Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Kongbox Cafe Medan

(1)

PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONGBOX

CAFE MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

SUCI RIZKA KHAIRUNA TAMBUSAI 110907070

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Kongbox Cafe Medan

Nama : Suci Rizka Khairuna Tambusai

NIM : 110907070

Dosen Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si

Perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan perubahan tren atau gaya hidup masyarakat. Termasuk dalam hal menikmati makanan, masyarakat modern mengunjungi restoran ataupun kafe bukan hanya untuk menikmati makanan dan minuman tetapi untuk menikmati suasana yang diciptakan oleh kafe tersebut. Hal ini yang membuat para pelaku bisnis pada bidang kuliner harus memperhatikan penciptaan suasana (atmosphere) pada kafe atau restonya. Penelitian ini dilakukan di salah satu kafe di kota Medan yaitu Kongbox Cafe Medan yang merupakan salah satu kafe yang mengangkat tema yang unik untuk penciptaan store atmosphere nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan store atmosphere dan pengaruh store

atmopshere terhadap keputusan pembelian konsumen.

Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual,

penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.

Populasi dari penelitian ini adalah konsumen dari Kongbox Cafe Medan, sampel yang diambil sebanyak 90 responden dengan teknik pengambilan sampel secara probabilitas sampling, meliputi accidental sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang secara kebetulan melakukan pembelian dan

acceptanced random sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang

memang mempunyai kekampuan dan kemauan mengisi kuesioner.

Berdasarkan hasil linier sederhana yang dilakukan hasilnya adalah bahwa apabila store atmosphere dinaikkan satu kali 100% maka akan diikuti oleh kepuasan pelanggan sebesar 0.513. berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinan, didapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya pengaruh store

atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Kongbox cafe Medan adalah

sebesar 49.80% yang berarti 50.20% lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti promosi, harga, produk yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.

Kata kunci : Store Atmosphere, instore atmosphere, outstore atmosphere, keputusan pembelian konsumen


(3)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASING DECISIONS ( Business Study at Kongbox Cafe Medan )

Name : Suci Rizka Khairuna Tambusai

NIM : 110907070

Advisor : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si

The development of more modern area make a change for trend or lifestyle in society. Modern society who came in to restaurant or cafe is not only for enjoying the food and drink, but also to enjoying the atmosphere who created by the cafe. this makes business people in culinary business should consider the creation of ambience (atmosphere) at his cafe or restaurant. This research was done at one of cafe in Medan namely Kongbox Cafe Medan which is the one of cafe who have a unique theme for created the store atmosphere. this study aims to determine how the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions.

Store Atmosphere is the creation of store atmosphere through the visual, the arrangement of light, music and scents for create a comfortable environment so that purchases can influence a perceptions and emotions of consumers to make purchases. Consumer purchasing decisions is the selection of the two options or more. In other words, alternative options should be available to a person when making decisions.

Population of this research is the consumer of Kongbox Cafe Medan, samples taken as much as 90 respondent with sampling techniques by the probability sampling include insidental sampling that is a sampling to customers who oncidentally made a purchase on Kongbox Cafe Medan and acceptanced random sampling that's sampling methods to consumers who indeed have ability and willingness to complete a questionnaire.

Based on a simple linear regression performed, stating he results obtained when the store atmosphere is increased one time or 100% it will be followed by customer satisfaction by 0.513. based on the calculation of determinant coefficient, obtained a conclusion that the effect of store atmosphere on purchasing decisions on Kongbox cafe Medan is at 49.80% which means that 50.20% is influenced by other factors such as promotion, price, products that have not include in this research.

Keywords : Store Atmosphere, Instore Atmosphere, Outstore Atmosphere, consumer purchasing decision.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

pada Kongbox Cafe Medan”. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dan terselesaikannya skripsi ini karena adanya bantuan, masukan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada yang teristimewa kedua orang tua saya, Ayah (Drs.Khairuddin Tambusai M.Pd) dan Mama (Rosmawita) yang telah memberikan kasih sayang dan memberi banyak petuah dalam menyelesaikan skripsi ini, serta adinda tersayang Haliza Khairuni Tambusai yang telah memberi banyak dukungan.

Selain itu penulis juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Badaruddin, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(5)

4. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan arah kepada penulis. 5. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai di Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Bapak Yuda, yang merupakan salah satu pemilik dan pendiri Kongbox Cafe yang telah banyak memberikan informasi dan masukan terkait dengan penelitian ini.

7. Karyawan Kongbox cafe Medan yang telat memberikan banyak informasi yang dibutuhkan penulis.

8. Seluruh teman-teman Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis 2011 yang selalu membantu dan memberikan dukungan.

9. Kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pembaca.

Medan, 25 Juli 2015


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 4

1.3Tujuan Penelitian... 4

1.4Manfaat Penelitian... 4

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Store Atmosphere... 6

2.1.1 Pengertian Store Atmosphere... 6

2.1.2 Faktor-faktor dan Tujuan Store Atmosphere... 6

2.1.3 Cakupan Store Atmosphere... 8

2.1.4 Elemen Store Athmosphere... 10

2.2 Keputusan Pembelian Konsumen... 17

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen... 17

2.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen... 17


(7)

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen... 21

2.3 Kerangka Konseptual... 24

2.4 Penelitian Terdahulu... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian... 28

3.2 Lokasi Penelitian... 28

3.3 Populasi dan Sampel... 28

3.3.1 Populasi... 28

3.3.2 Sampel... 29

3.3.2.1 Teknik Pengambilan Sampel... 30

3.4 Hipotesis... 30

3.5 Definisi Konsep... 30

3.6 Definisi Operasional... 31

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 36

3.8 Teknik Pengumpulan Skor... 37

3.9 Teknik Analisa Data... 38

3.9.1 Analisis Tabel Tunggal... 38

3.9.2 Analisis Regresi Linier Sederhana... 39

3.9.3Uji Asumsi Klasik... 39

3.9.4 Uji Hipotesis... 40

3.9.5 Uji Validitas... 41


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Perusahaan... 44

4.1.1 Sejarah Singkat Kongbox Cafe Medan... 44

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 45

4.1.3 Tujuan Pendirian Perusahaan... 45

4.1.4 Strukstur Organisasi Perusahaan... 46

4.1.5 Deskripsi dan Tanggung Jawab Bidang... 48

4.2 Pelaksaan Store Atmosphere pada Kongbox Cafe Medan... 51

4.3 Penyajian Data... 54

4.3.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas... 55

4.3.2 Analisis Tabel Tunggal... 56

4.3.2.1 Karakteristik Responden... 59

4.3.2.2 Penyajian Data Tentang Store Atmosphere Kongbox Cafe Medan (Variabel X)... 64

4.3.2.3 Penyajian Data Tentang Store Atmosphere Kongbox Cafe Medan (Variabel Y)... 73

4.3.3 Analisis Data... 78

4.3.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 78

4.3.4 Uji Asumsi Klasik... 80

4.3.4.1 Uji Normalitas... 80

4.3.5 Uji Hipotesis... 81

4.3.5.1 Uji T... 80

4.3.5.2 Koefisien Determinasi (R)... 82


(9)

4.4 Pembahasan... 82

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 84 5.2 Saran... 85

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Rata – Rata Pengunjung... 27

