remaja yang sesuai dengan syari’at Islam, jinayat, hudud dan sanksinya, mematuhi undang-undang negara dan syari’at Islam, memahami kepemimpinan Islam, memelihara dan mengelola lingkungan dan kesejahteraan sosial.35

Kurikulum pembelajaran Fiqih SMP yaitu syahadat, thaharah, shalat wajib, shalat jum’at, shalat jama’, shalat qashar, macam-macam shalat sunnah, puasa, zakat, aqiqah dan qurban, ibadah haji dan umrah, hukum makanan, minuman, dan binatang, shalat jenazah, dan tata cara pernikahan.36

Adapun kompetensi MTs yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan standar kompetensi mata pelajaran Fiqih adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

b. Peserta didik dapat mengetahui dan memahami tata cara pergaulan modern yang baik dan Islami.

c. Peserta didik dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, Standar kompetensi mata pelajaran Fiqih Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:

35

Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Fiqih Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 5

36

Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), ( Bandung: Remaja rosdakarya, 2004), h. 151


(40)

Tabel. 2

Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fiqih MTs37

No Standar Kompetensi

1 Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang tata cara thaharah, pelaksanaan shalat (wajib, Jama’ah, Jama’, Qashar, darurat, jenazah, sunnah) serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2 Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang sujud, dzikir dan doa, puasa, zakat, haji dan umrah, makanan dan minuman yang halal dan haram, qurban dan aqiqah serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

3 Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang muamalah, muamalah diluar jual beli, kewajiban terhadap sesama, (orang sakit, jenazah, dan ziarah kubur), tata pergaulan remaja, jinayat, hudud, dan sanksi hukumannya, kewajiban mematuhi undang-undang negara dan syariat Islam, kewajiban memelihara dan mengelola lingkungan, dan kesejahteraan sosial.

Sedangkan kompetensi mata pelajaran Fiqih di SMP berisikan sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahun kognitif dalam rangka memperkuat ketakwaan kepada Allah SWT. Kemampuan yang tercantum dalam komponen dasar umum yang harus dicapai di Sekolah Menengah Pertama yaitu mampu beribadah

37


(41)

dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.38

Tabel. 3

Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fiqih SMP

No Standar Kompetensi

1 Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang tata cara thaharah, pelaksanaan shalat (wajib, jama’ah, jama’, qashar) serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2 Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang pelaksanaan shalat sunnah, sujud, puasa, zakat, makanan dan minuman yang halal dan haram serta mampu menggunakannya.

3 Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang qurban dan aqiqah, ibadah haji dan umrah, shalat jenazah, dan tata cara pernikahan serta mampu mengamalkannnya.

B. Kerangka Berfikir

Pendidikan merupakan suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani. Dalam hal ini pendidikan Fiqih menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan Islam. Karena dengan adanya pendidikan Fiqih peserta didik diharapkan dapat melakukan ajaran syari’at dengan benar yang sesuai syariat dan sesuai dengan ajaran rasul Muhammad. Dengan pelajaran Fiqih diharapkan pula peserta didik dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi hamba yang iman dan taqwa.

38

Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004)...h. 151


(42)

Pendidikan Fiqih merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik mulai dari kanak-kanak hingga dewasa. Secara informal pendidikan Fiqih telah diajarkan oleh para orang tua kepada anak-anak mereka. Para orang tua mengajari anak-anak-anak-anaknya bagaimana cara shalat, puasa, wudlu, dan hal lain yang sifatnya masih sederhana yang dapat diberikan kepada anaknya.

Sehingga tidaklah heran secara formal pendidikan Fiqih dijadikan sebagai ilmu pengetahuan yang harus dipelajari di sekolah dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Pada pendidikan menengah pertama terdapat SMP yang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan Nasional dan MTs yang berada di bawah naungan Kementrian Agama. SMP merupakan sekolah yang lebih bersifat pendidikan umum. Sedangkan MTs merupakan sekolah khas agama Islam yang mempelajari beberapa pelajaran umum ditambah dengan beberapa pelajaran tentang agama Islam.

