Tinjauan Atas Pemotongan dan Penyetoran PPh Pasal 23 Pada PT. Pindad (Persero) Bandung

(1)

TINJAUAN ATAS PEMOTONGAN DAN PENYETORAN PPH PASAL 23 PADA PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek pada Program Studi Akuntansi Strata Satu

Oleh :

NAMA : FELLA ARDHI MUTHIA NIM : 21110061

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 4

1.2.2 Tujuan kerja Praktek... 5

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 5

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 5

1.3.2 Kegunaan Akademis ... 5

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 6

1.4.1 Lokasi Kerja Praktek ... 6

1.4.2 Waktu Kerja Praktek ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8

2.1 Sejarah Perusahaan ... 8

2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan... 12


(3)

v

2.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 14

2.3.1 Kode Etik Pegawai ... 26

2.4 Kegiatan Perusahaan ... 27

2.4.1 Bidang Usaha ... 28

2.4.2 Tujuan Perusahaan ... 30

2.4.3 Pengembangan Bisnis ... 32

2.4.4 Good Corporate Governance ... 32

2.4.5 Jaminan Kualitas ... 33

2.4.6 Lingkungan Alam ... 34

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK ... 35

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 35

3.1.1 Pengertian Pajak... 35

3.1.2 Fungsi Pajak ... 37

3.1.3 Pajak Penghasilan Pasal 23 ... 38

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 45

3.3 Pelaksanaan Hasil Kerja Praktek ... 46

3.3.1 Pelaksanaan Pemotongan dan Penyetoran PPh Pasal 23 ... 46

3.3.1.1 Pelaksanaan Pemotongan PPh Pasal 23 ... 46

3.3.1.2 Pelaksanaan Penyetoran PPh Pasal 23 ... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 51

4.1 Kesimpulan ... 51


(4)

(5)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT PINDAD (Persero) Bandung ... 24


(6)

(7)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Kuliah Kerja Praktek ... 54

Lampiran 2 Jawaban Kesediaan Kuliah Kerja Praktek ... 55

Lampiran 3 Daftar Kehadiran Mahasiswa ... 57

Lampiran 4 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek Dari Perusahaan .... 58

Lampiran 5 Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek ... 59

Lampiran 6 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek Dari Dosen Pembimbing ... 60

Lampiran 7 Bukti Penerimaan Negara ... 61

Lampiran 8 Surat Setoran Pajak... 62

Lampiran 9 Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 ... 63

Lampiran 10 Daftar Lampiran Jasa Lain ... 64


(8)

53

DAFTAR PUSTAKA

Didin, Hafidhuddin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah Dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. 2003

Muda, Markus. Perpajakan Indonesia Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005

Siti, Kurnia dan Ely Suhayati. Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010

Siti, Kurnia. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010

Siti, Resmi. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat. 2011 Sukrisno, Agoes dan Estralita Trisnawati. Akuntansi Perpajakan. Jakarta:

Salemba Empat. 2012

www.pajak.go.id www.Pindad.com

www.repository.unhas.ac.id www.scribd.com

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008


(9)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, dan atas petunjuk danRidho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan sebagai hasil dari Kuliah Kerja Praktek (KKP) tersebut dengan judul “TINJAUAN ATAS PEMOTONGAN DAN PENYETORAN PPH PASAL 23 PADA PT PINDAD (Persero) BANDUNG”. Laporan ini disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang penulis laksanakan di kantor PT PINDAD (Persero) Bandung.

Dalam penyusunan Laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar laporan ini dapat tersusun dengan lebih baik.

Selama penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak , baik berupa dorongan moril maupun materil. Sehingga, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Utama Universitas Komputer Indonesia

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

3. Dr. Surtikanti, S.E., M.Si.,Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia


(10)

iii

Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia

6. Dr. Ely Suhayati, S.E., M.Si.,Ak., CA selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis selama penyusunan laporan

7. Siti Kurnia Rahayu, S.E.,M.Ak.,Ak.,CA selaku dosen Seminar Akuntansi pajak Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia

8. Staf Dosen Pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman serta dukungan kepada penulis selama kuliah

9. Kepada Pak Robert dan Pak Tedi yang telah membantu penulis selama melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT PINDAD

10.Staf PT PINDAD bagian keuangan dan Pajak yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data instansi dan pengalaman kerja selama di PT PINDAD

11.Kedua orang tua tercinta, yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam menyusun laporan Kuliah kerja Praktek (KKP) ini 12.Kakak-kakak ku yang telah memberikan semangat dan doa

13.Beri Wardana yang juga selalu memberikan motivasi dan doa

14.Sekretariat Jurusan Akuntansi Unikom yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek ini

15.Untuk teman-teman ak2 yang selama ini sama-sama berjuang dan memberikan masukan-masukan yang sangat berarti bagi penulis


(11)

iv

16.Sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam keadaan apapun

Harapan penulis semoga apa yang disajikan dalam laporan ini memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya pada umumnya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu penulis dengan segala keikhlasan dan kesabarannya dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

Bandung, Desember 2013 Penulis,

FELLA ARDHI MUTHIA NIM.21110061


(12)

1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan PemerintahRepublik Indonesia disamping sektor migas dan ekspor barang-barangnon migas. Sebagai salah satu sumber penerimaan Pemerintah, pajakdapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah (budgeter), maupun untuk meningkatkan kegiatan masyarakat. Alokasi pajak untuk pembangunan prasarana, dan perbaikan kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat (Meutia Fatchanie: 2007).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua negara di dunia mengenakan pajak kepada warganya, kecuali beberapa negara yang kaya akan sumber daya alam yang dijadikan sebagai sumber penerimaan utama negara, tidak mengenakan pajak (Pandiangan, 2008:65).

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (R. Santoso Brotodihardjo:2003).

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran


(13)

2

termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:Fungsi anggaran (budgetair)Sebagai sumber pendapatan negara pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.Fungsi mengatur (regulerend)Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Fungsi stabilitasDengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.Fungsi redistribusi pendapatanPajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat (Siti Kurnia Rahayu, 2010:25).

Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Sistem self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban


(14)

perpajakan sesuai dengan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Diana dan Setiawati,2009:1)

Salah satu jenis pajak adalah pajak penghasilan (PPh) pasal 23. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 (Siti Resmi, 2011:297).

Pajak Penghasilan Pasal 23 di bayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau perwakilan perusahaan Luar Negeri lainnya, dan juga orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri tertentu yang ditunjuk oleh Kantor Pelayanan Pajak (Siti Resmi, 2011:297).

Dasar hukum pengenaan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 adalah UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah di ubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008. Ada dua dasar pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 yaitu dari jumlah bruto untuk penghasilan berupa deviden, bunga termasuk premium, diskonto, imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang, royalty, hadiah dan dari perkiraan penghasilan netto untuk penghasilan berupa sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yang telah di potong pajak penghasilan pasal 21.


(15)

4

Pihak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 23 yang selanjutnya disebut sebagai pemotong PPh pasal 23 adalah badan pemerintah atau Subyek Pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap (BUT), perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak (WP) dalam negeri tertentu,yang ditunjuk oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sebagai pemotong PPh Pasal 23 (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010:145).

