Tata Cara Pemungutan, Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pph Pasal 22 Dan Pph Pasal 23 Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

TATA CARA PEMUNGUTAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22 DAN PPh PASAL 23 PADA BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

JESSY N H 102102087

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : JESSY N H

NIM : 102102087

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : TATA CARA PEMUNGUTAN,

PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22 DAN PPh PASAL 23 PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA Tanggal : ______________ Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 131 127 370 Drs. Rustam,M.Si,Ak

Tanggal : ______________ Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 131 127 370 Drs. Rustam,M.Si,Ak

Tanggal : ______________ Dekan Fakultas Ekonomi USU

NIP.19560407 198002 1001 Prof. Dr.Azhar Maksum,M.Ec.Ac,Ak


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : JESSY N H

NIM : 102102087

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : TATA CARA PEMUNGUTAN,

PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22 DAN PPh PASAL 23 PADA BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih karunia yang begitu besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah “TATA CARA PEMUNGUTAN,PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PASAL 22 DAN PPH PASAL 23 PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil.Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat. Pihak tersebut yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Akselaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(5)

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Teristimewa untuk kedua Orang Tuaku tercinta, Alm. D.M Hutagalung dan Ibunda Permona br.Sinaga yang telah membesarkan, mendidik serta memberi kasih sayang penuh dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dan juga kepada kakak dan adik-adik saya tercinta (Kak Nur, Tika, Dodo,Lisa,Indah) terima kasih atas semangatnya. 5. Untuk semua teman-teman terdekat saya sayangi, yaitu : Raisa, Karina,

Indah, Riska, Andre, Asep, Mario, Ardi, Marwiyah, Rahman dan Winda (Fisip’010) dan juga Abangda Christofel yang telah banyak memberikan dukungan, ilmu, dan semangat kepada penulis. So many moment that we go through together. You’re incredible, guys.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yangmembangun dari pembacademi peningkatan mutu tugas akhir ini.Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat menambah dan memperluaspengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, Juli 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI ... ... iii

DAFTAR TABEL ... ... v

DAFTAR GAMBAR ... ...vi

LAMPIRAN ... ...vii

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ….1

B. Permasalahan ... ….3

C. Maksud dan Tujuan ... ….3

D. Rencana Penulisan ... ….4

a. Jadwal Survei/Observasi ………..4

b. Rencana Isi ... ….5

BAB II PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA ... … 6

A. Sejarah Ringkas ... … 6

B. Jenis Usaha/Kegiatan ... … 7

C. Struktur Organisasi ... ...8

D. Uraian Tugas ... ….10


(7)

BAB III TATA CARA PEMUNGUTAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22 DAN PPh PASAL 23 PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PROVINSI SUMATERA

UTARA……….16

A. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 ... ...18

B. Pembagian Tarif PPh Pasal 22 ... ...19

C. Saat Terutang dan Pelunasan/Pemungutan PPh Pasal 22 .. ...20

D. Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal ... ….20

E. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 ... ….22

F. Tarif dan Dasar Pemotongan PPh Pasal 23 ... ...22

G. Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 23 ... ….25

H. Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 23 ... ….26

I. Pelaksanaan Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23, Serta Proses Penyetoran dan Pelaporannya ... ….30

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... ….34

A. Kesimpulan ... ….34

B. Saran ... ….38

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir ………... 4

2.1Daftar Objek dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23 ………..23

2.2 Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 22 Tahun 2008 ………31


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 1. Tata Cara Pemungutan, Penyetotan dan Pelaporan

PPh Pasal 22 pada Bebdaharawan, BUMN/D ……… 21


(10)

LAMPIRAN

No. Judul Halaman 1.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian

Derah Provinsi Sumatera Utara ……… 40 1.2 Surat Izin dari Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sumatera Utara untuk mengadakan


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Pembangunan dapat dilaksanakan dengan lancar apabila ada sumber dana yang mendukung. Menurut APBN sumber pendapatan terbanyak didapat dari sektor perpajakan meskipun masih banyak sektor lain seperti minyak dan gas bumi, serta bantuan luar negeri.Diharapkan pemasukan dari sektor pajak terus dinaikkan, salah satunya dengan mengadakan kebijakan–kebijakan baru seperti ekstensifikasi dan intensifikasi.

Pajak merupakan salah satu alat yang penting bagi pemerintah dalam mencapai tujuan ekonomi, politik dan sosial yang mengandung berbagai sasaran, yaitu pengalihan sumber dana dari sektor swasta ke sektor pemerintah, pendistribusian beban pemerintah secara adil ke dalam kelas – kelas penghasilan (vertical equity) dan secara merata bagi masyarakat yang punya penghasilan sama (horizontal equity), danmendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga serta perluasan lapangan kerja.…

Pajak penghasilan merupakan pajak yang dipungut pada objek pajak atas penghasilannya. Pajak penghasilan (PPh) terbagi dalam beberapa bagian lagi,


(12)

antara lain PPh Orang Pribadi (PPh 21/26), PPh Badan, PPh 22, PPh 23, PPh Final dan lain sebagainya. Salah satu pemungut pajak yang telah tercantum dalam peraturan perpajakan adalah Bendaharawan Pemerintah.

Undang-undang pajak penghasilan telah menetapkan sistem pemungutan pajak penghasilan secara self assessment, dimana wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab penuh dari pemerintah untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang. Dengan sistem ini pemerintah berharap agar pelaksanaan pemungutan pajak penghasilan dapat berjalan dengan lebih mudah dan lancar.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menulis mengenai bagaimana instansi pemerintah menentukan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang harus dilaporkan dan disetor oleh instansi pemerintah dengan judul :

“TATA CARA PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 DAN PPh PEMOTONGAN PPh PASAL 23 PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMPROVSU SERTA PROSES PENYETORANNYA DAN PELAPORANNYA”.


(13)

B. Permasalahan

Untuk lebih memperjelas permasalahan yang dijadikan sebagai dasar penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan “Apakah tata cara pemungutan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 22 dan Pasal 23 pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara telah benar sesuai dengan peraturan perpajakan ?”.

C. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Untuk memenuhi syarat dalam penyelesaian pendidikan pada Fakultas Ekonomi Program Diploma III Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

2. Agar dapat lebih mengetahui secara langsung bagaimana proses pemungutan pajak ini dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu.

3. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan Pemprovsu agar dapat melaksanakan aktivitas dengan lebih efisien, efektif serta lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan demi kelancaran perusahaan dalam mencapai tujunnya.

4. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi peneliti (rekan-rekan mahasiswa) yang akan membahas masalah dengan topik yang sama.


(14)

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:

1. Sebagai bahan perbandingan bagi berbagai pihak yang membutuhkannya khususnya bagi penulis sendiri, Fakultas Ekonomi dan Instansi Pemerintah. 2. Untuk memperdalam dan lebih memahami Tata cara pengitungan Pajak

Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23, serta membandingkan antara teori yang dipelajari selama masa perkuliahan dan praktek langsung di dunia kerja. D. Rencana Penulisan

a) Jadwal Survei / Observasi

Tempat Survei : Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu

Berikut ini adalah penjelasan dari jadwal survei / observasi penulis: Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO NAMA KEGIATAN

Mei – Juli 2013 Minggu ke - I II III IV 1. Menerima surat persetujuan judul tugas akhir

2.

Menerima data mengenai profil Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu

3.

Menerima data mengenai hal – hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai data Anggaran tahun 2012/2013 dan data penyetoran pajak serta pelaporannya.


(15)

b) Rencana Isi

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survei / observasi dan rencana isi.

BAB II PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Menguraikan sejarah ringkas Instansi Pemerintah, Jenis Usaha/kegiatan, struktur organisasi, Uraian Tugas, dan kinerja usaha terkini.

BAB III TATA CARA PEMUNGUTAN , PEMOTONGAN , PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22 DAN PPh PASAL 23 PADA BADAN KEPAGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai tata cara pemungutan PPh pasal 22 dan pemotongan PPh pasal 23 pada badan kepegawaian daerah pemprovsu serta proses penyetorannya dan pelaporannya.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian.


(16)

BAB II

PROFILBADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah unit pelaksana teknis di bidang kepegawaian dilingkungan Provinsi Sumatera Utara dan bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Undang – Undang No. 32 tahun 2004 Perubahan atas Undang – Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dalam arti daerah diberi kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam undang – undang ini. Dalam penjelasan Undang – Undang No. 32 Tahun 2004, dijelaskan bahwa sejalan dengan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka ada sebagian kewenangan di bidang kepegawaian untuk diserahkan kepada daerah yang dikelola dalam sistem kepegawaian daerah.

Kepegawaian Daerah adalah suatu sistem dan prosedur yang diatur dalam peraturan perundang – undangan sekurang – kurangnya meliputi perencanaan, pengangkatan, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penggajian, pembinaan, kedudukan, hak, tanggung jawab, kewajiban dan larangan


(17)

sanksi, penghargaan, pemberhentian dan pensiun, merupakan sub sistem dari sistem kepegawaian secara nasional. Dengan demikian kepegawaian daerah merupakan suatu kesatuan jaringan birokrasi dalam kepegawaian nasional.

Visi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara telah dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut : “Terwujudnya Aparatur yang Profesional, Berwibawa dan Berwawasan Global”. Adapun misi dari Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara berkaitan dengan bidang Kepegawaian adalah :

1. Meningkatkan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Menuju Pemerintahan yang baik (Good Governance).

2. Mewujudkan Aparatur yang Amanah.

3. Meningkatkan Kemampuan Aparatur Pemerintah Dalam Melakukan Pelayanan.

B. Jenis Usaha/Kegiatan

Jenis/kegiatan perusahaan dalam hal ini adalah program kerja yang merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kerja instansi pemerintah. Programkerja yang ada di dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA – SKPD) Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara tidak terlepas dari Program Strategis yang ditetapkan pada program Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD).Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA – SKPD) memuat Visi, Misi, Kebijakan, Program dan


(18)

kegiatan yang disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah, hal ini sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Program Strategi adalah integrasi antara keahlian Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya lainnya. Hal ini bertujuan untuk dapat menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategi, nasional dan global. Dengan ditetapkannya program strategi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara diharapkan mampu mendorong dan mengarahkan program lainnya sesuai dengan program yang digariskan dalam program pembangunan daerah. Adapun untuk lebih mengetahui lebih rinci dari urutan jaringan kegiatan antar bagian dalam Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari struktur organisasi dan kinerja usaha terkini.

Untuk dapat mendukung program Kepala Daerah, maka penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 – 2009.Rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 merupakan dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

C. Struktur Organisasi


(19)

Sumatera Utara merupakan unsur penunjang Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Adapun gambar struktur organisasi terlampir, dengan perincian sebagai berikut :

A. Kepala Badan

B. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Registrasi

d. Sub Bagian Organisasi dan Hukum

C. Kepala Bidang Program Kepegawaian a. Sub Bidang Perencanaan b. Sub Bidang Kesejahteraan c. Sub Bidang Pengadaan Pegawai

d. Sub Bidang Peraturan Disiplin Pegawai

D. Kepala Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Pegawai a. Sub Bidang Jabatan Struktural

b. Sub Bidang Jabatan Fungsional c. Sub Bidang Pendidikan dan Latihan

E. Kepala Bidang Mutasi Pegawai

a. Sub Bidang Kepangkatan dan Penggajian b. Sub Bidang Pemindahan


(20)

F. Kepala Bidang Informasi

a. Sub Bidang Arsip Pegawai Provinsi b. Sub Bidang Pegawai Daerah Kab/Kota I c. Sub Bidang Pegawai Daerah Kab/Kota II d. Sub Bidang Data dan Komputerisasi

Jumlah pegawai yang mendukung tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 116 orang, dengan komposisi sebagai berikut :

• Pejabat Struktural : 24 orang • Pejabat Fungsional : 9 orang • Pejabat Administrasi : 83 orang

•Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan : 116 orang

•Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pangkat/Golongan : 116 orang

D. Uraian Tugas Kepala Badan

Kepala Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu Gubernur dalam perencanaan, pengadaan, pengembangan, kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah.