Dengan demikian terdapat perbedaan antara MTs dan SMP. Dalam hal beban dan pengalaman belajar. Dimana siswa SMP beban dan pengalaman belajarnya lebih sedikit dibandingkan dengan siswa MTs. Hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar di MA.. Siswa yang sudah pernah mempelajari pelajaran apapun berarti sudah ada kesiapan apabila pelajaran tersebut terdapat lagi pada tingkat pendidikan berikutnya. Karena adanya kesiapan tersebut, maka hasilnyapun akan baik, dan sebaliknya jika tidak ada kesiapan atau kesiapannya lemah, maka hasilnya pun akan lemah.

Oleh karena itu, faktor pengalaman atau kesiapan siswa untuk belajar suatu materi pelajaran sangat mempengaruhi prestasi baik atau tidaknya atau dalam istilah lain tinggi atau lemah, maka dalam kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, bahwa latar belakang pendidikan termasuk kedalam upaya untuk mempersiapkan mental dan kejiwaan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada tingkat (jenjang) berikutnya ataupun terhadap pembelajaran suatu materi yang berkelanjutan dan merupakan pengembangan dari pembelajaran sebelumnya. Dalam hal ini, siswa yang berasal dari MTS


(43)

dapat di pastikan lebih siap dibandingkan dengan siswa yang berasal dari SMP dalam mengikuti pelajaran Fiqih.

Atas dasar pertimbangan diatas, maka dapat diperkirakan bahwa prestasi belajar Fiqih siswa yang berasal dari MTs akan lebih besar atau lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang berasal dari SMP.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis penelitian akan dirumuskan sebagai berikut:

Ho: Tidak adanya perbedaan secara signifikan prestasi belajar Fiqih antara siswa yang berasal dari MTs dengan siswa yang berasal dari SMP Ha: Adanya perbedaan secara signifikan prestasi belajar Fiqih antara siswa


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, desain yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif analisis dan analisis komparasional bivariat, yaitu dengan cara mendeskripsikan data, menganalisa, dan membandingkan data dari prestasi belajar antara siswa yang berasal dari SMP dan siswa yang berasal dari MTs dalam mata pelajaran Fiqih di kelas X MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Manaratul Islam Cilandak pada tanggal 1 Maret sampai 30 Juli 2010.

C. Variabel Penelitian

Y.W. Best yang disunting oleh samprah Faisal yang disebut dengan variabel adalah kondisi-kondisi atau serentaristik-serentaristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedangkan direktorat pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang


(45)

dimaksud dengan variabel penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti.1

Penelitian ini terdiri dari satu variabel dengan dua sampel. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Fiqih, sedangkan sampelnya adalah siswa yang berasal dari MTs dan SMP.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan manusia atau benda yang dijadikan sumber utama dalam memperoleh data dalam penelitian. Dalam hal ini Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.2

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan yang berjumlah 57

Mengingat populasi penelitian ini relatif besar, maka ditetapkanlah penarikan sampelnya. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.3 Dalam menentukan sampel penelitian ini penulis mengobservasi populasi yang disajikan diatas dengan cara purposive untuk mengetahui siswa lulusan SMP, ternyata hasil observasi tersebut menemukan bahwa siswa lulusan SMP berjumlah 12 orang. kemudian untuk menentukan sampel siswa lulusan MTs penulis menentukannya dengan cara sampel acak sistematis yakni dengan mendata siswa lulusan MTs yang berjumlah 45 orang sebagai sisa dari lulusan SMP dan diacak secara sistematis menggunakan kelipatan tiga dengan mengambil siswa sebanyak 12 orang. Dengan demikian sampelnya adalah siswa kelas X MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan berjumlah 24 siswa. dari 57 siswa atau sekitar 43 %. Berikut hasil penentuan sampel dari populasi yang disajikan dalam bentuk matriks.