Pajak penghasilan pasal 23 merupakan hal yang penting, sama halnya dengan pajak lainnya. Karena di pandang penting hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan kerja praktek dan mengetahui bagaimana pelaksanaan pemotongan dan penyetoran pajak penghasilan (PPh) pasal 23 pada PT. PINDAD (Persero) Bandung.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut dan dalam Laporan Kerja Praktek ini penulis akan tuangkan laporan dengan

judul “TINJAUAN ATAS PEMOTONGAN DAN PENYETORAN PPH

PASAL 23 PADA PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG.” 1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Dengan Kuliah Kerja Praktek mahasiswa diharapkan dapat mencari pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan pada saat Kerja Praktek berlangsung dan mahasiswa diharapkan pula dapat menerapkan ilmu yang didapatnya selama perkuliahan. Adapun maksud dan tujuan kerja praktek sebagai berikut :


(16)

1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 pada PT PINDAD(Persero), dan juga mengetahui kendala apa yang dialami oleh PT PINDAD (Persero) dalam pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23. 1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan yang akan dicapai dari penulisan laporan ini yang merupakan hasil dari kerja praktek adalah untuk mengetahui pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23pada PT PINDAD (Persero).

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Dari hasil kerja praktek ini penulis mengharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan masukan untuk mengetahui tentang pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23.

1.3.1 Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengadakan perbaikan yang terkait atau berhubungan dengan pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23.

b. Bagi Pihak Lain

Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian kerja praktek dengan topik yang sama.


(17)

6

1.3.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Laporan kerja praktek ini dapat memberikan tambahan wawasan, pengetahuan, dan pemahamankepada penulis serta dapat memberikan gambaran dalam mengetahui bagaimana pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh pasal 23.

2. Bagi Rekan-Rekan Mahasiswa/i

Dari hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan kajian lebih lanjut terkait dengan topik yang dibahas bagi rekan-rekan mahasiswa/i khususnya di bidang perpajakan

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.4.1 Lokasi Kerja Praktek

Dalam penyusunan Laporan kerja Praktek ini, penulis melakukan kerja praktek di PT PINDAD (Persero) yang berlokasi di Jl. Jend.Gatot Subroto No.517 Bandung 40284. Penulis ditempatkan di divisi keuangan subdep pajak.

1.4.2 Waktu Kerja Praktek

Waktu kerja praktek dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai dari tanggal 17 Juli 2013 sampai dengan 26 Agustus 2013 dari pukul 08.00 hingga pukul 15.00setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu atau hari libur sesuai waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan.


(18)

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

No KEGIATAN

BULAN JUL 2013 AGT 2013 SEP 2013 OKT 2013 NOV 2013 DES 2013 1. PERSIAPAN KERJA

PRAKTEK

Permohonan surat kerja praktek

Pengajuan kerja praktek ke instansi

Persetujuan kerja praktek

2. PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Registrasi

Aktivitas kerja praktek

3. PELAPORAN KERJA PRAKTEK

Pengajuan judul

Bimbingan dengan dosen pembimbing

Revisi

Pengumpulan data Ujian kerja praktek Pengumpulan kerja praktek


(19)

8 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1Sejarah Perusahaan

PT PINDAD (Persero) adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial.Kegiatan PT PINDAD (Persero) mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan dan pabrikan serta perawatan.

Pada periode tahun 1808-1850 berdiri bengkel peralatan militer bernama

Artilleriee Constructie Winkle (ACW) dan Pyrotekniesche Werkplaats

(PW).Artilleriee Constructie Winkle (ACW) yang didirikan tahun 1808 di Surabaya berfungsi mengadakan persediaan dan pemeliharaan alat-alat perkakas senjata dan memperbaiki senjata-senjata yang rusak. Sementara Pyrotekniesche Werkplaats (PW) yang didirikan tahun 1850 di Surabaya berfungsi untuk membuat dan memperbaiki munisi atau mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan peledak untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut Belanda.

Antara tahun 1918-1920 didirikan ACW di Bandung sebagai realisasi pemindahan Artilleriee Constructie Winkle Surabaya dengan kegiatan memproduksi alat-alat perkakas atau bagian-bagian senjata utama.Senjata ringan serta mereparasinya dan menyusun komponen-komponen menjadi senjata yang siap pakai.

Pada periode tahun 1923-1932, bengkel-bengkel yang ada di Surabaya dan lain-lain dipindahkan ke Bandung dan digabung menjadi satu dengan


(20)

namaArtilerie Inrichtingen (AI). Tahun 1942, Belanda menyerah kepada Jepang dan kemudian ACW berganti nama menjadi Dai Ichi Kozo (DIK).

Pada masa pendudukan Jepang, perusahaan dipecah-pecah kembali seperti semula dengan nama-nama yang disesuaikan dengan bahasa Jepang, seperti Dai Ichi Kozo.

Pada tahun 1945, Jepang kalah dan proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945.Sejak saat itulah para pemuda dan pejuangmembentuk suatu organisasi komite Van Actie yang memperjuangkan untuk mengambil alih instansi-instansi persenjataan tersebut dari tangan Jepang dengan dibantu oleh rekan-rekannya.

Pada tahun 1947 DIK berganti nama menjadi Leger Productie Bedrijven (LPB). Tanggal 29 April 1950 pemerintah Belanda menyerahkan LPB kepada pemerintah RIS dan berganti nama menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) di bawah manajemen Tentara Nasional Indonesia (TNI).Pada tahun 1958 PSM berganti menjadi Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat sesuai dengan kemajuan teknologi dan fungsinya.

Pembuatan amunisi dimulai pada 1960.Sejarahnya dimulai dengan pengambilalihan Cassava Factory (pabrik tepung ubi kayu) di Turen, Malang, dari Belanda.Pabrik itu tidak didirikan di Bandung karena faktor keamanan yang mengharuskan pembuatan mesiu jauh dari permukiman penduduk. Aktivitasnya dimulai dengan memproduksi peluru kaliber 12,7 mm pada 1968, diikuti dengan kaliber 7,62 mm dan kaliber 9 mm pada 1970, serta kaliber 3,56 mm pada 1973.


(21)

10

Pada tahun tanggal 17 Mei 1962, nama tersebut diubah menjadi Perindustrian Angkatan Darat atau disingkat menjadi PINDAD yang pembinaanya meliputi produksi pokok yang mendukung kebutuhan TNI-AD. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, PINDAD mengalami perubahan nama menjadi Komando Perindustrian TNI-AD (KOPINDAD) dan pada tanggal 31 Januari 1972 berdasarkan Surat Keputusan Menhankam Pangab No.Kep 58/X/1979 nama KOPINDAD diubah menjadi PINDAD, lalu pada 12 Oktober 1979, hal ini mengakibatkan status PINDAD dari Komando Utama Pembina menjadi Badan Pelaksana Utama dilingkungan TNI-AD.

Pada tahun 1983 status PINDAD berubah menjadi BUMN, dan dalam Keppres No 44 Tanggal 29 April 1989 dimasukkan ke industri strategis.Sejak 1983, PT Pindad juga telah menambah kemampuannya memproduksi produk-produk nonmiliter seperti rem kereta api, generator, mesin perkakas, dan berbagai macam peralatan mekanis dan listrik yang lain.