(21)

Sekretaris Badan

Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang umum/kerumahtanggaan, Perlengkapan, Administrasi Kepegawaian dan Registrasi, Keuangan, Pembinaan,/Penataan Kelembagaan Organisasi dan Hukum.

Kepala Bidang Program Kepegawaian

Kepala Bidang Program Kepegawaian mempunyai tugas membantu Kepala Badan di bidang Perencanaan program kepegawaian, Pembinaan kesejahteraan pegawai, Pengadaan pegawai dan penyiapan serta pengendalian peraturan disiplin pegawai.

Kepala Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Pegawai.

Kepala Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Pegawai mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam pengisian jabatan struktural, jabatan fungsional, dan perencanaan Pendidikan dan Pelatihan.

Kepala Bidang Mutasi Pegawai.

Kepala Bidang Mutasi Pegawai mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam pengurusan kenaikan pangkat, penggajian, pemindahan, pemberhentian, dan penetapan pensiun pegawai.

Kepala Bidang Informasi.

Kepala Bidang Informasi mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam pengelolaan arsip Pegawai Provinsi, Pegawai Daerah Kabupaten/Kota dan


(22)

E. Kinerja Usaha Terkini

Sesuai dengan program kerja sebagaimana dimaksud, maka Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan kegiatan untuk Tahun Anggaran 2009 sebagai berikut :

1. Bintek tentang tata cara penanganan dan penyelesaian kasus – kasus yang menyangkut disiplin PNS dilingkungan Pemprovsu.

2. Monitoring, Evaluasi dan pelaporan (monitoring tentang penanganan dan penyelesaian kasus – kasus disiplin PNS dan penerapan PP no. 10 tahun 1983 jo PP no. 45 tahun 1990 dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sum.Utara.

3. Penelitian dan pengusulan tenaga kerja honorer yang akan diangkat menjadi CPNS formasi tahun 2009.

4. Kerjasama dibidang pendaftaran kekayaan penyelenggara negara.

5. Lanjuta Cross-Check ( penelitian) terhadap legalitas ijazah pejabat / PNS gol. III/a keatas yang berlatar belakang Pendidikan Sarjana Muda dan Sarjana. 6. Biaya pelaksanaan Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Analisis

Kepegawaian dilingkungan Pemprovsu sesuai dengan SK Gubsu no. 800/379/2007 tanggal 22-02-2007.

7. Pemeriksaan kesehatan PNS (Medical Check-Up) dilingkungan Pemprovsu. 8. Pendataan PNS untuk konversi NIP dilingkungan Pemprovsu.

9. Penyusunan CALK, LRA, dan Neraca 2009.


(23)

11.Rapat Tim Pelaksanaan Izin Perkawinan dan Perceraian PNS dilinkungan Pemprovsu.

12.Rapat Tim Pembantu Penilai Pelaksanaan Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS dilingkungan Pemprovsu.

13.Tes Urine bagi pejabat struktural dilingkungan Pemprovsu.

14.pemulanan pegawai yang pensiun (pemberian bingkisan dan plakat Ucapan Terima Kasih Gubsu) kepada PNS yang memasuki pensiun dilingkungan Pemprovsu.

15.Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi (pelaksanaan penilai Tim Penganugerahan Satyalancana Karya Satya X, XX, XXX Tahun bagi PNS dilingkungan Pemprov dan Pemkab/kota se-Sumut.

16.Pembuatan Bio Data PNS yang akan mutasi kenaikan pangkat pada periode April dan Oktober 2009 dilingkungan Pemprovsu.

17.Pembuatan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) PNS dilingkungan unit kerja Pemprovsu.

18.Pembuatan buku jabatan struktural dilingkungan unit kerja.

19.Pembuata buku jabatan fungsional dilingkungan unit kerja Pemprovsu

20.Pembuatan listing PNS yang mencapai batas usia pensiun dilingkungan Pemprovsu.

21.Laporan mutasi pegawai ke BKN dan Depagri di Jakarta.

22.Rapat koordinasi para pejabat fungsional dengan pejabat pengelola jabatan fungsional dilingkungan unit kerja Pemprovsu.


(24)

24.Penyelesaian listing kenaikan pangkat PNS periode April.

25.Rapat kerja kepegawaian antara Pemprov dengan Pemkab/kota se-Sumatera Utara.

26.Peremajaan data PNS dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sumatera Utara.

27.Memfasilitasi dan sosialisasi peraturan – peraturan terbaru. 28.Seleksi Diklatpim Tk. III dan Tk. IV

29.Biaya pembinaan tugas belajar PNS program pasca Sarjana (S2).

30.Peningkatan wawasan dan pengetahuan SDM PNS tentang undang – undang pokok.

31.Monitoring pemindahan PNS dilingkungan Pemprovsu.

32.Monitoring pelaksanaan ujian CPNS daerah T.A 2009 ke 17 kabupaten/kota di provinsi.

33.Penyelenggaraan seleksi Praja IPDN T.A 2009

34.Biaya tim seleksi PNS staff teladan dilingkungan unit kerja.

35.Memfasilitasi PNS yang mengikuti diklat Depdagri dan Departemen. 36.Sosialisasi beasiswa pendidikan dalam dan luar negeri.

37.Pelaksanaan BINTEK petugas komputer.

38.Pelaksanaan penerimaan CPNS T.A 2009 dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sumatera Utara

39.Seleksi Penyesuaian kenaikan pangkat PNS.

40.Evaluasi pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sumatera Utara.


(25)

41.Seleksi ujian dinas Tk. I dan Tk. II se-Sumatera Utara.

