Dampak Store Atmosfher Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Restoran Sambara Bandung

(1)

decision of purchasing of consumer Restaurant of Sambara Bandung, and know how big affect Store Aerospace to decision of purchasing of consumer Restaurant of Sambara Bandung.

Method which used in this research descriptive research and verifikatif, while technique withdrawal of sampel use technique of sampel Aksidental so that obtained the amount of consumer taken as responder counted 100 one who represent Restaurant consumer of Sambara, data collecting method the used observation, interview, kuesioner, and documentation study. Hereinafter for megetahui affect aerospace store to decision of purchasing of consumer, hence statistical test by using analysis of regresi linear modestly, where to facilitate data processing of writer use SPSS 13.0 Windows for.

Pursuant to result of examination of statistic got that impact of store aerospace to decision of purchasing of consumer with correlation number of r= 0.598. Where level of impact of store aerospace to decision of purchasing of consumer equal to 35,76 % and the rest equal to 64,24% influenced by other factor which not research by writer like service, performance, etc. Keyword : Store Atmospher, Decision Purchasing of Consumer

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Segala bentuk kebutuhan hidup masyarakat baik dilihat dari segi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi, terpuaskan dan tercapai oleh manusia. Dari hal ini diperlukan suatu proses yang dapat menyalurkan dan mendistribusikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dimulai dari produsen hingga sampai konsumen akhir, sehingga konsumen bener-bener biasa mengkonsumsinya dengan baik dan berkualitas.

Salah satu strategi itu dengan membuat suasana toko atau yang biasa disebut dengan atmosphere, situasi beda, nyaman yang akan menimbulkan rasa betah dan memberikan kesan yang lain disaat konsumen melangkahkan kakinya ditoko tersebut. setelah perusahaan memutuskan untuk menerapkan strategi tersebut maka perusahaan harus berusaha mengembangkan dan mempertahankan agar konsumen tidak mengunjungi ke toko pesaing. Perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan kelebihannya dalam merancang strore atmosphere tokonya dan mengevaluasi apakah store atmosphere yang dirancangnya mempunyai dampak positif dalam mempengaruhi sikap pembelian konsumennya.

Sambara adalah perusahaan retail yang bergerak dibidang Restoran khas Sunda yang menampilkan suasana yang berbeda dengan kuliner Sunda ditempat lain, karena disini tidak hanya menampilkan cita rasa kulinernya saja tetapi identitas “urang sunda” dalam kesehariannya sebagai wujud pelayanan dan pemampilan Restoran Sambara.

Restoran Sambara menampilkan konsep gaya arsitektur modern tradisional Sunda yang merupakan ciri khas dari Restoran Sambara. Restoran Sambara memadukan etnis Sunda minimalis menyatu selaras dengan keindahan interior kerajinan Jawa Barat yang sederhana namun elegan. Keindahan-keindahan interior tersebut diharapkan dapat menarik pandangan mata konsumen, sehingga mereka merasa dimanjakan oleh keindahan-keindahan interior tersebut, dan akhirnya tertarik memutuskan untuk makan di restoran tersebut. Store atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.


(2)

2. Sarana parkir yang kurang luas, sehingga membuat konsumen merasa sulit untuk memarkirkan kendaraan mereka.

3. Terjadinya penurunan konsumen yang memutuskan untuk makan di Restoran Sambara.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana tanggapan responden terhadap pelaksanaan Store Atmosphere pada Restoran Sambara Bandung.

b. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung.

c. Seberapa besar Store Atmosphere berdampak terhadap keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan Store Atmosphere dan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan identifikasi masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pelaksanaan Store Atmosphere yang dilakukan oleh Restoran Sambara Bandung.

2. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak Store Atmosphere terhadap keputusan

pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian A. Kegunaan Praktis

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang terkait

1. Bagi Perusahaan

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan mengenai Store Atmosphere, sehingga konsumen menjadi setia kepada perusahaan

2. Bagi pihak terkait

Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan baik bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini. Sehingga mereka mengetahui dan memahami tentang pentingnya

Store Amosphere sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumen yang datang keperusahan.

B. Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan antara ilmu manajemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung dilapangan (praktek) sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk ditempatkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan berbagi pihak.

2. Bagi pihak lain

Dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang ingin membuat skripsi dengan topik yang sama khususnya jurusan Manajemen.


(3)

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retailing

Konsumen dapat memenuhi kebutuhan dengan mendapatkan produk dan jasa yang dibutuhkan melalui pengecer dimana pengecer ini akan menyalurlan produk dan jasa kepada konsumen akhir tanpa digunakan untuk tujuan bisnis kembali. Didalam proses penyaluran tersebut setiap pengecer melakukan strategi dan siasat tersendiri. Semua jenis toko eceran melalui tahap-tahap pertumbuhan dan penurunan yang dapat dijelaskan dalam siklus hidup usaha eceran. Maka diperlukan strategi agar dapat bertahan dan tetap berjalan.

2.1.1.1 Bauran Eceran

Menurut Hendri Ma’ruf (2005:103) yang termasuk kedalam bauran eceran yaitu: lokasi, mercandise, ppricing, periklanan dan promosi, atmosphere dalam gerai, retail service. Salah satu kelebihan usaha eceran adalah mereka dapat langsung berhubungan dengan konsumen langsung dengan begitu mere dapat memahami dan mengerti apa yang mereka inginkan, sehingga dapat mengambil keputusan strategi yang tepat.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Pengecer

Organisasi pengecer sangat beragam, dan bentuk baru terus bermunculan. Menurut Kotler (2000:592) ada pengecer toko (store retailer, penjualan eceran tanpa toko (non store retailer) dan berbagai organisasi eceran (retail organization). Menurut Djaslim Saladin (2003:163) jenis pengecer dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Pengecer toko (store relailer)

2. Pengecer bukan toko (non store retailer)

3. Organisasi eceran (retail organization) terdiri dari:

2.1.1.3 Pengertian Store Atmosphere

Pengertian store atmosphere menurut Hendry Maruf (2005 : 204)

Suasana dalam toko yang menciptakan perasaan tertentu dalam diri pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur-unsur desain interior, pengaturan cahaya, tata suara, sistem pengaturan udara dan pelayanan.

2.1.1.4 Aspek-Aspek Dari Atmosphere

Di dalam atmosphere terdapat aspek-aspek yang dapat diperlihatkan menurut Hendry Ma’ruf (2005 : 206) terdiri dari visual, tactile, olfactory, aural. Dimana semua bagian depan toko harus mempunyai perhatian dimana bagian-bagian itu adalah :

1. Aural 2. Visual 3. Tactile 4. Olfactory

2.1.1.5 Elemen-Elemen Store Atmosphere

Lebih jauh dijelaskannya bahwa terdapat beberapa elemen dalam penataan dan atmosphere toko diantaranya :

1. Eksterior (bagian luar toko) a. Bangunan luar toko

b. Lambang, logo, papan nama perusahaan c. Tempat parkir

2. General Interior (bagian dalam toko) a. Sistem pencahayaan


(4)

3. Store Layout

a. Pengelompokkan dan penataan barang b. Label dan media pembungkus

c. Fasilitas lainnya.

2.1.2 Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Salah satu pokok bahasan yang sangat penting bagi perusahaan mengenai perilaku konsumen adalah keputusan pembelian konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Shciffman dkk (2004:289) bahwa “keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Sedangkan menurut Kotler (2005:204) keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian.