Pada tahun 1989, bersama dengan 9 Persero lain, PT. PINDAD (Persero) berada dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Tahun 1998 BPIS dibubarkan, seluruh perseroan yang berada di bawah pembinaannya menjadi anak perusahaan PT. Pakarya Industri (Persero). Tahun 1999 PT. Pakarya Industri (Persero) berubah nama menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero), yang kemudian dibubarkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 52 tahun 2002. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 41 tahun 2003, PT. Pindad (Persero) berada di bawah kewenangan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.


(22)

Kantor pusat PT PINDAD berada di Bandung sedangkan kantor-kantor cabangnya berada di Jakarta dan Malang.Sejak menjadi BUMN PT. PINDAD (Persero) mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai penunjang dalam hal pengembangan industri kemiliteran dan sebagai penyelenggara komersial yang selanjutnya PT. PINDAD (Persero) diharapkan dapat menjadi pusat industri komersial.Sedangkan tujuan dari PT.PINDAD (Persero) adalah Mampu menyediakan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan secara mandiri untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia.

PT. PINDAD (Persero) mempunyai prinsip-prinsip dasar perusahaan seperti ;Loyalitas, Integritas dan Dedikasi, yang berarti : berpegang teguh pada tujuan perusahaan, kejujuran dan keutuhan sikap dalam interaksi organisasi dan pengabdian pada perusahaan. Ketiga hal ini merupakan sikap keseharian setiap anggota organisasi yang mendasari setiap aksi individual dan organisasi.Semangat kelompok tidak boleh mengalahkan prinsip pertama ini.

Keunggulan Teknologi, yang berarti : keyakinan bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja untuk inovasi produk dan bahan untuk inovasi bisnis.

Kerjasama Kelompok, yang berarti : keberhasilan merupakan hasil dari kerjasama. Sinergi yang muncul dari kelompok yang dilandasi integritas anggota kelompok mampu memberikan kesuksesan yang sebelumnya tak mungkin diraih.


(23)

12

Berbisnis untuk saling menguntungkan, yang berarti : menekankan pentingnya memperoleh kepercayaan dari semua pihak yang berbisnis dengan Pindad. Merupakan hal penting untuk memikirkan dan menjamin manfaat dan menambahkan nilai kepada mitra, pelanggan, pemasok dan tentu untuk Pindad sendiri.

1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan Visi

Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia pada tahun 2023 melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik. Misi

Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.

1.2Struktur Organisasi Perusahaan

Menurut Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung (2003:27) :

“Organisasi adalah interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Pengertian organisasi yaitu sebagai wadah dan sebagai proses yang dilakukan bersama-sama dengan landasan yang sama, tujuan yang sama, dan cara yang sama”.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar komponen-komponen atau bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan.Struktur organisasi PT PINDAD (Persero) merupakan paduan karakteristik organisasi fungsional, dan merupakan organisasi lini dan staf dimana asas kesatuan komando tetap dipertahankan, melimpahkan wewenang langsung dan sepenuhnya dari pimpinan tertinggi kepada unit dibawahnya.


(24)

Struktur organisasi PT PINDAD (PERSERO) Menurut SKEP/1a/P/BD/VIII/2009 adalah sebagai berikut :

1. PT PINDAD (PERSERO) dipimpin oleh Direktur Utama (Dirut). 2. Staf pembantu direktur utama terdiri dari :

a. Kepala Satuan Pengawasan Internal dan Kepala Sekretariat Perusahaan

b. Kepala Pusat Pengamanan dan Kepala Pusat Quality Assurance 3. Direksi terdiri dari :

a. Direktur Perencanaan dan Pengembangan. b. Direktur Sistem Senjata.

c. Direktur Produk Manufaktur.

d. Direktur Administrasi dan Keuangan. 4. Deputi Direktur terdiri dari :

a. Deputi Direktur Pengembangan Usaha.

b. Deputi Direktur Pengembangan Sumber Daya. c. Deputi Direktur Penelitian dan Pengembangan. d. Deputi Direktur Pemasaran dan Penjualan. e. Deputi Direktur Administrasi.

f. Deputi Direktur Keuangan. 5. Unit-Unit Usaha

a. Kepala Divisi Senjata. b. Kepala Divisi Munisi.


(25)

14

d. Kepala Divisi Tempa dan Cor. e. Kepala Divisi Kendaraan Khusus. f. Kepala Divisi Bahan Peledak Komersial. 1.3Uraian Tugas Perusahaan

Struktur organisasi PT PINDAD (Persero) dibuat dengan tujuan agar dalam pelaksanaan tugas operasionalnya berjalan dengan baik.Struktur tersebut harus mampu menciptakan suatu efisiensi pekerjaan dan adanya tanggung jawab serta wewenang yang tegas dan tertuang dalam uraian tugas dengan baik.

Adapun uraian tugas perusahaan pada PT. PINDAD (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur Utama (Dirut) adalah pejabat yang mendapat kekuasaan dan tanggungjawab untuk menyelenggarakan pimpinan PT. PINDAD (Persero) yang mempunyai tugas untuk :

a. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan. b. Menyelenggarakan segala usaha, kegiatan dan pekerjaan demi

tercapainya tujuan perusahaan.

c. Mengambil kebijaksanaan untuk kepentingan perusahaan yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

2. Staf Pembantu Direktur Utama

A. Kepala Satuan Pengawasan Internal

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan.


(26)

b. Melaksanakan pemeriksaan keuangan dan operasional dan pemeriksaan khusus berdasarkan perundang-undangan, peraturan norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

c. Membuat laporan hasil pemeriksaan.

d. Memberikan saran dan usul dalam rangka penyelesaian hambatan dan perbaikan system pengendalian manajemen.

e. Sebagai counter part dalam pelaksanaan eksternal audit.

f. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Utama.

Kepala Sekretariat Perusahaan

Bertugas dan berwenang serta bertanggung jawab untuk:

a. Melaksanakan pengurusan yang berkaitan dengan asuransi klaim dan bantuan masalah hukum.

b. Mengelola rumah tangga kantor pusat. c. Mengelola kesekretariatan kantor pusat.

d. Melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan protokoler. e. Menginformasikan peraturan-peraturan pemerintah dan

menyelaraskan peraturan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku secara umum yang terkait dengan perusahaan.

f. Memonitor opini public serta meningkatkan citra positif perusahaan.

g. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Utama.


(27)

16

B. Kepala Pusat Pengamanan

Bertugas dan berwenang serta bertanggung jawab untuk:

a. Merencanakan dan melaksanakan pengamanan personil dan berita pengamanan material dan produksi serta pengamanan instansi. b. Membina hubungan dengan instasnsi terkait dalam bidang

pengamanan perusahaan.

c. Mengembangkan system pengamanan perusahaan

d. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Utama

Kepala Pusat Quality Assurance

Bertugas dan berwenang serta bertanggung jawab untuk:

a. Menyusun program kerja pemeriksaan dan sertifikasi tahunan. b. Membentuk tim pemeriksaan dan sertifikasi produk dam system

manajemen.

c. Melaksanakan pemeriksaan mutu produk dan sistem manajemen secara berkala.

d. Melaksanakan sertifikasi produk baru hasil pengembangan. e. Melaksanakan pelayanan kalibrasi internal perusahaan.

f. Membuat laporan hasil pemeriksaan dan sertifikasi produk dan sistem manajemen.

g. Memberikan saran dan usul dalam rangka penyelesaian hambatan dan perbaikan mutu produk dan system manajemen.