42.Penelitian dan pengusulan tenaga honorer yang akan diangkat. 43.Bantuan PNS tugas belajar pada STIA LAN, ITB dan IPB.

44.Pembinaan dalam pengangkatan jabatan Sekda Provinsi, Kab/kota. 45.Biaya pembinaan Praja IPDN dan menghadiri pelantikan Praja IPDN.

46.Pembinaan mental kuliah agama Islam dan Kristen dilingkungan Pemprovsu. 47.Bantuan diklatpim Tk. II, III dan IV.


(26)

BAB III

TATA CARA PEMUNGUTAN, PEMOTONGAN , PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22 DAN PPh PASAL 23 PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Dua pendekatan yang biasa digunakan dalam mempelajari perpajakan, yaitu : pendekatan dari segi hukum atau perundangan dan pendekatan dari segi ekonomi. Pendekatan dari segi hukum berarti mempelajari hal yang menyangkut legalitas, peraturan, dasar hukum dan implikasi hukumnya yang secara garis besar mengatur tentang hak dan kewajiban fiskus maupun WP, prosedur pemenuhan kewajiban dan pengajuan hak WP, timbul dan hapusnya hutang pajak, sanksi administrasi dan pidana. Pendekatan dari segi ekonomi pada umumnya dilihat dari disiplin ilmu keuangan negara (ekonomi publik) khususnya menyangkut pendapatan negara berupa pungutan terhadap masyarakat.

Pajak merupakan salah satu alat yang penting bagi pemerintah dalam mencapai tujuan ekonomi, politik dan sosial yang mengandung berbagai sasaran, yaitu pengalihan sumber dana dari sektor swasta ke sektor pemerintah,


(27)

pendistribusian beban pemerintah secara adil ke dalam kelas – kelas penghasilan (vertical equity) dan secara merata bagi masyarakat yang punya penghasilan sama.

Secara umum dikenaldua(2) fungsi pajak, yaitu : 1.Fungsi Budgetary (Revenue Function)

Fungsi ini disebut sebagai fungsi pajak yang utama, yaitu sebagai instrumen untuk memasukan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan UU Perpajakan. Pajak merupakan salah satu sumber dari sumber – sumber penerimaan bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan. Pemasukan uang pajak harus diusahakan sebanyak – banyaknya sesuai dengan UU Perpajakan melalui kegiatan Ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak.

2.Fungsi Regulatory (Regulerend = Mengatur)

Fungsi pajak yang digunakan pemerintah sebagai instrumen untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu yang telah ditetapkan menjadi kebijakan publik (pemerintah) dibidang sosial dan ekonomi.

Pajak penghasilan merupakan pajak yang dipungut pada objek pajak atas penghasilannya. Pajak penghasilan akan selalu dikenakan terhadap orang atau badan usaha yang memperoleh penghasilan di Indonesia. Pajak penghasilan termasuk ke dalam ruang lingkup pajak Negara (pajak pusat).

Pajak penghasilan (PPh) terbagi dalam beberapa bagian lagi, antara lain PPh Orang Pribadi (PPh 21/26), PPh Badan, PPh 22, PPh 23, PPh Final dan lain


(28)

sebagainya. Salah satu pemungut pajak yang telah tercantum dalam peraturan perpajakan adalah Bendaharawan Pemerintah.

Dasar Hukum Pajak Penghasilan adalah UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 17 Tahun 2000 : Peraturan Presiden (PP), Kep Pres, Kep Menkeu, Kep Dirjen, SE Dirjen. Negara Indonesia menempatkan landasan hukum pemungutan pajak pada pasal 23 Ayat (2) UUD 1945 : “ Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang – undang”. Pasal 23 A : “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang – undang”. Sistem perpajakan yang baik harus ditopang oleh 3 unsur perpajakan yang terdiri dari tax policy, tax law dan tax administration.

A. PajakPenghasilan (PPh) Pasal 22

Salah satu pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah Bendaharawan Pemerintah dengan objek pajaknya yaitu dalam hal pembelian barang. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh :

1. Bendaharawan Pemerintah Pusat / Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga – lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang.

2. Badan – badan tertentu, baik badan pemerintah, maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.


(29)

Atau dengan kata lain PPh Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga – lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang yang sumbernya dari APBN/APBD, dan badan – badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan lain. Pembayaran PPh dalam tahun berjalan atas penghasilan dari usaha melalui pemungutan pihak ketiga.

B. Pembagian Tarif PPh Pasal 22 adalah : 1. Atas Impor

a. 2,5% dari Nilai Impor (API) b. 7,5% dari Nilai Impor (Non API) c. 7,5% dari harga jual lelang

2. Atas Pembelian Barang 1,5% dari harga beli 3. Atas Penjualan Hasil Produksi

a. Kertas = 0,1% x DPP PPN b. Semen = 0,25% x DPP PPN c. Baja = 0,3% x DPP PPN

d. Rokok = 0,15% x Harga Bandrol e. Otomotif = 0,45% x DPP PPN


(30)

C. Saat Terutang dan Pelunasan / Pemungutan PPh Pasal 22

Saat Terutang dan Pelunasan / Pemungutan PPh Pasal 22 adalah sebagai berikut :

1. Impor Barang : terutang dan dilunasi bersamaan dengan pembayaran bea masuk, apabila ditunda/dibebaskan pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).