Tabel 3.2 : Tabel Operasional Variabel... 33

Tabel 4.1 : Uji Validitas Kuesioner (X)... 53

Tabel 4.2 : Realibilitas Kuesioner(X)... 54

Tabel 4.3 : Uji Validitas Kuesioner (Y)... 54

Tabel 4.4 : Realibilitas Kuesioner (Y)... 55

Tabel 4.5 : Jenis Kelamin... 56

Tabel 4.6 : Usia... 57

Tabel 4.7 : Pendidikan Terakhir... 58

Tabel 4.8 : Pekerjaan... 58

Tabel 4.9 : Domisili... 59

Tabel 4.10 : Frekuensi Berkunjung... 60

Tabel 4.11 : Penghasilan... 61

Tabel 4.12 : Karyawan Kongbox Cafe Melakukan Pelayanan dengan Baik dan Ramah... 62

Tabel 4.13 : Karyawan Kongbox Cafe Memakai Seragam yang Rapi dan... 63

Tabel 4.14 : Minuman yang dipajang sesuai dengan Konsep Cafe... 64

Tabel 4.15 : Bahan yang Digunakan untuk Kursi dan Meja pada Kongbox Cafe Sudah Tepat... 64

Tabel 4.16 : Gambar dan Poster pada Dinding Kongbox Cafe Menciptakan Karakteristik Toko... 65

Tabel 4.17 : Musik yang Disajikan Pihak Kongbox Cafe dapat Menciptakan Perasaan Senang... 66

Tabel 4.18 : Tidak Ada Suara Mengganggu di Dalam Cafe... 67


(11)

Tabel 4.19 : Aroma Makanan dan Minuman yang di Sajikan

Kongbox Cafe dapat MembangkitkanSelera... 67

Tabel 4.20 : Aroma dari Pewangi Ruangan pada Kongbox Cafe dapat Menciptakan Kenyamanan... 68

Tabel 4.21 : Tidak Ada Aroma Mengganggu di Dalam Kafe... 69

Tabel 4.22 : Pemilihan Warna pada Dinding Kafe Menarik... 69

Tabel 4.23 : Pencahayaan di Dalam Kongbox Cafe Ditata dengan Baik ... 70

Tabel 4.24 : Desain Bangunan Kongbox Cafe Menampilkan Kesan Unik pada Kafe... 71

Tabel 4.25 : Kongbox Cafe Memiliki Image yang Baik Sehingga Responden Tertarik Melakukan Pembelian... 72

Tabel 4.26 : Suasana yang Tercipta di Kongbox Cafe Sangat Nyaman Sehingga Responden Termotivasi Untuk Melakukan Pembelian... 73

Tabel 4.27 : Responden Tertarik Melakukan Pembelian Karena Desain Kafe Sesuai denganKepribadianResponden... 73

Tabel 4.28 : Lingkungan Sekitar Responden yang Mempunyai Kebiasaan Berkumpul di Kafe... 74

Tabel 4.29 : Responden Melakukan Pembelian pada Kongbox Cafe Karena Merupakan Tempat Favorit Komunitas Responden... 75

Tabel 4.30 : Responden Melakukan Pembelian di Kongbox Cafe Karena Rekomendasi Teman atau Kerabat Responden... 76

Tabel 4.31 : Anggota Keluarga Responden Senang Berkunjung ke Kongbox Cafe dan Merekomendasikannya kepada Responden... 76

Tabel 4.32 : Hasil Analisis Linier Sederhana... 78

Tabel 4.33 : Hasil Uji T... 80


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen... 17 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Kongbox Cafe Medan... 47 Gambar 4.2 : Uji Normalitas Data... 80


(13)

ABSTRAK

Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Kongbox Cafe Medan

Nama : Suci Rizka Khairuna Tambusai

NIM : 110907070

Dosen Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si

Perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan perubahan tren atau gaya hidup masyarakat. Termasuk dalam hal menikmati makanan, masyarakat modern mengunjungi restoran ataupun kafe bukan hanya untuk menikmati makanan dan minuman tetapi untuk menikmati suasana yang diciptakan oleh kafe tersebut. Hal ini yang membuat para pelaku bisnis pada bidang kuliner harus memperhatikan penciptaan suasana (atmosphere) pada kafe atau restonya. Penelitian ini dilakukan di salah satu kafe di kota Medan yaitu Kongbox Cafe Medan yang merupakan salah satu kafe yang mengangkat tema yang unik untuk penciptaan store atmosphere nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan store atmosphere dan pengaruh store

atmopshere terhadap keputusan pembelian konsumen.

Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual,

penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.

Populasi dari penelitian ini adalah konsumen dari Kongbox Cafe Medan, sampel yang diambil sebanyak 90 responden dengan teknik pengambilan sampel secara probabilitas sampling, meliputi accidental sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang secara kebetulan melakukan pembelian dan

acceptanced random sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang

memang mempunyai kekampuan dan kemauan mengisi kuesioner.

Berdasarkan hasil linier sederhana yang dilakukan hasilnya adalah bahwa apabila store atmosphere dinaikkan satu kali 100% maka akan diikuti oleh kepuasan pelanggan sebesar 0.513. berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinan, didapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya pengaruh store

atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Kongbox cafe Medan adalah

sebesar 49.80% yang berarti 50.20% lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti promosi, harga, produk yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.

Kata kunci : Store Atmosphere, instore atmosphere, outstore atmosphere, keputusan pembelian konsumen


(14)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASING DECISIONS ( Business Study at Kongbox Cafe Medan )

Name : Suci Rizka Khairuna Tambusai

NIM : 110907070

Advisor : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si

The development of more modern area make a change for trend or lifestyle in society. Modern society who came in to restaurant or cafe is not only for enjoying the food and drink, but also to enjoying the atmosphere who created by the cafe. this makes business people in culinary business should consider the creation of ambience (atmosphere) at his cafe or restaurant. This research was done at one of cafe in Medan namely Kongbox Cafe Medan which is the one of cafe who have a unique theme for created the store atmosphere. this study aims to determine how the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions.

Store Atmosphere is the creation of store atmosphere through the visual, the arrangement of light, music and scents for create a comfortable environment so that purchases can influence a perceptions and emotions of consumers to make purchases. Consumer purchasing decisions is the selection of the two options or more. In other words, alternative options should be available to a person when making decisions.

Population of this research is the consumer of Kongbox Cafe Medan, samples taken as much as 90 respondent with sampling techniques by the probability sampling include insidental sampling that is a sampling to customers who oncidentally made a purchase on Kongbox Cafe Medan and acceptanced random sampling that's sampling methods to consumers who indeed have ability and willingness to complete a questionnaire.

Based on a simple linear regression performed, stating he results obtained when the store atmosphere is increased one time or 100% it will be followed by customer satisfaction by 0.513. based on the calculation of determinant coefficient, obtained a conclusion that the effect of store atmosphere on purchasing decisions on Kongbox cafe Medan is at 49.80% which means that 50.20% is influenced by other factors such as promotion, price, products that have not include in this research.

Keywords : Store Atmosphere, Instore Atmosphere, Outstore Atmosphere, consumer purchasing decision.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan di segala bidang. Perubahan tersebut antara lain dipengaruhi oleh oleh beberapa faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus komunikasi yang berkembang semakin cepat. Perubahan dan perkembangan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan kota – kota besar di Indonesia. Misalnya seperti yang terjadi pada kota Jakarta, Surabaya dan termasuk kota Medan.

Pada kenyataannya, perkembangan dan perubahan di bidang ekonomi tersebut membawa akibat pada berbagai aspek dibidang ekonomi, termasuk terjadinya pergeseran manajemen dalam bidang pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009:34), pergeseran dari berfokus pada transaksi yang mampu menghasilkan laba, kepada berfokus pada nilai masa hidup pelanggan. Biasanya perusahaan akan mengarah pada menghasilkan laba pada masing masing transaksi. Namun, perusahaan modern lebih mengutamakan untuk berfokus pada pelanggan, produk, dan saluran mereka yang paling mampu menghasilkan laba. Mereka memperkirakan nilai masa hidup pelanggan individual dan merancang tawaran dan harga pasar untuk menghasilkan laba sepanjang hidup pelanggan. Perusahaan modern lebih mengutamakan bertahannya pelanggan. Menarik pelanggan baru, bisa jauh lebih penting daripada melakukan tugas untuk mempertahankan pelanggan.


(16)

Untuk menjawab tantangan dan perubahan tersebut, para pelaku bisnis berlomba-lomba menciptakan inovasi baru dan mengambil peluang-peluang bisnis untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif diantara para pesaing untuk mampu mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Termasuk para pelaku bisnis di kota Medan, perkembangan bisnis di kota Medan semakin berkembang dengan banyaknya ide-ide bisnis baru yang bermunculan terutama pada bidang kuliner. Perkembangan bisnis di bidang kuliner di kota Medan ditandai dengan banyaknya bermunculan kafe – kafe yang mengangkat tema-tema tertentu agar kafe tersebut terlihat unik dan menarik untuk dikunjungi.

Hal tersebut dipicu oleh perubahan tren atau gaya hidup pada masyarakat yang semakin modern. Misalnya, dulu restauran ataupun kafe merupakan tempat dimana konsumen datang hanya untuk menikmati makanan yang dijual namun dengan perubahan gaya hidup masyarakat sekarang, restauran maupun kafe bukan hanya sekedar tempat menikmati makanan dan minuman, tetapi tempat untuk menikmati suasana yang diciptakan oleh restaurant atau kafe tersebut. Hal ini didorong oleh pendapat Tan bahwa alasan kebanyakan konsumen mengunjungi HoReKa (Hotel, Restoran, Kafe) bukan hanya untuk makan dan minum melainkan mereka lebih cenderung menikmati suasana khas HoReKa dan kesempatan bertemu dengan orang lain ( Tan, 2002:13).

Store atmosphere dapat membentuk karakteristik ataupun citra dari suatu

toko. Dekorasi yang nyaman dan menarik dapat menjadi nilai yang sangat penting untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Para pelaku usaha harus pandai menuangkan ide-ide kreatif dan modern sesuai dengan segmen pasar yang dituju.


(17)

Kongbox cafe merupakan salah satu dari banyaknya kafe-kafe yang mengangkat tema-tema unik di kota medan. Kongbox cafe terletak Jl. SMTK no.8 Medan. Kongbox cafe dibuka pada tanggal 18 Juli 2014. Kafe ini di desain dengan susunan container-container yang didalamnya tercipta suasana yang nyaman dan santai, dengan sofa-sofa dan desain interior kafe yang dapat menciptakan suasana seperti kafe-kafe di Amerika. Suasana yang bersih, luas dan nyaman pada desain outdoor kafe dengan meja dan kursi kayu juga terdapat kolam ikan dan pemandangan yang unik disekitar kafe . Kongbox cafe merupakan salah satu kafe dari beberapa kafe yang mengangkat tema yang unik di kota Medan.

Penciptaan store atmosphere merupakan faktor terpenting untuk suatu usaha mempertahankan dan menarik pelanggannya. Store Atmosphere suatu kafe menjadi bagian yang sangat penting mengingat persaingan yang cukup pesat sejak beberapa tahun belakangan, ditandai dengan munculnya kafe-kafe baru disepanjang Jl.Dr.Mansyur Medan.

Para pelaku bisnis di kota Medan berlomba-lomba menciptakan store atmosphere kafe yang kreatif dan unik untuk menarik pelanggan, hal ini yang membuat Kongbox Cafe harus memperhatikan store atmosphere tokonya agar menarik masyarakat kota Medan untuk berkunjung dan menikmati suasana yang disuguhkan oleh cafe dan Kongbox Cafe dapat lebih unggul dari para pesaing.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “ Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada KONGBOX cafe Medan”


(18)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan Store Atmosphere pada Kongbox Cafe Medan? 2. Bagaimana pengaruh Store Atmospere terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen pada Kongbox Cafe Medan?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan hasil dari perumusah masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pelaksanaan store atmosphere pada Kongbox Cafe Medan.

2. Mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kongbox Cafe Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti

di bidang pemasaran, khususnya mengenai store atmosphere dan keputusan pembelian konsumen.

2. Bagi perusahaan, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi perusahaan dalam bidang pemasaran.

3. Bagi Program studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu untuk

menambah bacaan bagi mahsiswa/i di jurusan Administrasi Bisnis USU.


(19)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Store Atmosphere

2.1.1 Pengertian Store Atmosphere

Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual,

penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian (Levy, 2001: 576). Keseluruhan rancangan yang diciptakan bertujuan untuk membangun citra toko dan membangun karakteristik toko yang mempengaruhi keadaan emosional calon konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Menurut Lamb et al (2001: 105) “Store atmosphere (suasana toko) yaitu suatu keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik, dekorasi dan lingkungan

sekitarnya”. Sutisna (2001: 164) mengatakan store atmosphere adalah “penataan

ruang dalam (instore) dan ruang luar (outstore) yang dapat menciptakan

kenyamanan bagi pelanggan”. Keseluruhan tata letak fisik toko dilakukan untuk menciptakan kenyamanan bagi pelanggan.

2.1.2 Faktor-faktor dan tujuan store atmosphere

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko menurut Lamb et al (2001:108), yaitu:


(20)

1. Jenis karyawan, Karakteristik umum karyawan, sebagai contoh : rapi, ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan.

2. Jenis barang dagangan dan kepadatan, Jenis barang dagangan yang dijual bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin diciptakan oleh pengecer.

3. Jenis perlengkapan tetap (fixture) dan kepadatan, Perlengkapan tetap bisa elegan (terbuat dari kayu jati), trendi (dari logam dan kaca tidak tembus pandang). Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin diciptakan.

4. Bunyi suara, Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko. Musik dapat mengontrol lain lintas di toko, menciptakan suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya. 5. Aroma, Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian

menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja. dan umumnya bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan wangi antara lain sebagai perluasan dan strategi eceran.

6. Faktor visual, Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian, warna merah kuning atau oranges dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna-warna yang menyejukkan seperti hijau, dan violet digunakan untuk membuka tempat yang tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih.


(21)

Pencahayaan juga dapat mempunyai pengaruh penting pada suasana toko. Konsumen takut untuk berbelanja pada malam hari di daerah tertentu dan lebih merasa senang bila tempat itu memiliki pencahayaan yang kuat untuk alasan keselamatan. Tampak luar .suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan hendaknya tidak menerbitkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi pembelanja.

Store atmosphere mempunyai tujuan tertentu. Menurut Lamb et al (2001:

105-109), dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko, dan memposisikan eceran toko dalam benak konsumen.

2. Tata letak yang efektif tidak hanya akan menjamin kenyamanan dan kemudahan melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu lintas pelanggan dan perilaku belanja.

2.1.3 Cakupan Store Atmosphere

Menurut Levi dan Weitz (2001: 118), Store atmosphere terdiri dari dua hal, yaitu Instore atmosphere dan Outstore atmosphere:

1. Instore Atmosphere

Instore Atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di dalam ruangan

yang menyangkut:

a. Internal Layout merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam

ruangan yang terdiri dari tata letak meja kursi pengunjung, tata letak meja kasir, dan tata letak lampu, pendingin ruangan, sound.


(22)

b. Suara merupakan keseluruhan alunan suara yang dihadirkan dalam ruangan untuk menciptakan kesan rileks yang terdiri dari live music yang disajikan restoran dan alunan suara musik dari sound system. c. Bau merupakan aroma-aroma yang dihadirkan dalam ruangan untuk

meniptakan selera makan yang timbul dari aroma makanan dan minuman dan aroma yang ditimbulkan oleh pewangi ruangan.

d. Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahan bahan yang digunakan untuk meja dan kursi dalam ruangan dan dinding ruangan.

e. Desain interior bangunan adalah penataan ruang-ruang dalam restoran kesesuaian meliputi kesesuaian luas ruang pengunjung dengan ruas jalan yang memberikan kenyamanan, desain bar

counter, penataan meja, penataan lukisan-lukisan, dan sistem

pencahayaan dalam ruangan.

2. Outstore atmosphere

Outstore atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di luar ruangan yang

menyangkut:

a. External Layout yaitu pengaturan tata letak berbagai fasilitas

restoran diluar ruangan yang meliputi tata letak parker pengunjung, tata letak papan nama, dan lokasi yang strategis.

b. Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahanbahan yang digunakan bangunan maupun fasilitas diluar ruangan yang meliputi tekstur dinding bangunan luar ruangan dan tekstur papan nama luar ruangan. c. Desain eksterior bangunan merupakan penataan ruangan-ruangan luar restoran meliputi desain papan nama luar ruangan, penempatan


(23)

pintu masuk, bentuk bangunan dilihat dari luar, dan sistem pencahayaan luar ruangan.

2.1.4 Elemen Store Atmosphere

Menurut Barry dan Evans (2004: 455), “Atmosphere can be divided into several elements: exterior, general interior, store layout, and displays.” Elemen Store atmosphere ini meliputi : bagian luar toko, bagian dalam toko, tata letak ruangan, dan pajangan (interior point of interest display), akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini:

1. Exterior (bagian luar toko)

Karakteristik exterior mempunyai pangaruh yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko.

Element-elemen exterior ini terdiri dari sub elemen-sub elemen sebagai berikut:

a. Storefront (Bagian Muka Toko)

Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering menilai toko dari penampilan luarnya terlebih dahulu sehingga merupakan exterior merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi toko.


(24)

b. Marquee (Simbol)

Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memejang nama atau

logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya.

c. Entrance (Pintu Masuk)

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk konsumen.

d. Display Window (Tampilan Jendela)

Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko dengan memajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk,dan frekuensi penggantiannya.

e. Height and Size Building (Tinggi dan Ukuran Gedung)

Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut. Misalnya, tinggi langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-olah lebih luas.

f. Uniqueness (Keunikan)

Keunikan suatu toko bisa dihasilkan dari desain bangunan toko yang lain dari yang lain.


(25)

g. Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)

Keadaan lingkungan masyarakat dimana suatu toko berada, dapat mempengaruhi citra toko. Jika toko lain yang berdekatan memiliki citra yang kurang baik, maka toko yang lain pun akan terpengaruh dengan citra tersebut.

h. Parking (Tempat Parkir)

Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan menciptakan Atmosphere yang positif bagi toko tersebut.

2. General Interior (bagian dalam toko)

Yang paling utama yaneg dapat membuat penjualan setelah pembeli berada di toko adalah display. Desain interior dari suatu toko harus dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising. Display yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa dan memilih barang dan akhirnya melakukan pembelian. Ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi konsumen pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiri dari:

a. Flooring (Lantai)

Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting, karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.

b. Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)

Setiap toko harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk mengarahkan atau menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu dari


(26)

toko. Konsumen yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling terang yang berada dalam pandangan mereka. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat suasana yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya.

c. Scent and Sound ( Aroma dan Musik)

Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini dilakukan akan memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen, khusunya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stres sambil menikmati makanan.

d. Fixture (Penempatan)

Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan image yang berbeda pula.

e. Wall Texture (Tekstur Tembok)

Tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.

f. Temperature (Suhu Udara)

Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin.

g. Width of Aisles (Lebar Gang)


(27)

Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko.

h. Dead Area

Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang normal

tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misal : pintu masuk, toilet, dan sudut ruangan.

i. Personel (Pramusaji)

Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat, dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.

j. Service Level

Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Teguh,Rusli, dan Molan (2000) adalah self service, self selection, limited service, dan full service.

k. Price (Harga)

Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut.

l. Cash Refister (Kasir)

Pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang mudah dijangkau oleh konsumen.

m. Technology Modernization (Teknologi)

Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih mungkin. Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat secanggih mungkin dan


(28)

cepat, baik pembayaran secara tunai atau menggunakan pembayaran cara lain, seperti kartu kredit atau debet.

n. Cleanliness (Kebersihan)

Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk makan di tempat tersebut.

3. Layout Ruangan (Tata Letak Toko)

Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan fasilitas toko. Pengelola toko juga harus memanfaatkan ruangan toko yang ada seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang layout adalah sebagai berikut:

a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers. Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk:

1) Selling Space (Ruangan Penjualan)

Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara konsumen dan pramusaji.

2) Personnel Space (Ruangan Pegawai)

Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji seperti tempat beristirahat atau makan.

3) Customers Space (Ruangan Pelanggan)

Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen seperti toilet, ruang tunggu.

b. Traffic Flow (Arus Lalu Lintas)


(29)

Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu:

1) Grid Layout (Pola Lurus)

Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang.

2) Loop/Racetrack Layout (Pola Memutar)

Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk, mengelilingi seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau persegi, kemudian kembali ke pintu masuk.

3) Spine Layout (Pola Berlawanan Arah)

Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah.

4) Free-flow Layout (Pola Arus Bebas)

Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang diletakan dengan bebas.

4. Interior Point of Interest Display (Dekorasi Pemikat Dalam Toko)

Interior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display terdiri dari :

a. Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema)

Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendesain dekorasi toko atau meminta pramusaji berpakaian sesuai tema tertentu.


(30)

Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari gambar atau poster yang ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang dapat meningkatkan suasana toko.

2.2Keputusan Pembelian Konsumen

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 285) yaitu, “Keputusan pembelian

konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain,

pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan”.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2003: 224) yaitu

“keputusan pembelian adalah saat konsumen membeli suatu produk dalam waktu

tertentu”.

2.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Kotler (2002: 184) menjelaskan secara umum tentang proses keputusan pembelian dalam model 5 tahap.

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian Pengenalan masalah

Pencarian informasi


(31)

Sumber : Philips Kotler (2002 : 185)

Model ini merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami keputusan pembelian. Tahapan dalam model ini adalah:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang (rasa lapar, haus, seks) naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu pemikiran untk melakukan pembelian.

2. Pencarian Informasi

Pada tingkat ini seseorang menjadi lebih perseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Secara umum konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk komersial, dimana informasi tersebut didominasi pemasar. Beberapa sumber informasi utama konsumen adalah pribadi yang meliputi keluarga, teman, tetangga, dan rekan. Komersial yang meliputi iklan, situs web penyalur, kemasan, tampilan. Publik yang meliputi media massa, organisasi dan eksperimental yang meliputi penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk. Sumber sumber informasi tersebut melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.


(32)

3. Evaluasi Alternatif

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan. Konsumen akan mempertimbangkan manfaat termasuk keterpercayaan merk dan biaya atau resiko yang akan diperoleh jika membeli suatu produk. Berbagai resiko seperti resiko waktu, tenaga, biaya, resiko psikologis dan sosial akan dipertimbangkan oleh konsumen.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Keputusan pembelian ini sendiri dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu sikap orang lain dan uang akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap orang lain terhadap pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor yang lain adalah faktor situasi yang tidak dapat diantisipasi. Hal ini terjadi ketika konsumen mengambil keputusan pembelian terhadap suatu produk ada faktor keadaan yang tidak terduga sehingga konsumen merubah tujuan pembelian tersebut dengan menunda atau menghindari keputusan yang sangat dipengaruhi oleh resiko yang diperkirakan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian konsumen mungkin akan mengalami konflik karena melihat beberapa hal tertentu yang dikhawatirkan atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Pada perilaku pasca


(33)

pembelian ini ada beberapa hal yang akan terjadi seperti kepuasan pasca pembelian yang merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, maka semakin besarlah ketidakpuasan yang terjadi. Tindakan pasca pembelian, tindakan ini muncul dari puas tidak konsumen dalam melakukan konsumsi produk. Apabila konsumen puas, konsumen akan cenderung mengatakan hal-hal yang baik tentang merek kepada orang lain. Bila konsumen tidak puas maka akan terjadi hal yang sebaliknya ataupun konsumen tersebut akan mengabaikan merek yang tidak dapat memuaskan kebutuhannya tersebut. Hal yang terakhir adalah penggunaan dan penyingkiran pasca pembelian, semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk maka akan semakin cepat pembeli tersebut kembali ke pasar. Artinya, semakin tinggi tingkat penggunaan produk maka akan semakin cepat produk tersebut disingkirkan karna masa pakainya.

Menurut Kotler (2002: 202), pengambilan keputusan konsumen adalah seleksi yang dilakukan konsumen terhadap dua pilihan alternatif produk atau lebih. Terdapat 5 peran yang yang dimainkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, antara lain :

1. Pencetus (initiator), yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu barang/jasa.

2. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Pengambil keputusan (decider), yaitu seseorang yang mengambil


(34)

4. Pembelian (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.

5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri dari faktor internal dan eksternal. Menurut Hawkins et al (Supranto,2007: 3) , faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian, emosi, sikap, sedangkan faktor eksternal meliputi: budaya, sub budaya, demografis, status sosial, kelompok rujukan, keluarga.

1. Faktor-faktor internal

Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu yang memiliki pengaruh yang sangat penting terterhadap keputusan individu. Pengaruh yang dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap suatu alternatif produk yang ada yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan membeli suatu produk yang meliputi :

a. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya (Kotler, 2005: 216).

b. Pembelajaran


(35)

Pembelajaran merupakan istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar (Supranto,2007: 115).

c. Memori

Memori merupakan seluruh akumulasi pembelajaran pengalaman sebelumnya. Terdiri dari dua komponen, yaitu memori jangka pendek dan panjang. Memori jangka pendek merupakan porsi/ bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim (currently) diaktifkan atau dipergunakan (Supranto,2007: 129).

d. Motivasi

Motivasi merupakan kekuatan yang enejik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suatu motif (motive) merupakan kostruk (construct) mewakili kekuatan dalam

(inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku

dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon (Supranto, 2007: 93)

e. Kepribadian

Kepribadian (personality) merupakan suatu karakteristik individu mengenai kecendrungan merespon lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan mengarahkan perilaku


(36)

yang dipilih untuk mencapai tujuandalam situasi yang berbeda (Supranto, 2007: 104).

f. Emosi

Emosi adalah perasaan yang secara relatif tidak terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat (Supranto, 2007: 108).

g. Sikap

Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan dan manfaat dari objek tersebut (Sumarwan, 2004: 136).

3. Faktor-faktor eksternal a. Budaya

Budaya (culture) adalah keseluruhan yang kompleks (complex

whole) meliputi pengetahuan, kepercayaan, snei, hukum, moral,

kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat (Supranto, 2007: 21) b. Sub Budaya

Sub budaya merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama memiliki makna budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas,


(37)

jadi akan didipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan (Supranto, 2007: 47).

c. Demografis

Demografis merupakan suatu akibat dan suatu sebab dari nilai budaya dan kultural (Supranto, 2007: ).

d. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut (Sumarwan, 2002: 219).

e. Kelompok Rujukan/ Acuan

Kelompok Rujukan/Acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku (Sumarwan,2002: 250). f. Keluarga

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anakatau cucu), dan adopsi (Sumarwan, 2002: 227).

2.3Kerangka Konseptual


(38)

2.4Penelitian Terdahulu

Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan 4 refrensi jurnal dan skripsi yaitu sebagai berikut :

1. Syafik (2011) sebelumnya telah melakukan penelitian dengan topik yang berkaitan dengan topik diatas dalam skripsi yang berjudul

“Pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen

si Eva Bakery Gresik”. Hipotesis yang penulis rumuskan dalam

penelitian ini adalah bahwa Store Atmosphere yang terdiri dari: exterior, general interior,store layout dan display interior berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Eva

Bakery Gresik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen

yang ada di Eva Bakery Gresik, dengan menggunakan 100 sampel konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah dengan regresi linier berganda dengan bantuan SPSS versi 10 for windows. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dengan tingkat signifikan 2,5% dan uji F dengan tingkat signifikan 5%. Hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 1,833 + 0,274 X1 + 0,317 X2 + 0,36 X3 + 0,100 X4 Kesimpulannya yaitu, Store Atmosphere yang terdiri dari: exterior, general interior, store layout dan display interior berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan Pembelian Konsumen di Eva Bakery Gresik.


(39)

2. Helga Megawati (2008) sebelumnya telah melakukan penelitian dengan judul yang sama yaitu “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan

Pembelian Kosumen Pada Butik Rumah Cinta”. Penelitian ini

menggunakan analisis koefisien rank spearman. Hasil analisi menunjukkan tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh “Rumah Cinta” adalah setuju bahwa store atmosphere telah dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan analisa tanggapan konsumen bahwa mereka setuju dengan melakukan

pembelian di “Rumah Cinta”. Hasil penelitian menggunakan korelasi

Rank Spearman (Rs) menunjukkan hubungan yang searah dan positif

antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan tabel t juga menunjukkan bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima, yaitu menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang berarti antara store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memiliki kesimpulan bahwa store atmosphere dapat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian apabila pelaksanaan store atmosphere tersebut dilaksanakan dengan baik, begitupun sebaliknya.

