6 tinggi karies atau rampan karies, gigi yang digunakan sebagai pejangkar space
maintainer, serta pasien handicapped dengan kebersihan mulut yang buruk Matthewson, 1995; Drummond, 2003; Sim,1991.
2.3 Prosedur Klinik
Tanpa melihat apakah gigi yang akan direstorasi vital atau non vital, anestesi lokal harus digunakan ketika menempatkan SSC karena manipulasi pada
jaringan lunak Drummond, 2003. Adaptasi marginal merupakan bagian penting dari prosedur restoratif SSC.
Ekstensi aksial dari SSC harus mereplikasi semirip mungkin dimensi dan kontur bentuk gigi asli. Margin SSC yang beradaptasi buruk dapat mempengaruhi
kesehatan jaringan periodontal dan mengganggu erupsi gigi yang berdekatan Croll , 2003.
2.3.1 Preparasi Gigi
Prosedur klinik diawali dengan penumpatan restorasi gigi dengan menggunakan semen ionomer kaca tipe restoratif sebelum preparasi untuk SSC
Gambar 1 A dan B. Setelah itu permukaan oklusal yang pertama dikurangi sekitar 1,5 mm dengan menggunakan bor diamond tapered. Reduksi oklusal yang
merata akan mengurangi resiko prematur kontak pada saat penempatan SSC Gambar 2. Dengan menggunakan bor diamond tapered yang panjang,
permukaan interproksimal mesial dan distal dipotong. Pengurangan dilakukan
7 hingga sonde dapat dilewatkan melalui daerah kontak Gambar 2. Pengurangan
daerah bukolingual hanya dilakukan seminimal mungkin karena daerah ini merupakan daerah retensi Gambar 1 C Matthewson, 1995; Drummond, 2003.
Gambar 1. A Gigi setelah pulpotomi. B. Sebelum preparasi untuk SSC,
gigi dibentuk kembali dengan GIC. C. Gigi telah dipreparasi bagian interproksimal untuk menghilangkan daerah kontak
dan ketinggian oklusal telah dikurang 1,5 mm. D. SSC yang telah selesai ditempatkan. Drummond, 2003
2.3.2 Pemilihan Mahkota
Tiga pertimbangan utama dalam memilih SSC yang tepat adalah diameter mesiodistal yang tepat, ketinggian oklusal yang tepat, dan resistensi yang ringan
saat penempatan mahkota Matthewson, 1995. Ukuran SSC dipilih dengan mengukur lebar mesiodistal. Mahkota yang terlalu besar akan rotasi pada
8 preparasi gigi dan akan memakan waktu lama pada saat adaptasi mahkota
Matthewson, 1995; Drummond, 2003.
Gambar 2. Preparasi koronal dan proksimal yang diperlukan untuk
penempatan SSC. Drummond, 2003
2.3.3 Adaptasi Mahkota
Mahkota yang telah dipilih diuji coba pada gigi. Mahkota harus sedikit longgar dengan kelebihan 2 hingga 3 mm pada daerah gingival. Kemudian dengan
scaler, dibuat goresan sekeliling margin gingival mahkota. Garis goresan ini menunjukkan garis gingival dan kontur gingival. Lepaskan mahkota dari gigi yang
telah dipreparasi. Mahkota dipotong 1 mm di bawah garis goresan dengan menggunakan gunting crown and bridge. Gambar 3 A. Mahkota diuji coba
kembali sebelum sementasi. Penting untuk diperhatikan bahwa tepi mahkota harus berada tidak lebih dari 1 mm subgingival. Jika terdapat daerah pucat pada gingiva
akibat tekanan tepi mahkota, maka harus dilakukan pengurangan kembali Matthewson, 1995; Drummond, 2003.
9 Dengan crimping plier tepi SSC dibengkokkan sedikit ke dalam sekeliling
tepi mahkota. Gambar 3B dan C. Mahkota dipasang kembali pada gigi. Adaptasi dapat diperiksa dengan menggunakan sonde pada semua tepi mahkota. Jika
terdapat daerah tepi yang terbuka, maka daerah tersebut harus dibentuk kembali dengan plier Gambar 3 D. Penyelesaian terakhir dilakukan dengan
menghaluskan tepi SSC dengan batu putih dan dipoles dengan rubber wheel. Selanjutnya sementasi SSC dengan semen ionomer kaca, semen seng-fosfat, atau
polikarboksilat Matthewson, 1995; Drummond, 2003.
Gambar 3. A. Pengurangan 1 mm di bawah garis goresan. B. Pembentukan
kontur mahkota dengan plier no. 114. C. Pembentukan tepi mahkota dengan crown crimping plier. D. Pemeriksaan tepi mahkota untuk
adaptasi. Matthewson, 1995 A
B
C D
10
2.3.4 Sementasi Mahkota