(28)

i. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur utama.

3. Direksi terdiri dari :

A. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk :

a. Melakukan kajian, menyusun dan melaksanakan langkah pokok pengembangan usaha (pasar, produk dan kemampuan).

b. Melakukan kajian, menyusun dan atau melaksanakan langkah pokok pengembangan sumber daya perusahaan.

c. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Utama.

B. Direktur Sistem Senjata

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk :

a. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan di lingkungan direktorat sistem senjata

b. Memelihara tata tertib serta disiplin di lingkungan direktorat sistem senjata.

c. Merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan menguasai seluruh kegiatan serta kebutuhan di lingkungan direktorat sistem senjata. d. Menyusun potensi pasar untuk produk militer dan merumuskan

untuk meraihnya.


(29)

18

f. Menyusun danmemonitor program penelitian dan pengembangan di lingkungan produk militer.

g. Memonitor pelaksanaan komitmen perusahaan dengan pelanggan. h. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran

kepada Direktur Utama. C. Direktur Produk Manufaktur

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk :

a. Menyusun strategi dan program pemasaran produk komersial. b. Melakukan kontak dengan pelanggan dan atau calon pelanggan. c. Memonitor pelaksanaan komitmen perusahaan dengan pelanggan. d. Menyusun dan memonitor program penelitian dan pengembangan

di lingkungan produk komersial.

e. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan di lingkungan Ditprodman.

f. Mencatat, mengatur, mengendalikan, dan menguasai seluruh kegiatan serta kebutuhan di lingkungan ditprodman.

g. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberikan saran atau usul kepada Dirut.

D. Direktur Administrasi dan Keuangan

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Mengelola keuangan perusahaan.

b. Membina hubungan dengan lembaga/instansi yang berkaitan dengan masalah pendanaan dan perpajakan.


(30)

c. Melakukan kontak dengan debitur maupun dengan kreditur. d. Mengadministrasikan kegiatan perusahaan.

e. Mengadministrasikan pembinaan personil.

f. Melakukan pembinaan fasilitas dan lingkungan hidup.

g. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Utama.

4. Deputi Direktur terdiri dari :

A.Deputi Direktur Pengembangan Usaha

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk :

a. Melakukan kajian atas dinamika pasar serta menyusun dan atau melaksanakan langkah pokok pengembangan usaha.

b. Mengkordinasikan dan memfasilitasi proses penyusunan Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP), serta mendokumentasikannya.

c. Mengevaluasi Rencana Jangka Panjang (RJP) tahunan. d. Menyelenggarakan hubungan kerja sama usaha.

e. Membina keberadaan dan pengembangan anak perusahaan. f. Membina pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan. g. Membina serta mendukung terselenggaranya kegiatan

proyek-proyek.

h. Menyelenggarakan RUPS pengesahaan RJP dan RKAP.

i. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Utama.


(31)

20

B. Deputi Direktur Pengembangan Sumber Daya

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Melakukan perencanaan dan pengembangan SDM.

b. Melakukan evaluasi dan penyesuaian organisasi dan system sesuai tuntutan internal maupun eksternal.

c. Menyusun system informasi manajemen.

d. Melakuakn pengukuran kinerja dan produktivitas perusahaan. e. Melakukan pengembangan kemampuan perusahaan.

f. Melakukan pembinaan sistem mutu dan pemeliharaan sertifikasi ISO.

g. Melakukan pengkajian studi kelayakan.

h. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Utama.

C. Deputi Direktur Penelitian dan Pengembangan

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Membuat rancangan produk baru.

b. Membuat prototype poduk baru.

c. Membuat rencana kegiatan penelitian produk militer.

d. Melakukan kordinasi dengan pihak luar dalam hal penelitian. e. Menyelenggarakan kegiatan sertifikasi tipe.

f. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Produk Militer.


(32)

D. Deputi Direktur Pemasaran dan Penjualan

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Melakukan riset pasar produk militer.

b. Membuat rencana strategi pemasaran produk militer. c. Menyusun potensi pasar dan menetapkan target penjualan. d. Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan.

e. Membuat kontrak penjualan.

f. Membuat dan memonitor pelaksanaan dan jadwal pengiriman. g. Melakukan kegiatan pelayanan purna jual.

h. Melakukan pengukuran kepuasan pelanggan. i. Membina pelanggan dan calon pelanggan.

j. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Produk Militer.

E. Deputi Direktur Administrasi

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Melakukan kegiatan pembinaan personil.

b. Melakukan kegiatan administrasi personil.

c. Melakukan perencanaan serta pengadaan material dan investasi untuk lingkungan kantor pusat.

d. Melakukan pengelolaan aset.

e. Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana. f. Membuat rencana induk pembangunan.


(33)

22

h. Membina perusahaan berwawasan lingkungan.

i. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Administrasi dan Keuangan.

F. Deputi Direktur Keuangan :

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Merencanakan dan mengendalikan anggaran perusahaan. b. Mengupayakan tersedianya dana.

c. Menjaga likuiditas keuangan perusahaan. d. Melakukan analisa biaya dan keuangan. e. Melakukan kegiatan akuntansi dan perpajakan.

f. Membuat laporan berkala yang menyangkut segala kegiatan keuangan perusahaan.

g. Memonitor kinerja perusahaan dan mendokumentasikannya ke dalam laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan serta jenis laporan lain sesuai kebutuhan.

h. Menyelenggarakan RUPS untuk pengesahan laporan manajemen. i. Melakukan administrasi ekspor-impor.

j. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya, serta memberikan saran kepada Direktur Administrasi dan Keuangan.

5. Unit-Unit Usaha tersiri dari :

A. Kepala Divisi Senjata dan Munisi

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Melaksanakan kegiatan produksi.


(34)

b. Melaksanakan pengelolaan sumber daya dan potensi divisi.

c. Menyusun serta melaksanakan program pengembangan produk dan program lain yang ditetapkan perusahaan.

d. Melaksanakan kegiatan territorial dalam rangka pengamanan (khusus Kadivmu).

e. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya kepada Direktur Militer. B. Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa, Kepala Divisi Tempa dan Cor,

Kepala Divisi Bahan Peledak Komersial

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Melaksanakan intensifikasi pasar

b. Merencanakan dan melaksanakan penjualan.

c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan produksi. d. Melaksanakan pengelolaan sumber daya dan potensi divis.

e. Menyusun serta melaksanakan program penelitian dan pengembangan produk dan program lain yang ditetapkan perusahaan.

f. Melakukan pengukuran kepuasan pelanggan.

g. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya kepada Direktur Produk Komersial.

C.Kepala Divisi Kendaraan Khusus

Bertugas dan berwenang serta bertanggungjawab untuk : a. Membuat roadmappenguasaan teknologi.


