Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men (Salon Khusus Pria) Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan
JALAN DR. MANSYUR NO 94 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh :
100907060 FRANS KRISTANTO
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
(2)
ABSTRAK
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis store atmosphere di Next Salon For Men, menganalisis keputusan pembelian konsumen di Next Salon for Men, dan menganalisis pengarauh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Bentuk penelitian ini adalah menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitaif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu Store Atmosphere terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian konsumen.
Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, diperoleh bahwa Y = 7.148 + 0.605x artinya apabila Store Atmosphere konstan, maka ada keputusan pembelian sebesar 7.148 dan apablia Store Atmosphere dinaikan 100% maka pengabilan keputusan akan meningkat sebesar 0.605. dari uji t diperoleh bahwa thitung 13.137 > ttabel 1.993 yaitu menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh secara signifkan terhadap keputusan pembelian konsumen di Next Salon For Men Jalan. D.r Mansyur No 94 Medan.Besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan rumus determinasi yang diperoleh sebesar 70.6%. Artinya tercapai keputusan pembelian konsumen yang dipengaruhi
store atmosphere sebesar 70.6%.
(3)
ABSTRACT
THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASE DECISIONS AT NEXT SALON FOR MEN JALAN. DR. MANSYUR
NUMBER 94, MEDAN.
This research aims to analyze the atmosphere in the Next store Salon For Men, analyzing consumer purchasing decisions at Next Salon for Men, and analyze the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions. Forms of assosiative method used in this study with quantitative approach with view to find how much influence between variable X store atmosphere of the variable Y is consumer purchase decision.
From the calculation of simple linear regression, obtained Y = 7.148 + 0.605x constant means if the store atmosphere, then there will be 7.148 of the consumer purchase decisions and store atmosphere when raised 100% the consumer purchase decisions will increase by 0.605. Obtained from t test t price 13.137 > t table t price1.993 that shows the significant influence on consumer purchase decisions Next Salon For Men Jalan. Dr. Mansyur number 94 Medan. Great influence of store atmosphere on consumer purchase decisions used formula coffiecient of determination obtained results of 70.6%. That is accomplished consumer purchase decision are influenced by store atmosphere of 70.6%.
(4)
KATA PENGANTAR
Syalom
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, Yesus Kristus Anak Allah Yang Tunggal, Roh kudus, Santa Maria Tak Bernoda dan Santo Yudas Tadeus yang karena berkat dan doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dan terselesaikannya skripsi ini karena adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pertama sekali penulis ingin mengucapkan kepada dua wanita yang teristimewa dalam hidup penulis, Mama ( Nonni Christina Marbun) dan Adik ( Shindi Naomi Kashiana Siahaan) yang telah memberi kasih sayang dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada kata yang bisa mengungkapkan besarnya rasa terimakasih yang penulis sampaikan kepada mereka.
Salin itu penulis juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
(5)
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.sos, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Betty Nasution, Msi selaku Dosen Pembimbing yang memberikan motivasinya kepada penulis dan memberi bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Siswati Saragi, S.sos, M.SP selaku Staff di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan.
6. Bapak Farid, SH selaku staff di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 7. Kepada Seluruh Staff Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Saya berterimakasih atas bimbingan dan pelajaran yang telah diberikan kepada saya
8. Ibu Mazda dan kakak – kakak kebersihan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terimakasih untuk keceriaan yang selalu diberikan.
9. Yessica A.P Ginting yang menjadi salah satu inspirator saya menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas ketulusan dan kasih yang selalu diberikan kepada saya. Dan ingat janjimu ya.
10. Kepada Sahabat Sejati ( Sahabat Bisnis) yaitu : Ichwannul Muslimin, Okky Novendra, Hafiza Adlina, Rudy Lesmana, Amar Mira Agustiano, Dannis Turnip terimakasih untuk setiap pengalaman yang telah diberikan.
(6)
11. Kepada teman – teman 2010 kelas B yaitu : Christian, Fajri Fahlevi, Dicky Marbun, Andre Masago, Laura Uli, dan teman – teman yang lain saya ucapkan terimakasih banyak untu hari – hari yang menyenangkan. 12. Kepada abang – abang 2009 AB yang selalu menginspirasi yaitu Abdul
Rachman, Fahrur Rochman, Yudhi Afriansyah, Rangga Restu Prayogo, Topan Mandala Putra, Fuji Andi Putra.
13. Kepada teman – teman 2010 kelas A yaitu: Tengku Nadya Fatiza, Auliyana Nur Islami, Rini, Fitra, dll terimakasih untuk perjuangan selama ini .
14. Kepada adik – adik 2011, 2012, 2013 yaitu Eko, Okto, Dwiyudha, Alvis, Reza, Ucok, Septi, Sally, Fransisca Ruth, dll Terimakasih untuk waktu – waktu yang penuh kebahagiaan.
15. Kepada teman – teman Administrasi Negara yaitu : Aggri, Martin,Wiro,Muda,Ramadhansyah dll Terimakasih untuk dukungannya. 16. Kepada teman – teman Jurusan Politik, Komunikasi, Perpajakan,
Antropologi, Kesos, Sosiologi yaitu : Kevin, Julius,Bang.Tino, Angga, Elisabeth, Jo terimakasih sudah mau berbagi pengetahuan dan mau berjuang saat PEMIRA 2013.
17. Terimakasih Kepada Abang – Abang Alumni FISIP yaitu, Bang Nico Siahaan, Bang Bambang Hermanto, Bang Iqbal, Bang Alex, Nalom, dll terimakasih atas bimbingannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pembaca.
Medan, 21 Maret 2014
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 PerumusanMasalah ... 5
1.3 TujuanPenelitian ... 5
1.4 ManfaatPenelitian ... 5
BAB II KERANGKA TEORI KerangkaTeori... 7
2.1 Store Atmosphere ... 7
2.1.1 PengertianStore Atmosphere ... 7
2.1.2 Tujuan dan Dampak Store Atmosphere ... 9
2.1.3 Elemen Store Atmosphere ... 10
2.2 Kualitas Pelayanan ... 18
2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan ... 18
2.2.2 Unsur – unsur Kualitas Pelayanan ... 19
2.3 Keputusan Pembelian Konsumen ... 20
2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen ... 20
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 21
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ... 22
2.4 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian ... 26
(8)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian ... 32
3.2 Lokasi Penelitian ... 32
3.3 Populasi dan Sampel ... 32
3.3.1 Populasi ... 32
3.3.2 Sampel ... 33
3.4 Hipotesis ... 34
3.5 Kerangka Konsep ... 35
3.6 Defenisi Oprasional ... 35
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.8 Teknik PengumpulanSkor ... 41
