2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya pengetahuan dasar serta model dasar. Maksudnya bahwa sistem pendukung keputusan hanya bisa menyelesaikan masalah sesuai
data masukan yang diprogram dalam sistem itu. 3.
Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia.
Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya sehingga ada permasalahan yang tidak bisa
dikerjakan oleh sistem pendukung keputusan dan harus dikerjaka manusia.
2.1.7 Jenis-Jenis Sistem Pengambilan Keputusan
Jenis-jenis SPK menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan
pemecahan masalahnya menurut Alter 1976 adalah sebagai berikut:
●
Mengambil elemen-elemen informasi.
●
Menganalisis seluruh file.
●
Menyiapkan laporan dari berbagai file.
●
Memperkirakan dari akibat keputusan.
●
Mengusulkan keputusan.
●
Membuat keputusan.
2.2 Fuzzy Multiple Atribute Decision Making FMADM
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making atau FMADM merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternative optimal dari sejumlah
alternative optimal dari sejumlah alternative dengan criteria tertentu. Inti dari
FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut yang selanjutnya akan dilakukan proses perankingan yang akan menyelekaai alternative yang sudah
diberikan. Ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu : pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif dan
obyektif. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan sehingga, beberapa faktor dalam
proses perankingan alternative bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan
subyektifitas dari pengambilan keputusan. Beberapa metode yang dapat untuk menyelesaikan masalah FMADM, yaitu :
1.
Simple Additive Weighting
SAW 2.
Weighted Product
WP 3.
ELECTRE 4.
Technique for Order Preferences by Similarity to Ideal Solution
TOPSIS 5.
Analytic Hierarchy Process
AHP
2.3 Tiga Pendekatan Mencari nilai bobot atribut
Ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu: pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif dan
obyektif. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam
proses perankingan alternative bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan,
pendekatan obyektif nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambilan keputusan.
Dalam hal ini, sistem pendukung pengambilan keputusan seleksi penerimaan jaminan kesehatan daerah menggunakan pendekatan
integrasi.
Pendekatan integrasi digunakan dalam seleksi penerimaan jaminan kesehatan daaerah dikarenakan adanya peraturan yang digunakan oleh staff kelurahan
sebagai pengambil keputusan dan dibantu dengan perhitungan manual untuk menentukan bobot kriteria, vektor bobot, interval untuk masing-masing kriteria.
2.4 Metode Simple Additive Weighting SAW