(35)

24

c. Mengelola sumber daya dan potensi unit Kendaraan Khusus. d. Melaksanakan kegiatan rancang bangun, pemasaran dan penjualan. e. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya kepada Direktur Produk

Komersial.

Adapun struktur organisasi secara keseluruhan dapat dilihat dengan jelas pada gambar 2.1.


(36)

Gambar 2.1


(37)

26

1.3.1 Kode Etik Pegawai

Kode Etik dan Perilaku, adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh perusahaandalam melaksanakan tugasnya yang didalamnya memuat etika bisnis perusahaandan perilaku yang harus ditunjukan oleh seluruh Jajaran Perusahaan dalam mencapaitujuan, visi dan misi perusahaan.

Kode etik perilaku perusahaan disusun dengan maksud sebagai pedoman bagiseluruh Jajaran Perusahaan tentang sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan/ditampilkan dalam melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban dan tanggungjawabnya kepada perusahaan.

Kode etik perilaku perusahaan disusun dengan tujuan : a. Meningkatkan citra positif perusahaan.

b. Memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders).

c. Meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan melalui sumber daya manusia(SDM) yang kompeten serta memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilaietika dan moral.

Dalam etika bisnis Melaksanakan dengan sepenuhnya prinsip-prinsip integritas perusahaan yang terkandung di dalam UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain :

a. Melaksanakan tugas sesuai kewenangan yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan Peraturan Perusahaan serta Peraturan Perundangan;


(38)

b. Melaksanakan aktivitas bisnis perusahaan berdasarkan prinsip itikad baik, dengankecermatan tinggi, dalam keadaan bebas, mandiri dan tidak berada dibawah tekanan maupun pengaruh dari pihak lain (Independency);

c. Melaksanakan seluruh aktivitas bisnis perusahaan dengan penuh kehati-hatian sehingga kegiatan apapun yang dilakukan adalah untuk kepentingan yang terbaik bagi perusahaan;

d. Melakukan aktivitas bisnis perusahaan dengan tidak memiliki kepentingan pribadi atau tujuan untuk melakukan sesuatu untuk manfaat diri sendiri, maupun pihak yang terkait maupun terafiliasi dengan kepentingan pribadi/ tidak memiliki benturan kepentingan; e. Melakukan aktivitas bisnis perusahaan dengan pemahaman yang

cukup tentang berbagai peraturan dan kewajiban normatif yang terkait, termasuk mempertimbangkan best practice, yang dipandang perlu dan penting untuk dilakukan;

f. Mengutamakan pelayanan dan kualitas produk; g. Menghargai kinerja dan prestasi pegawai;

h. Menghindari praktek korupsi, kolusi, nepotisme serta tidak melakukan bisnis ilegal.

1.4Kegiatan Perusahaan

Kegiatan PT PINDAD (Persero) adalah untuk memproduksi peralatan militer dan barang-barang militer. Pada awal berdirinya kegiatan perusahaan adalah untuk memasok kebutuhan Departemen Hankam.


(39)

28

Setelah menjadi BUMN, PT PINDAD (Persero) mempunyai fungsi ganda sebagai penunjang pertahanan dan keamanan nasional dalam hal pengembangan industri kemiliteran dan juga sebagai penyelenggara produksi komersial.

1.4.1 Bidang Usaha

PT. PINDAD (Persero) dalam melaksanakan kegiatan usahanya, mencakakup bidang:

a. Bidang Produk Manufaktur :

1. Produk senjata dan munisi,terdiri dari amunisi kaliber ringan (berbagai kaliber), munisi kaliber berat (monitor dan granat), dan bahan peledak serta pryotehnik juga senjata senapan serbu (berbagai variasi), pistol dan revolver.

2. Produk kendaraan khusus,

3. Produk piroteknik, bahan pendorong dan bahan peledak (militer dan komersial.),

4. Produk konversi energi,

5. Produk komponen, sarana dan prasarana dalam bidang transportasi,

6. Produk mesin industri dan peralatan industrial,

7. Produk mekanikal, elektrikal, optikal dan opto elektronik. b. Bidang Produk Komersial (Nonmiliter)

Bidang ini memproduksi berbagai produk komersial dengan memakai teknologi yang sama dalam pembuatan produk militer, produk yang dihasilkan diantaranya :


(40)

a. Produk-produk tempa, pengecoran dan stamping b. Generator KAP IMW s/d 10 MW

c. Vaccum Circuit Breaker

d. Motor Traksi e. Air Brake

f. Rail Fastening (KA Clip) g. Produk Tempa dan Cor

h. Dek Kapal (Deck Machinery / DM) i. Motor Elektronik, dsb

Produk-produk tersebut dijual secara umum kecuali produk-produk militer yang dijual hanya kepada TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Sedangkan untuk produk-produk non militer dijual hingga keluar negeri.

Adapun yang menjadi kegiatan dari Divisi Mesin Industri dan Jasa adalah untuk :

1. Memproduksi mesin-mesin perkakas dan sekitar tahun 1999 mulai dikembangkan mesin perkayuan dan saat ini sudah membuat mesin pengupas kulit kayu dan mesin equator (multi fungsi).

2. Memproduksi sistem pengereman Kereta Api melalui kerja sama dengan produsen Air Brake System terkenal dari Jerman. PT PINDAD (Persero) adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mendapat lisensi dari kantor.


(41)

30

3. Memproduksi alat pelayaran Kapal laut untuk menunjang program pemerintah dalam meningkatkan industri maritim. Contohnya : Deck Machinery, Finishing Equipment dan Kursi Kapal Cepat. 4. Memproduksi perkakas industri dengan kualitas tinggi. Disamping

itu fasilitas yang ada di divisi ini juga dipakai untuk menunjang kebutuhan perkakas unit produksi lainnya yang ada dilingkungan PT PINDAD (Persero).

c. Jasa :

1. Perekayasaan sistem industrial,

2. Pemeliharaan produk/ peralatan industri, 3. Pengujian mutu dan kalibrasi,

4. Konstruksi, 5. Pemesinan,

6. Heat dan Surface Treatment,

7. Peledakan. d. Perdagangan :

Melaksanakan pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa tersebut termasuk produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.Produk dan jasa lainnya dalam rangka memanfaatkan sisa kapasitas yang telah dimiliki Perusahaan

2.4.2 Tujuan Perusahaan :

Mampu menyediakan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan secara mandiri untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara


(42)

Republik Indonesia.Sasaran perusahaan adalah meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal.

PT. PINDAD(Persero) juga mempunyai prinsip-prinsip perusahaan seperti : Loyalitas, Integritas dan Dedikasi, yang berarti : berpegang teguh pada tujuan perusahaan, kejujuran dan keutuhan sikap dalam interaksi organisasi dan pengabdian pada perusahaan. Ketiga hal ini merupakan sikap keseharian setiap anggota organisasi yang mendasari setiap aksi individual dan organisasi. Semangat kelompok tidak boleh mengalahkan prinsip pertama ini.

Keunggulan Teknologi, yang berarti : keyakinan bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja untuk inovasi produk dan bahan untuk inovasi bisnis.

Kerjasama Kelompok, yang berarti : keberhasilan merupakan hasil dari kerjasama. Sinergi yang muncul dari kelompok yang dilandasi integritas anggota kelompok mampu memberikan kesuksesan yang sebelumnya tak mungkin diraih. Berbisnis untuk saling menguntungkan, yang berarti menekankan pentingnya memperoleh kepercayaan dari semua pihak yang berbisnis dengan Pindad. Merupakan hal penting untuk memikirkan dan menjamin manfaat dan menambahkan nilai kepada mitra, pelanggan, pemasok dan tentu untuk Pindad sendiri.


(43)

32

2.4.3 Pengembangan Bisnis

Disamping bertujuan untuk memperoleh bisnis baru yang menguntungkan dan kompetitif, pengembangan bisnis pada dasarnya adalah usaha untuk menyempurnakan dan atau memperbaiki bisnis yang ada dengan menggunakan metoda dan teknologi mutakhir, sehingga mendapatkan bisnis yang kompetitif dengan biaya dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan pasar. Mengikuti tuntutan alamiahnya guna dapat bertahan dan terus berkembang didalam kondisi ekonomi yang belum stabil, telah dilakukan upaya reorientasi dan pengembangan usaha agar perusahaan lebih dapat menanggapi dengan baik perubahan lingkungan eksternalnya.Melanjutkan upaya pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2001 telah diinisiasi usaha-usaha bisnis baru yang ditunjang oleh kompetensi yang sudah dimiliki.

Diharapkan usaha-usaha bisnis baru ini akan memberikan kontribusi cukup besar pada perusahaan ditahun yang akan datang.

2.4.4 Good Corporate Governance

Pedoman Tatakelola Perusahaan menjadi landasan azas Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas / pertanggung jawaban, Independensi / kemandirian dan Fairness / kewajaran untuk meningkatkan Kinerja dan Citra perusahaan oleh PT. PINDAD (Persero).

Dengan demikianGood Corporate Governance merupakan acuan dalam membuat keputusan, menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, patuh kepada Peraturan Perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab


(44)

sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan(stakeholders). Tatacara penerapan GCG dicerminkan dalam beberapa hal:

a. Memaksimalkan nilai-nilai perusahaan

b. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri; c. Terciptanya pengambilan keputusan yang didasarkan pada nilai moral

yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders; 2.4.5 Jaminan Kualitas

Kualitas produksi maupun jasa yang memenuhi harapan pelanggan akan berpengaruh terhadap suksesnya bisnis perusahaan. Untuk itu PT. PINDAD telah menerapkan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001/9002 dan ISO Guide 25.

Dalam menjaga komitmen perusahaan terhadap mutu produk, maka motto " tidak ada kompromi untuk kualitas" mendasari pola pikir dan tindakan seluruh jajaran operasional perusahaan.

Konsistensi komitmen manajemen tersebut selalu dipelihara dengan melakukan peningkatan dan penyesuaian sistem manajemen mutu secara berkesinambungan.Dengan demikian diharapkan produk-produk PT. PINDAD dapat memenuhi kepuasan pelanggan dan dapat membangun kesetiaan pelanggan terhadap produk-produk PT. PINDAD.


(45)

34

2.4.6 Lingkungan Alam

PT. PINDAD (Persero) juga menyadari untuk menjaga agar perusahaan seramah mungkin dengan lingkungan alam sekitar. Saat ini, 60% dari rencana kami diatur untuk panorama termasuk beberapa pohon langka. Yang paling menarik adalah bahwa dalam sebuah lingkungan yang harmonis, hidup lebih dari 30 spesies burung.


(46)

35 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek (KKP) di PT. PINDAD (Persero), penulis ditempatkan di lingkungan Direktorat Administrasi dan Keuangan di bagian Sub Departemen Pajak (Subdep Pajak). Kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 yang dilakukan di PT. PINDAD (Persero).

3.1.1 Pengertian Pajak

Secara umum pajak didefinisikan sebagai iuran yang berasal dari masyarakat yang dikelola oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum. Dalam hal ini pajak tidak mendapat jasa timbal balik langsung dari pemerintah.

Terdapat beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, yaitu : Menurut Moh. Zain yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:22) :

“Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,

bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk

menjalankan pemerintahan”.

Menurut Rochmat Soemitroyang dikutip oleh Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati (2012:4):

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.


(47)

36

Menurut Muda Markus (2005:1) :

“Pajak adalah sebagian harta kekayaan rakyat (swasta) yang, berdasarkan Undang-Undang, wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa mendapat kontraprestasi secara individual dan langsung dari negara yang berfungsi sebagai dana untuk penyelenggaraan negara dan sebagai instrumen/alat untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi masyarakat”.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 adalah :

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Dari beberapa definisi pajak di atas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur pajak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang

Merupakan hal yang sangat mendasar, dalam pemungutan pajak harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan.

2. Pajak dapat dipaksakan

Jika tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan maka Wajib Pajak dapat dikenakan tindakan hukum oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang. 3. Diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah

Pemerintah dalam melaksanakan fungsinya, seperti melaksanakan ketertiban, kesejahteraan dan fungsi keadilan, membutuhkan dana untuk pembiayaannya. Dana yang diperoleh dari rakyat dalam bentuk pajak digunakan untuk memenuhi biaya atas fungsi-fungsi yang harus dilakukan pemerintah.


(48)

4. Tidak dapat ditunjukkannya kontraprestasi secara langsung

Wajib Pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung dengan apa yang telah dibayarkannya pada pemerintah. Wajib Pajak hanya dapat merasakan secara tidak langsung bentuk-bentuk kontaprestasi dari pemerintah.

3.1.2 Fungsi Pajak

Menurut Siti Kurnia Rahayu(2010:25) :

”Pengertian fungsi dalam fungsi pajak adalah pengertian fungsi sebagai kegunaan suatu hal. Maka fungsi pajak adalah kegunaan pokok, manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan

kesejahteraan umum”.

Umumnya dikenal dengan 2 macam fungsi pajak yaitu : 1. Fungsi Budgetair

Fungsi budgetair ini merupakan fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal (fiscal function), yaitu pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara yang dilakukan sistem pemungutan berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku. Pajak berfungsi sebagai alat untuk memasukkan uang dari sektor swasta (rakyat) ke dalam kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarka fungsi inilah pemerintah sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk membiayai berbagai kepentingan melakukan upaya pemungutan pajak dari penduduknya.


(49)

38

2. Fungsi Regulerend

Fungsi regulerend disebut juga fungsi mengatur, yaitu pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi regulerend juga disebut fungsi tambahan, karena fungsi regulerend ini hanya sebagai tambahan atas fungsi utama pajak yaitu fungsi budgetair. 3.1.3 Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Pajak pengahasilan PPh Pasal 23 merupakan salah satu jenis uang muka PPh yang harus dibayar selama tahun berjalan oleh Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT) melalui sistem pemotongan apabila mereka melakukan transaksi yang menimbulkan penghasilan berupa penghasilan dari modal atau penghasilan dari jasa tertentu.

Penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 23 (objek pajak PPh Pasal 23) sesuai dengan Pasal 23 UU No.36 tahun 2008, yaitu :

1. Dividen, berupa :

a. Pembagian laba, baik secara langsung dan tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun;

b. Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;


(50)

c. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran; d. Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau

diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan;

e. Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi; f. Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;

g. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan sebagai biaya usaha.

2. Bunga termasuk premiun, diskonto, yang merupakan bunga antarpinjaman dari Wajib Pajak badan ke Wajib Pajak badan, Wajib Pajak badan ke Wajib Pajak Orang Pribadi atau sebaliknya, serta bunga obligasi yang tidak dijual kepada bursa efek dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang;

3. Royalti, berupa :

a. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta dalam bidang kesusastraan, kesenian/karya ilmiah, paten, desain/model, rencana, merk dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual atau hak serupa lainnya;

b. Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial/ilmiah;

c. Pemberian pengetahuan/informasi dalam bidang ilmiah, teknikal, industrial/komersial


(51)

40

d. Penggunaan/hak menggunakan film gambar hidup, film/pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio.

4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak penghasilan yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri orang pribadi yang berasal dari penyelenggara kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan, yang diberikan kepada semua pembeli/konsumen tanpa diundi dan hadiah diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang jasa;

5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; Pengertian sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan kesepakatan untuk memberikan hak menggunakan harta selama jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yang telah disepakati.

6. Imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Pemotong PPh Pasal 23 adalah badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, Bentuk Usaha Tetap (BUT), penyelenggara pemerintah, atau perwakilan perusahaan luar negeri harus memotong PPh sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto, dan 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas sewa dan


(52)

penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali yang telah dikenakan PPh Pasal 4(2) final.

Lima belas persen (15%) dari jumlah bruto atas :

1. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;

3. Royalti;

4. Hadiah dan penghargaan lain selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 (yang dibayarkan oleh perusahaan, badan, dan penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan);

Dua persen (2%) dari jumlah bruto atas :

1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa atas tanah dan/atau bangunan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimanadiatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh;

2. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lainnya yaitu :

a. Jasa penilai; b. Jasa Aktuaris;


(53)

42

d. Jasa perancang;

e. Jasa pengeboran di bidang migas kecuali yang dilakukan oleh BUT;

f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas;

g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas;

h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; i. Jasa penebangan hutan

j. Jasa pengolahan limbah k. Jasa penyedia tenaga kerja

l. Jasa perantara dan/atau keagenan;

m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan KSEI dan KPEI;

n. Jasa kustodian/penyimpanan-/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;

o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara; p. Jasa mixing film;

q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;

r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik,telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yangdilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnyadi bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atausertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;


(54)

s. Jasa perawatan / pemeliharaan / pemeliharaan mesin,peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TVkabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yangruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyaiizin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi

t. Jasa maklon

u. Jasa penyelidikan dan keamanan;

v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; w. Jasa pengepakan;

x. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalammedia massa, media luar ruang atau media lain untukpenyampaian informasi;

y. Jasa pembasmian hama;

z. Jasa kebersihan atau cleaning service; aa. Jasa katering atau tata boga.

Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek paajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap.

Apabila Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif yang seharusnya berlaku.


(55)

44

Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan juga pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan secara desentralisasi, artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau terutangnya penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 23, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan terhadap pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 tersebut (Siti Resmi, 2011:307).

Dalam Pasal 23 ayat 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, pemotongan pajak PPh pasal 23 tidak dilakukan atas :

a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;

b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi;

c. Dividen yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat : 1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;

2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut;

d. Bunga obligasi yang diterima selama atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaanatau pemberian izin usaha;


(56)

e. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer, yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi;

f. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;

g. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknis pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai dari tanggal 17 Juli 2013 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2013 dari pukul 08.00 hingga pukul 15.00 setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu atau hari libur nasional atau sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Selama pelaksanaan Kerja Praktek, penulis ditempatkan di bagian subdep pajak. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1. Mendapatkan penjelasan umum tentang PT. PINDAD (Persero) 2. Perkenalan dengan staf dari bagian subdep pajak

3. Belajar fotocopy

4. Memberikan cap tanggal pada faktur pajak sesuai dengan tanggal taransaksi

5. Memisahkan faktur pajak per divisi yang telah dicetak

6. Menyusun faktur pajak per divisi sesuai urutan yang telah ditentukan 7. Memisahkan faktur pajak dengan Surat Setoran Pajak (SSP)


(57)

46

8. Melengkapi faktur pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) yang belum lengkap

9. Memisahkan faktur pajak yang asli dengan salinannya 10. Mengecek kembali kebenaranfaktur pajak dengan SSP

11. Mengecek kecocokan antara Surat Setoran Pajak (SSP) dengan buktipenerimaan yang berasal dari Bank

12. Mengecek kembali Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

Salah satu tujuan dari Kuliah Kerja Praktek adalah membahas hasil-hasil kuliah kerja praktek berdasarkan data-data yang diperoleh selama pelaksanaan kuliah kerja praktek di PT. PINDAD (Persero) tentang pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23.

3.3.1 Pelaksanaan Pemotongan dan Penyetoran PPh Pasal 23 3.3.1.1 Pelaksanaan Pemotongan PPh Pasal 23

Pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 dilakukan oleh subdep Pajak. Setiap tanggal 5 akan dilakukan verifikasi. Setelah verifikasi dilakukan pada tanggal 10 PPh Pasal 23 akan dibayarkan melalui Bank. Lalu paling lama setiap tanggal 20 PPh Pasal 23 dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Pajak Penghasilan Pasal 23 ini berupa tagihan yang diajukan oleh rekanan kepada PT. PINDAD. Perhitungan besarnya PPh Pasal 23 tersebut bisa dilakukan langsung melaui formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dalam rangkap 3 (tiga), dimana :


(58)

a. Lembar pertama diberikan kepada Wajib Pajak untuk digunakan sebagai bukti pengkreditan.

b. Lembar kedua diberikan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempatnya terdaftar.

c. Lembar ketiga diberikan kepada pemotong pajak PPh Pasal 23.

Dalam bukti pemotongan tersebut harus terdapat nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tanggal transaksi, penghasilan bruto, dan besarnya PPh Pasal 23 yang dipotong. Faktur pajak hanya sebagai acuan.

Dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 23 PT. PINDAD juga mengalami kendala yaitu terkadang rekanan masih ada yang belum mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Jika terjadi hal seperti itu PT. PINDAD akan langsung menanyakan hal tersebut kepada rekanan. Jika rekanan tidak mempunyai NPWP maka tarif yang dikenakan pun akan berbeda.

Setiap pemotongan PPh Pasal 23 yang dilakukan oleh pemotong pajak wajib dibuatkan bukti potong dan diberikan kepada Wajib Pajakpenerima penghasilan.Objek PPh Pasal 23 salah satunya adalah jasa-jasatertentu yang ditetapkan Menteri Keuangan, sehingga pemotong pajak wajib memperhatikan apakah pembayaran atas jasa tersebutmerupakan jasa yang ditentukan sebagai objek pemotongan PPh Pasal23.Pemotongan PPh pasal 23 tidak memperhatikan batasan jumlahpenghasilan yang dibayarakan oleh pemotong pajak kepada Wajib Pajak.