2. Pembelian oleh Bendaharawan, BUMN/D, Badan tertentu : terutang dan dipungut pada saaat pembayaran.

3. Penjualan hasil produksi industri tertentu : terutang dan dipungut pada saat penjualan.

4. Penjualan hasil produksi Pertamina dan badan lain : dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order).

5. Pembelian dari pedagang pengumpul : terutang dan dipungut pada saat pembelian.

D. Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 22

Pemungut Pajak wajib menerbitkan bukti pemungutan PPh Pasal 22 dalam rangkap 3 (tiga), yaitu :

1. Lembar pertama untuk pembeli.

2. Lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada kantor pelayanan Pajak.


(31)

Pemungut pajak (Bendaharawan) wajib membuat lembaran Surat Setoran Pajak (SSP) penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 5, yaitu :

1. Lembar pertama untuk rekanan.

2. Lembar kedua untuk KPPN melalui bank.

3. Lembar ketiga untuk dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 4. Lembar keempat untuk arsip bank.

5. Lembar kelima untuk arsip pemungut PPh Pasal 22 (Bendaharawan Pemerintah).

Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 22 pada Bendaharawan, BUMN/D terdapat pada gambar satu (1) sebagai berikut :

Bendaharawan, BUMN/D

Rekanan

Disetor ke Bank

Melaporkan ke KPP

Memungut PPh 22 = 1,5%

Dengan SSP a.n. Rekanan dan ditandatangani pemungut

Kredit Pajak

Pada hari yang sama

Paling lambat 14 hari setelah Masa pajak berakhir pembelian


(32)

E. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23

Pemotong PPh Pasal 23 diatur dalam Pasal 23 dan KEP-DJP No. 50/PJ./1994, yaitu : Badan dan Orang Pribadi yang ditunjuk oleh KPP. Pajak Penghasilan Pasal 23 dihitung atas penghasilan berupa sewa.

Penerimaan penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 23, yaitu :

 Deviden, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian SHU Koperasi.

 Bunga, termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang.

 Royalti.

 Hadiah dan penghargaan sehubungan dengan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

 Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta selain sewa atas tanah dan atau bangunan sesuai dengan PP No. 5/2002 dan sewa angkutan darat.

 Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, jasa konstruksi, jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21.

F. Tarif dan Dasar Pemotongan PPh Pasal 23

Tarif dan dasar pemotongan PPh Pasal 23 yaitu sebesar 15% x Penghasilan Neto. Sementara itu jenis jasa lain dan perkiraan neto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang – undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang


(33)

Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang – undang Nomor 17 Tahun 2000 adalah sebagaimana yang terdapat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Daftar Objekdan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23

No. Jenis Penghasilan Atas Sewa, Imbalan Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Konsultasi, dan Jasa lain.

Perkiraan Penghasilan Neto PER-70/2007 1. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan

dengan penggunaan harta khusus kenderaan angkutan darat

10%

dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 2. Sewa dan penghasilan lain sehubungan

dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan persewaan tanah dan bangunan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 dan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus kenderaan angkutan darat.

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

3. 1. Jasa Teknik, 2. Jasa Manajemen,

3. Jasa Konsultasi kecuali konsultasi Konstruksi.

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 4. 1. Jasa Pengawasan Konstruksi,

2. Jasa Perencanaan Konstruksi

26 2/3%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

5. Jasa Penilai 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

6. Jasa Aktuaris 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

7. Jasa Akuntansi 30%


(34)

8. Jasa Perancang 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

9. Jasa Pengeboran 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 10. Jasa penunjang di bidang penambangan

migas

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 11. Jasa penambangan dan jasa penunjang di

bidang penambangan selain migas

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 12. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan

bandar udara

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

13. Jasa penebangan hutan 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

14. Jasa pengolahan limbah 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

15. Jasa penyediaan tenaga kerja 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

16. Jasa perantara 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 17. Jasa di bidang perdagangan surat – surat

berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 18. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan,

kecuali yang dilakukan oleh KSEI

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

19. Jasa pengisian suara 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

20. Jasa mixing film 30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 21. Jasa sehubungan dengan software

komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN


(35)

22. Jasa instalansi/pemasangan mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TV kabel

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

23. Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan ; mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TV kabel, alat – alat transportasi/kenderaan, bangunan.

30%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 24. Jasa pelaksanaan konstruksi 13 1/3%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 25. Jasa maklon, Jasa penyelidikan keamanan,

Jasa penyelenggara kegiatan/event organizer, Jasa pengepakan

20%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 26. Jasa penyediaan tempat dan/ atau waktu

dalam media massa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi

10%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN 27. Jasa pembasmian hama, Jasa

kebersihan/cleaning servis

10%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

28. Jasa catering 10%

Dari jumlah bruto, tidak termasuk PPN

Sumber :Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Untuk BendaharawanPemerintah (BKD Provsu).

G. Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 23

Tata cara penyetoran PPh Pasal 23, yaitu : jumlahkan PPh Pasal 23 dalam bukti pemotongan selama satu bulan takwim dengan menggunakan SSP yang selanjutnya disetor ke Bank persepsi atau Kantor Pos. Penyetoran paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Bila jatuh tempo pada hari libur maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.


(36)

H. Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 23

Tata cara pelaporan PPh Pasal 23, yaitu : mengisi dengan lengkap dan benar SPT Masa PPh Pasal 23 (F/1.1.32.03/2001) rangkap dua dengan melampirkan lembar ke-3 SSP Bukti Setoran PPh Pasal 23, Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23, Lembar ke-2 Bukti Pemotongan dan kemudian semuanya itu dilaporkan ke KPP atau KP 4. Pelaporan paling lambat tanggal 20 bulan beriktnya. Bila jatuhtempo pada hari libur, pelaporan dilakukan pada hari kerja sebelumnya. Bendaharawan harus membuat 4 (empat) lembar SSP, yaitu sebagai berikut :

1. Lembar pertama untuk arsip Bendaharawan. 2. Lembar kedua untuk KPPN melalui bank. 3. Lembar ketiga untuk dilaporkan ke KPP. 4. Lembar keempat untuk arsip bank.

Undang-undang pajak penghasilan telah menetapkan sistem pemungutan pajak penghasilan secara self assessment, dimana wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab penuh dari pemerintah untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang. Dengan sistem ini pemerintah berharap agar pelaksanaan pemungutan pajak penghasilan dapat berjalan dengan lebih mudah dan lancar.