3.9 Teknik Analisa Data ... 42
3.9.1 Metode Uji Instrumen ... 42
3.9.2 Metode Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Perusahaan ... 46
4.1.1 Sejarah Singkat Next Salon For Men ... 48
4.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan ... 48
4.1.3 Tujuan Pendirian Perusahaan ... 48
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 49
4.1.5 Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bidang ... 50
4.2 Penyajian Data ... 52
4.2.1 Karakteristik Responden ... 52
4.2.2 Store Atmosphere di Next Salon For Men (X) ... 57
4.2.3 Keputusan Pembelian di Next Salon For Men (Y) ... 71
4.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 81
4.2.5 Analisis Data ... 85
4.2.5.1 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 85
4.2.6 Uji Asumsi Klasik ... 86
4.2.6.1 Uji Normalitas ... 86 4.2.7 Uji Hipotesis ...
(9)
87
4.2.7.1 Uji T... 87
4.2.7.2 Koefisien Determinasi ... 88
4.3 Pembahasan ... 88
4.3.1 Analisis Store Atmosphere Pada Next Salon For Men ... 88
4.3.2 Analisis Keputusan Pembelian Pada Next Salon For Men ... 91
4.3.3 Analisis Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 92
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Defenisi Oprasional ... 37
Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 53
Tabel 4.2 Usia ... 53
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 54
Tabel 4.4 Pekerjaan ... 55
Tabel 4.5 Frekuensi Berkunjung ... 56
Tabel 4.6 Desain Papan Nama Toko Menarik dan Penempatan Nama Toko yang Tepat ... 57
Tabel 4.7 Lokasi Parkir Luas dan Terjamin Keamanannya ... 58
Tabel 4.8 Desain Pintu Masuk yang Menarik dan Penempatan Pintu Masuk yang Tepat ... 59
Tabel 4.9 Pencahayaan yang Cerah dan Terang ... 60
Tabel 4.10 Ruangan Toko Terjaga Keharuman dan Kesejukannya ... 61
Tabel 4.11 Warna Dinding Menarik ... 62
Tabel 4.12 Pegawai Sopan, Terampil, Sigap, dan Berpenampilan Menarik ... 63
Tabel 4.13 Harga Sudah Sesuai dengan Kualitas Pelayanan dan Produk ... 64
Tabel 4.14 Pengelompokan Produk Secara Teratur dan Sesuai dengan Jenis Produknya ... 65
Tabel 4.15 Gang Didalam Toko yang Luas ... 66
Tabel 4.16 Area Pangkas Yang Luas... 67
Tabel 4.17 Ruang Tunggu Yang Nyaman ... 68
Tabel 4.18 Poster – Poster Gaya Rambut Yang Menarik ... 69
(11)
Tabel 4.20 Konsumen Mudah Memperoleh
Informasi Tentang Next Salon For Men ... 71 Tabel 4.21 Konsumen Melakukan Penilaian Terhadap
Beberapa Alternatif Tempat Pangkas Sebelum
Melakukan Pembelian di Next Salon For Men ... 72 Tabel 4.22 Image Next Salon For Men yang Baik
Sehingga Konsumen Tertarik Memutuskan
Pembelian di Next Salon For Men ... 73 Tabel 4.23 Konsumen Memangkas Rambut dan Membeli Produk Karena
Banyak Orang Yang Pangkas atau Merawat Rambut dan
Membeli Produk Di Next Salon For Men ... 74 Tabel 4.24 Konsumen Memangkas Dan Merawat Rambut Karena
Beragam Jenis Perawatan Rambut Dan Beragam
Produk Perawatan Produk Yang Dijual di Next Salon For Men ... 75 Tabel 4.25 Konsumen Dapat Memilih Gaya Rambut Sesuai
Keinginan di Next Salon For Men ... 76 Tabel 4.36 Konsumen Tertarik Dengan Promo Yang
Dilaksanakan Oleh Next Salon For Men ... 77 Tabel 4.27 Konsumen Memangkas dan Merawat Rambut
Di Next Salon For Men Karena Next Salon For Men
Menjadi Tempat Favorit untuk Memangkas dan Merawat Rambut ... 78 Tabel 4.28 Konsumen Nyaman Dengan Suasana Yang
Tercipta Di Next Salon For Men
untuk Memangkas dan Merawat Rambut ... 79 Tabel 4.29 Konsumen Merawat Rambut Sudah Menjadi
(12)
Kebutuhan Yang Harus Dipenuhi Oleh Konsumen ... 80
Tabel 4.30 Uji Validitas Store Atmosphere (X) ... 82
Tabel 4.31 Reliabilitas Kuesioner (X) ... 83
Tabel 4.32 Uji Validitas Keputusan Pembelian Konsumen (Y) ... 83
Tabel 4.33 Reliabilitas Kuesioner (Y) ... 84
Tabel 4.34 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 85
Tabel 4.35 Hasil Uji T ... 87
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 35 Gambar 4.1 Uji Normalitas Data ... 86
(14)
ABSTRAK
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis store atmosphere di Next Salon For Men, menganalisis keputusan pembelian konsumen di Next Salon for Men, dan menganalisis pengarauh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Bentuk penelitian ini adalah menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitaif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu Store Atmosphere terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian konsumen.
Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, diperoleh bahwa Y = 7.148 + 0.605x artinya apabila Store Atmosphere konstan, maka ada keputusan pembelian sebesar 7.148 dan apablia Store Atmosphere dinaikan 100% maka pengabilan keputusan akan meningkat sebesar 0.605. dari uji t diperoleh bahwa thitung 13.137 > ttabel 1.993 yaitu menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh secara signifkan terhadap keputusan pembelian konsumen di Next Salon For Men Jalan. D.r Mansyur No 94 Medan.Besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan rumus determinasi yang diperoleh sebesar 70.6%. Artinya tercapai keputusan pembelian konsumen yang dipengaruhi
store atmosphere sebesar 70.6%.
(15)
ABSTRACT
THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASE DECISIONS AT NEXT SALON FOR MEN JALAN. DR. MANSYUR
NUMBER 94, MEDAN.
This research aims to analyze the atmosphere in the Next store Salon For Men, analyzing consumer purchasing decisions at Next Salon for Men, and analyze the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions. Forms of assosiative method used in this study with quantitative approach with view to find how much influence between variable X store atmosphere of the variable Y is consumer purchase decision.
From the calculation of simple linear regression, obtained Y = 7.148 + 0.605x constant means if the store atmosphere, then there will be 7.148 of the consumer purchase decisions and store atmosphere when raised 100% the consumer purchase decisions will increase by 0.605. Obtained from t test t price 13.137 > t table t price1.993 that shows the significant influence on consumer purchase decisions Next Salon For Men Jalan. Dr. Mansyur number 94 Medan. Great influence of store atmosphere on consumer purchase decisions used formula coffiecient of determination obtained results of 70.6%. That is accomplished consumer purchase decision are influenced by store atmosphere of 70.6%.
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya hidup masyarakat dan pergeseran pola konsumsi pada masyarakat dewasa ini berlangsung sangat cepat, hal ini menjadikan peningkatan mobilitas fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan
fashion yang sedang berkembang. Seiiring dengan berkembangnya zaman,
fashion dan trend tidak lagi hanya diikuti dan dilakukan oleh para wanita saja tetapi para pria juga dewasa ini menjadi pelaku dan pengikut dari fashion dan
trend, terbukti dengan banyaknya bermunculan usaha - usaha yang menawarkan pakaian, perawatan rambut dan tubuh, dan kelengkapan fashion khusus pria. Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan merupakan suatu bentuk usaha yang dilaksanakan supaya mendapatkan kemenangan atau mendapatkan posisi yang lebih baik tanpa harus terjadi benturan fisik atau konflik. Para pelaku bisnis harus memikirkan strategi yang tepat dan efektif agar bisnis mereka tetap eksis dipasaran bahkan berkembang lebih baik lagi. Dalam menarik konsumen untuk melakukan pembelian, perusahaan harus mampu menerapkan konsep pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang ada. Konsep pemasaran bertujuan
(17)
Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Atas dasar tersebut peneliti melihat dan menentukan Next Salon For Men sebagai lokasi penelitian dikarenakan hasil dari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan bahwa Next Salon For Men dapat bersaing dengan usaha salon sejenis seperti Maxx Salon dan bahkan menjadi pilihan utama bagi para konsumen.
Next Salon For Men di jalan Dr. Mansyur adalah jenis usaha yang berkaitan dengan jenis usaha bisnis penyediaan jasa dan produk untuk perawatan dan pangkas rambut khusus pria. Next Salon For Men jalan Dr. Mansyur ini berdiri pada tanggal 24 februari 2010 dan beralamat di jalan Dr. Mansyur No 94 Medan. Next salon for men ini dari hari senin sampai minggu, dimulai dari jam 10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari senin – jumat ) dan jam 10.00 sampai jam 21.00 ( pada hari sabtu dan minggu). Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Next Salon For Men di jalan Dr. Mansyur menunjukan data pengunjung setiap harinya rata – rata 40 orang.
Perubahan gaya hidup, kebiasaan, selera dan tata cara dalam mengikuti
fashion dan trend rambut pada pria perkotaan membuat para pelaku bisnis yang bergerak dalam penyediaan jasa pangkas dan perawatan rambut khusus pria semakin kreatif menuangkan ide-ide baru yang lebih disukai konsumen, tingkat persaingan yang semakin tinggi mengakibatkan konsumen memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap kualitas, pilihan produk, lokasi toko, toko yang lebih nyaman dan pelayanan yang lebih bernilai, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko yang lebih rendah. Pada saat ini kompetisi pada usaha ritel tidak hanya pada
(18)
harga, namun menyangkut variabel lain yang berkaitan dengan nilai atas pengalaman berbelanja pelanggan.
Harga, tidak lagi menjadi alasan utama konsumen dalam memilih salon, saat ini atmosphere (suasana) menjadi faktor terpenting bagi para pria dalam memilih tempat untuk mencukur dan merawat rambutnya. Atmosphere salon yang nyaman dengan dekorasi yang unik dan kreatif menjadi daya tarik tersendiri bagi tempat pangkas rambut ataupun salon yang membuat konsumen memutuskan untuk mengunjungi salon tersebut tersebut.
Next salon for men jalan Dr. Mansyur merupakan salon yang sangat memperhatikan store atmosphere nya dan menjadikan store atmosphere menjadi daya tarik bagi konsumen. Interiornya di dominasi dengan warna putih, Lighting
yang cerah memberi kesan cerah dan dekorasi tertata rapi dan elegan yang terdiri atas meja kasir, sofa, bangku untuk cukur rambut, cermin, rak peralatan cukur rambut, box keramas, dan ditambah lagi dengan wall paper yang mengambil tema kota – kota fashion didunia sehingga semakin memperjelas bahwa Next Salon For Men sebagai salon yang mengedepankan hasil kreasinya pada fashion yang disesuaikan dengan trend yang ada di negara – Negara yang menjadi pusat fashion
di dunia. Di next salon for men jalan Dr. Mansyur terbagi atas tiga tempat yaitu : ruang tunggu dan kasir, tempat cukur rambut, dan tempat keramas rambut. Desain posisi bangku cukur dan cermin sengaja disusun saling berlawanan yang terdiri atas tiga bangku cukur dan cermin di setiap sisinya sehingga dapat menampung jumlah konsumen lebih banyak dan ditambah lagi dengan pelayanan yang baik
(19)
sehingga membuat konsumen menjadi betah untuk mencukur rambut, perawatan rambut, dan membeli produk yang ada di Next Salon For Men.
Menurut Gilbert dalam Foster (2008:61) mendefinisikan store atmosphere
merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanaka, store atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian
Strategi store atmosphere memiliki dampak yang sangat besar dalam mempengaruhi suasana hati yang pada akhirnya dapat menumbuhkan keputusan pembelian pada next salon for men di jalan Dr. Mansyur. Menurut Kotler & Keller( 2009: 186) Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan (belief) dan sikap (attitude), yaitu evaluasi dalam waktu yang lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecendrungan tingkatan terhadap beberapa objek.
Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih Next salon for men sebagai lokasi penelitian karena Next salon for men telah mampu menjadi market leader diantara para pesaingnya terbukti dengan jumblah pengunjung yang selalu stabil bahkan cenderung meningkat, pelayanan yang baik, dan sistem pemasaran yang berbeda dari pesaing sejenisnya.
Hasil penelitian dari Achmad Ardi Irawan dari Fakultas Administrasi Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian (studi pada konsumen yang berbelanja di Giant Hypermarket, Mall Olympic Garden Malang” menunjukan bahwa
(20)
pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen adalah signifikan dan bernilai positif.
Berdasarkan uraian diatas peneliti melihat tentang pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan pembeliian konsumen, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Di Jalan Dr. Mansyur No 96 Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah:
1 Bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Next Salon For Men?
2 Bagaimana keputusan pembelian konsumen Next Salon For Men? 3.Bagaimana store atmosphere di Next Next Salon For Men ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan hasil perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.Menganalisis bagaimana store atmosphere di Next Salon For Men
2. Menganalisis bagaimana keputusan pembelian konsumen Next Salon For Men, 3.Menganalisis bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Next Salon For Men.
(21)
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan mengembangkan wawasan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang manajemen pemasaran khususnya store atmosphere dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktek nyata dalam perusahaan.
2. Bagi perusahaan, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi perusahaan dalam bidang pemasaran khususnya store atmosphere dan pemahaman tentang prilaku konsumen khususnya keputusan pembelian konsumen.
3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu untuk rujukan untuk dibaca dan sebagai bahan referensi untuk mahasiswa/i di jurusan Administrasi Bisnis USU.
(22)
Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan penelitian.
Menurut Jogiyanto (2004: 39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Menurut Effendy (2004: 224) teori berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis.Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang digunakan adalah Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian Konsumen.
2.1 Store Atmosphere
2.1.1Pengertian Store Atmosphere
Menurut Berman & Evan (2004:462) atmospehere refers to the store’s physical characteristics that are used to develop an image and to draw customers,
yang berarti suasana toko merupakan karakteristik fisik toko yang digunakan untuk membangun kesan dan menarik pelanggan.
(23)
stimulate customers perceptual and emotional responses and ultimately to affect their purchase behavior, yang berarti suasana toko merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Christina Widhya Utami (2010: 255) “Suasana Toko (Store Atmosphere) merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma secara menyeluruh akan menciptakann citra dalam bentuk konsumen”. Melalui suasana toko yang sengaja diciptakan oleh ritel, ritel berupaya untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan layanan, harga maupun ketersediaan barang dagangan. Sutisna (2001:164) mengatakan store atmosphere adalah “penataan ruang dalam (instore) dan ruang luar (outstore) yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pelanggan”.
Menurut Gilbert dalam Foster (2008:61) mendefinisikan store atmosphere
merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, store atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Benyamin Molan (2004: 570) “Suasana toko (store atmosphere) merupakan unsur lain dalam perasenjataan produk. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang membuat orang bergerak di dalamnya dengan susah dan mudah”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa store atmosphere (suasana toko) merupakan suasana dan keadaan toko yang merupakan
(24)
keseluruhan dari karakteristik fisik toko yang direncanakan seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma secara menyeluruh yang berada di ruang dalam toko (instore) dan ruang luar toko (outstore) akan menciptakan lingkungan yang member kenyamanan bagi konsumen dan memberi efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.
2.1.2 Tujuan dan Dampak Store Atmosphere
Menurut Lamb & McDaniel (2001:105) tujuan dari store atmosphere
(suasana toko) adalah sebagai berikut:
a. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko, dan memposisikan eceran toko, dan jati diri toko yang nantinya dapat menciptakan ketertarikan dari konsumen dan tertanam dalam benak konsumen.
b. Tata letak toko yang efektif tidak hanya akan menjamin kenyamanan dan kemudahan, melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu-lintas pelanggan dan perilaku berbelanja.
Dampak dari store atmosphere (suasana toko) terhadap emosi konsumen ditunjukkan dengan perilaku tertentu, Peter dan Olson (2002:251) menjelaskan dampak suasana toko yang diungkapkan dengan perilaku tertentu, yaitu:
a. Senang (pleasure), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa senang, suka cita, atau puas di dalam toko. Penentu yang sangat kuat dari perilaku pendekatan penghindaran di dalam toko, termasuk didalamnya perilaku berbelanja.
b. Bergairah (arousal), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa luap, waspada, aktif di dalam toko. Dapat meningkatkan lamanya waktu yang diluangkan di dalam toko serta keinginan untuk berinteraksi dengan pramuniaga. Rangsangan yang menyebabkan kegairahan pertama-tam adalah kenyamanan, pencahayaan yang terang dan musik yang mengalun. c. Menguasai (dominance), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa dikontrol atau bebas berbuat sesuatu di dalam toko.
(25)
2.1.3 Elemen Store Atmosphere
Menurut Barry dan Evans (2004: 455), “Atmosphere can be divided into several elements: exterior, general interior, store layout, and displays.” Elemen
Store atmosphere ini meliputi : bagian luar toko, bagian dalam toko, tata letak ruangan, dan pajangan (interior point of interest display), akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini:
1) Exterior (bagian luar toko)
Karakteristik exterior mempunyai pangaruh yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari
exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko. Element-elemen exterior ini terdiri dari sub elemen-sub elemen sebagai berikut:
a.Storefront (Bagian Muka Toko)
Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Store front harus mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering menilai toko dari penampilan luarnya terlebih dahulu sehingga merupakan exterior
merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi toko.
(26)
a.Marquee (Simbol)
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya. c.Entrance (Pintu Masuk)
Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan mengurangi lalu lintas kemacetan keluar masuk konsumen. Pintu masuk mempunyai tiga masalah utama yang harus diputuskan:
a). Jumlah pintu masuk, disesuaikan dengan besar kecilnya bangunan salah satu faktor yang membatasi jumlah pintu masuk adalah masalah keamanan.
b). Jenis pintu masuk yang akan digunakan, apakah akan menggunakan pintu otomatis atau pintu tarik dorong.
c). Lebar pintu masuk, pintu masuk yang lebar akan menciptakan suasana dan kesan yang berbeda dibandingkan dengan pintu masuk yang sempit, kecil, dan berdesak-desakan. Menghindari kemacetan arus lalu lintas orang yang masuk dan keluar toko.
(27)
d.Display Window (Tampilan Jendela)
Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko denganmemajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk,dan frekuensi penggantiannya. e. Height and Size Building (Tinggi dan UkuranGedung)
Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut. Misalnya, tinggi langit - langit toko dapat membuat ruangan seolah - olah lebih luas.
f.Uniqueness (Keunikan)
Keunikan suatu toko bisa dihasilakan daridesain bangunan toko yang lain dari yang lain.
g.Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)
Citra toko dipengaruhi oleh keadaan lingkungan masyarakat dimana toko itu berada.
h.Parking (Tempat Parkir)
Tempat parkir merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen. Tempat parkir yang luas, aman, gratis dan mempunyai yang dekat dengan toko akan menciptakan atmosphere yang positif bagi toko.
2) General Interior (bagian dalam toko)
Elemen penataan general interior penting karena posisi inilah biasanya pengambilan keputusan untuk membeli diambil sehingga akan mempengaruhi
(28)
jumlah penjualan. Penataan yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa, dan memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan pembelian. Ketika konsumen masuk ke dalam toko, ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi mereka pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiri dari:
a. Flooring (Lantai)
Penentuan jenis lantai (kayu, keramik, karpet) ukuran, desain, dan warna lantai penting karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.
b.Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)
Warna dan tata cahaya dapat memberikan image pada pelanggan. Warna cerah dan terang akan memberikan image berbeda dengan warna lembut dan kurang terang. Tata cahaya bisa memberikan dampak langsung maupun tidak langsung. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat produk-produk yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Scent and Sound ( Aroma dan Musik)
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini dilakukan akanmemberikan suasana yang lebih santai pada konsumen, khusunya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stres sambil menikmati makanan.
(29)
d. Fixture (Penempatan)
Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan denganbaik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan
image yang berbeda pula.
e. Wall Texture (Tekstur Tembok)
Tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.
f. Temperature (Suhu Udara)
Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin.
g. Width of Aisles (Lebar Gang)
Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko.
h. Dead Area
Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang normal tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misalnya : pintu masuk, toilet, dan sudut ruangan.
i. Personel (Pramusaji)
Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.
(30)
j. Service Level
Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler (2000 : 180) adalah self service, self selection, limited service, dan full service.
k.Price (Harga)
Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar harga yang diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari pangkas dan produk tersebut dan penentuan harga untuk pangkas dan produk.
l. Cash Refister (Kasir)
Pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang mudah dijangkau oleh konsumen.
m. Technology Modernization (Teknologi)
Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih mungkin. Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat secanggih mungkin dan cepat, baik pembayaran secara tunai atau menggunakan pembayaran cara lain, seperti kartu kredit atau debet.
n. Cleanliness (Kebersihan)
Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk makan di tempat tersebut.
3) Layout Ruangan (Tata Letak Toko)
Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan fasilitastoko.Pengelola toko juga harus memanfaatkan ruangan toko yang ada
(31)
seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang layout adalah sebagai berikut:
a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers.
Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk: a) Selling Space (Ruangan Penjualan)
Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara konsumen dan pramusaji.
b) Personnel Space (Ruangan Pegawai)
Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji seperti tempat beristirahat atau makan.
c) Customers Space (Ruangan Pelanggan)
Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen seperti toilet, ruang tunggu.
b.Traffic Flow (Arus Lalu Lintas)
Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu: a) Grid Layout (Pola Lurus)
Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang. b) Loop/Racetrack Layout (Pola Memutar)
Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk, mengelilingi seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau persegi, kemudian kembali ke pintu masuk.
(32)
c) Spine Layout (Pola Berlawanan Arah)
Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah.
d) Free-flow Layout (Pola Arus Bebas)
Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang diletakan dengan bebas.
4) Interior Point of Interest Display (Dekorasi Pemikat Dalam Toko)
Interior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display terdiri dari :
a. Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema)
Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendisain dekorasi toko sesuai tema tertentu.
b. Wall Decoration (Dekorasi Ruangan)
Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari gambar atau poster yan ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang dapat meningkatkan suasana toko. Menurut Levi dan Weitz (2000: 45), Ketika peritel hendak menata atau mendekorasi ulang sebuah toko manajer harus memperhatikan tiga tujuan dari atmosphere berikut:
1. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara keseluruhan.
(33)
3. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer harus mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain tertentu yang sebaik-baikanya sesuai dengan dana yang
dianggarkan.
2.2 Kualitas Pelayanan
Sebuah organisasi bisnis memerlukan usaha untuk memberikan kesan yang terbaik terhadap konsumen yang membeli produknya dan untuk menciptkan kesan yang baik terhadap perusahaan maka perusahaan diharuskan menetapkan standar kualitas pelyanan yang sesuai dengan keinginan dari konsumen. Dengan penerapan kualitas pelayanan yang baik maka akan menciptakan rasa nyaman bagi konsumen dan menimbulkan rasa untuk membeli kembali produk yang dijual oleh organisasi bisnis.
2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Sugiarto(2002:36) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain ( konsumen, pelanggan, klien, tamu, dan lain -ain) yang tingkat pemuasannnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani dan orang yang dilayani.
Mengacu pada pengertian kualitas pelayanan tersebut, menurut Koetler dalam wisnalmawati (2005:156) makna konsep kualitas pelayanan adalah suatu daya tanggap dari jasa yang diberikan perusahaan. Kualitas perusahaan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi penyediaan jasa melainkan berdasarkan persepsi pelanggan.
(34)
2.3.2 Unsur – unsur Kualitas Pelayanan
Salah satu faktor yang menentukan tingkat kebrhasilan perusahaan dalah kemampuan perusahaan dalam meberikan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Menurut Parasuraman,Zeithaml dan Berry (1998:89) keberhasilan perusahaan dalam memberikan kualitas pelayanan kepada para pelanggan meliputi lima dimensi pelayanan, yaitu:
a. Tangible atua bukti fisik b. Reliablity atau keandalan
c. Responsiveness atau ketanggapan d. Assurance atau jaminan dan kepastian e. Emphaty
Sugiato (2002:49) agar konsumen melaksanakan keputusan pembelian maka penyedia jasa perlu menguasai lima unsur CTARN yaitu :
a. Kecepatan adalah penggunaan waktu pelayanan yang digunakan oleh penyedia jasa untuk memenuhi keinginan konsumen. b. Ketepatan adalah pengefisiensian segala unsur – unsur kegiatan
penyediaan jasa.
c. Keamanan adalah tindakan yang dilakukan oleh penyedia jasa kepada konsumen untuk memberikan rasa aman.
d. Keramahan adalah sikap yang harus dimiliki oleh penyedia jasa shingga dapat menimbulkan daya tarik bagi konsumen.
(35)
e. Kenyamanan adalah rasa yang diciptakan oleh penyedia jasa untuk membuat konsumen lebih tenang dan nyaman dalam melaksanakan tindakan pembelian.
2.3 Keputusan Pembelian Konsumen
2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Kegiatan pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan bisnis, dalam kegiatan pemasaran suatu organisasi bisnis memperoleh informasi tentang prilaku konsumen. Dewasa ini dalam menentukan pilihan konsumen harus mengambil keputusan yang diikuti dengan pembelian dan keputusan yang diambil sudah melewati proses berbagai alternatif yang dianggap paling baik dan tepat.
Schiffman & Kanuk dalam Sumarwan (2002:289) mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Adapun Amirullah (2002:62) mendefinisikan keputusan konsumen adalah suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Peter & Olson (1999:178) membagi pengambilan keputusan menjadi dua bagian yaitu:
a. Pengambilan keputusan ekstensif (extensive decision making) merupakan pengambilan keputusan yang melibatkan sejumblah besar perilaku pencarian yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi alternatif pilihan dan mencari criteria keputusan multipilihan dan upaya kognitif.
(36)
b. Pengambilan keputusan terbatas (united decision making) merupakan pengambilan keputusan yang hanya melibatkan sedikit upaya pencarian informasi dan alternatif yang dipertimbangkan.
Berasarkan pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa keptusan pembelian merupakan suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler & Keller (2009: 184), proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang−rasa lapar, haus, ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu pemikiran untk melakukan pembelian.
2. Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian Internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
(37)
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. 4. Keputusan Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau mengganti yang dapat diterima bila perlu.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri dari faktor internal dan eksternal. Menurut Hawkins (Supranto, J. & Limakrisna, Nandan, 2007: 3) , faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian, emosi, sikap, sedangkan factor eksternal meliputi: budaya, sub budaya, demografis, status sosial, kelompok rujukan, keluarga.
1. Faktor-faktor internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu yang memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap keputusan individu. Pengaruh yang dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap suatu alternatif produk yang ada yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan membeli suatu produk yang meliputi :
(38)
a. Persepsi
Menurut Kotler (2005: 216) persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya. b. Pembelajaran
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 115) pembelajaran merupakan istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar .
c.Memori
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 129) memori merupakan seluruh akumulasi pembelajaran pengalaman sebelumnya. Terdiri dari dua komponen, yaitu memori jangka pendek dan panjang. Memori jangka pendek merupakan porsi/ bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim (currently) diaktifkan atau dipergunakan
d.Motivasi
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 93) motivasi merupakan kekuatan yang enejik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suatu motif (motive) merupakan kostrak (construck) mewakili kekuatan dalam (inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon.
(39)
e. Kepribadian
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 104) Kepribadian (personality)
merupakan suatu karakteristik individu mengenai kecendrungan merespon lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuan dalam situasi yang berbeda.
f. Emosi
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 108) emosi adalah perasaan yang secara relatif tidak terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat. Perasaan tersebut dapat berupa kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, dan sebagainya.
g. Sikap
Menurut Sumarwan (2004: 136) Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan dan manfaat dari objek tersebut.
2. Faktor-faktor eksternal a. Budaya
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 21) budaya (culture) adalah keseluruhan yang kompleks (complex whole) meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat.
(40)
b.Sub budaya
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 47) sub budaya merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama-sama memiliki makna budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas, jadi akan dipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan.
c. Demografis
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 49) demografis merupakan suatu akibat dan suatu sebab dari nilai budaya dan kultural.
d. Kelas Sosial
Menurut Ujang (2002: 219) kelas sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut.
e. Kelompok Rujukan/ Acuan
Menurut Ujang (2002: 250) kelompok rujukan/acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku.
(41)
f. Keluarga
Menurut Ujang (2002: 227)Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anakatau cucu), dan adopsi.
2.4 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian
Store atmospehere (suasana toko) yang disesuaikan dengan karakteristik pribadi seseorang akan menciptakan respon yang berbeda-beda. Dalam proses keputusan pembelian konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer. Store atmosphere (suasana toko) selain dapat mempengaruhi perilaku konsumen juga dapat mempengaruhi perilaku dan respon psikologis pekerja toko itu sendiri.
Seorang konsumen menentukan jenis toko yang dikunjunginya atau memilih barang yang akan dibelinya berdasarkan teori pengambilan keputusan konsumen yang telah dijelaskan sebelumnya. Konsumen mengevaluasi alternatif ritel dan saluran pemasaran lain agar dapat memenuhi kebutuhannya seperti katalog atau iklan. Peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Menurut Levy & Weitz (2001:556) mengemukakan bahwa ” customer purchasing behavior is also influenced by the store atmosphere “ yang artinya perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh suasana toko.
“Specifically, retailers would like the store design to attract customes to the store, enable them to easily locate merchandise of interenst, keep them in the
(42)
store for a long time, motivate them to make unplanned, impuls purchases, and provide them with a satisfying shopping experience” (Levy & Weitz, 2001:491).
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa store atmosphere (suasana toko) bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan mereka untuk berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi mereka untuk
Sulaksana (2008 : 53) menjelaskan bahawa Store atmosphere (suasana toko) berusaha untuk mempengaruhi keadaan emosional dalam toko yang mungkin tidak disadari sepenuhnya oleh konsumen di saat mereka berbelanja. Keadaan emosional ini biasanya melekat agak lama dan mempengaruhi perilaku dalam toko secara tidak disadari. Stimuli lingkungan mempengaruhi emosi konsumen, yang selanjutnya mengarah pada perilaku penghindaran atau perilaku pendekatan. Perilaku pendekatan berarti pergerakan ke arah lingkungan stimuli, sebaliknya perilaku penghindaran berarti pergeseran menjauhi berbagai lingkungan.
2.5 Peneliti Terdahulu
Adapun peneliti terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hadi Rubiayanti Dewi dari fakultas ekonomi Universitas Widyatama pada tahun 2004 dengan judul penelitian “Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada China Emporium Factory Outlet Bandung” menunjukan bahwa besarnya pengaruh store atmosphere terhadap keputusan
(43)
pembelian konsumen di China Emporium Factory Outlet Bandung. Putra Eko Nandi dari Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang pada tahun 2011 dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko)dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen di Wadezig Distro Kota Padang” menunjukan bahwa store atmosphere di Wadezig Distro Kota Padang memiliki pengaruh yang signifikan dan simultan terhadap minat beli konsumen.
Baros Sela Wan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ranch57 Café & Resto Medan” menunjukan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Ranch57 Café & Resto Medan. Govan Suvi dari Universitas Petra Surabaya pada tahun 2005 dengan judul penelitian “Analisa Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Resto Nine” dimana Suvi Govan membagi store atmosphere menjadi dua bagian yaitu:
instore atmosphere dan outstore atmosphere, dari hasil pembagian tersebut didapat kesimpulan bawa instore atmosphere lebih mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dibandingkan outstore atmosphere di Resto Nine.
Irawan Ardi Achmad dari Fakultas Administrasi Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian (studi pada konsumen yang berbelanja di Giant
Hypermarket, Mall Olympic Garden Malang” menunjukan bahwa pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen adalah signifikan dan
(44)
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian Dewi Rubiyanti
Hadi (2004)
Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada China Emporium Factory Outlet Bandung Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya pengaruh store atmosphere
terhadap keputusan
pembelian adalah 28% dan
sisahnya 72 % dipengaruhi oleh faktor – faktor lain. Dengan demikian semakin baik
store atmosphere
yang ada di China Emporium Factory Outlet Bandung akan semakin berpengaruh terhadap keputusan membeli konsumen. Wan Sheilla Asmarina Baros (2013) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Store Atmosphere
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ranch57 Café & Resto Medan Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 61,3 % sedangkan 28,7% dipengaruhi oleh faktor – faktor lainnya, dengan demikian store atmosphere
memiliki pengaruh yang
(45)
signifikan
terhadap variabel keputusan
pembelian pada Ranch57 Café & Resto Medan Achmad Ardi Irawan (2010) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
Pengaruh store atmosphere
terhadap keputusan pembelian (studi pada konsumen yang berbelanja di Giant Hypermarket, Mall Olympic Garden Malang Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian positif dan signifikan pada Giant Hypermarket, Mall Olympic Garden Malang Suvi Govan (2005) Universitas Petra Surabaya Analisa Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Resto Nine Hasil penelitian menunjukkan bahwa instore atmosphere lebih mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Resto Nine dibandingkan outstore atmosphere. Nandi Eko Putra
(2011) Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang Analisis Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko) dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen di Wadezig Distro Kota Padang Hasil dari penelitian ini dengan uji statistik menunjukkan bahwa suasana toko dan lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen pada Wadezig Distro Padang
(46)
secara parsial dan simultan atau bersama-sama
(47)
3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:55) bentuk penelitian merupakan penelitian dengan metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dapat diartikan sebagai suatu pernyataan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Juliandi (2013:14) penelitian dalam permasalahan asosiatif merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya. Dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di dilakukan pada Next Salon For Men jalan Dr. Mansyur No 96 Medan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah konsumen yang
(48)
dari pra penelitian dan hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap pegawai Next Salon For Men , diketahui bahwa jumblah konsumen yang membeli pada Next Salon For Men sebanyak 40 orang setiap harinya, sehingga selama 7 hari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka jumblah populasi dari penelitian ini yakni sebanyak 280 orang.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipilih dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Menurut Sugiyono (2008:118) teknik non probability sampling
yang dipakai adalah teknik accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Menurut Tatang (2011:45) untuk menentukan besar sampel yang diperlukan, maka digunakan rumus slovin dengan syarat jumlah populasi harus lebih dari 100 orang, populasi juga harus terhingga atau diketahui jumlah populasi yang jelas, sebagai berikut merupakan perhitungan penentuan sampel pada penelitian ini:
n = �
(49)
Keterangan:
n = Besar sampel yang diinginkan N = Jumblah Populasi
e = estimator proporsi populasi Sehingga jumlah sample menjadi:
n = �
1+�2
n = 280
1+280(0.1)2 = 73,68 orang. Dibulatkan menjadi 74 orang.
Atas perhitungan diatas didapatkan sampel sebanyak 74 orang yang merupakan konsumen yang membeli produk dan pangkas di Next Salon For men yaitu pria yang berusia 17 – 45 tahun.
3.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:70) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melaului pengumpulan data. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan store atmosphere
terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan store atmosphere
(50)
3.5 Kerangka Konsep
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi yang menjadi variabel penelitian yaitu: variabel store atmosphere yaitu variabel independen/variabel bebas (X) dan variabel keputusan pembelian yaitu variabel dependen/variabel terikat (Y). konsep penelitian ini adalah untuk melihat, mengukur, dan menganalisis pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.
Gambar 3.1
3.6 Defenisi Oprasional
Defenisi oprasional merupakan petunjuk pelaksanaan yang mengenai cara – cara untuk mengukur variabel – variabel. Adapun variabel penelitian beserta defenisi oprasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel Store atmosphere (X) merupakan suasana dan keadaan toko yang merupakan keseluruhan dari karakteristik fisik toko yang direncanakan seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma secara menyeluruh yang berada di ruang dalam toko (instore) dan ruang luar toko (outstore) akan menciptakan lingkungan yang memberi kenyamanan bagi konsumen dan memberi efek emosional khusus yang dapat menyebabkan
Store Atmosphere (X)
Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
(51)
konsumen melakukan tindakan pembelian. Berikut ini merupakan indikator store atmosphere :
a. Exterior adalah bagian luar toko yang menjadi daya tarik bagi konsumen.
b. General Interior adalah bagian dalam toko yang menjadi faktor terpenting yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli.
c. Layout Toko adalah tata letak seluruh elemen toko dan seluruh fasitias toko.
d. Interior Point of Interest Display adalah dekorasi yang menjadi daya tarik bagi konsumen yang berkunjung.
Variabel Keputusan pembelian (Y) merupakan suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi indikator dari keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut :
a. Mencari Informasi merupakan merupakan proses pencarian informasi yang relevan tentang sesuatu produk dan alternatif produk lainnya.
b. Merencanakan Pembelian merupakan kegiatan pembuatan rencana pembelian setelah memperoleh informasi atas produk.
c. Keyakinan dalam Membeli merupakan sikap yang dilaksanakan oleh konsumen yang diperoleh atas informasi dan rencana pembelian.
(52)
d. Keputusan Pembelian merupakan tahapan memutuskan untuk membeli dan memilih dari beberapa alternatif yang ditawarkan
Tabel 3.1 Defenisi Oprasionaln
Variabel Indikator Sub Indikator Item
Store Atmosphere (X)
Exterior Papan nama toko a. Desain papan
nama toko yang sesuai
b. Penempatan papan nama toko yang mudah terlihat
c. Tekstur papan nama toko yang unik
Pintu masuk toko a. Penempatan pintu masuk yang tepat.
b. Ukuran pintu masuk yang lebar c. Desain pintu masuk yang lebih menarik.
Tempat parkir a. Tempat parkir yang disediakan cukup luas b. Kemanan tempat parkir yang terjamin
General interior Warna dan
Pencahayaan
a. Pencahayaan dalam toko yang terang
b. Pemilihan warna dinding yang menarik
Pegawai a. Penampilan
Pegawai rapi
(53)
pegawai yang ramah c. Keterampilan pegawai
memangkas yang baik daan seuai standar
Harga Harga sesuai
dengan pelayanan yang diberikan dan produk yang dibeli
Kebersihan a. Kondisi toko yang selalu bersih b. Aroma/bau dalam toko yang wangi
c. Kesejukan toko
Store layout Lalu lintas toko a. Gang didalam
toko yang luas Pengelompokkan
produk
a.Pengelompokkan produk-produk sesuai jenisnya Alokasi ruang a. Area pangkas
yang luas b.Tersedianya ruang tunggu yang
(54)
Interior Point of Interest Display
Tanda petunjuk, poster , gambar
a. Poster – poster tentang gaya rambut yang sedang trend terlihat jelas
b. wall paper yang
menarik
Rak dispaly
(pajangan)
Rak dispaly
(pajangan) buku – buku dan produk – produk perawatan rambut yang menarik Keputusan Pembelian (Y) Proses Keputusan Pembelian Mencari tentang informasi a. Infomasi tentang next for men diperoleh dengan mudah. Merencanakan
pembelian
a. Berkunjung ke next salon for men dan tertarik untuk pangkas dan membeli produk b. Melakukan Penilaian terhadap Beberapa alternatif tempat pangkas lain sebelum melakukan keputusan pembelian Keyakinan dalam membeli a.Keyakinan terhadap harga yang ditetapkan setara dengan pelayanan yang diberikan oleh next salon for men
b.Image yang baik
dari next salon for men memberikan keyakinan bagi konsumen untuk pangkas dan membeli produk Keputusan a. Beragam jenis
(55)
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta fakta-fakta yang diutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Primer (Primary Data)
Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan menggunakan angket (kuesioner) dan observasi (pengamatan) :
a. Kuisioner (Angket) Tertutup
Kuisioner Tertutup adalah daftar pertanyaan berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian dimana responden dibatasi dalam menjawab dengan memberikan daftar jawaban dan responden hanya bisa menjawab dengan memilih pilihan jawaban yang telah disediakan. Kuisioner diberikan kepada responden yang merupakan konsumen dari Next Salon For Men untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti.
b. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk menambah informasi tentang store atmosphere
dan keputusan pembelian di Next Salon For Men yang didasari pada realita di Pembelian treatment rambut
yang ditawarkan next salon for men b. Perawatan rambut sudah menjadi kebutuhan konsumen
(56)
lokasi penelitian. Observasi dilaksanakan secara langsung kepada pegawai dan konsumen dan terhadap store atmosphere di Next Salon for Men, Jumlah pembelian konsumen dan karakteristik konsumen, pelayanan.
2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)
Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer yaitu melalui studi kepustakaan dan studi dokumentasi untuk penjelasannya sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, kaya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta mamiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian yaitu dokumen atau daftar konsumen yang pangkas dan membeli produk di Next salon for men.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti membutuhkan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yan digunakan dengan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan lima tipe alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :
(57)
1) Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 2) Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4
3) Untuk pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 4) Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
5) Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
3.9 Teknik Analisa Data
Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa data kuantitatif yang merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka. Metode yang digunakan adalah metode analisis korelasi dan regresi dengan bantuan program SPSS.
3.9.1 Metode Uji Instrumen
Uji instrumen untuk dapat memenuhi ketetapan dan kebenaran melalui dua persyaratan, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
A. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesenian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid bila ada ketidak sesuaian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek. Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian reliabilities alat ukur. Sebaliknya bila alat
(58)
ukur dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya hams dievaluasi atau diganti dengan alat ukur yang lebih tepat / efektif.
Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2.
Dengan ketentuan:
Jika rhitung > rtabelmaka pertanyaan valid.
Jika rhitung < rtabelmaka pertanyaan tiadak valid
B. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam penggunaannya. Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan alat pengukuran yang dipakai. Sesuatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach ≥ 0.60 (Gozhali, 2006: 42)
3.9.2 Metode Analisis Data
A. Metode Analisis Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiyono (2008:270) ”Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
(59)
variabel dependen”. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Store Atmosphere (X) terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y). Persamaan Regresi Linier Sederhana :
Y = a + bX
Y = Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
x = Variabel bebas
B. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Pada penelitian ini uji multikolinearitas tidak digunakan karena uji ini untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen yang lain dalam satu model, sedangkan ujikorelasi khusus digunakan untuk time series.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat dari nilai probabilitasnya. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Asymp. Sig. (2-tailed) > α 0,05) maka data adalah normal.
(60)
C. Uji Hipotesis 1. Uji Parsial (uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis yang di gunakan :
Ho: bi £ 0, maka variabel independen (store atmosphere) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).
Ho: bi > 0, maka variabel independen (store atmosphere ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh dependen (keputusan pembelian).
Cara melakukan uji tdengan tingkat signifikan (a) = 0,05 adalah dengan membandingkan t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitungnya maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan apabila t tabelnya < t hitungnya maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2006 :65) koefesien determinasi mengukur seberapa jauh variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefesien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila hasil �2 mendekati 1 maka hasil tersebut mengindikasikan korelasi yang kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Namun apabila hasil �2mendekati 0 berarti mengindikasikan korelasi yang lemah antara variabel bebas dengan variabel terikat
(61)
4.1.1 Sejarah Singkat Next Salon For Men
Next Salon For Men berada di Jalan Dr. Mansyur No 96 Medan. Tempat perawatan ini berdiri pada tanggal 24 februari 2010. Next salon for men merupakan salah satu pioneer dari berdirinya salon – salon atau tempat perawatan rambut khusus pria. Next salon for men di Jalan Dr. Mansyur ini merupakan salah satu cabang – cabang dari Next salon for men yang lainnya. Usaha ini didirikan karena perkembangan zaman dan kemajuan fashion dan trend khusunya gaya rambut yang bukan hanya diikuti oleh wanita tapi bagi pria dewasa ini sudah menjadi kebutuhan untuk menunjak penampilan.
Konsep usaha yang diusung oleh Next salon For Men berbeda dengan konsep usaha yang dilaksanakan oleh usaha – usaha pangkas lainnya terbukti dengan treatment – treatment dan produk yang ada di Next salon For Men lebih mengedepankan kualitas tingkat tinggi dan hasil model rambut yang selalu didukung dengan inovasi. Pangsa pasar dari Next salon For Men adalah kalangan menegah keatas terbukti dengan mematok harga yang lebih tinggi dari tempat pangkas biasa namun harga yang dipatok oleh Next salon For Men selalu diseimbangkan dengan kualitas produk, kualitas potongan rambut, dan kualitas rambut yang tinggi pula. Konsumen yang pangkas dan membeli produk di Next salon For Men berasal remaja sampai dewasa.
(62)
Next salon for men jalan Dr. Mansyur merupakan salon yang sangat memperhatikan store atmosphere nya dan menjadikan store atmosphere menjadi daya tarik bagi konsumen. Interiornya di dominasi dengan warna putih, Lighting
yang cerah memberi kesan cerah dan dekorasi tertata rapi dan elegan yang terdiri atas meja kasir, sofa, bangku untuk cukur rambut, cermin, rak peralatan cukur rambut, box keramas, dan ditambah lagi dengan wall paper yang mengambil tema kota – kota fashion didunia sehingga semakin memperjelas bahwa Next Salon For Men sebagai salon yang mengedepankan hasil kreasinya pada fashion yang disesuaikan dengan trend yang ada di negara – Negara yang menjadi pusat fashion
di dunia. Di next salon for men jalan Dr. Mansyur terbagi atas tiga tempat yaitu : ruang tunggu dan kasir, tempat cukur rambut, dan tempat keramas rambut. Desain posisi bangku cukur dan cermin sengaja disusun saling berlawanan yang terdiri atas tiga bangku cukur dan cermin di setiap sisinya sehingga dapat menampung jumlah konsumen lebih banyak dan ditambah lagi dengan pelayanan yang baik sehingga membuat konsumen menjadi betah untuk mencukur rambut, perawatan rambut, dan membeli produk yang ada di Next Salon For Men.
Next salon for men ini dari hari senin sampai minggu, dimulai dari jam 10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari senin – jumat ) dan jam 10.00 sampai jam 21.00 ( pada hari sabtu dan minggu). Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Next Salon For Men. Next Salon For Men menawarkan banyak treatment rambut seperti : cukur rambut, hair tattoo,
creambath, dan colouring. Selain variasi treatment Next Salon For Men juga menjual berbagai produk perawatan rambut seperti : conditioner, hair gel, dan
(63)
treatment hair cream. Harga untuk perawatan rambut di Next Salon For Men mulai dari Rp 45.000 sampai Rp 125.000 sedangkan untuk produk mulai dari Rp 20.000 sampai dengan Rp 80.000.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari Next Salon For Men adalah menjadi salon khusus pria nomor satu bagi konsumen di kota medan.
Misi
1. Terus berinovasi dengan gaya rambut dan selalu mengikuti model – model rambut yang sedang trend pada zaman ini.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kemampuan pegawai dalam melayani konsumen.
3. Merencanakan strategi pemasaran yang inovatif dan kreatif sehingga dapat mencapai pangsa pasar yang lebih besar.
4. Menciptakan hubungan baik dengan konsumen 4.1.3 Tujuan Pendirian Perusahaan
Setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang harus memiliki tujuan perusahaan. Dengan adanya tujuan perusahaan, maka seluruh aktivitas ataupun kegiatan dapat diarahkan untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan, demikian halnya dengan Next Salon For Men. Adapun tujuan Next Salon For Men adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan keuntungan melalui hasil penjualan.
2. Meningkatkan jumlah konsumen yang memutuskan pembelian di Next Salon For Men
(1)
107
luar toko (outstore) akan menciptakan lingkungan yang member kenyamanan bagi konsumen dan memberi efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Maka dengan meningkatkan kualitas
store atmosphere pada Next Salon For Men, maka dapat mendorong konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Sedangkan keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, kepribadian dan kelas sosial yang berbeda. Sesuai dengan pendapat dari Menurut Levy & Weitz (2001:556) mengemukakan bahwa ” customer purchasing behavior is also influenced by the store atmosphere” dan penelitian dari Baros (2013) dari Universitas Sumatera Utara dengan judul skripsi Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Ranch57 Café & Resto Medan diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan store atmosphere terdahadap keputusan pembelian di Ranch57 Café & Resto Medan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 61,3%. Dapat disimpulkan bahwa dengan mengerti hal –hal yang diinginkan konsumen khusunya dalam hal store atmosphere, maka
(2)
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data yang dilakukan terhadap variabel – variabel tentang pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Next Salon For Men, maka hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Store atmosphere merupakan bagian dari strategi pemasaran fisik yang
mampu mempengaruhi pelanggan untuk melaksanakan kegiatan pembelian. Next Salon for Men sangat memperhatikan dan menjaga keadaan store atmosphere tokonya terbukti dengan respon positif dari konsumen yang berkunjung ke Next Salon For Men terhadap store atmosphere – nya.
2. Keputusan Pembelian konsumen merupakan kegiatan pengambilan keputusan dan pemilihan atas alternatif pilihan yang tersedia. Berdasarkan jumlah pengunjung 40 orang perharinya maka dapat disimpulkan bahwa Next Salon for Men telah mampu menjadi salon khusus pria yang sesuai dengan keinginan dari konsumen. Berdasarkan dari data – data yang diperoleh maka dismpulkan bahwa konsumen memutuskan untuk pangkas dan membeli produk di Next Salon for Men karena Next Salon for Men sesuai dengan keinginan dari konsumen.
3. Berdasarkan data – data yang diperoleh dari kuesioner menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian pad Next Salon For Men. Faktor dari Store Atmosphere
(3)
109
pelayanan, pencahayaan, warna, aroma untuk merangsang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan pangkas atau perawatan rambut dan membeli produk di Next Salon For Men. Hasil regresi linear sederhana yang dilakukan hasilnya adalah apabila store atmosphere ditingkat 100% maka akan diikuti keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinan, didapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya pengaruh store atmosphere
terhadap keputusan pembelian pada Next Salon For Men adalah sebesar 70.6% .Hal ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian yang diduga store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka terkait dengan apa yang disimpulkan, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya Next Salon For Men terus meningkatkan kualitas dari store atmosphere sehingga dapat membantu peningkatan dari keputusan pembelian konsumen di Next Salon For Men. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan ide dalam desain dekorasi seluruh lokasi di Next Salon For Men.
2. Sebaiknya selain store atmosphere, Next Salon For Men juga harus meningkatkan faktor-faktor lain yang mendukung keputusan pembelian seperti promosi, strategi pemasaran dan faktor – faktor lainnya yang dapat mendukung.
(4)
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Amirin, Tatang M. 2011. “Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel rumus Slovin.” Tatangmanguny.wordpress.com
Berman, Barry dan Evans, Joel R. 2004. Retail Management A Strategic Apporoach. Ninth Editon. New Jersey: Pearson Education International. Effendy, Uchjana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisisi Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi 3. Yogyakarta: Andi
Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Bandung: Alfabeta
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman Pengalaman.Yogyakarta: BPFE.
Juliandi, Azuar, 2013.Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu Bisnis.
Medan : M2000
Kotler, Philip dan Amstrong, 2003. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Jakarta: PT.Indeks
Kotler, Phillip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 1. Jakarta. PT. Prenhallindo.
, 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. Terjemahan Drs. Benyamiin Molan. Jakarta: PT. INDEXS.
, 2005, Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Indeks.
, 2009, Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga belas. Jilid 1. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.
Lamb, Hair, dan McDaniel. 2001. Pemasaran. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
Levy, Michael, & Weitz, Bortom A, 2001, Retailing Management, Fourth edition, Richard D.Irwin Inc.
(5)
Lubis et al, 2007.Aplikasi SPSS(Statistical Product And Service Solutions) untuk menyusun skripsi & tesis. Medan : USU Press.
Parasuraman,A., Berry,L., Zeithaml,V..1998. “ The Service-Quality Puzzle. Business Horizons.
Peter, J Paul & Olson, Jerry C.1999. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta. PT. Gelora Aksara Pratama
Schiffman, Leon G. & Kanuk, Lesllie Lazar. 2007. Perilaku Kosumen. Edisi Ketujuh. Jakarta: Indeks.
Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. Jakarta: LP3S.
Sugiarto, Endar. 2002. Hotel Front Office Administration.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.
Sulaksana, Ujang. 2008. Stimuli di Dalam Toko Merangsang Kedatangan Konsumen. Diakses pada tanggal 13 Januari 2013 dari http://uyung wordpress.com.
Supranto, J dan Nandan Limakrisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
Sutisna. 2001. Perilaku konsumen & komunikasi pemasaran (edisi ke-3). Bandung: RemajaRosdakarya.
Sutisna dan Pawitra, 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: Penerbit PT. RemajaRosdakarya.
Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen.Bogor : PT.Ghalia Indonesia Utami, Christina Widhya. 2010. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat
Wisnalmawati.2005,Pengaruh Persepsi Dimensi Kualitas Terhadap Niat Beli Pembelian Ulang, Jurnal ekonomi & bisnis, no.3, jilid 10, UPN Yogyakarta. Penelitian Terdahulu :
Irawan Achmad Ardi,2010. Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko) Terhadap Keputusan Pembelian (Survai Pada Konsumen Yang Berbelanja Di Giant Hypermarket, Mall Olympic Garden Kota Malang). Fakultas Administrasi. Universitas Brawijaya, Malang.
(6)
Hadi, Dewi Rubiyanti. 2004. Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada China Emporium Factory Outlet Bandung. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Widyatama, Bandung.
Baros,Wan Sheilla Asmarina. 2013. Pengaruh Store Atmosphere Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Ranch57 Café & Resto Medan.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara
Putra, Nandi Eko. 2011. Analisis Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko)dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen di Wadezig Distro Kota Padang. Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Andalas Padang.
Govan,Suvi. 2005. Analisa Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Resto Nine.Universitas Petra,Surabaya