3. Adityas Agung Wicaksono (2012) yang dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian

konsumen Rumahku Art Cafe di Magelang” menyimpulkan hasil dari

penelitiannya yang menunjukkan bahwa store atmosphere kurang memiliki pengaruh pada pembelian pertama. Penyebabnya mungkin adalah store atmosphere hanya akan dirasakan konsumen ketika


(40)

konsumen telah berada dalam sebuah kafe. sehingga pada keputusan pembelian, terutama pembelian pertama akan lebih dipengaruhi oleh hal lain. Pada penelitian ini ditemukan beberapa hal hal yang mempengaruhi pembelian seperti media komunikasi atau promosi dan faktor sosial.

4. Rianti Pratiwi (2010) telah melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

pada Blind Cafe Bandung”. Hasil analisis pernyataan responden

terhadap store atmosphere di Blind Cafe Bandung diperoleh nilai rata-rata keseluruhan sebesar 4,01 yang berarti bahwa konsumen menganggap pelaksanaan store atmosphere pada Blind Cafe Bandung telah dilaksanakan dengan baik karena berada pada interval 3,40-4,19. Hasil penelitian yang dilakukan dengan pengujian koefisien korelasi

Rank Spearman diperoleh nilai sebesar 0.960 yang menunjukkan

hubungan yang sangat kuat serta nilai positif yang menunjukkan searah antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen. Sedangkan besarnya pengaruh (Kd) store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Blind Cafe Bandung sebesar 92,16% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini sebesar 7,84%. Berdasarkan analisis uji hipotesis , didapat thitung sebesar 23,75 dan ttabel sebesar 1,679 dengan

tingkat kekeliruan 5%. Ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar

darpada ttabel, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan


(41)

demikian hipotesis yang diajukan, yaitu “store atmosphere berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian konsumen” dapat diterima.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilandaskan kepada pilsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008: 13). Penelitian ini menggunakan studi kausal, yaitu meneliti pengaruh store athmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di Kongbox Cafe Medan.


(42)

Penelitian ini dilakukan pada salah satu kafe di kota Medan yaitu Kongbox Cafe Jl.SMTK No.8 Medan. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yang dimulai dari bulan April 2015.

3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 115). Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah konsumen yang sudah berkunjung dan melakukan pembelian pada Kongbox Cafe Medan pada bulan April, Mei dan Juni 2015 yang memiliki rata – rata pengunjung sebanyak 897 responden.

Tabel 3.1

rata – rata pengunjung

Bulan Jumlah Pengunjung

April 2015 896

Mei 2015 905

Juni 2015 890

Total 2691

Rata – rata 897

Sumber : Kongbox Cafe Medan 3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil-wakil dari populasi. (Juliandi dan Irfan, 2013 :58). Dalam menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini didasarkan pada perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin sebagai berikut :


(43)

n =

Keterangan :

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : nilai kritis ( presentase tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 10%

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah :

n =

= 89,98

Maka dengan demikian jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 90 orang responden.

3.3.2.1Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara non probabilitas sampling, meliputi:

1. Accidental Sampling, yaitu suatu penarikan sampel kepada konsumen

yang secara kebetulan melakukan pembelian pada Kongbox Cafe Medan.

2. Acceptanced Random, Sampling yaitu metode penarikan sampel

kepada konsumen yang memang mempunyai kemampuan dan kemauan mengisi kuesioner.


(44)

Sugiyono (2012: 64) mendefinisikan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ha : Terdapat pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. H0 : Store Atmosphere tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

3.5Definisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan difinisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu :

1. Store athmosphere

Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual,

penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian (Levy, 2001: 576)

2. Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan (Schiffman, 2007: 285)

3.6Definisi Operasional


(45)

Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara – cara untuk mngukur variabel – variabel. Adapun variabel penelitian beserta definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X), yang terdiri dari :

a. Jenis karyawan, Karakteristik umum karyawan, sebagai contoh; rapi, ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan.

b. Jenis barang dagangan dan kepadatan, Jenis barang dagangan yang dijual bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin diciptakan oleh pengecer.

c. Jenis perlengkapan tetap (fixture) dan kepadatan, Perlengkapan tetap bisa elegan (terbuat dari kayu jati), trendi (dari logam dan kaca tidak tembus pandang). Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin diciptakan.

d. Bunyi suara, Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko. Musik dapat mengontrol lain lintas di toko, menciptakan suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya.

e. Aroma, Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja. dan umumnya bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan wangi antara lain sebagai perluasan dan strategi eceran.


(46)

f. Faktor visual, Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian, warna merah kuning atau oranges dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna-warna yang menyejukkan seperti hijau, dan violet digunakan untuk membuka tempat yang tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan juga dapat mempunyai pengaruh penting pada suasana toko. Konsumen takut untuk berbelanja pada malam hari di daerah tertentu dan lebih merasa senang bila tempat itu memiliki pencahayaan yang kuat untuk alasan keselamatan. Tampak luar .suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan hendaknya tidak menerbitkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi pembelanja.

2. Variabel terikat (Y), yang terdiri dari : a. Faktor Internal :

1) Persepsi : Proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya.

2) Motivasi : Kekuatan yang enerjik yang menggerakkan perilaku dan memeberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suatu motif (motive) merupakan konstrak (counstruck) mewakili kekuatan dalam (inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon.


(47)

3) Kepribadian : Suatu karakterisktik individu mengenai kecenderungan merespon lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuan dalam situasi yang berbeda.

b. Faktor Eksternal:

1) Sub Budaya: Merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama memiliki makna budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas, jadi akan didipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan 2) Kelas Sosial: Pembagian masyarakat kedalam kelas kelas yang

berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut.

3) Kelompok Rujukan/Acuan: Seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku.

4) Keluarga: Sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anakatau cucu), dan adopsi.


(48)

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator

Store Atmosphere (X) Faktor-faktor

penciptaan Store Atmosphere

Jenis karyawan

Jenis barang dagangan

Jenis perlengkapan tetap (fixture)

Bunyi suara


(49)

Aroma

Faktor Visual

Keputusan Pembelian Konsumen (Y)

Faktor internal Persepsi

Motivasi

Kepribadian

Faktor Eksternal Sub Budaya

Kelas Sosial

Kelompok Rujukan/ Acuan

Keluarga

3.7Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta fakta-fakta yang diutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer (Primary Data)

Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan menggunakan :


(50)

Wawancara dilakukan kepada pihak pihak yang terkait dengan penelitian ini agar didapat data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian. Kuesioner diberikan kepada responden yang merupakan konsumen dari Kongbox Cafe Medan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti.

c. Observasi ( Pengamatan)

Observasi dilakukan secara langsung di lokasi yang menjadi objek penelitian guna mendapatkan data primer.

2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)

Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan data yang telah dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer. Penulis menggunakan cara untuk memperoleh data sekunder sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku buku, karya ilmiah serta pemdapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian.


(51)

3.8Teknik Penentuan Skor

Untuk menghasilkan dan kuantitatif yang akurat, maka peneliti membutuhkan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan dengan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan lima tipe alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :

1. Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 2. Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4

3. Untuk pilihan jawaban Netral (N) diberi skor 3

4. Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5. Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing-masing variabel tersebut akan ditentukan dengan skala interval sebagai berikut :

Interval =

Interval =

= 0,75

Interval 0,75 dan dibulatkan menjadi 0,8

Dengan interval 0,8 maka kategori jawaban responden masing-masing variabel dapat diklasifikan sebagai berikut :

1. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21 – 5,00 2. Skor untuk kategori tinggi : 3,41 – 4,20


(52)

4. Skor untuk kategori rendah : 1,81 – 2,60 5. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00 – 1,80

Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori mana.

3.9 Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa data kuantitatif yang merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka. Metode yang digunakan adalah metode analisis korelasi dan regresi dengan bantuan program statistik.

3.9.1 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995: 276).

3.9.2 Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono (2008:270) “Regresi sederhana didasakan pada

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu

variabel independen”. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh store athmosphere (X) terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y).

Persamaan Regresi Linier Sederhana :

Y = α + bX


(53)

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

α = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

x = variabel bebas

3.9.3 Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov-

Smirnov dimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat

dari nilai probabilitasnya. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Asymp.Sig. (2-tailed)>α0,05) maka data adalah normal.

3.9.4 Uji Hipotesis 1. Uji Parsial ( uji t)

Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen sacara individual menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis yang digunakan :

Ho: bi < 0, maka variabel independen (store athmosphere) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).


(54)

Ho: bi > 0, maka variabel independen (store athmosphere) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh dependen (keputusan pembelian).

Cara melakukan uji t dengan tingkat signifikan (a) = 0,05 adalah dengan membandingkan t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitungnya maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan apabila t tabelnya < t hitungnya maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi adalah diantara nilai nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memeberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk variasi variabel dependen.

Pada intinya, koefisien determinasi mengukur seberapa jauh variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila hasil R mendekati 1 maka hasil tersebut mengidentifikasikan korelasi yang sangat kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Namun apabila hasil R mendekati 0 berarti mengidentifikasikan korelasi yang lemah antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali,2009).

3.9.5 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesenian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya


(55)

terjadi pada objek yang teliti. Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid bila ada ketidak sesuaian antara dua yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek. Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian realibilitas alat ukur. Sebaliknya bila alat ukur dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya harus dievaluasi atau diganti dengan alat ukur yang lebih tepat/efektif.

Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2.

Dengan ketentuan:

Jika rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan).

Jika rhitung < rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan).

3.9.6 Uji Realibilitas

Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam penggunaannya. Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan alat pengukuran yang


(56)

dipakai. Sesuatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Alpha Cronbach ≥ 0,60 (Gozhali, 2006: 42).


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Kongbox Cafe Medan

Kongbox Cafe didirikan pada 18 Juli 2014 oleh tiga orang owner yaitu Ardi, Ninok dan Yuda. Kongbox cafe didirikan dengan ide ketiga orang owner yang ingin membuat kafe dengan suasana berbeda dengan kafe kafe lainnya yang telah berdiri di Medan. Ketiga owner ingin membuat kafe dengan suasana yang tenang untuk kenyamanan pengunjung dan membuat desain kafe yang unik dan memiliki ciri khas dari kafe lain yang telah ada sebelumnya di kota Medan. Lokasi Kongbox Cafe berada di Jl.SMTK no.8 Medan yang dimana pada daerah tersebut terdapat beberapa jenis kafe dengan konsep konsep yang beragam. Pemilihan lokasi kafe yang terdapat di ujung Jl.SMTK dengan suasana yang tenang tanpa banyak kendaraan berlalu lalang sengaja dipilih agar konsumen yang berkunjung ke Kongbox Cafe dapat istirahat dari hiruk pikuk kota dan merasakan suasana yang nyaman.

Konsep yang digunakan pada Kongbox Cafe adalah American Cafe, karena desain kafe terinspirasi dari kafe kafe di Amerika. Material yang digunakan untuk bangunan dan properti didalam kafe adalah recycled material. Material yang dipakai untuk kafe merupakan bahan bahan bekas industri seperti container yang digunakan untuk dinding bangunan, kayu pallet untuk material


(58)

peralatan dapur saja yang tidak memakai recycled material. Karena pemilik kafe tertarik dengan dunia otomotif, maka pajangan pajangan didalam kafe juga kebanyakan terinspirasi dari dunia otomotif misalnya terdapat pajangan pada dinding kafe yang terbuat dari velg ban mobil dan terdapat miniatur miniatur mobil yang dipajang didalam kafe. Juga terdapat poster-poster dan mural yang dibuat pada dinding didalam kafe yang membuat kafe terkesan lebih modern dan sesuai dengan selera kalangan muda.

Lingkungan di sekitar Kongbox Cafe juga terasa tenang dan nyaman bagi pengunjung yang ingin bersantai dan berkumpul dengan teman-teman dan komunitasnya. Kongbox Cafe terdapat ruangan indoor dan outdoor. Ruangan

outdoor pada Kongbox cafe sering dijadikan lokasi untuk acara-acara ulang tahun

dan foto karena desain outdoor kafe yang menarik. Bar counter terdapat diluar ruangan cafe yang membuat kafe terlihat semakin menarik.

Pangsa pasar yang ditargetkan oleh Kongbox Cafe awalnya adalah komunitas komunitas dengan kisaran umur 25 keatas, namun karena lokasi kafe yang berdekatan dengan sekolah dan kampus menjadikan Kongbox Cafe banyak dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa. Maka pangsa pasar berubah dengan sendirinya. Makanan dan minuman yang dijual pada Kongbox Cafe merupakan makanan Indonesia dan Western dengan harga yang tidak terlalu mahal dan sesuai dengan pangsa pasar menengah.

Kongbox Cafe memiliki total staff 24 orang yang meliputi head kitchen, chef, kitchen helper, head bar, bar boy, captain, waiter/waitress, admin, kasir,


(59)

logistik dan security. Yang keseluruhannya dituntut untuk bekerja sama dengan baik dan memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Visi dari Kongbox Cafe Medan adalah menciptakan Kongbox Cafe sebagai kafe yang dapat terus bersaing dengan kafe kafe lainnya di kota Medan.

Misi

Adapun misi dari Kongbox Cafe Medan adalah :

1. Menempatkan pelanggan sebagai prioritas

2. Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan bersantai 3. Memberikan pelayanan yang unggul dalam penyajian.

4. Seluruh elemen perusahaan melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap job desk masing masing.

4.1.3 Tujuan Pendirian Perusahaan

Setiap perusahaan yang ingin berkembang harus memiliki tujuan berdirinya perusahaan. Dengan adanya tujuan perusahaan, maka semua aktifitas perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Adapun tujuan berdirinya Kongbox Cafe Medan adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh laba dari hasil penjualan. 2. Meningkatkan jumlah pelanggan. 3. Mempertahankan loyalitas pelanggan.


(60)

5. Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan dan mampu bersaing dengan kafe kafe lain di kota Medan.

6. Mensejahterakan karyawan dengan peroleh laba yang optimal.

7. Menciptakan kenyamanan bagi pelanggan dengan memberikan pelayanan yang optimal.

8. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan dari komponen-komponen dalam suatu organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut dikoordinasikan. Selain itu struktur organsasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran pemerintah dan penyampaian laporan. Adapun struktur organisasi yang terdapat pada Kongbox Cafe Medan adalah sebagai berikut :


(61)

(62)

4.1.5 Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bidang

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Owner

Tugas dan tanggung jawab pemilik (owner) adalah sebagai berikut :

a. Pemegang kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan penting.

b. Datang mengontrol operasional kafe

2. Head Kitchen

Tugas dan tanggung jawab Head Kitchen adalah sebagai berikut : a. Memegang kekuasaan tertinggi didapur dan bertanggung jawab

atas segala hal yang terjadi didapur. b. Mengontrol pekerjaan chef dan helper.

c. Menciptakan dan menyusun menu yang akan disuguhkan kepada pengunjung.

d. Bertanggung jawab atas kesediaan bahan baku makanan yang dibutuhkan untuk memasak.

3. Chef

Tugas dan tanggung jawab chef adalah sebagai berikut :

a. Memasak semua menu yang dipesan sesuai dengan resep yang telah ditetapkan.

b. Menjaga kebersihan dapur.


(63)

4. Helper

a. Men check list semua makanan keluar

b. Mencuci peralatan memasak dan peralatan makan yang telah digunakan.

c. Menjaga kebersihan dapur.

5. Head Bar

Tugas dan tanggung jawab head bar adalah sebagai berikut : a. Menciptakan dan terus berinovasi dengan menu minuman terbaru. b. Membuat minuman sesuai dengan pesanan dan berdasarkan

standart resep yang telah ditetapkan.

c. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian seluruh area bar.

6. Bar Boy

Tugas dan tanggung jawab bar boy adalah sebagai berikut : a. Membuat minuman sesuai dengan pesanan dan berdasarkan

standart resep yang telah ditetapkan. b. Mencuci gelas yang kotor.

c. Men check list minuman yang keluar.

d. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian seluruh area bar.

7. Captain

Tugas dan tanggung jawab captain adalah sebagai berikut : a. Mengawasi dan mengontrol pekerjaan waiters/waitress.


(64)

b. Menjaga kebersihan seluruh kafe. c. Melayani tamu dengan sebaik mungkin.

8. Waiters/waitress

Tugas dan tanggung jawab waiter/waitress adalah sebagai berikut : a. Melakukan persiapan sebelum kafe dibuka.

b. Menyambut dan melayani tamu sebaik mungkin.

c. Memberikan daftar menu ke tamu dan selanjutnya menerima orderan pesanan makanan.

d. Menyajikan makanan dan minuman kepada tamu.

e. Membersihkan sisa piring dan meja tamu setelah selesai makan. f. Billing.

9. Admin

Tugas dan tanggung jawab dari admin adalah sebagai berikut : a. Merekap total penjualan dalam satu hari.

b. Melakukan absensi untuk para karyawan.

10.Cashier

Tugas dan tanggung jawab dari cashier adalah sebagai berikut : a. Melakukan transaksi dengan baik, ramah, cepat, dan akurat. b. Cek dan hitung ulang uang dan memberi uang kembalian

dengan tepat.

c. Membersihkan dan merapikan area kasir.

11.Logistik

Tugas dan tanggung jawab dari logistik adalah sebagai berikut :


(65)

a. Melaksanakan belanja bahan-bahan dan barang-barang kebutuhan kafe.

b. Melaksanakan maintanance gedung.

12.Security

Tugas dan tanggung jawab dari security adalah sebagai berikut : a. Menjaga keamanan kafe.

b. Menjaga parkir kendaraan pengunjung kafe.

4.2 Pelaksanaan Store Atmosphere pada Kongbox cafe

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan Store

Atmosphere Kongbox Cafe adalah sebagai berikut :

1. Eksterior (bagian luar cafe)

Pada store front atau bagian depan kafe, terdapat papan nama dengan ukuran kecil yang diletakkan pada simpang Jl.SMTK yang diakses melalui Jl. Dr.Mansyur, maka orang yang berlalu-lalang di Jl. Dr.Mansyur akan melihat papan nama sebagai tanda untuk menuju Kongbox Cafe yang terletak diujung jalan SMTK. Pintu masuk yang terletak pada bagian depan kafe juga terlihat jelas. Konstruksi bangunan Kongbox Cafe dilakukan dengan desain unik karena dibuat dengan susunan bekas container dengan 2 lantai, terdapat ruangan indoor maupun outdoor dan terdapat bar counter pada outdoor kafe sebelah kanan. Hal tersebut dilakukan untuk membuat orang yang lalu lalang di depan kafe tertarik untuk mengunjungi Kongbox Cafe. Marquee atau simbol yang digunakan kongbox cafe

adalah tulisan “KONGBOX”. Simbol Kongbox Cafe terdapat pada dinding

bangunan, dibuat dengan ukuran besar berwarna hitam dan terdapat juga di bagian depan kafe, simbol Kongbox Cafe yang berada didepan kafe dibuat mencolok


(66)

dengan ukuran yang besar dan berwarna orange terang dengan pencahayaan yang dilakukan pada malam hari sehingga Kongbox Cafe terlihat sangat jelas jika kita berada disekitar Jl. SMTK.

Entrance atau pintu masuk pada Kongbox Cafe terdapat bada bagian

depan kafe dengan ukuran yang sesuai untuk lalu lintas keluar masuk konsumen. Display window atau tampilan jendela pada Kongbox Cafe dibuat dengan kaca kaca yang berukuran lebar sehingga terlihat desain ruangan dari luar cafe, kaca kaca yang lebar juga dibuat untuk pencahayaan pada siang hari. Keunikan yang diciptakan oleh Kongbox Cafe adalah dengan desain bangunan kafe yang terlihat seperti susunan bekas container dengan meja kursi dan pajangan pajangan lainnya yang terbuat dari recycled material.

Lingkungan sekitar Kongbox Cafe merupakan lingkungan yang tenang karena disamping kongbox Cafe merupakan tanah kosong atau tanah yang luas dan tidak terdapat bangunan, didepan kafe terdapat perumahan, dan lokasi Kongbox Cafe terletak hampir diujung jalan sehingga tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Tempat parkir yang disediakan Kongbox Cafe terdapat didepan dan disamping kafe dan cukup luas untuk halaman parkir para konsumen.

2. General interior (bagian dalam cafe)

Desain interior pada sebuah kafe merupakan salah satu hal yang dapat menarik perhatian pengunjung, desain interior kafe juga dibuat untuk menciptakan suasana nyaman bagi pengunjung. Flooring (lantai) pada Kongbox Cafe menggunakan bahan semen dengan warna alami semen yang tidak dikeramik dan dilapis dengan bahan apapun. Pencahayaan kafe pada siang hari memanfaatkan cahaya dari luar karna ukuran jendela kafe yang memungkinkan cahaya masuk


(1)

Validitas Keputusan Pembelian (Y)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

No.1 19.00 7.448 .553 .861

No.2 18.90 8.714 .397 .873

No.3 19.03 8.102 .789 .823

No.4 19.03 8.102 .789 .823

No.5 18.83 7.868 .679 .833

No.6 19.03 8.102 .789 .823

No.7 18.77 8.047 .595 .845

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.860 7

Hasil Uji Validitas Kuesioner (Y)

Corrected Item Total

Correlation rtabel Validitas

(rhitung)

Butir 1 0.553 0.361 Valid

Butir 2 0.397 0.361 Valid

Butir 3 0.789 0.361 Valid

Butir 4 0.789 0.361 Valid

Butir 5 0.679 0.361 Valid

Butir 6 0.789 0.361 Valid


(2)

Lampiran 4

Bagian luar toko ( exterior )

Papan nama Kongbox cafe

Pintu masuk Kongbox Cafe


(3)

Bar counter pada outdoor kafe

outdoor Cafe

Bagian dalam Kongbox cafe


(4)

Salah satu dinding didalam kafe

Karyawan kongbox cafe yang memakai seragam

wastafel yang terbuat dari ban bekas


(5)

Penempatan pintu toilet


(6)

Pajangan di salah satu dinding