Dalam pelaksanaan program kerjanya, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan beberapa kegiatan yang kemudian akan


(37)

menimbulkan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pajak Penghasilan Pasal 23. Rincian bentuk pekerjaannya adalah sebagai berikut :

1. Bintek tentang tata cara penanganan dan penyelesaian kasus – kasus yang menyangkut disiplin PNS dilingkungan Pemprovsu.

2. Monitoring, Evaluasi dan pelaporan (monitoring tentang penanganan dan penyelesaian kasus – kasus disiplin PNS dan penerapan PP no. 10 tahun 1983 jo PP no. 45 tahun 1990 dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sum.Utara.

3. Penelitian dan pengusulan tenaga kerja honorer yang akan diangkat menjadi CPNS formasi tahun 2009.

4. Kerjasama dibidang pendaftaran kekayaan penyelenggara negara.

5. Lanjuta Cross-Check ( penelitian) terhadap legalitas ijazah pejabat / PNS gol. III/a keatas yang berlatar belakang Pendidikan Sarjana Muda dan Sarjana. 6. Biaya pelaksanaan Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Analisis

Kepegawaian dilingkungan Pemprovsu sesuai dengan SK Gubsu no. 800/379/2007 tanggal 22-02-2007.

7. Pemeriksaan kesehatan PNS (Medical Check-Up) dilingkungan Pemprovsu. 8. Pendataan PNS untuk konversi NIP dilingkungan Pemprovsu.

9. Penyusunan CALK, LRA, dan Neraca 2009.

10.Bintek penilaian angka kredit jabatan Fungsional analis kepegawaian.

11.Rapat Tim Pelaksanaan Izin Perkawinan dan Perceraian PNS dilinkungan Pemprovsu.


(38)

12.Rapat Tim Pembantu Penilai Pelaksanaan Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS dilingkungan Pemprovsu.

13.Tes Urine bagi pejabat struktural dilingkungan Pemprovsu.

14.pemulangan pegawai yang pensiun (pemberian bingkisan dan plakat Ucapan Terima Kasih Gubsu) kepada PNS yang memasuki pensiun dilingkungan Pemprovsu.

15.Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi (pelaksanaan penilai Tim Penganugerahan Satyalancana Karya Satya X, XX, XXX Tahun bagi PNS dilingkungan Pemprov dan Pemkab/kota se-Sumut.

16.Pembuatan Bio Data PNS yang akan mutasi kenaikan pangkat pada periode April dan Oktober 2009 dilingkungan Pemprovsu.

17.Pembuatan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) PNS dilingkungan unit kerja Pemprovsu.

18.Pembuatan buku jabatan struktural dilingkungan unit kerja.

19.Pembuata buku jabatan fungsional dilingkungan unit kerja Pemprovsu

20.Pembuatan listing PNS yang mencapai batas usia pensiun dilingkungan Pemprovsu.

21.Laporan mutasi pegawai ke BKN dan Depagri di Jakarta.

22.Rapat koordinasi para pejabat fungsional dengan pejabat pengelola jabatan fungsional dilingkungan unit kerja Pemprovsu.

23.Penyelesaian administrasi kenaikan pangkat PNS.


(39)

25.Rapat kerja kepegawaian antara Pemprov dengan Pemkab/kota se-Sumatera Utara.

26.Peremajaan data PNS dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sumatera Utara.

27.Memfasilitasi dan sosialisasi peraturan – peraturan terbaru. 28.Seleksi Diklatpim Tk. III dan Tk. IV.

29.Biaya pembinaan tugas belajar PNS program pasca Sarjana (S2).

30.Peningkatan wawasan dan pengetahuan SDM PNS tentang undang – undang pokok.

31.Monitoring pemindahan PNS dilingkungan Pemprovsu.

32.Monitoring pelaksanaan ujian CPNS daerah T.A 2009 ke 17 kabupaten/kota di provinsi.

33.Penyelenggaraan seleksi Praja IPDN T.A 2009.

34.Biaya tim seleksi PNS staff teladan dilingkungan unit kerja.

35.Memfasilitasi PNS yang mengikuti diklat Depdagri dan Departemen. 36.Sosialisasi beasiswa pendidikan dalam dan luar negeri.

37.Pelaksanaan BINTEK petugas komputer.

38.Pelaksanaan penerimaan CPNS T.A 2009 dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sumatera Utara.

39.Seleksi Penyesuaian kenaikan pangkat PNS.

40.Evaluasi pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dilingkungan Pemprov dan pemkab/kota se-Sumatera Utara.


(40)

42.Penelitian dan pengusulan tenaga honorer yang akan diangkat. 43.Bantuan PNS tugas belajar pada STIA LAN, ITB dan IPB.

44.Pembinaan dalam pengangkatan jabatan Sekda Provinsi, Kab/kota. 45.Biaya pembinaan Praja IPDN dan menghadiri pelantikan Praja IPDN.

46.Pembinaan mental kuliah agama Islam dan Kristen dilingkungan Pemprovsu. 47.Bantuan diklatpim Tk. II, III dan IV.

I. Pelaksanaan Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23, Serta Proses Penyetoran dan Pelaporannya.

Berdasarkan ketentuan perpajakan yang telah disebutkan di atas maka Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara termasuk ke dalam Pemungut PPh Pasal 22 dan Pemotong PPh Pasal 23. Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23 pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara dilakukan berdasarkan pekerjaan yang terjadi di unit kerja BKD itu sendiri. Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23 pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara dilakukan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang telah disebutkan di atas. Proses pelaporannya juga telah mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan.

Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23 dilakukan kepada rekanan yang bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan pekerjaanya.


(41)

Ada beberapa rekanan yang bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara, antara lain : CV. MAROS RIZKI, CV. SABINA, CV. EMILIA, CV. MANDIRI, dan lain – lain.

Jumlah PPh Pasal 22 yang disetor ke Kas Negara selama satu tahun (Masa Pajak Tahun 2008) adalah Rp 22.340.051,- dengan rincian per bulan terdapat pada tebel berikut :

Tabel 2.2

Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 22 Tahun 2008

Masa PajakTahun 2008 (Bulan)

Jumlah yang disetor (Rupiah)

Januari Nihil

Februari Nihil

Maret 2.682.146,-

April 1.305.692,-

Mei 1.638.001,-

Juni 805.538,-

Juli 1.212.084,-

Agustus 2.595.312,-

September 2.197.400,-

Oktober 2.142.499,-

November 1.753.277,-

Desember 6.008.102,-

Total 22.340.051,-


(42)

Jumlah PPh Pasal 23 yang disetor ke Kas Negara selama satu tahun (Masa Pajak Tahun 2008) adalah Rp 6.170.170,- dengan rincian per bulan terdapat pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun 2008

Masa Pajak Tahun 2008 (Bulan)

Jumlah yang disetor (Rupiah)

Januari Nihil

Februari Nihil

Maret 457.500,-

April 337.781,-

Mei 126.000,-

Juni Nihil

Juli 580.350,-

Agustus 619.125,-

September 1.104.545,-

Oktober 40.000,-

November 230.062,-

Desember 2.674.807,-

Total 6.170.170,-

Sumber :File Pajak Bendaharawan BKD Pemprovsu

Pajak Penghasilan Pasal 22 yang dipungut dan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipotong oleh Bendaharawan Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu disetor ke bank persepsi sesuai tanggal/waktu yang telah ditentukan.Bila jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan hari libur maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.


(43)

Proses pelaporan PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 juga dilakukan sesuai dengan yang telah ditentukan oleh peraturan perpajakan, yaitu pelaporan PPh Pasal 22 paling lambat 14 hari setelah masa pajak berakhir dan pelaporan PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 20 bulan beriktnya. Bila jatuh tempo pelaporan bertepatan dengan hari libur maka pelaporan dilakukan pada hari kerja sebelumnya.


(44)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam Bab ini, akan diterangkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya untuk menjadi sebuah kesimpulan yang menekankan penilaian yang berlandaskan teoritis agar didapat masukan yang bermanfaat. Kesimpulan ini akan dituangkan dalam point-point sebagai berikut :

1. Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

2. Menurut APBN sumber pendapatan terbanyak yang digunakan untuk pembangunandidapat dari sektor perpajakan.

3. Kebijakan–kebijakan baru yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pajak yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi.

4. Pajak merupakan salah satu sumber dari sumber – sumber penerimaan bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan.

5. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang,


(45)

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

6. Dasar Hukum Pajak Penghasilan adalah UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 17 Tahun 2000 : Peraturan Presiden (PP), Kep Pres, Kep Menkeu, Kep Dirjen, SE Dirjen.

7. PPh Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga – lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang yang sumbernya dari APBN/APBD, dan badan – badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan lain.

8. Undang-undang pajak penghasilan telah menetapkan sistem pemungutan pajak penghasilan secara self assessment.

9. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah unit pelaksana teknis di bidang kepegawaian dilingkungan Provinsi Sumatera Utara dan bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara.

10.Struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu memeperlihatkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, sehingga setiap karyawan dapat bekerja dan bertanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing.


(46)

11.Salah satu pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah Bendaharawan Pemerintah dengan objek pajaknya yaitu dalam hal pembelian barang. 12.Pemungut Pajak wajib menerbitkan bukti pemungutan PPh Pasal 22 dalam

rangkap 3 (tiga), yaitu : Lembar pertama untuk pembeli, lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada kantor pelayanan Pajak, lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.

13.Pemungut pajak (Bendaharawan) wajib membuat lembaran Surat Setoran Pajak (SSP) penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 5, yaitu : Lembar pertama untuk rekanan, lembar kedua untuk KPPN melalui bank, lembar ketiga untuk dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), lembar keempat untuk arsip bank, lembar kelima untuk arsip pemungut PPh Pasal 22 (Bendaharawan Pemerintah).

14.Pemotong PPh Pasal 23 diatur dalam Pasal 23 dan KEP-DJP No. 50/PJ./1994.

15.Tarif dan dasar pemotongan PPh Pasal 23 yaitu sebesar 15% x Penghasilan Neto.

16.Penyetoran PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. 17.Pelaporan PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 20 bulan beriktnya.

18.Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23 pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara dilakukan berdasarkan pekerjaan yang terjadi di unit kerja BKD itu sendiri.

19.Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23 dilakukan kepada rekanan yang bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Daerah


(47)

Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan pekerjaanya, seperti : CV. MAROS RIZKI, CV. SABINA, CV. EMILIA, CV. MANDIRI, dan lain – lain.

20.Jumlah PPh Pasal 22 yang disetor ke Kas Negara selama satu tahun (Masa Pajak Tahun 2008) adalah Rp 22.340.051,-.

21.Jumlah PPh Pasal 23 yang disetor ke Kas Negara selama satu tahun (Masa Pajak Tahun 2008) adalah Rp 6.170.170,-.

22.Pajak Penghasilan Pasal 22 yang dipungut dan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipotong oleh Bendaharawan Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu disetor ke bank persepsi sesuai tanggal/waktu yang telah ditentukan.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

1. Sebaiknya bukti pemungutan PPh Pasal 22 rutin dibuat dalam rangkap 3, dan lembar ketiganya benar – benar disimpan sebagai arsip.

2. SSP lembar pertama sebaiknya segera diberikan ke rekanan setelah proses pembuatan selesai agar tidak bertumpuk di ruangan Bendaharawan dan lembar kelimanya benar – benar disimpan sesuai dengan nama rekanan.


(48)

3. Dalam penyimpanan file – file pajak seperti bukti pungut dan SSP sebaiknya dilakukan berdasarkan nama rekanan sehingga dapat dengan mudah dicari rinciannya jika suatu saat dibutuhkan.

4. Simpan semua berkas – berkas yang berhubungan dengan pajak dalam satu tempat penyimpanan sehingga tidak terpisah – pisah.

5. Dalam pemotongan (perkiraan neto) PPh Pasal 23 sebaiknya Bendaharawan benar – benar memperhatikan Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang – undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

6. Tetap pertahankan waktu penyetoran PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 yang selama ini telah dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Hardi, H dan Setawan, 2006. Perpajakan Bendaharawan Pemerintah.Cetakan Pertama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Djuanda, Gustian, Irwansyah dan Lubis,2001. Pelaporan Pajak Penghasilan. Cetakan Pertama, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Nashiruddin Al-Albani. M. ,1999. Ahlaamul-Janaa’iz wal Bid’ihaa. Cetakan Pertama. Jakarta : Gema Insani.

Persatuan Dosen – Dosen Pelatihan Brevet A/B, 2008. Yayasan Artha Bhakti Cabang Medan Pelatihan Dan Pendidikan Brevet A/B Angkatan IXTahun 2008. Cetakan Kesembilan, Medan : Artha Bhakti.


(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam Bab ini, akan diterangkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya untuk menjadi sebuah kesimpulan yang menekankan penilaian yang berlandaskan teoritis agar didapat masukan yang bermanfaat. Kesimpulan ini akan dituangkan dalam point-point sebagai berikut :

1. Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

2. Menurut APBN sumber pendapatan terbanyak yang digunakan untuk pembangunandidapat dari sektor perpajakan.

3. Kebijakan–kebijakan baru yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pajak yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi.

4. Pajak merupakan salah satu sumber dari sumber – sumber penerimaan bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan.

5. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang,


(2)

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

6. Dasar Hukum Pajak Penghasilan adalah UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 17 Tahun 2000 : Peraturan Presiden (PP), Kep Pres, Kep Menkeu, Kep Dirjen, SE Dirjen.

7. PPh Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga – lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang yang sumbernya dari APBN/APBD, dan badan – badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan lain.

8. Undang-undang pajak penghasilan telah menetapkan sistem pemungutan pajak penghasilan secara self assessment.

9. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah unit pelaksana teknis di bidang kepegawaian dilingkungan Provinsi Sumatera Utara dan bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara.

10.Struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu memeperlihatkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, sehingga setiap karyawan dapat bekerja dan bertanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing.


(3)

11.Salah satu pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah Bendaharawan Pemerintah dengan objek pajaknya yaitu dalam hal pembelian barang. 12.Pemungut Pajak wajib menerbitkan bukti pemungutan PPh Pasal 22 dalam

rangkap 3 (tiga), yaitu : Lembar pertama untuk pembeli, lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada kantor pelayanan Pajak, lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.

13.Pemungut pajak (Bendaharawan) wajib membuat lembaran Surat Setoran Pajak (SSP) penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 5, yaitu : Lembar pertama untuk rekanan, lembar kedua untuk KPPN melalui bank, lembar ketiga untuk dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), lembar keempat untuk arsip bank, lembar kelima untuk arsip pemungut PPh Pasal 22 (Bendaharawan Pemerintah).

14.Pemotong PPh Pasal 23 diatur dalam Pasal 23 dan KEP-DJP No. 50/PJ./1994.

15.Tarif dan dasar pemotongan PPh Pasal 23 yaitu sebesar 15% x Penghasilan Neto.

16.Penyetoran PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. 17.Pelaporan PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 20 bulan beriktnya.

18.Pemungutan PPh Pasal 22 dan Pemotongan PPh Pasal 23 pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara dilakukan berdasarkan pekerjaan yang terjadi di unit kerja BKD itu sendiri.


(4)

Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan pekerjaanya, seperti : CV. MAROS RIZKI, CV. SABINA, CV. EMILIA, CV. MANDIRI, dan lain – lain.

20.Jumlah PPh Pasal 22 yang disetor ke Kas Negara selama satu tahun (Masa Pajak Tahun 2008) adalah Rp 22.340.051,-.

21.Jumlah PPh Pasal 23 yang disetor ke Kas Negara selama satu tahun (Masa Pajak Tahun 2008) adalah Rp 6.170.170,-.

22.Pajak Penghasilan Pasal 22 yang dipungut dan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipotong oleh Bendaharawan Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu disetor ke bank persepsi sesuai tanggal/waktu yang telah ditentukan.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi Badan Kepegawaian Daerah Pemprovsu dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

1. Sebaiknya bukti pemungutan PPh Pasal 22 rutin dibuat dalam rangkap 3, dan lembar ketiganya benar – benar disimpan sebagai arsip.

2. SSP lembar pertama sebaiknya segera diberikan ke rekanan setelah proses pembuatan selesai agar tidak bertumpuk di ruangan Bendaharawan dan lembar kelimanya benar – benar disimpan sesuai dengan nama rekanan.


(5)

3. Dalam penyimpanan file – file pajak seperti bukti pungut dan SSP sebaiknya dilakukan berdasarkan nama rekanan sehingga dapat dengan mudah dicari rinciannya jika suatu saat dibutuhkan.

4. Simpan semua berkas – berkas yang berhubungan dengan pajak dalam satu tempat penyimpanan sehingga tidak terpisah – pisah.

5. Dalam pemotongan (perkiraan neto) PPh Pasal 23 sebaiknya Bendaharawan benar – benar memperhatikan Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang – undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

6. Tetap pertahankan waktu penyetoran PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 yang selama ini telah dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Hardi, H dan Setawan, 2006. Perpajakan Bendaharawan Pemerintah.Cetakan Pertama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Djuanda, Gustian, Irwansyah dan Lubis,2001. Pelaporan Pajak Penghasilan. Cetakan Pertama, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Nashiruddin Al-Albani. M. ,1999. Ahlaamul-Janaa’iz wal Bid’ihaa. Cetakan Pertama. Jakarta : Gema Insani.

Persatuan Dosen – Dosen Pelatihan Brevet A/B, 2008. Yayasan Artha Bhakti Cabang Medan Pelatihan Dan Pendidikan Brevet A/B Angkatan IXTahun 2008. Cetakan Kesembilan, Medan : Artha Bhakti.