2.1.2.2 Tahap – Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Dalam proses pembelian, konsumen melalui beberapa tahap yang harus dilalui. Menurut Kotler diterjemahkan oleh Benyamin Molan ( 2005 : 204 ) tahap–tahap proses pembelian adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian

2.1.3 Keterikatan Store Atmosphere Dengan Keputusan Pembelian Konsumen

Sesuai dengan namanya store atmosphere menurut Gilbert yang dikutip oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:129) menjelaskan bahwa atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.2.1 Kerangka Pemikiran

Dalam menghadapi persaingan di bisnis restoran, yang harus dilakukan perusahaan adalah memberikan suatu yang menarik konsumen agar mau mengunjungi toko, melakukan pembelian, merasa puas, dan pada akhirnya melakukan pembelian ulang. Salah satunya adalah dengan cara menampilkan store atmosphere yang kuat dan kreatif yang merupakan perpaduan unsur-unsur tampilan di dalam maupun di luar toko dengan segala suasananya. Diharapkan konsumen akan datang dan tidak akan beralih pada pesaing

Adapun store atmosphere menurut Gilbert yang dikutip oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:129) menjelaskan bahwa atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa store atmosphere merupakan perpaduan unsur-unsur penampilan dari suatu toko yang dapat mempengaruhi konsumen. Menurut Kotller yang dikutif oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:542) suasana setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah,dan suram.

Keputusan pembelian timbul karena adanya penilaian objektif atau karena adanya emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari rangkaian aktivitas dan rangsangan mental


(5)

Kotler (2005:204) tahap–tahap proses pembelian adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah

2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian

2.2.3 Hipotesis

Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Store atmosphere berdampak Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Restoran Sambara Bandung”.

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Analisis Store Atmosphere Dan Dampaknya terhadap keputusan konsumen. Adapun pelaksanaan penelitian ini berlangsung di Restoran Sambara Bandung yang berlokasi di jalan trunojoyo Bandung. Aspek penelitian ini meliputi Store Atmosphere yang diberikan oleh Restoran Sambara Bandung sebagai variable bebas atau independent variable (X) dan Keputusan Pembelian Konsumen sebagai variable tidak bebas atau dependent (Y). Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung yang melakukan perjalanan

Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variable yang akan diteliti. Adapun variable tersebut adalah:

1. Variable Independent (independent variable)

Variabel ini merupakan vaiable bebas atau mengpengaruhi variabel lain, di mana dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Store Atmosphere sebagai variabel bebas (X)

2. Variabel Dependent (dependent variable)

Variabel ini merupakan variabel terkait oleh variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah keputusan pembelian konsumen variabel (Y).Store Atmosphere

merupakan faktor penyebab.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah atau penelitian dan kemudian menganalisa fakor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atas data yang diperoleh. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dan metode verifikatif.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:


(6)

7. Kesimpulan

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah store atmosphere sebagai variabel X yang merupakan variabel bebas (independen variable) dan Keputusan Pembelian Konsumen sebagai variabel Y yang merupakan variabel terikat (dependen variable). Penjelasan

operasionalisasi variabel dapat dilihat pada daftar tabel.

3.2.3 Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1 Populasi

Adapun populasi menurut Sugiyono (2008:115) dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis” sebagai berikut:

”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini sasaran populasi yang akan dipilih adalah konsumen dari Restoran Sambara Bandung. Menurut keterangan dari pihak Restoran Sambara diketahui bahwa populasi rata – rata jumlah pengunjung kurang lebih dari 15.000 orang

3.2.3.2 Sampel

Sampel adalah dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (

Sugiyono,2009 : 118 ),dengan menggunkan rumus dibawah ini Dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel, dalam penelitian ini menggunakan nilai e sebesar 10%

Dengan hasil demikian, dari hasil perhitungan diatas diperoleh ukuran sampel minimal terendah 99,3 Untuk menghindari kebiasan dalam penyebaran angket, maka dipilih 100 orang untuk menjadi responden. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Non Probability Sampling dengan teknik pengambilan sampel Aksidental (Acidental Sampling). Teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan sumber data. Sugiono (2000:62).

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari individu maupun kelompok. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden atau konsumen Restoran Sambara Bandung.Sedangkan data sekunder diperoleh melalui informasi dari perusahaan mengenai gambaran perusahaan serta informasi lain yang dapat mendukung penelitian ini

n = 2

) 1

( Ne

N +


(7)

khusus, diantaranya dengan terjun langsung ke perusahaan melalui: a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara terjun langsung pada bagian kegiatan yang dihadapi melalui pengamatan dan pencatatan sehingga diperoleh data.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara lisan dengan pihak – pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Kuesioner

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh sejumlah responden. Untuk mendapatkan data yang diperoleh bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui sejumlah responden.

2. Studi Kepustakaan ( Library Research )

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku (literature) dan pemilihan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang menjadi landasan teori guna mendukung data yang diperoleh selama penelitian:

a. Studi Dokumentasi

Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berkenan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen mengenai sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sebagainya yang menunjang penelitian.

b. Studi Literatur

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah dan skripsi untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori dan konsep yang sedang dibahas, yaitu tentang store atmospheredan keputusan pembelian konsumen.

3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis 3.2.5.1 Metode Analisis

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Dimana responden mengisi sendiri kuesioner tersebut dengan menggunakan skala likert (lima skala), yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Menurut Sugiyono (2000:86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang dipakai valid dan atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis

”Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakan pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima atau tidak”. (Sugiyono 2008: 377).

Ho : β = 0 Store Atmosphere tidak berdampak secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

Hi : β≠ 0 Store Atmosphere berdampak secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.


(8)

dari Exterior, General Inxterior, dan Store Layout memperoleh tanggapan baik dari responden. Karena Restoran Sambara telah mampu menunjukkan aspek Store Atmosphere untuk mempengaruhi konsumennya.

4.2.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Konsumen Pada Restoran Sambara Bandung

Tanggapan responden mengenai keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung yangterdiri dari Pengenalan Masalah, Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Pembelian, dan Perilaku Pasca Pembelian yang memperoleh tanggapan cukup baik dari responden. Karena Restoran Sambara mampu menempatkan posisinya dimata dan benak konsumen dengan cukup baik.

4.2.3 Hasil Pembahasan Kuantitatif

4.2.3.1 Dampak Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Sambara Bandung

Store Atmosphere (variabel X) memberikan dampak sebesar 35,76% terhadap keputusan pembelian konsumen (variabel Y). Sedangkan sisanya sebesar 64,24% dapat diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti oleh penulis seperti pelayanan, kinerja, dan sebagainya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Store Atmosphere pada Restoran Sambara Bandung memperoleh tanggapan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil total skor Exterior, General Inxterior, Store Layout yang memperoleh tanggapan baik dari responden. Dengan demikian Restoran Sambara telah mampu menunjukkan aspek Store Atmosphere untuk mempengaruhi konsumennya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan Store Atmosphere dapat membentuk sikap positif konsumen untuk melakukan pembelian.

2. Keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung memperoleh tanggapan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil total skor Pengenalan Masalah, Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Pembelian, dan Perilaku Pasca Pembelian yang memperoleh tanggapan cukup baik dari responden. Hal ini membuktikan bahwa Restoran Sambara mampu menempatkan posisinya dimata dan benak konsumen dengan cukup baik. 3. Dari pembahasan penelitian terbukti bahwa terdapat hubungan yang sedang antara Store

Atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen yaitu sebesar 0.598, dan besarnya Store Atmosphere berdampak terhadap pembentukan keputusan pembelian konsumen yaitu sebesar 35,76%, sedangkan sisanya sebesar 64,24% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti pelayanan, kinerja, dan sebagainya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Store Atmosphere pada umumnya di Restoran Sambara sudah berjalan dengan baik tetapi pada Exterior di parkirannya, General Interior di pemisahan ruangannya, Store Layout di ketepatan tata letak kasir dan pintu keluar masuknya, masih perlu ditingkatkan karena dinilai kurang.


(9)

Restoran Sambara merupakan restoran sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen.


(10)

Pengendalian.Bandung :Linda Karya

Husein Umar,2002, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Jonathan Sarwono.2006,Panduan Cepat dan Mudah SPSS12.CV.Andi:Yogyakarta

Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Jilid dua, Edisi Kesebelas, Jakarta: PT. Indeks Gramedia.

Ma”ruf,Hendry,2005, Pemasaran Retail,Jakarta : PT Gramedia Pusaka Utama. Panuju, Redi, 1995, Komunikasi Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

Umi Narimawati,2007,Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contohi dan perhitunganya.Agung Media: Jakarta

Umi Narimawati,2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan Aplikasi.


(11)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 1. Exterior

2. General Interior 3. Store Layout

Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:129)

1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian Kotler (2005:204)


(12)

Pengukuran Store Atmosphere (Variable X) Keputusan Pembelian (variable (Y atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan

konsumen melakukan tindakan pembelian. Gilbert (2003:129)

Serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian PhilipKotler

(2005:204)

1. Exterior

• bagian luar toko (desain, warna, stile)

• lambing, logo, papan nama perusahaan

• sarana parkir

2.General Interior

(bagian dalam toko)

• tata cahaya

• kebersihan toko

• temperature udara dan aroma ruangan

• music

• karyawan

3. StoreLayout

(tata letak toko)

• pengelompokan barang

• penataan barang

• Pengenalan Masalah -Terdorong ingin membeli -membutuhkan produk

• Pencarian Informasi - Terdorong mencari

o Tingkat kemenarikan o Tingkat

kejelasan o Tingkat

keluasan

o Tingkat kesesuaian o Tingkat

kebersihan o Tingkat

kesesuaian o Tingkat

kesesuaian o Tingkat

keramahan

o Tingkat kerapihan o Tingkat

kerapihan

o Tingkat kesetujuan

o Tingkat

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(13)

- Alternatif utama dalam

memenuhi kebutuhan

- Tempat yang tepat dalam memenuhi

kebutuhan

• Keputusan Pembelian - Keyakinan untuk

membeli produk Restoran Sambara - Sering berkunjung

ke restoran sambara

• PerilakuPasca Pembelian

-Perasaansetelah melakukan pembelian

- Datang kembali ke restoran sambara

o tingkat kesetujuan

o tingkat keyakinan

o tingkatn kesetujuan o tingkat


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Segala bentuk kebutuhan hidup masyarakat baik dilihat dari segi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi, terpuaskan dan tercapai oleh manusia. Dari hal ini diperlukan suatu proses yang dapat menyalurkan dan mendistribusikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dimulai dari produsen hingga sampai konsumen akhir, sehingga konsumen bener-bener biasa mengkonsumsinya dengan baik dan berkualitas.

Masyarakat saat ini sudah modern dan mengerti tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta jaman, dimana hal ini menunjang masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan mereka yang ingin serba cepat, praktis dan nyaman. Sistem informasi dan komunikasi yang cepat juga merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan masyarakat mengetahui mengenai perkembangan jaman dan mengikutinya, mereka semakin bersaing dan tidak mau ketinggalan akan segala hal yang sedang terjadi dan umum diperbincangkan, mereka merasa ingin mengikuti tren yang sedang berkembang dan dinikmati masyarakat. Dari sini tingkat kebutuhan masyarakat semakin tinggi dan suatu hal yang harus biasa terpecahkan terutama bagi setiap organisasi usaha.


(15)

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang tingkat pertumbuhan penduduknya padat. Bila hal ini biasa dipikirkan oleh setiap organisasi usaha, hal ini merupakan suatu faktor yang mensukseskan jalannya usaha serta menimbulkan tercapainya tujuan perusahaan. Dimana masyarakat yang tingkat aktifitasnya cukup padat dalam segala aspek kehidupan mengakibatkan keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang serba cepat, praktis dan nyaman, hal tersebut modal utama bagi perusahaan yang dapat berhubungan langsung dengan konsumen akhir. Saat ini masyarakat tidak hanya ingin mendapatkan dan memenuhi kebutuhannya begitu saja mereka juga menginginkan pelayanan, situasi toko yang baik sehingga mereka merasa nyaman dan merasa betah waktu berada dalam toko tersebut dan sebagai pelepas stress.

Organisasi-organisasi pengecerpun sangat berperan dalam hal ini, Karena pengecer merupakan suatu organisasi usaha yang melakukan penjualan barang atau jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis sehingga masyarakat bisa mencari barang-barang kebutuhan mereka secara mudah, cepat, nyaman dan sesuai harapan. Organisasi pengecer harus mengetahui apa yang diinginkan pengecer dan mengetahui apa yang diinginkan konsumen.mereka disini diperlukan strategi dan pemikiran kreatif.

Organisasi-organisasi lainnyapun sangat beragam dan mempunyai strategi-strategi tersendiri didalam memasarkan dan menjual produknya, ada pengecer dengan tokonya (strore retailer), penjual eceran tanpa toko (non store retailer), dan berbagai organisasi eceran (retailer organization). Dimana organisasi-organisasi pengecer ini berusaha untuk menemukan strategi pemasaran yang berbeda-beda


(16)

guna menarik dan mempertahankan pelanggan dengan menawarkan lokasi yang dekat, jenis produk yang beragam, pelayanan yang baik dari pada pesaig dan situasi toko yang mendukung.

Salah satu strategi itu dengan membuat suasana toko atau yang biasa disebut dengan atmosphere, situasi beda, nyaman yang akan menimbulkan rasa betah dan memberikan kesan yang lain disaat konsumen melangkahkan kakinya ditoko tersebut. setelah perusahaan memutuskan untuk menerapkan strategi tersebut maka perusahaan harus berusaha mengembangkan dan mempertahankan agar konsumen tidak mengunjungi ke toko pesaing. Perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan kelebihannya dalam merancang strore atmosphere tokonya dan mengevaluasi apakah store atmosphere yang dirancangnya mempunyai dampak positif dalam mempengaruhi sikap pembelian konsumennya.

Sambara adalah perusahaan retail yang bergerak dibidang Restoran khas Sunda yang menampilkan suasana yang berbeda dengan kuliner Sunda ditempat lain, karena disini tidak hanya menampilkan cita rasa kulinernya saja tetapi identitas “urang sunda” dalam kesehariannya sebagai wujud pelayanan dan pemampilan Restoran Sambara.

Restoran Sambara menampilkan konsep gaya arsitektur modern tradisional Sunda yang merupakan ciri khas dari Restoran Sambara. Restoran Sambara memadukan etnis Sunda minimalis menyatu selaras dengan keindahan interior kerajinan Jawa Barat yang sederhana namun elegan. Keindahan-keindahan interior tersebut diharapkan dapat menarik pandangan mata konsumen, sehingga


(17)

mereka merasa dimanjakan oleh keindahan-keindahan interior tersebut, dan akhirnya tertarik memutuskan untuk makan di restoran tersebut.

Store atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Berdasarkan dari survei awal yang dilakukan oleh penulis, dan menurut Manager Restoran Sambara Bandung ditemukan beberapa keluhan dari konsumen diantaranya kurang maksimalnya kenyamanan yang diberikan pihak Restoran Sambara, seperti tidak ada pemisahan antara ruangan smoking area dan non smoking area, sehingga membuat konsumen kurang nyaman, dan sarana parkir yang kurang luas sehingga membuat konsumen merasa sulit untuk memarkirkan kendaraan mereka dan menyebabkan juga terjadinya kecenderungan penurunan jumlah konsumen yang memutuskan makan di Restoran Sambara tersebut.

Masalah tersebut menjadi salah satu celah untuk pesaing atau restoran lain agar lebih dapat memberikan fasilitas kenyamanan yang maksimal untuk konsumen

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan Restoran Sambara sebagai satu bentuk komunikasi pemasaran agar konsumen tertarik melakukan pembelian sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen menikmati makanan yang enak dan nyaman. Maka didalam penyusunan penelitian, penulis mengambil judul :


(18)

DAMPAK STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA RESTORAN SAMBARA BANDUNG. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bahwa masalah yang terjadi di Restoran Sambara adalah:

1. Kurang maksimalnya kenyamanan yang diberikan pihak Restoran Sambara (ruang smoking area yang tidak terpisah ).

2. Sarana parkir yang kurang luas, sehingga membuat konsumen merasa sulit untuk memarkirkan kendaraan mereka.

3. Terjadinya penurunan konsumen yang memutuskan untuk makan di Restoran Sambara.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana tanggapan responden terhadap pelaksanaan Store Atmosphere pada Restoran Sambara Bandung.

b. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung. c. Seberapa besar Store Atmosphere berdampak terhadap keputusan pembelian


(19)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan Store Atmosphere dan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan identifikasi masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pelaksanaan Store Atmosphere yang dilakukan oleh Restoran Sambara Bandung.

2. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

A. Kegunaan Praktis

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang terkait


(20)

1. Bagi Perusahaan

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan mengenai Store Atmosphere, sehingga konsumen menjadi setia kepada perusahaan

2. Bagi pihak terkait

Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan baik bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini. Sehingga mereka mengetahui dan memahami tentang pentingnya Store Amosphere sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumen yang datang keperusahan.

B. Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan antara ilmu manajemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung dilapangan (praktek) sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk ditempatkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan berbagi pihak.

2. Bagi pihak lain

Dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang ingin membuat skripsi dengan topik yang sama khususnya jurusan Manajemen.


(21)

3. Bagi Peneliti Sendiri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis terutama mengenai Dampak Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Restoran Sambara yang beralamat di Jln Trunojoyo No.64 Bandung. Sedangkan untuk jadwal penelitian yang direncanakan oleh penulis selama 4 (empat) bulan dengan rincian yang tertera didalam tabel berikut ini

Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Keterangan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Proposal Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan dan

Pengolahan Data Penyusunan Laporan dan Bimbingan Sidang Skripsi


(22)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Retailing

Konsumen dapat memenuhi kebutuhan dengan mendapatkan produk dan jasa yang dibutuhkan melalui pengecer dimana pengecer ini akan menyalurlan produk dan jasa kepada konsumen akhir tanpa digunakan untuk tujuan bisnis kembali. Didalam proses penyaluran tersebut setiap pengecer melakukan strategi dan siasat tersendiri.

Semua jenis toko eceran melalui tahap-tahap pertumbuhan dan penurunan yang dapat dijelaskan dalam siklus hidup usaha eceran. Maka diperlukan strategi agar dapat bertahan dan tetap berjalan.

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005:215) “Eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi atau non-bisnis. Pengecer (retailer) atau toko eceran (retailer store) adalah setiap usaha bisnis yang volume penjualannya terutama berasal dari eceran.”

Menurut Djaslim Saladin (2002:113) menjelaskan bahwa pengecer adalah usaha bisnis yang menjual barang-barang ke konsumen rumah tangga untuk digunakan secara non bisnis.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa retailing merupakan suatu bentuk usaha menjual barang atau jasa yang ditujukan kepada konsumen akhir untuk penggunaan yang sifatnya pribadi atau non bisnis. Tidak masalah bagaimana barang atau jasa itu dijual atau dimana dijualnya.


(23)

2.1.1.1Bauran Eceran

Menurut Hendri Ma’ruf (2005:103) yang termasuk kedalam bauran eceran yaitu: lokasi, mercandise, ppricing, periklanan dan promosi, atmosphere dalam gerai, retail service. Salah satu kelebihan usaha eceran adalah mereka dapat langsung berhubungan dengan konsumen langsung dengan begitu mere dapat memahami dan mengerti apa yang mereka inginkan, sehingga dapat mengambil keputusan strategi yang tepat.

2.1.1.2Jenis-Jenis Pengecer

Organisasi pengecer sangat beragam, dan bentuk baru terus bermunculan. Menurut Kotler (2000:592) ada pengecer toko (store retailer, penjualan eceran tanpa toko (non store retailer) dan berbagai organisasi eceran (retail organization). Menurut Djaslim Saladin (2003:163) jenis pengecer dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Pengecer toko (store relailer)

Yaitu retailer toko yang mempunyai toko atau gedung dalam setiap transaksinya. Toko pengecer berdasarkan lini produk adalah:

a. Toko khusus (spesiallys store) yaitu suatu toko yang khusus menjual suatu lini produk terbatas dengan maacam barang yang cukup banyak di dalam lini tersebut.

b. Toko serba ada (departemen store) yaitu toko yang menjual beberapa lini produk.


(24)

c. Toko swalayan (supermarket) yaitu suatu toko yang cukup besar yang menyediakan seluruh kebutuhan konsumen, baik makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga, barang-barang kosmetik bahkan obat-obatan. d. Toko banrang kebutuhan sehari-hari (convenience store) yaitu toko yang

relatif kecil yang menyediakan kebutuhan sehari-hari dan biasanya berlokasi ditempat-tempat pemukiman.

e. Superstore, toko gabungan dan hipermasche yaitu menjual barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen seluruhnya dan non pangan.

f. Toko pemberian potongan harga (diskon store).

g. Toko gudang yaitu suatu operasi penjualan yang pelayanannya dikurangi, diberi potongan harga tanpa embel-embel.

2. Pengecer bukan toko (non store retailer)

Selain pengecer toko ada juga pengecer bukan toko yang diantaranya menurut Kotller (2002:592) sebagai berikut:

a. Penjualan langsung saat, saat ini penjualan langsung melakukan penjualan dari rumah ke rumah, dari kantor ke kantor (door to door) seperti yang dilakukan multi level marketing.

b. Pemasaran langsung merupakan akar dari pemasaran, dimana pada saat ini kegiatan ini cenderung dilakukan dengan pemasaran jarak jauh seperti melalui televisi dan internet.

c. Mesin penjualan otomatis ini hanya digunakan untuk jenis barang tertentu seperti minuman kaleng, ice cream, rokok dan lain-lain.


(25)

3. Organisasi eceran (retail organization) terdiri dari:

a. Coorporate cain store (jaringan toko korporate) merupakan dua toko atau lebih yang dimiliki dan dikendalikan secara bersama-sama, melakukan pembelian dan perdagangan serta menjual lini produk yang sejenis

b. Retailer cooporate (koperasi pengecer), terdiri dari pengecer-pengecer independen yang membentuk suatu organisasi pembelian terpusat dan melakukan promosi bersama.

c. Merchandising conglomerate (konglomerat perdagangan), yaitu perdagangan yang bentuknya beda yang menggabungkan beberapa lini dan bentuk pengeceran dalam kepemilikan terpusat yang juga menyatukan fungsi distribusi dan manajemen.

2.1.2 Pengertian Store Atmosphere

Pengertian store atmosphere menurut Hendry Maruf (2005 : 204)

Suasana dalam toko yang menciptakan perasaan tertentu dalam diri pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur-unsur desain interior, pengaturan cahaya, tata suara, sistem pengaturan udara dan pelayanan.

Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat, atau mendorong konsumen untuk datang ke gerai dan membeli barang, maka suasana atau atmosphere dalam gerai berperan penting memikat pembeli, membuat nyaman mereka, dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga. Suasana yang dimaksud adalah dalam arti atmosphere dan ambience yang


(26)

tercipta dari gabungan unsur-unsur desain toko/gerai, perencanaan toko, komunikasi visual dan merchandising.

Suasana atau atmosphere dalam gerai merupakan salah satu dari berbagai unsur dalam retail marketing mix. Gerai kecil yang tertata rapi dan menarik akan lebih mengundang pembeli dibandingkan dengan gerai yang diatur biasa saja. Sementara gerai yang diatur biasa saja tapi bersih lebih menarik daripada gerai yang tidak diatur sama sekali dan tampak kotor.

Suasana toko (atmosphere) merupakan unsir senjata lain yang dimiliki toko. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan pembeli untuk berputar-putar di dalamnya. Setiap toko mempunyai “penampilan” toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya yang dapat menarik konsumen untuk membeli seperti yang dikemukakan Kothler (2000 : 601).

Atmosphere toko akan membedakan toko yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dijadikan strategi yang baik dan potensial dalam meningkatkan minat konsumen, atmosphere toko dapat dilihat dari dalam maupun luar toko tersebut.

2.1.2.1 Aspek-Aspek Dari Atmosphere

Di dalam atmosphere terdapat aspek-aspek yang dapat diperlihatkan menurut Hendry Ma’ruf (2005 : 206) terdiri dari visual, tactile, olfactory, aural. Dimana semua bagian depan toko harus mempunyai perhatian dimana bagian-bagian itu adalah :


(27)

1. Visual

Warna menjadi salah satu faktor penting dalam aspek visual. Warna biru misalnya, memberi dampak psikologis tenang, dampak temperatur dingin dan memberi kesan jauh. Cahaya (lighting) adalah faktor lain dalam aspek visual. 2. Tactile

Aspek tactile berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit atau bahkan kaki jika itu membuat pelanggan ingin merasakan dengan kakinya (misalnya lantai kayu atau karpet). Meski tactile berkaitan dengan kulit sebenarnya berkaitan dengan mata. Misalnya tembok yang dibuat kasar menjadi berseni adalah bagian dari tactile, tembok itu bisa disentuh, dirasakan jika ada seseorang pelanggan yang ingin mengetahui permukaan tembok tersebut.

3. Olfactory

Tujuan penggunaan aroma adalah menciptakan kesan rasa tertentu, misalnya segar atau rasa lainnya seperti kesejukan. Aroma dapat juga digunakan untuk menstimulasi suasana tertentu, misalnya suasana kebun, suasana pesta. Pada jenis gerai tertentu dimana aspek olfactory amat mempengaruhi.

4. Aural

Suara dan musik menurut volume, pitch, tempo berpengaruh pada suasana hati (mood) musik yang lembut membuat pengunjung suatu gerai terpengaruh menjadi lebih santai dibandingkan dengan musil yang menghentak keras. Sebaliknya, musik yang berirama mars membuat bawah sadar pengunjung gerai menjadi cepat. Musik tidak selalu harus digunakan.


(28)

2.1.2.2 Elemen-Elemen Store Atmosphere

Lebih jauh dijelaskannya bahwa terdapat beberapa elemen dalam penataan dan atmosphere toko diantaranya :

1. Eksterior (bagian luar toko) a. Bangunan luar toko

b. Lambang, logo, papan nama perusahaan c. Tempat parkir

2. General Interior (bagian dalam toko) a. Sistem pencahayaan

b. Temperatur udara c. Musik

d. Aroma ruangan e. Kebersihan toko f. Karyawan g. Pengaturan gang 3. Store Layout

a. Pengelompokkan dan penataan barang b. Label dan media pembungkus

c. Fasilitas lainnya.

2.1.3 Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Salah satu pokok bahasan yang sangat penting bagi perusahaan mengenai perilaku konsumen adalah keputusan pembelian konsumen. Seperti yang


(29)

dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Shciffman dkk (2004:289) bahwa “keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Sedangkan menurut Kotler (2005:204) keputusan  pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian.

2.1.3.2 Tahap – Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Dalam proses pembelian, konsumen melalui beberapa tahap yang harus dilalui. Menurut Kotler diterjemahkan oleh Benyamin Molan ( 2005 : 204 ) tahap–tahap proses pembelian adalah sebagai berikut :

Sumber :Kotler diterjemahkan oleh Benyamin Molan ( 2005 : 204 )

Gambar 1.1

Tahap – tahap proses Keputusan Pembelian Konsumen

1. Pengenalan Masalah

Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard ( 2004 : 294 ) bahwa pengenalan kebutuhan atau aktivasi kebutuhan terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

 

Pengenalan masalah

 

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian


(30)

a. Waktu

Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen.

b. Perubahan Situasi

Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan, misalnya saja konsumen remaja akan cenderung menghabiskan pengeluarannya untuk hal-hal yang bersifat hiburan sedangkan konsumen yang sudah menikah akan cenderung menabungkan uangnya untuk kebutuhan dimasa yang akan datang.

c. Pemilikan Produk

Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain. d. Konsumsi Produk

Kebiasaan mengkonsumsi produk akan memicu konsumen untuk membeli produk kembali jika persediaan produk tersebut habis.

e. Perbedaan Individu

Dalam hal ini konsumen dibedakan kedalam dua tipe, yang pertama konsumen yang membeli berdasarkan fungsi produk dan yang kedua konsumen yang membeli produk berdasarkan prestise atau karena ia ingin kelihatan trendi didepan orang lain.

f. Pengaruh Pemasaran

Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya. Produk yang dikomunikasikan menarik akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan bahwa


(31)

produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya tersebut. 2. Pencarian Informasi

Aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan didalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004 : 296) bahwa pencarian informasi terdiri dari dua faktor, antara lain:

a. Pencarian Internal

Pengetahuan yang telah melekat didalam ingatan konsumen. b. Pencarian Eksternal

Pengetahuan atau informasi tambahan mengenai produk, atau disebut juga pencarian terus-menerus.

3. Evaluasi Alternatif

Proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004 : 301) bahwa evaluasi alternatif terdiri dari beberapa faktor, antara lain :

a. Harga

Harga merupakan kriteria evaluasi yang paling penting, oleh karena itu kepekaan harga konsumen kerap digunakan sebagai dasar untuk pemangsaan pasar.


(32)

b. Nama Merek

Nama merek berfungsi sebagai indikator pengganti dari mutu produk, dan kepentingannya tampak bervariasi dengan kemudahan dimana kualitas dapat dinilai secara objektif.

c. Negara Asal

Dalam abad persaingan internasional yang semakin hebat dan hilangnya banyak pekerjaan manufaktur ke tangan tenaga kerja asing yang lebih murah, maka tidak mengherankan bahwa negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan banyak konsumen.

4. Keputusan Pembelian

Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004 : 310) bahwa keputusan pembelian terdiri dari beberapa jenis, antara lain:

a. Pembelian yang Terencana Sepenuhnya

Pembelian yang dilakukan jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan.

b. Pembelian yang Separuh Terencana

Pembelian yang dilakukan ketika konsumen ingin membeli suatu produk sebelum masuk ke swalayan, namun konsumen tidak tahu merek yang akan dibelinya sehingga konsumen akan mencari informasi yang lengkap mengenai merek dari pramuniaga atau display di swalayan.


(33)

c. Pembelian yang Tidak Terencana

Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mal.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Suatu tahap dimana konsumen akan mengevaluasi alternatif sesudah pembelian. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004 : 294) bahwa perilaku pasca pembelian terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

a. Kepuasan

Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang dipilih telah memenuhi harapan konsumen.

b. Ketidakpuasan

Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang dipilih tidak memenuhi harapan konsumen.

2.1.4 Keterikatan Store Atmosphere Dengan Keputusan Pembelian Konsumen

Sesuai dengan namanya store atmosphere menurut Gilbert yang dikutip oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:129) menjelaskan bahwa atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian


(34)

Adapun penelitian ini hanya unsure store atmosphere yang diteliti. Store atmosphere yang baik akan membuat konsumen merasa nyaman dalam mengkonsumsi sebuah produk. Bila pengeruh store atmosphere tepat maka akan membuat konsumen mengambil keputusan pembelian dari suatu produk atau jasa. Konsumen melakukan pembelian merupakan hasil kenyamanan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Menurut Kotller yang dikutif oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:542) suasana setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah,dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.2.1 Kerangka Pemikiran

Dalam menghadapi persaingan di bisnis restoran, yang harus dilakukan perusahaan adalah memberikan suatu yang menarik konsumen agar mau mengunjungi toko, melakukan pembelian, merasa puas, dan pada akhirnya melakukan pembelian ulang. Salah satunya adalah dengan cara menampilkan

store atmosphere yang kuat dan kreatif yang merupakan perpaduan unsur-unsur tampilan di dalam maupun di luar toko dengan segala suasananya. Diharapkan konsumen akan datang dan tidak akan beralih pada pesaing.

Adapun store atmosphere menurut Gilbert yang dikutip oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:129) menjelaskan bahwa atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat


(35)

digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa store atmosphere merupakan perpaduan unsur-unsur penampilan dari suatu toko yang dapat mempengaruhi konsumen. Menurut Kotller yang dikutif oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:542) suasana setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah,dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulakan bahwa store atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. (Gilbert yang dikutip oleh Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:129).

Keputusan pembelian timbul karena adanya penilaian objektif atau karena adanya emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari rangkaian aktivitas dan rangsangan mental dan emosional. Menurut Sumarwan yang mengutip dari Shciffman dkk (2004:289) definisi keputusan pembelian adalah sebagai berikut: “keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Sedangkan menurut Kotler (2005:204) keputusan pembelian adalah Serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan


(36)

tindakan pembelian.

Dalam proses pembelian, konsumen melalui beberapa tahap yang harus dilalui. Menurut Kotler (2005:204) tahap–tahap proses pembelian adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian

Berdasarkan hal-hal diatas maka dapat dibuat paradigm sebagai berikut:

Gilbert(2003:129)

Gambar 1.2

Model Kerangka Pemikiran Store Atmosphere:

1. Exterior

2. General Interior 3. Store Layout

Dr. Ir. Bob Foster, MM (2003:129)

Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y) 1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca

Pembelian Kotler (2005:204)


(37)

2.2.2 Studi Empiris Dengan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Studi Empiris Dengan Penelitian Terdahulu

Dari tabel di atas dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara penulis dan penelitian terdahulu, yaitu pada penulis dan peneliti terdahulu Prasetyo Bayu dan Dewi Rubiyanti Hadi menggunakan Teknik analisis regresi berganda dan analisis multivariant, analisis jalur(Path Analysis) dan survey eksplanatori. Sedangkan penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana.

2.2.3 Hipotesis

Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Store atmosphere berdampak Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Restoran Sambara Bandung”.

No NAMA TAHUN JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN

1 Prasetyo Bayu

2009

Pengaruh store atmosphere (suasana toko) terhadap keputusan pembelian konsumen (studi pada Toko Stroberi Matos)

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo Bayu dengan penulis yaitu pada variabel X dan Y

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

berganda dan analisis multivariant.

2 Dewi Rubiyanti Hadi

2004 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pada China Emporium Factory Outlet Bandung

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rubiyanti Hadi dengan penulis yaitu pada variabel X dan Y

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

berganda dan analisis jalur(Path Analysis) survey eksplanatori.


(38)

25 

Objek penelitian ini adalah Analisis Store Atmosphere Dan Dampaknya

terhadap keputusan konsumen. Adapun pelaksanaan penelitian ini berlangsung di Restoran Sambara Bandung yang berlokasi di jalan trunojoyo Bandung. Aspek penelitian ini meliputi Store Atmosphere yang diberikan oleh Restoran Sambara Bandung sebagai variable bebas atau independent variable (X) dan Keputusan Pembelian Konsumen sebagai variable tidak bebas atau dependent (Y).

Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variable yang akan diteliti. Adapun variabel tersebut adalah:

1. Variable Independent (independent variable)

Menurut Sugiyono (2009:61), Variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Store Atmosphere.

2. Variabel Dependent (dependent variable)

Menurut Sugiyono (2009:61), Variabel dependen merupakan variabel terikat oleh variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

keputusan pembelian konsumen variabel (Y). Store Atmosphere merupakan

faktor penyebab. 3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer


(39)

maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah atau penelitian dan kemudian menganalisa fakor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atas data yang diperoleh. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dan metode verifikatif.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

Proses penelitian meliputi:

1. Sumber masalah

2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

4. Pengajuan hipotesis 5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian

7. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:


(40)

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian. Fenomena dalam penelitian ini adalah Kurang maksimalnya kenyamanan yang diberikan pihak Restoran Sambara.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Masalah dalam penelitian ini meliputi :

a. Bagaimana tanggapan responden terhadap pelaksanaan store atmosphere

pada Restoran Sambara Bandung.

b. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Restoran Sambara

Bandung.

c. Seberapa besar store atmosphereberdampak terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Restoran Sambara Bandung. 

3. Konsep dan teori yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap


(41)

masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah store atmosphere Berdampak Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode analisis kualitatif dan metode kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner dan data dari perusahaan terkait. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka


(42)

instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai:

a. Dampak Store Atmosphere yang diperoleh dari data kuesioner yang akan

diisi oleh konsumen.

b. Keputusan Pembelian Konsumen yang ukurannya diperoleh dari data

kuesioner yang akan diisi oleh konsumen Restoran Sambara.

Selanjutnya penulis mulai menggunakan perhitungan dengan

menggunakan MSI ( Method Succesive Interval ) untuk menaikkan skala

ordinal menjadi interval, regresi linear sederhana untuk membuktikan sejauh mana dampak yang diperlihatkan antara store atmosphere berdampak terhadap

keputusan pembelian konsumen, Korelasi Pearson Product Moment untuk

meneliti erat tidaknya store atmoaphere berdampak terhadap keputusan pembelian konsumen, koefisien determinasi untuk menilai besarnya store atmosphere berdampak terhadap keputusan pembelian konsumen dan t hitung untuk menguji tingkat signifikan

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan


(43)

masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah store atmosphere sebagai variabel X yang merupakan variabel bebas (independent variable) dan Keputusan Pembelian Konsumen sebagai variabel Y yang merupakan variabel terikat (dependent variable). Penjelasan operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:


(44)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Pengukuran Skala Data Store Atmosphere (Variable X) atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik

yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan

konsumen melakukan tindakan pembelian. Gilbert (2003:129)

1. Exterior

• bagian luar toko (desain, warna, stile)

• lambing, logo, papan nama perusahaan

• sarana parkir

2.General Interior

(bagian dalam toko) • tata cahaya • kebersihan toko • temperature

udara dan aroma ruangan

• music • karyawan

3. StoreLayout

(tata letak toko) • pengelompokan

barang

• penataan barang

o Tingkat kemenarikan o Tingkat kejelasan o Tingkat keluasan o Tingkat kesesuaian o Tingkat kebersihan o Tingkat kesesuaian o Tingkat kesesuaian o Tingkat keramahan o Tingkat kerapihan o Tingkat kerapihan Ordinal Ordinal Ordinal


(45)

Keputusan Pembelian (variable (Y Serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian PhilipKotler (2005:204) • Pengenalan Masalah -Terdorong ingin membeli -membutuhkan produk

•Pencarian Informasi - Terdorong mencari

informasi

-Kemudahan dalam mencari informasi

• Evaluasi Alternatif

- Alternatif utama dalam

memenuhi kebutuhan

- Tempat yang

tepat dalam memenuhi

kebutuhan • Keputusan Pembelian

- Keyakinan untuk membeli produk Restoran Sambara - Sering berkunjung

ke restoran sambara • PerilakuPasca

Pembelian -Perasaansetelah

melakukan pembelian

- Datang kembali ke restoran sambara o Tingkat kesetujuan o Tingkat kesetujuan oTingkat kemudahan o tingkat kesetujuan o tingkat keyakinan o tingkatn kesetujuan o tingkat kepuasan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(46)

3.2.3Metode Penarikan Sampel

Dalam melakukan penarikan sampel penelitian, penulis menggunakan metode-metode yang akan diuraikan di bawah ini:

3.2.3.1 Populasi

Adapun populasi menurut Sugiyono (2008:115) dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis” sebagai berikut:

”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini sasaran populasi yang akan dipilih adalah konsumen dari Restoran Sambara Bandung. Menurut keterangan dari pihak Restoran Sambara diketahui bahwa populasi rata – rata jumlah pengunjung pada setiap bualnnya mencapai ±15.000 orang.

3.2.3.2 Sampel

Sampel adalah dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono, 2009 : 118 ),dengan menggunkan rumus dibawah ini

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e =Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel, dalam penelitian ini menggunakan nilai e sebesar 10%.

n =   2

) 1

( Ne

N


(47)

Sehingga:

) 1

( Ne2

N n + = 2 ) 1 . 0 15000 ( 1 15000 x n + = ) 01 . 0 15000 ( 1 15000 x n + = 151 15000 = n 3 , 99 = n

Dengan hasil demikian, dari hasil perhitungan diatas diperoleh ukuran sampel minimal terendah 99,3 Untuk menghindari kebiasan dalam penyebaran angket, maka dipilih 100 orang untuk menjadi responden. Dalam penelitian ini

metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Non Probability

Sampling dengan teknik pengambilan sampel Aksidental (Acidental Sampling). Teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan sumber data. Sugiono (2000:62).

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari individu maupun kelompok. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain.


(48)

Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden atau konsumen Restoran Sambara Bandung.Sedangkan data sekunder diperoleh melalui informasi dari perusahaan mengenai gambaran perusahaan serta informasi lain yang dapat mendukung penelitian ini

3.2.4.2 Metode Pengumpulan Data

Selanjutnya untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:

1. Studi Lapangan ( Field Research )

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer yang akurat, dimana data yang diperlukan diperoleh secara langsung oleh penulis dengan menggunakan usaha – usaha khusus, diantaranya dengan terjun langsung ke perusahaan melalui:

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara terjun langsung pada bagian kegiatan yang dihadapi melalui pengamatan dan pencatatan sehingga diperoleh data.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara lisan dengan pihak – pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Kuesioner

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh sejumlah responden. Untuk mendapatkan data


(49)

yang diperoleh bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui sejumlah responden.

2. Studi Kepustakaan ( Library Research )

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku (literature) dan pemilihan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang menjadi landasan teori guna mendukung data yang diperoleh selama penelitian:

a. Studi Dokumentasi

Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berkenan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen mengenai sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sebagainya yang menunjang penelitian.

b. Studi Literatur

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah dan skripsi untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori

dan konsep yang sedang dibahas, yaitu tentang store atmosphere dan

keputusan pembelian konsumen.

3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis

3.2.5.1 Metode Analisis

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Dimana responden mengisi sendiri kuesioner tersebut dengan menggunakan skala likert (lima skala), yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Menurut Sugiyono (2000:86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau


(50)

kelompok orang tentang fenomena sosial, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang dipakai valid dan atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Dalam mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian, yaitu uji validitas ( test of validity ) dan uji keandalan ( test of reliability ). Jika validitas dan reliabilitas tidak diketahui, maka akibatnya menjadi fatal dalam memberikan kesimpulan ataupun dalam memberi alasan terhadap hubungan-hubungan antar variabel, bahkan secara luas validitas dan reliabilitas mencakup mutu seluruh proses pengambilan data sejak konsep disiapkan sampai data siap untuk dianalisis. Adapun dua macam pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.5.1.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas alat pengumpulan (pengukuran) data menunjukkan kesesuaian atau kecocokkan antara alat ukur dengan apa yang diukur (Umi Narimawati, 2008:22).

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur, atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan-pernyataan mana yang valid dan mana


(51)

yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,3, apabila alat ukur tersebut berada < 0,3 (tidak valid). Adapun untuk pengujian statistik mengacu pada kriteria:

¾ r hitung < r kritis maka tidak valid ¾ r hitung > r kritis maka valid

Untuk pengujian validitas instrument penelitian, penulis menggunakan program SPSS 13.0 for Windows, hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Store Atmosphere

(Variabel X)

Item

Pertanyaan Koefisien Validitas r Kritis Keterangan

1 0.752 0.300 Valid 2 0.755 0.300 Valid 3 0.608 0.300 Valid 4 0.715 0.300 Valid 5 0.603 0.300 Valid 6 0.830 0.300 Valid 7 0.826 0.300 Valid 8 0.561 0.300 Valid 9 0.715 0.300 Valid 10 0.755 0.300 Valid Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, semua item memiliki koefisien validitas lebih besar dari nilai r kritisnya sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item tersebut dapat digunakan untuk mengukur

variabel store atmosphere dan akan mampu menghasilkan variabel yang akurat


(52)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y)

Item Pertanyaan

Koefisien

Validitas r Kritis Keterangan

11 0.831 0.300 Valid

12 0.782 0.300 Valid

13 0.872 0.300 Valid

14 0.866 0.300 Valid

15 0.787 0.300 Valid

16 0.799 0.300 Valid

17 0.724 0.300 Valid

18 0.813 0.300 Valid

19 0.765 0.300 Valid

20 0.872 0.300 Valid

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, semua item memiliki koefisien validitas lebih besar dari nilai r kritisnya sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel keputusan pembelian konsumen dan akan mampu menghasilkan variabel yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian.

3.2.5.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah semua butir pertanyaan atau pernyataan valid, maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individual, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Adapun

teknik untuk penghitungan reliabilitas kuesioner yang digunakan adalah SPSS

13.0 for Window. Kemudian output dibandingkan dengan uji signifikansi dengan uji t.


(53)

Pengujian ini dilakukan dengan teknik belah dua, dengan langkah kerja sebagai berikut:

1. Membagi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan menjadi dua,

belahan pertama (total ganjil) dan belahan kedua (total genap).

2. Skor untuk masing-masing pertanyaan atau pernyataan pada tiap belahan

dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total untuk masing-masing responden.

3. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan

kedua, dengan menggunakan pearson product moment.

4. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan atau pernyataan dengan

menggunakan rumus spearman brown, sebagaimana yang dinyatakan oleh

Sugiyono (2004:122) sebagai beikut:

Sumber: Sugiyono, 2009 Keterangan:

rxy = Reliabilitas untuk seluruh instrument.

rb =Korelasi pearson product moment antar belahan ganjil dan belahan

genap dari instrumen. b b xy

r

r

r

+

=

1

2


(54)

Untuk mengetahui lebih jelas hasil uji reliabilitas tiap item pernyataan dengan menggunakan SPSS for windows 13.0 dapat dilihat pada lampiran “hasil output spss uji validitas dan reliabilitas variabel independent dan variabel dependent

Tabel 3.4

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Realibilitas

criteria Reliability Validity

Good Acceptable Marginal Poor 0.80 0.70 0.60 0.50 0.50 0.30 0.20 0.10 Sumber : Barker et al,2002

Nilai koefisien realibilitas dikatakan reliable apabila bernilai positif dan lebih besar dari pada 0.7. Hasil analisis reliabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Store Atmosphere

(Variabel X)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

100 100.0 0 .0 100 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.


(55)

Reliability Statistics .406 5a .709 5b 10 .658 .794 .794 .783 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms

Equal Length Unequal Length Spearman-Brown

Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: p1, p3, p5, p7, p9. a.

The items are: p2, p4, p6, p8, p10. b.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 13.0 for

Windows, dapat diketahui bahwa angka korelasi antara belahan ganjil dan belahan genap adalah 0,794.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian Konsumen (Variable Y) Reliability Statistics .719 5a .622 5b 10 .625 .769 .769 .769 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown

Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: p11, p13, p15, p17, p19. a.

The items are: p12, p14, p16, p18, p20. b.

Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa dari semua item pernyataan Store Atmosphere positif dan > r kritis sebesar 0,700 maka dapat disimpulkan bahwa


(56)

semua item butir pernyataan Keputusan Pembelian Konsumen sudah reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Hasil Uji Reliabilitas Store Atmosphere

dan Keputusan Pembelian Konsumen

Variabel Koefisien

Reliabilitas Titik Kritis Keterangan

Store Atmosphere 0.794 0.700 Reliabel

Keputusan Pembelian Konsumen

0.769 0.700 Reliabel

Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa semua

instrumen dari variabel independent yaitu store atmosphere dan variabel

dependent yaitu keputusan pembelian konsumen sudah valid dan reliabel sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran dan dasar pengumpulan data terkait

dengan penelitian tentang dampak store atmosphere terhadap keputusan

pembelian konsumen Restoran Sambara cabang Trunojoyo Bandung.

3.2.5.1.3 Analisis Deskriptif / Kualitatif

Analisis Deskriptif/kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis kualitatif


(57)

digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.

Sesuai dengan pernyataan dari Redi Panuju (1995:45) “Bahwa untuk menentukan katagori tinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai Indeks minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya” sebagai berikut :

1. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden,

2. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden,

1. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum,

2. Jarak interval adalah interval ini dibagi jumlah jenjang yang diinginkan (Panuju, 1995:45)


(58)

Penentuan kategori dalam ukuran persentase dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :

= = = 20 %

Skor maksimum dalam persentase =

= = 100 %

Interval dalam persentase = skor maksimum - skor minimum

= 100 % - 20 % = 80 %

Panjang interval dalam persentase =

= = 16 %

x 100% Sumber: Umi Narimawati (2007:84)

Selanjutnya hasil tersebut, dikonfirmasi dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagai berikut:


(1)

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Hal.

Tabel 1.1 Waktu Penelitian………... 8

Tabel 2.1 Studi Empiris dengan Penelitian Terdahulu………. 24

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ………..……….. 31

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Store Atmosphere (Variabel X)………. 38

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y)…... 39

Tabel 3.4 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Realibilitas….……….. 41

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Store Atmosphere (Variabel X)………. 41

Table 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y)... 42 Tabel 3.7 Kriteria Skore Tanggapan reponden terhadap skor ideal………. 46

Tabel 3.8 Pernyataan Skala Likert……….………. 46

Tabel 3.9 Interprestasi Tingkat Hubungan Korelasi……… 51

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 76

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan………. 76

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ………. 77

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Pengolahan Data Untuk Store Atmosphere Variable X 78 Tabel 4.5 Kriteria Persentase Skore Tanggapan Responden…... 79

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Eksterior Restoran Sambara... 79

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Eksterior Restoran Sambara... 80

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Eksterior Restoran Sambara... 81

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap General Interior Restoran Sambara... 81

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap General Interior Restoran Sambara… 82 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap General Interior Restoran Sambara… 83 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap General Interior Restoran Sambara 83 Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap General Interior Restoran Sambara… 84 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Store Layout Restoran Sambara……. 85

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Store Layout Restoran Sambara……. 85

Tabel 4.16 Deskripsi Hasil Pengolahan Data Untuk Variable (Y)……… 86

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Anda Terdorong Ingin Memenuhi Kebutuhan Makan Di Restoran Sambara... 87


(2)

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Anda Membutuhkan Produk

Restoran Sambara Yang Sesuai Dengan Harapan Responden... 87 Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Terdorong Untuk Mencari

Informasin Lebih lanjut………... 88

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Terdorong Untuk Mencari Informasi

Tambahan……….... 88

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Restoran SambaraMerupakan

Alternatif utama Dalam memenuhi kebutuhan makan anda……… 89 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Restoran Sambara Nerupakan

Tempat Alternstif Dalam Memenuhi Kebutuhan AndaProduk Restoran Sambara... 90 Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Responsen Yakin Dengan Keputusan

Makan Di Restoran Sambara... 90 Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Frekwensi Responden Berkinjung ke

Restoran Sambara Dalam Satu Bulan…... 91 Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Perasaan Responden Setelah Makan

di Restoran Sambara... 92 Tabel 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Responden Berencana akan Datang

Kembali ke Restoran Sambara... 92 Tabel 4.27 Table Bantu Perhitungan Koefisiensi Regresi………. 95 Tabel 4.28 Interprestasi Tingkat Hubungan Korelasi………. 98


(3)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Hal.

Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian……….….… 103

Lampiran 2 Surat Jawaban Dari Perusahaan……….…….. 104

Lampiran 3 Tabel Hasil Uji Validitas Store Atmosphere (Variabel X) ……… 105

Lampiran 4 Tabel Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian (Variabel Y)…… 107

Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Store Atmosphere (Variabel X) Dan Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y) ………. 109

Lampiran 6 Kuesioner……….………… 111

Lampiran 7 Tabulasi Sense……….……... 117

Lampiran 8 Tabulasi Keputusan Pembelian Konsumen………. 119

Lampiran 9 Tabel Hasil Kuesioner Variabel X……….. 121

Lampiran 10 Tabel Hasil Kuesioner VariabelY………... 124

Lampiran 11 Data MSI Variabel X………... 127

Lampiran 12 Data MSI Variabel Y………... 130

Lampiran 13 Tabel Bantu Koefisien Regresi……… 133

Lampiran 14 Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Sense (Variabel X) dan Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y)………….. 136 Lampiran 15 Tabel Hasil Korelasi Pearson Product Moment….………137


(4)

(5)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Dampak Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Sambara Bandung

Nama : May Margareth NIM : 212058022 Jenjang : Strata I ( S 1 )

Program Studi : Manajemen Fakultas : Ekonomi

Menyetujui, Bandung, Juli 2010

Dosen Pembimbing

Rizki Zulfikar,SE.,Msi NIP 4127.34.02.019

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen

Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M. Si NIP 4127.34.02.015

Linna Ismawati,SE., M. Si NIP. 4127.34.02.008


(6)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya Tulis Skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana Ekonomi baik di Universitas Komputer Indonesia maupun di Perguruan Tinggi lain.

2. Karya Tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Juli 2010 Yang Membuat Pernyataan

May Margareth 21205822