Jasa-jasa lain yang dipotong PPh Pasal 23 dari PT. PINDAD (Persero) adalah :


(59)

48

1. Jasa Maklon

Jasa maklon adalah semua pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu, dengan proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan) sedangkan spesifikasinya, bahan baku dan/atau barang setengahjadi dan atau bahan penolong/pembantu yang diproses sebagian/seluruhnya disediakan oleh pihak pemakai jasa.

2. Jasa perawatan / perbaikan / pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, alat transportasi / kendaraan dan atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi

3. Jasa Katering atau Tata Boga 4. Jasa Pengolahan Limbah

5. Jasa Kebersihan atau Cleaning Service 6. Jasa Penyedia Tenaga Kerja

7. Jasa Penyelenggara Kegiatan atau event organizer

Jasa penyelenggaraan kegiatan (event organizer) adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggaraan kegiatan meliputi antara lain penyelenggarana pameran, konvensi, pegelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggaraan kegiatan.


(60)

8. Jasa Penyediaan Tempat dan/atau waktu dalam Media Massa, Media Luar Ruang, atau Media Lain untuk Penyampaian Informasi.

Dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 23, PT PINDAD (Persero)sesuai dengan ketentuan perpajakan. Pelaksanaan pemotongan selalu dilakukan tepat waktu. Meskipun terdapat kendala dalam hal NPWP rekanan, namun hal tersebut masih bisa diatasi oleh PT PINDAD (Persero).

3.3.1.2 Pelaksanaan Penyetoran PPh Pasal 23

Sebelum tanggal 10 subdep pajak membuat rencana pembayaran yang akan diberikan kepada departemen administrasi dan keuangan yang selanjutnya akan diproses untuk dibuat giro yang akan dibayarkan ke bank. Dalam hal ini PT. PINDAD (Persero) menyetorkan PPh Pasal 23 melalui Bank BNI.

Penyetoran PPh Pasal 23 yang telah dipotong lalu disetor ke Bank atau kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Setelah melakukan penyetoran PPh Pasal 23 PT. PINDAD (Persero) akan menerima kembali Surat Setoran Pajak (SSP) lembar pertama dan lembar ketiga dari bank atau kantor pos. Lembar pertama diberikan kepada Wajib Pajak sebagai bukti sudah menyetorkan PPh Pasal 23. Sedangkan Lembar ketiga diberikan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk dilaporkan bersama SPT Masa PPh Pasal 23.

Sampai saat ini tidak terdapat kendala dalam menyetorkan PPh Pasal 23. Berdasarkan bukti pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 pada PT.


(61)

50

PINDAD (Persero), pelaksanaan penyetoran pajak penghasilan (PPh) pasal 23 sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Setelah dilakukan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23, lalu dilanjutkan dengan pelaporan PPh Pasal 23. Pelaporan PPh Pasal 23 yang dilakukan oleh PT. PINDAD melalui E-SPT dan hard copy disertai dengan Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ketiga dan dilampiri juga dengan lembar kedua Bukti Pemotongan. Pelaporan PPh Pasal 23 yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya. Jika tanggal 20 jatuh pada hari libur, maka pelaporan dilakukan pada hari kerja berikutnya. Setelah pelaporan selesai, maka akan dibuat bukti potong untuk diberikan kepada rekanan PT. PINDAD (Persero).

Pelaksanaan penyetoran PPh Pasal 23 yang dilakukan oleh PT PINDAD (Persero) selalu dilakukan tepat waktu dan sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan. Sampai saat ini tidak terdapat kendala yang dialami oleh PT PINDAD (Perser


(62)

(63)

51 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Berdasarkan hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tentang pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 pada PT. PINDAD (Persero) dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 yang dilakukan PT. PINDAD (Persero) sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 juga selalu dilakukan tepat waktu. Meskipun terdapat kendala dalam pemotongan PPh pasal 23 yaitu mengenai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) rekanan, hal tersebut masih bisa diatasi. Sedangkan dalam penyetoran PPh Pasal 23 hingga saat ini tidak terdapat kendala apapun.

1.2Saran

Berdasarkan Kuliah Kerja Praktek yang penulis lakukan di PT. PINDAD (Persero), penulis ingin memberikan saran yang semoga dapat bermanfaat bagi perusahaan pada khususnya dan pembaca pada umumnya.


(64)

Saran dari penulis adalah sebagai berikut :

a. Sebaiknya dalam hal pemotongan PPh Pasal 23 bagi rekanan yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) diminta untuk membuat NPWP agar tidak terdapat lagi kendala dalam pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 tersebut.

b. Dalam penyetoran PPh Pasal 23 sebaiknya mengisi lembar Surat Setoran Pajak (SSP) lebih teliti lagi agar tidak ada kolom yang terlewat.


(65)

(66)

(67)

66

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Fella ardhi Muthia

Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 7 Desember 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : jl. Cikutra Baru XII no.9 Bandung

Telepon : 08987802464

Latar Belakang Pendidikan Formal

1998-2004 : SD Negeri Cikutra 1 Bandung 2004-2007 : SMP Negeri 16 Bandung

2007-2010 : MA Kartika Siliwangi 1 Bandung 2010-sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Non Formal


(68)

Kuliah Kerja Praktek

Praktek Kerja di PT PINDAD (Persero) Bandung

Periode : 17 Juli 2013-26 Agustus 2013

Tujuan : Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek


(1)

51 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Berdasarkan hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tentang pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 pada PT. PINDAD (Persero) dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 yang dilakukan PT. PINDAD (Persero) sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Pelaksanaan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 juga selalu dilakukan tepat waktu. Meskipun terdapat kendala dalam pemotongan PPh pasal 23 yaitu mengenai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) rekanan, hal tersebut masih bisa diatasi. Sedangkan dalam penyetoran PPh Pasal 23 hingga saat ini tidak terdapat kendala apapun.

1.2Saran

Berdasarkan Kuliah Kerja Praktek yang penulis lakukan di PT. PINDAD (Persero), penulis ingin memberikan saran yang semoga dapat bermanfaat bagi perusahaan pada khususnya dan pembaca pada umumnya.


(2)

52

Saran dari penulis adalah sebagai berikut :

a. Sebaiknya dalam hal pemotongan PPh Pasal 23 bagi rekanan yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) diminta untuk membuat NPWP agar tidak terdapat lagi kendala dalam pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 tersebut.

b. Dalam penyetoran PPh Pasal 23 sebaiknya mengisi lembar Surat Setoran Pajak (SSP) lebih teliti lagi agar tidak ada kolom yang terlewat.


(3)

(4)

(5)

66

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Fella ardhi Muthia

Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 7 Desember 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : jl. Cikutra Baru XII no.9 Bandung Telepon : 08987802464

Latar Belakang Pendidikan Formal

1998-2004 : SD Negeri Cikutra 1 Bandung 2004-2007 : SMP Negeri 16 Bandung

2007-2010 : MA Kartika Siliwangi 1 Bandung 2010-sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Non Formal


(6)

67

Kuliah Kerja Praktek

Praktek Kerja di PT PINDAD (Persero) Bandung

Periode : 17 Juli 2013-26 Agustus 2013

Tujuan : Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek Posisi : Subdep Pajak