Pelaksanaan Penelitian Latar belakang partisipan dan dinamika proses wawancara
47
di wilayah publik institusi pemerintah, swasta dengan pertimbangan pada saat itu tiba ia sudah tidak lagi muda.
Pengambilan data wawancara dilakukan dua kali yaitu pada tanggal 28 Desember 2016 dan 7 Januari 2017 bertempat di rumah partisipan. Pada
pengambilan data yang yang pertama, paritisipan menggunakan kemeja bergaris dan celana panjang dan sesi wawancara dilakukan di ruang tamu. Saat wawancara,
meski terganggu dengan keberadaan anaknya yang selalu mengajaknya bicara dan ingin terlibat pembicaraan, P2 menjawab dengan cukup fokus dan bersemangat. Hal
ini terlihat dari jawaban partisipan yang cukup panjang dan sesuai dengan konteks pertanyaaan yang diajukan. Bahkan kadang - kadang partisipan balik bertanya
kepada peneliti untuk lebih mengerti maksud dari pertanyaan yang diajukan. Di waktu yang berbeda pada tempat yang sama, gangguan yang serupa dari
ketiga anaknya, dan suara musik yang keras di luar rumah partisipan, pengambilan data kedua untuk melengkapi kekurangan dalam wawancara pertama dilakukan.
Kali ini partisipan mengenakan kaus berwarna merah dan celana panjang hitam. Banyak sekali jeda pada wawancara kali ini karena ketiga anaknya jauh lebih
terlibat dalam pembicaraan tidak hanya dengan partisipan tapi juga pada peneliti, mungkin karena sudah semakin akrab.
Partisipan ketiga adalah seorang perempuan menikah berumur 46 tahun
yang pernah menjadi karyawan perias selama dua tahun. Partisipan memutuskan untuk berhenti menjadi karyawan karena mempunyai anak. Selama menjadi ibu
rumah tangga, partisipan pernah membantu keuangan keluarga dengan mengajar bahasa Indonesia untuk orang-orang Jepang dan berjualan untuk membantu
perekonomian keluarga dengan membuka toko kecil. Akan tetapi karena adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kerusuhan di Jakarta, partisipan memutuskan untuk menutup toko nya. Partisipan tidak merasa terbebani ketika ia tidak menjadi karyawan lagi dan mengurus anak,
hal itu disebabkan karena setelah enam tahun setelah menikah, partisipan baru dikaruniai seorang anak. Pada saat anak partisipan sudah dewasa, partisipan sempat
membuka usaha dengan membuka warung soto, tetapi karena kondisi fisik partisipan yang tidak memungkinkan, akhirnya warung soto miliknya terpaksa
dihentikan walaupun partisipan sebenarnya memiliki keinginan untuk membuka warung. Alasan partisipan membuka warung soto adalah karena ia ingin memiliki
teman bicara dan berinteraksi dengan orang lain jika membuka warung. Karena keterbatasan fisik, akhirnya partisipan banyak tinggal di rumah untuk menemani
anak-anaknya dan mengurus rumah karena suami partisipan tidak tinggal satu kota dengan partisipan.
Partisipan pernah mendengar komentar bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang mudah dari wanita yang bekerja di wilayah publik karyawan tetapi
partisipan merasa bahwa ibu rumah tangga adalah sesuatu yang melebihi karier karena tidak terbatas waktu bekerja. Bagi partisipan, menjadi ibu rumah tangga
bukan sesuatu yang membuat ia tidak percaya diri, ia malah merasa bahwa ia bangga karena dapat membesarkan anak-anaknya sendiri.
Pengambilan data dilakukan dua kali. Pada pengambilan data yang pertama, partisipan mengenakan atasan kemeja berwarna hijau dan celana panjang.
Ketika sesi wawancara, wawancara berlangsung cukup kondusif, partisipan menjawab pertanyaan peneliti dengan cepat dan lancar. Akan tetapi, di tengah sesi
wawancara peneliti sempat memberi waktu jeda karena partisipan sempat menangis ketika diwawancarai. Ketika ditanya mengapa menangis, partisipan merasa terharu
49
karena anak-anaknya sudah mulai besar dan seringkali berinisiatif membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena suami partisipan berada di kota yang
berbeda dengan partisipan untuk mencari nafkah.
Partisipan keempat adalah perempuan berusia 50 tahun dan mempunyai
tingkat pendidikan D2. Partisipan mempunyai pengalaman berkarier di wilayah publik selama empat tahun. Partisipan pernah menjadi guru PMP, bekerja sebagai
staff di showroom marketing, dan terakhir sebagai distributor MLM. Partisipan pernah menerima pesanan kue-kue dan manisan dan dititipkan di warung sebagai
sarana untuk membantu perekonomian keluarga. Partisipan juga pernah menerima jahitan dan sempat berhenti karena menjadi agen distributor MLM. Partisipan
memutuskan berhenti sebagai agen MLM karena tidak sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya sehingga ia tidak mempunyai pemasukan dari keanggotaanya
kendati secara formal masih tercatat sebagai agen. Partisipan mengaku belum pernah mendengar komentar orang lain terkait status partisipan karena di
lingkungan partisipan, banyak perempuan menikah yang juga berkarier di wilayah domestik.
Ketika wawancara berlangsung, partisipan sering menanyakan apakah jawabannya sudah menjawab pertanyaan yang disampaikan peneliti atau belum.
Partisipan juga terlihat cukup lama dalam berpikir untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti. Proses pengambilan data dilakukan dua kali. Pada
pengambilan data yang pertama dilakukan di ruang tamu rumah partisipan, pada saat itu, partisipan menggunakan kemeja bermotif bunga dan celana panjang hitam.
Sebelum sesi wawancara dimulai, partisipan banyak bertanya tentang bagaimana cara menjawab pertanyaan wawancara dan meminta peneliti untuk tidak
50
menanyakan hal-hal yang sulit untuk dijawab sehingga peneliti berulangkali menjelaskan untuk menjawab apa adanya sesuai dengan keadaan diri partisipan.
Pada pengambilan data yang kedua, partisipan menggunakan kemeja hitam bergaris dan celana panjang hitam. Ketika akhir sesi wawancara, partisipan banyak
bertanya pada peneliti seperti misalnya apakah dari hasil wawancara dapat diketahui seseorang stress atau tidak, maka dari itu peneliti menjelaskan bahwa
wawancara yang sudah dilakukan tidak untuk mencari kecenderungan stress seseorang.
Partisipan kelima adalah perempuan menikah berumur 53 tahun yang
mempunyai tingkat pendidikan sarjana S1. Partisipan memiliki pengalaman berkarier di wilayah publik setelah lulus selama dua belas tahun diantaranya
menjadi penerjemah di kantor media cetak koran berbahasa inggris, menjadi local staff
di konsulat jendral jepang, dan yang terakhir adalah menjadi coordinator customer care
perusahaan Telekomunikasi. Partisipan memilih berhenti berkarier di wilayah publik karena diberi peringatan dokter untuk memilih anak atau karier
karena sudah delapan tahun tidak dikaruniai seorang anak dan karier yang dilakukan partisipan berisiko menimbulkan stress dan dapat menjadi pemicu yang
dapat menyebabkan sulit untuk mendapat keturunan. Partisipan merasa tidak menyesal dengan menjadi ibu rumah tangga penuh
waktu karena sudah menjadi pilihannya untuk memiliki anak dan dapat memiliki waktu untuk mengurus dan merawat keluarganya. Di sisi lain, partisipan ingin
mempunyai pekerjaan yang dapat dilakukan dari rumah untuk menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarganya tetapi belum dapat terlaksana.
Pada pengambilan data yang pertama, wawancara dilaksanakan di ruang makan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
rumah partisipan. Partisipan mengenakan atasan kaus bewarna abu-abu dan bawahan celana sepanjang lutut. Secara umum, pada sesi wawancara yang pertama,
wawancara terbilang lancar, partisipan menjawab dengan cepat dan sangat antusias ketika bercerita. Hal ini terlihat dari partisipan yang memberikan jawaban yang
sangat panjang ketika diberi pertanyaan oleh peneliti. Suasana di lokasi penelitian cukup tenang dan kondusif dan jauh dari
kebisingan dan gangguan-gangguan lain karena hanya ada peneliti dan partisipan di lokasi. Ketika menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, partisipan
berkali-kali bertanya pada pada peneliti apakah yang telah dijawabnya sudah menjawab pertanyaan peneliti apa belum. Akan tetapi karena sesi wawancara
berlangsung selama 2,5 jam dan belum menjawab seluruh pertanyaan, peneliti menjadwalkan kembali untuk melakukan sesi wawancara di lain kesempatan.
Pada pengambilan data yang kedua, sesi wawancara juga bertempat di ruang makan rumah partisipan. Pada kesempatan yang kedua, partisipan memakai atasan
kaus hitam dan celana pendek abu-abu. Saat wawancara, partisipan juga menjawab dengan lancar dan banyak bercerita seperti saat pada pengambilan data yang
pertama, partisipan juga kembali menanyakan apakah jawaban yang diberikan sudah menjawab pertanyaan apa belum.
Partisipan keenam adalah perempuan menikah berumur 57 tahun dan
mempunyai tingkat pendidikan S1. Partisipan mempunyai pengalaman berkarier di wilayah publik sebagai guru. Akan tetapi, karena partisipan merasa bahwa
kariernya sebagai guru tidak mengembangkan dirinya padahal sudah berkarier selama kurang lebih dua puluh tahun, maka partisipan memilih untuk berkarier di
wilayah domestik sehingga dapat meluangkan waktunya untuk keluarga dan anak- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
anaknya. Wawancara dilangsungkan di ruang tamu rumah partisipan selama kurang lebih 45 menit. Saat itu partisipan memakai atasan sweater abu-abu dan celana
coklat selutut. Saat wawancara berlangsung, suasana cukup kondusif, partisipan juga fokus terhadap sesi wawancara dan sesekali tertawa ketika menceritakan
pengalamannya. Partisipan cenderung menjawab pertanyaan yang diajukan secara ringkas sehingga sesi wawancara tidak berlangsung terlalu lama.