1

Chalid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet ke-2, h. 118

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet ke-12, h. 108

3


(46)

Tabel. 4

Hasil Penentuan Sampel

Populasi Sampel %

57

.24

Lulusan MTs: 12 Lulusan SMP: 12

43 % 21.5 % 21.5 %

Berikut ini adalah nama-nama siswa yang berasal dari SMP

Tabel. 5

Nama-nama Siswa yang Berasal dari SMP

NO NAMA

1 Ahmad Fajrul Fallah 2 Ahmad Nurul Ramadhan 3 Anisa Pratiwi

4 Citra Nurwita 5 Deni Muhammad Akbar 6 Heru Maulana 7 Khomsatunnisa’ 8 Muhammad Putra A 9 Muhammad Ridhwan 10 Siti Chotijah

11 Sopian Syah 12 Wilda Farhanah

Berikut ini adalah nama siswa yang berasal dari MTs dan nama-nama yang di cetak tebal adalah sampel dari siswa yang berasal dari MTs

Tabel. 6

Nama-nama Siswa yang Berasal dari MTs

NO NAMA

1 Acep Abdalloh Nur 2 Abdul Rahman Rizki 3 Agus Fahmi


(47)

4 Ahmad Hafidz 5 Ahmad Sanusi 6 Alda Chairunnisa 7 Alif Rahmat Asy’ari 8 Amalia shoeha 9 Aninda

10 Annisa Rizkiana 11 Chairil Izhar 12 Choirunnisa’ 13 Cut Novi Indriani 14 Dian Permata Sari 15 Dewo Mukti 16 Fannih Mawaddah 17 Fauziyah Aulia Rahma 18 Fitri Farhanah

19 Hendri Afriliansyah 20 Ismi Laila Rani

21 Isna Chaenani 22 Kholilah 23 Khilda Fauzia 24 Laksmita Oktavia 25 Lailatul Fitriah

26 Muhammad Hanifuddin 27 Muhammad Reza 28 Nadia Hani

29 Nelmi Yanti Nasution 30 Nidha Fahriyah 31 Nirwan Maulana 32 Nurul Sa’diyah 33 Nur Humairah 34 Rachmat Darmawan 35 Raihana Ramdhania 36 Ramdhan Hidayat 37 Rivaldi Fahlepi 38 Rizka Fatma R 39 Puput Mardalena 40 Sarah Wulan 41 Shelia Anggraini 42 Siti Sarah

43 Syaipul Fauzi 44 Tiflan


(48)

E. Teknik Pengumpul Data

Sementara teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket

Angket adalah jenis alat pengumpul data dimana responden yang menjadi sample diminta mengisi pertanyaan atau pernyataan yang disajikan angket. Penggunaan angket disini dimaksudkan untuk mengambil data tentang prestasi belajar Fiqih, yaitu untuk membandingkan prestasi belajar antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP di MA Manaratul Islam Cilandak. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen angket prestasi

Tabel. 7

Kisi-kisi Instrumen Angket Prestasi Belajar Fiqih Siswa MA Manaratul Islam Cilandak

No Komponen Prestasi

Belajar Fiqih Indikator

Item Pertanyaan 1 Minat Menyukai pelajaran Fiqih

Kehadiran di kelas Mengerti terhadap materi Mengerjakan tugas Pemenuhan kebutuhan

1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 20

2 Motivasi Mengulangi pelajaran Bertanya di kelas

Meminta bantuan

7, 8, dan 9

3 Bakat Lancar membaca Al-Qur’an Nilai akademis

Tidak kesulitan

10, 11, dan 12

4 Lingkungan sosial Guru

Orang tua atau keluarga

13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19


(49)

2. Observasi

Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk mengangkat data yang ada di sekolah dengan mengamati secara langsung. Penggunaan teknik ini dimaksudkan agar penulis mendapatkan data mengenai keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar dan kondisi obyektif lokasi penelitian.

3. Wawancara

Teknik ini penulis gunakan untuk mengetahui sejarah, visi dan misi MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan serta prestasi belajar Fiqih. Untuk itu penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah dan guru Fiqih MA Manaratul Islam Cilandak. Wawancara terhadap guru Fiqih juga terkait pada perbedaan prestasi belajar Fiqih antara siswa yang berasal dari MTs dan siswa yang berasal dari SMP.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data tambahan berupa profil sekolah, data guru, dan siswa.

F. Teknik Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data

Yang termasuk langkah-langkah dalam pengolahan, analisis dan Interpretasi data adalah: 4

1. Persiapan: Mengecek kelengkapan data dan instrument yang sesuai dengan data yang akan dikumpulkan.

2. Tabulasi data: Mengajukan data yang diperoleh sebagai hasil penelitian. 3. Analisis data: Menganalisa data yang sudah ditabulasikan dengan

membandingkan antara satu sampel dengan sampel lainnya.

Langkah pertama yamg dilakukan adalah membuat prosentase hasil angket yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi, yaitu:

P = N F

x 100% P : Tingkat presentase

4


(50)

F : Frekuensi dari hasil jawaban N : Jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung perbandingan mean keduanya, mencari standar deviasi keduanya yang kemudian mencari “t” signifikansi 1% dan 5% dan terakhir menginterpretasikan hasil konsultasi “t” tersebut secara akurat sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam hal ini penulis menggunakan uji test “t” untuk menolak atau menerima hipotesis nihil tentang ada atau tidaknya perbedaan dua mean sampel secara signifikan, “t” disini merupakan suatu angka atau koefisien yang melambangkan derajat perbedaan mean kedua kelompok sample yang diteliti. Besarnya “t” sama dengan selisih kedua mean sample, dibagi dengan standar error perbedaan dua sample; atau apabila kita formulasikan kedalam bentuk rumus adalah sebagai berikut:

t =

2 1

2 1

M M

SE M M

Keterangan:

M1 = Mean (nilai rata-rata) hasil belajar Fiqih sampel kelompok 1

(MTs)

M2 = Mean (nilai rata-rata) hasil belajar Fiqih sampel kelompok 2

(SMP)

2 1 M

M

SE

= Standar error perbedaan dua mean sample

4. Interpretasi data: terhadap “t” yang telah kita peroleh dari hasil perhitungan (lazim disebut tbservasi dengan diberi lambang toselanjutnya diberikan interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “t” (Tabel harga kritik ”t”) yang sebelumnya dicari terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya (df) atau (db) dengan rumus df atau db = ( N1+N2 −2) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika tosama dengan atau lebih besar dari pada harta kritik “t” yang tercantum dalam tabel (diberi lambang tt) maka hipotesis nihil yang


(51)

mengatakan tidak adanya perbedaan mean dari kedua sampel ditolak, berarti perbedaan mean dari kedua sampel itu adalah perbedaan yang signifikan.

2. Jika tolebih kecil dari pada tt maka hipotesis nihil yang mengatakan tidak adanya perbedaan mean dari kedua sampel yang bersangkutan disetujui. Berarti perbedan mean dua sampel itu bukanlah perbedaan mean yang signifikan, melainkan perbedaan yang terjadi secara kebetulan saja (by chance) sebagai akibat Sampling Error.5

5

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta Raja: Grafindo Persada, 2007), h. 284


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Riil Objek Penelitian 1. Letak Geografis

MA Manaratul Islam terletak di Jalan Madrasah Nomor 12 Gandaria Selatan Cilandak Jakarta Selatan.

2. Profil Madrasah

Madrasah lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam di suatu tempat, sehingga bentuk madrasah telah mengalami perubahan yang cukup panjang, yaitu dari bentuk yang sangat sederhana sampai dengan bentuk yang sekarang ini. Disamping itu madrasah selalu muncul dari masyarakat, artinya lahirnya madrasah karena masyarakat di suatu tempat memerlukan pendidikan agama, yang kemudian berkembang dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat.

Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa madrasah sebenarnya milik masyarakat, dengan besar dan berkembang di masyarakat. Kita tahu bahwa yang mendirikan madrasah adalah masyarakat, baik melalui bentuk yayasan maupun pribadi-pribadi dengan melalui cara hibah dan wakaf. Dengan demikian dana yang terhimpun juga berasal dari masyarakat yang jumlahnya relatif sangat sederhana.


(53)

Dengan dipelopori oleh para ulama, tokoh masyarakat di wilayah Gandaria dan sekitarnya maka didirikanlah suatu yayasan yang berorientasi kepada pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Yayasan tersebut diberi nama “Yayasan Pendidikan Manaratul Islam“ pada tahun 1949, yang memiliki arti dari “Manaratul” adalah tempat yang dibuat untuk menyiarkan atau menyebarkan suatu berita, dalam bahasa Indonesia berarti menara. Jadi arti Manaratul Islam adalah sebagai suatu wadah atau menara untuk menyiarkan agama Islam.

Lembaga pendidikan yang diselenggarakan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang didirikan pada tahun 1949, Madrasah Tsanawiyah (MTs) tahun 1967, dan Madrasah Aliyah (MA) yang mulai beroperasi pada 1973.

Selain lembaga pendidikan formal, Yayasan Pendidikan Manaratul Islam juga mendirikan Pondok Pesantren Miftahul Ulum pada tahun 1980 sebagai pendukung dalam pengembangan kemampuan siswa dalam pengetahuan agama, khususnya.

3. Visi dan Misi

Visi MA Manaratul Islam adalah mewujudkan MA Manaratul Islam sebagai lembaga pendidikan menengah yang terdepan dalam membangun kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual yang berlandaskan ke-Islaman, keimanan, dan ketakwaan. Sedangkan misi dari MA Manaratul Islam adalah sebagai berikut:

1. Mencetak lulusan yang berkualitas dalam akademik, memiliki life skill yang mapan dan berperilaku akhlakul karimah.

2. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan. 3. Terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif, aktif, dan

kolaboratif dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. 4. Memberikan pelayanan dan bimbingan yang bermutu, cepat, tepat, dan


(54)

4. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

MADRASAH ALIYAH MANARATUL ISLAM TAHUN PELAJARAN 2009/2010

YAYASAN PENDIDIKAN

MANARATUL ISLAM

KEPALA MADRASAH

TATA USAHA KOMITE

MADRASAH

WAKIL KEPALA MADRASAH

BIMBINGAN KONSELING

GURU

OSIS

SISWA

5. Keadaan Siswa

Keadaan siswa MA Manaratul Islam cilandak tahun ajaran 2009/2010 berjumlah 219 orang siswa, untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut:


(55)

Tabel. 8

Keadaan Siswa MA Manaratul Islam Cilandak Menurut Kelas Tahun Ajaran 2009/2010

No Kelas Jumlah

1 2 3

X XI XII

57 75 87

Jumlah 219

6. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru didalam sistem pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, sebab guru merupakan pelaksana langsung dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab dalam ketercapaian pendidikan dengan berbagai macam tujuan-tujuannya. Adapun staff pegawai sangat berarti sekali untuk mengendalikan dan melandaskan, serta mengorganisasikan dalam rangka kontinuitas proses pendidikan. Table dibawah ini menggambarkan para guru dan staff pegawai MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan. Kepala Madrasah Aliyah Manaratul Islam adalah K. H. Syafi’i Hamzah , Lc, akan tetapi beliau wafat pada tanggal 7 Januari 2010 dan posisi kepala madrasah diambil alih oleh wakil kepala madrasah yaitu Drs. Nurdin Muhammad.

Tabel. 9

Keadaan Guru dan Karyawan MA Manaratul Islam Cilandak

No Nama Jabatan Pendidikan

Terahir Mata Pelajaran 1 Drs. Nurdin Muhammad Wa / BK S1 Kwn, Al-Qur'an

2 Muslim ZA Guru D3 Matematika

3 H. Yakub Ishaq, B.Ac Guru D3 Ekonomi 4 H. Abd. Aziz Abbas, LC Guru S1 B.Arab, TIK


(56)

5 H. Mahfudz Syuhud Guru / BK S1 Fiqih, Qudits 6 Dra. Hj. Husnah, M.Pd Guru S1 B. Inggris,

Conversation

7 Drs. Rusdi Guru S1 Ekonomi, Sosiologi

8 Abdul Muthalib Guru S1 Penjaskes

9 Nur Fadilah, SE Guru S1 Akuntansi, Sosiologi 10 Suryanih, S.Ag Guru S1 Aqidah, Geografi,

Al-Qur'an

11 Iklima Sari Adam, M.Pd Guru S2 Geografi, Qurdits 12 H. Abd. Aziz, S.Hum Guru S1 SKI, Sejarah 13 Hj. Fitria Yuliani, S.E.I Guru S1 Akuntansi, Sejarah 14 Fitria Rais, S.Pd Guru S1 Matematika 15 Titin Ummi Haniek, S.P Guru S1 Kimia

16 Hj. Samihah, S.H.I Guru S1 Pendalaman Agama 17 Hj. Mursanih, BA Guru Sarmud B. Inggris,

Conversation 18 Anita Jundiah, S.Pd Guru S1 Biologi 19 Muhammad Reza Suherfy Guru D3 Fisika

20 Dra Yusneli Guru S1 Bahasa Indonesia

21 Nabilah, SPd Guru S1 Kimia

22 Shopiah, Spd Guru S1 Bahasa Indonesia 23 Abdur Rahman Sofyan Guru/BK/TU SLTA Muhadlarah,

Pendalaman Agama

24 Ahmad Shobari TU S1 -

25 Muhtar M Toyyib Penjaga

Madrasah D2 -

26 Rochmani Satpam - -

7. Unit Kegiatan Siswa

Untuk menunjang pengembangan prestasi, bakat, dan minat belajar siswa maka perlu diselenggarakannya kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.


(57)

1. Pelatihan kader DAI (Muhadlarah)

2. Tahfidzul Qur’an (Juz Amma dan Surat Wirid 3. Pelatihan operator komputer

4. Keterampilan bahasa inggris Ekstrakurikuler

1. Marawis dan Qasisah

2. Olahraga (Voley, Basket, Badminton, dan tenis meja. 3. Marching Band (Gabungan)

4. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) 5. Palang Merah Remaja (PMR) 6. Paskibra

8. Sarana dan Prasarana

MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta selatan memiliki sarana gedung yang cukup memadai yang terdiri dari:

1. Ruang kelas

2. Ruang kantor kepala sekolah, guru, dan karyawan 3. Ruang bimbingan konseling

4. Ruang tata usaha 5. Ruang perustakaan

6. Ruang laboratorium komputer 7. Ruang laboratorium bahasa 8. Ruang laboratorium IPA 9. Ruang UKS

10.Musholla 11.Aula pertemuan

12.Asrama/pondok pesantren 13.Lapangan olahraga dan upacara

9. Kurikulum

Kurikulum yang digunakann oleh MA Manaratul Islam mengacu pada kurikulum yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama dan


(1)

PRESTASI BELAJAR SISWA MA MANARATUL ISLAM KELAS X YANG BERASAL DARI SMP

Butir Soal No Nama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 1 Ahmad Fajrul Fallah 3 3 3 3 2 4 2 2 2 4 3 4 2 4 1 3 2 4 3 3 57 2 Ahmad Nurul Ramadhan 3 4 2 4 4 2 1 2 2 2 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 59 3 Annisa Pratiwi 3 4 3 4 2 2 1 1 2 3 3 3 1 2 1 3 1 2 4 2 47 4 Citra Nurwita 3 4 2 4 2 2 1 2 2 3 3 4 1 2 1 2 1 2 3 2 46 5 Deni Akbar 3 4 3 4 3 4 2 2 3 1 2 2 4 3 1 4 4 3 4 4 60 6 Heru Maulana 4 3 3 4 4 2 2 2 2 3 4 2 4 3 3 3 4 2 4 4 62 7 Khomsatun Nisa' 3 4 3 4 3 1 2 2 2 3 4 3 3 3 1 4 4 2 2 4 57 8 Muhammad Putra 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 4 4 2 2 4 53 9 Muhammad Ridhwan 3 4 2 4 4 2 1 1 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 59 10 Siti Chotijah 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 2 3 2 49 11 Shopian Syah 3 4 2 4 2 2 1 1 1 1 2 3 4 4 3 1 2 1 2 2 45 12 Wilda Farhanah 3 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 3 2 4 2 4 3 2 3 4 62


(2)

NILAI RAPOR KELAS X - A SEMESTER GANJIL MA MANARATUL ISLAM CILANDAK JAKARTA SELATAN

No Nama Nilai Ujian Tertulis Nilai Ujian Praktek

1 Abdul Rahman Rizki 70 70

2 Agus Fahmi 76 79

3 Ahmad Hafidz 77 75

4 Alda Chairunnisa 78 76

5 Alif Rahmat Asy’ari 65 73

6 Anisa Pratiwi 69 71

7 Citra Nurwita 74 83

8 Chairil Izhar 70 70

9 Dian Permata Sari 77 78

10 Dewo Mukti 78 77

11 Fauziyah Aulia Rahma 77 85

12 Hendri Afriliansyah 67 73

13 Heru Maulana 70 70

14 Khomsatunnisa’ 78 82

15 Lailatul Fitriah 82 88

16 Laksmita Oktavia 72 75


(3)

18 Muhammad Reza 67 69

19 Nelmi Yanti Nasution 70 75

20 Nur Humairah 80 82

21 Rachmat Darmawan 81 79

22 Raihana Ramdhania 80 85

23 Rizka Fatma R 76 78

24 Puput Mardalena 66 70

25 Shelia Anggraini 73 80

26 Talbiyatu Rahmah 80 88

27 Tiflan 77 79

28 Amalia Sholehah 67 65

Mengetahui

Guru bidang studi Fiqih Kepala Madrasah

H. Mahfudz Syuhud, S. Pd. I Drs. Nurdin Muhammad NIP. 195804041986031005


(4)

NILAI RAPOR KELAS XB SEMESTER GANJIL MA MANARATUL ISLAM CILANDAK JAKARTA SELATAN

No Nama Nilai Ujian Tertulis Nilai Ujian Praktek

1 Acep Abdalloh Nur 81 85

2 Fajrul Fallah 65 69

3 A. Nurul Ramadhan 70 70

4 Ahmad Sanusi 65 65

5 Aninda 79 78

6 Annisa Rizkiana 79 84

7 Choirunnisa’ 70 71

8 Cut Novi Indriani 75 90

9 Deni M. Akbar 72 75

10 Fitri Farhanah 80 87

11 Fannih Mawaddah 70 76

12 Ismi Laila Rani 75 83

13 Isna Chaenani 79 82

14 Kholilah 72 74

15 Khilda Fuuzia 77 83

16 M. Hanifuddin 75 85


(5)

18 Nirwan Maulana 80 85

19 Nurul Sa’diyah 70 70

20 Ramdhan Hidayat 80 83

21 Rivaldi Fahlepi 80 91

22 Sarah Wulan 80 80

23 Siti Chotijah 71 73

24 Siti Sarah 70 78

25 Sopian Syah 63 68

26 Syaipul Fauzi 77 79

27 Wilda Farhanah 70 75

28 Nadia Hani 70 70

29 Muhammad Ridhwan 70 70

Mengetahui

Guru bidang studi Fiqih Kepala Madrasah

H. Mahfudz Syuhud, S. Pd. I Drs. Nurdin Muhammad NIP. 195804041986031005


(6)

SURAT KETERANGAN Nomor:

Kepala Madrasah Aliyah Manaratul Islam Cilandak dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Aimmatul Hasanah NIM : 106011000002 Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester : VIII ( Delapan)

Tahun akademik : 2009/2010

Adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah mengadakan penelitian pada Madrasah Aliyah Manaratul Islam Cilandak dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: “Prestasi Belajar Fiqih MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan (Analisis Perbedaan antara Siswa yang Berasal dari MTs dan Siswa yang Berasal dari SMP)”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 30 Juli 2010

Kepala MA Manaratul Islam

Drs. Nurdin Muhammad NIP: