Metode Simple Additive Weighting SAW

pendekatan obyektif nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambilan keputusan. Dalam hal ini, sistem pendukung pengambilan keputusan seleksi penerimaan jaminan kesehatan daerah menggunakan pendekatan integrasi. Pendekatan integrasi digunakan dalam seleksi penerimaan jaminan kesehatan daaerah dikarenakan adanya peraturan yang digunakan oleh staff kelurahan sebagai pengambil keputusan dan dibantu dengan perhitungan manual untuk menentukan bobot kriteria, vektor bobot, interval untuk masing-masing kriteria.

2.4 Metode Simple Additive Weighting SAW

Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua alternatif yang ada. Matrix keputusan x dibentuk dari skor alternatif x dan nilai bobot setiap atribut W. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lengkap untuk memahami metode Simple Addative Weighting SAW : - Sistem pendukung pengambilan keputusan ini mengelola pengambilan keputusan seleksi penerimaan Jamkesda dengan 9 kriteria beserta bobot tiap kriteria dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh, ada 3 pemohon calon penerima Jaminan Kesehatan Daerah, yaitu Imam.H A1, Hari.S A2, dan Kuntinah A3. Berikut ini 9 kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan seleksi penerimaan JAMKESDA: 1. Jenis Lantai Bangunan Tempat tinggal C1 2. Jenis Dinding Bangunan Tempat Tinggal C2 3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar C3 4. Konsumsi dagingayamsusu perminggu C4 5. Pembelian pakaian baru setiap anggota rumah tangga C5 6. Frekuensi makan dalam sehari C6 7. Lapangan pekerjaan utama Kepala Keluarga C7 8. Pendidikan tertinggi kepala keluarga C8 9. Pemilik asetharga bergerak atau tidak bergerak C9 Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan sebagai berikut: Kriteria 1 : Jenis Lantai Bangunan Tempat Tinggal C1 Kriteria jenis bangunan tempat tinggal terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 Gambar 2. 3 Bilangan Fuzzy untuk Jenis Bangunan Tempat Tinggal 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T Tabel 2. 1 Tabel pembobotan untuk kriteria 1 C1 Jenis Lantai X Nilai Tanah 0,33 Ubin 0,67 Keramik 1,0 C1 merupakan kriteria jenis lantai bangunan tempat tinggal. Jenis lantai tanah diberi nilai 0,33 = rendah, jenis lantai ubin diberi nilai 0.67 = sedang, dan jenis lantai keramik diberi nilai 1.00 = tinggi. Kriteria 2 : Jenis Dinding Bangunan Tempat Tinggal C2 Kriteria jenis dinding bangunan tempat tinggal terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 Gambar 2.4 Bilangan Fuzzy untuk Jenis Dinding Bangunan Tempat Tinggal Tabel 2. 2 Tabel pembobotan untuk kriteria 2 C2 Jenis Dinding X Nilai Tembok Bambu 0,33 Tembok Batu Bata 0,67 Tembok Halus 1,0 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T C2 merupakan kriteria jenis dinding bangunan tempat tinggal. Jenis tembok bambu diberi nilai 0,33 = rendah, jenis tembok batu bata diberi nilai 0.67 = sedang, dan jenis tembok halus diberi nilai 1.00 = tinggi. Kriteria 3 : Fasilitas Tempat Buang Air Besar C3 Kriteria fasilitas tempat buang air besar terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 Gambar 2.5 Bilangan Fuzzy untuk Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tabel 2. 3 Tabel pembobotan untuk kriteria 3 C3 Jenis Tempat X Nilai Tidak Punya 0,33 Sederhana 0,67 Modern 1,0 C3 merupakan kriteria jenis tempat buang air besar. Tidak mempunyai diberi nilai 0,33 = rendah, sederhana diberi nilai 0.67 = sedang, modern diberi nilai 1.00 = tinggi. 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T Kriteria 4 : Konsumsi dagingayamsusu perminggu C4 Kriteria konsumsi dagingayamsusu perminggu terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 Gambar 2.6 Bilangan Fuzzy untuk Konsumsi dagingayamsusu perminggu Tabel 2. 4 Tabel pembobotan untuk kriteria 4 C4 Konsumsi dagingayamsusu X Nilai Tidak Pernah 0,33 Seminggu 1 kali 0,67 Seminggu 2 kali 1,0 C4 merupakan kriteria konsumsi dagingayamsusu perminggu. Tidak pernah diberi nilai 0,33 = rendah, seminggu 1 kali diberi nilai 0.67 = sedang, dan seminggu 2 kali diberi nilai 1.00 = tinggi. 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T Kriteria 5 : Pembelian Pakaian Baru setiap anggota rumah tangga C5 Kriteria pembelian pakaian baru setiap anggota rumah tangga terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 Gambar 2.7 Bilangan Fuzzy untuk pembelian pakaian baru setiap anggota rumah tangga Tabel 2. 5 Tabel pembobotan untuk kriteria 5 C5 Pembelian Pakaian X Nilai Tidak Pernah 0,33 Setiap hari raya 0,67 3 bulan sekali 1,0 C5 merupakan kriteria pembelian pakaian baru setiap anggota rumah tangga. Tidak pernah diberi nilai 0,33 = rendah, setiap hari raya diberi nilai 0.67 = sedang, dan 3 bulan sekali diberi nilai 1.00 = tinggi. Kriteria 6 : Frekuensi makan dalam sehari C6 Kriteria frekuensi makan dalam sehari terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 Gambar 2. 8 Bilangan Fuzzy untuk Frekuensi Makan dalam Sehari Tabel 2. 6 Tabel pembobotan untuk kriteria 6 C6 Makan dalam sehari X Nilai 1 kali sehari 0,33 2 kali sehari 0,67 3 kali sehari 1,0 C6 merupakan kriteria frekuensi makan dalam sehari. 1 kali sehari diberi nilai 0,33 = rendah, 2 kali sehari diberi nilai 0.67 = sedang, dan 3 kali sehari diberi nilai 1.00 = tinggi. Kriteria 7 : Lapangan pekerjaan utama Kepala Keluarga C7 Kriteria lapangan pekerjaan utama terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T Gambar 2.9 Bilangan Fuzzy untuk Lapangan Pekerjaan Utama Kepala Keluarga Tabel 2. 7 Tabel pembobotan untuk kriteria 7 C7 Lapangan pekerjaan utama X Bobot Buruh 0,33 PedagangWiraswastaPeg.Swasta 0,67 PNS 1,0 C7 merupakan lapangan pekerjaan utama kepala keluarga. Buruh diberi nilai 0,33 = rendah, pedagangwiraswastapeg.swasta diberi nilai 0.67 = sedang, dan PNS diberi nilai 1.00 = tinggi. Kriteria 8 : Pendidikan tertinggi kepala keluarga C8 Kriteria pendidikan tertinggi kepala keluarga terbagi atas 4 bilangan fuzzy, yaitu sangat rendah SR, rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan- bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp SR=0,25 R= 0,5 ; S=0,75 ; T=1,00 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T Gambar 2.10 Bilangan Fuzzy untuk Pendidikan Teringgi Kepala Keluarga Tabel 2. 8 Tabel pembobotan untuk kriteria 8 C8 Pendidikan tertinggi X Nilai Tamat SD 0,25 Tamat SMP 0,5 Tamat SMA 0,75 Tamat S1S2 1,00 C8 merupakan kriteria pendidikan tertinggi kepala keluarga. Tamat SD diberi nilai 0.25 = sangat rendah, tamat SMP diberi nilai 0.5 = rendah, tamat SMA diberi nilai 0.75 = sedang, dan tamat S1S2 diberi nilai 1.00 = tinggi. Kriteria 9 : Pemilik asetharga bergerak atau tidak bergerak C9 Kriteria pemilik asetharga bergerak atau tidak bergerak terbagi atas 3 bilangan fuzzy, yaitu rendah R, sedang S, tinggi T. Seperti terlihat pada gambar di bawah. Dari gambar tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp R= 0,33 ; S=0,67 ; T=1,00 SR R S 0,25 0,5 0,75 1 µw T 1,00 Gambar 2. 11 Bilangan Fuzzy untuk Pemilik asetharga bergerak atau tidak bergerak Tabel 2. 9 Tabel pembobotan untuk kriteria 9 C9 Aset X Nilai Tidak mempunyai 0,33 Harta benda dijual 500rb 0,67 Harta benda dijual 500rb 1,0 C9 merupakan kriteria pemilik asetharga bergerak atau tidak bergerak. Tidak mempunyai diberi nilai 0,33 = rendah, harta benda dijual 500rb diberi nilai 0.67 = sedang, dan harta benda dijual 500rb diberi nilai 1.00 = tinggi. - Berikut ini contoh perhitungan manual: a. Diketahui 3 calon penerima Jaminan Kesehatan Daerah : Tabel 2. 10 Data Pemohon Kriteria Nama Pemohon Imam.H Hary.S Kuntinah Jenis Bangunan Tempat Tinggal Keramik Keramik Ubin Dinding Bangunan Tempat Tinggal Tembok Halus Tembok Halus Tembok Halus 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T Fasilitas Tempat Buang Air Besar Modern Modern Sederhana Konsumsi dagingayamsusu perminggu 2 kali seminggu 2 kali seminggu Tidak Pernah Pembelian Pakaian Baru setiang anggota rumah tangga Setiap hari raya Setiap hari raya Setiap hari raya Frekuensi makan dalam sehari 3 kali sehari 3 kali sehari 1 kali sehari Lapangan pekerjaan utama Kepala Keluarga Wiraswata PNS Buruh Pendidikan tertinggi kepala keluarga Lulus SLTA S1 Tidak Lulus SD Pemilik asetharga bergerak atau tidak bergerak Memiliki aset jual lebih dari 500rb Memiliki aset jual lebih dari 500rb Tidak mempunyai b. Data pemohon pada tabel diatas dibentuk rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria. Rating kecocokan ini merupakan hasil survei pemohonkandidat Tabel 2. 11 Hasil Nilai Survei pemohon Pemohon Ai Nilai Survei Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 A1 1 1 1 1 0,67 1 0,67 0,75 1 A2 1 1 1 1 0,67 1 1 1 1 A3 0,67 1 0,67 0,33 0,67 0,33 0,33 0,25 0,33 Keterangan : A1 = Nama Kandidat penerima Jamkesda yaitu Imam H A2 = Nama Kandidat penerima Jamkesda yaitu Hary S A3 = Nama Kandidat penerima Jamkesda yaitu Kuntinah C1 = Kriteria 1 yaitu kriteria untuk jenis lantai bangunan tempat tinggal C2 =Kriteria 2 yaitu kriteria untuk jenis dinding bangunan tempat tinggal C3 = Kriteria 3 yaitu kriteria untuk fasilitas tempat buang air besar C4 = Kriteria 4 yaitu kriteria untuk konsumsi dagingayamsusu perminggu C5 = Kriteria 5 yaitu kriteria untuk pembelian pakaian baru setiap tahun C6 = Kriteria 6 yaitu frekuensi makan dalam sehari C7 = Kriteria 7 yaitu lapangan pekerjaan utama kepala keluarga C8 = Kriteria 8 yaitu pendidikan tertinggi kepala keluarga C9 = Kriteria 9 yaitu pemilik asetharga bergerak atau tidak bergerak. c. Pemberian bobot pada tiap kriteria berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria. Tingkat kepentingan dibagi menjadi 3 prioritas. Prioritas 1 = 0,33 R, prioritas 2 = 0,67 S, dan prioritas 3 = 1,00 T. Gambar 2. 12 Grafik Bobot wbobot = {0.67,0.67,1.00,1.00,0.67,0.33,0.33,1.00,0.33} d. Melakukan proses normalisasi. Adapun formula yang digunakan dalam proses normalisasi sebagai berikut : Keterangan : rij : nilai rating kinerja ternormalisasi xij : nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max xij : nilai terbesar dari setiap kriteria i Min xij : nilai terkecil dari setiap kriteria i Benefit : jika nilai terbesar adalah terbaik cost : jika nilai terkecil adalah terbaik i : menunjuk pada nilai tertentu Dimana r ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j ; i=1,2,…,m dan j=1,2,…,n. Proses normalisasi akan menghasilkan matrix ternormalisasi. Jika j adalah atribut manfaat benefit Jika j adalah atribut biaya cost Rumus Normalisasi 2.1 0,33 0,67 1,00 1 µw R S T Berikut ini contoh perhitungan normalisasi untuk memperjelas penggunaan formula normalisasi pada Rumus 2.1 : Pada kasus ini menggunakan atribut biaya cost karena semakin kecil skor maka peluang memperoleh Jamkesda semakin besar sehingga digunakan normalisasi Min. Alternatif A1 Imam H Alternatif A2 Hari Susanto = 0,67 1 r14 = = 0,33 MIN1;1;0,33 1 r19 = = 0,33 MIN1;1;0,33 = 0,67 1 r11 = MIN1;1;0,67 1 r12 = = 1 MIN1;1;1 1 r13 = MIN1;1;0,67 0,67 r15 = = 1 MIN0.67;0,67;0,67 1 r16 = = 0,33 MIN1;1;0,33 0,67 r17 = = 0,4925 MIN0,67;1;0,33 0,75 r18 = = 0,33 MIN0,75;1;0,25 = 0,67 1 R24 = = 0,33 MIN1;1;0,33 1 R29 = = 0,33 MIN1;1;0,33 = 0,67 1 R21 = MIN1;1;0,67 1 R22 = = 1 MIN1;1;1 1 R23 = MIN1;1;0,67 0,67 R25 = = 1 MIN0.67;0,67;0,67 1 R26 = = 0,33 MIN1;1;0,33 1 R27 = = 0,33 MIN0,67;1;0,33 1 R28 = = 0,25 MIN0,75;1;0,25 Alternatif A3 Kuntinah Proses normalisasi tersebut akan menghasilkan matrix ternormalisasi seperti tabel dibawah ini : Tabel 2. 12 Matriks Ternormalisasi e. Selanjutnya, menjumlahkan hasil kali matriks ternormalisasi r dengan bobot kriteria w yang menghasilkan nilai preferensi V. Formula nilai preferensi untuk setiap alternative Vi sebagai berikut: Keterangan : vi : rangking untuk setiap alternatif wj : bobot dari setiap kriteria Rumus Nilai Preferensi 2.2 r = = 1 0,33 R34 = = 1 MIN1;1;0,33 0,33 R39 = = 1 MIN1;1;0,33 = 1 1 R32 = = 1 MIN1;1;1 0,67 R33 = MIN1;1;0,67 0,67 R35 = = 1 MIN0.67;0,67;0,67 0,33 R36 = = 1 MIN1;1;0,33 0,33 R37 = = 1 MIN0,67;1;0,33 0,25 R38 = = 1 MIN0,75;1;0,25 0,67 R31 = MIN1;1;0,67 rij : nilai rating kinerja ternormalisasi Berikut ini contoh perhitungan preferensi untuk memperjelas penggunaan formula preferensi pada Rumus 2.2 : V1 Imam H =0,670,67+0,671,00+1,000,67+1,000,33+0,671,00+ 0,330,33+0,330,4925+1,000,33+0.330,33 = 3.494 V2 Hari Susanto =0,670,67+0,671,00+1,000,67+1,000,33+0,671,00+ 0,330,33+0,330,33+1,000,25+0,330,33 = 3.357 V3 Kuntinah =0,671,00+0,671,00+1,001,00+1,001,00+0,671,00+ 0,331,00+0,331,00+1,001,00+0,331,00 = 5,99 Setelah melakukan perhitungan nilai preferensi, langkah selanjutnya adalah melakukan perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik. Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternative Ai lebih terpilih. Dari contoh perhitungan preferensi diatas maka diperoleh alternatif terbaik yaitu Kuntinah V3.

2.5 Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA