BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip Asuransi
Asuransi pada dasarnya adalah suatu sistem manajemen risiko, dimana kepada pesertanya tertanggungpemegang polis ditawarkan kesempatan untuk secara bersama-
sama menanggung kerugian ekonomi yang mungkin timbul, dengan cara membayar premi kepada perusahaan asuransi atau sering disebut sebagai asuradur. Kelompok
yang membeli asuransi menyerahkan sejumlah uang yang disebut sebagai premi. Dana yang terkumpul dari pembayaran premi dapat digunakan perusahaan atau penyelenggara
asuransi untuk mengganti kerugian finansial yang terjadi sesuai dengan apa yang ditanggung perusahaan atau penyelenggara asuransi tersebut.
Penjelasan lebih lanjut tentang kedua jenis asuransi kesehatan tersebut adalah: 1. Asuransi
kesehatan sosial.
Dalam UU No. 2 tahun 92 tentang asuransi disebutkan bahwa program asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan
suatu UU, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam UU ini disebutkan bahwa program asuransi
sosial hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN pasal 14.
2. Asuransi Kesehatan
Komersial Asuransi kesehatan komersial adalah asuransi kesehatan yang basis
kepesertaannya bersifat sukarela. Asuransi ini merespons demand atau permintaan pasar terhadap pelayanan kesehatan sedangkan asuransi sosial
merespon needs atau kebutuhan masyarakat. Akibat respon tersebut asuransi kesehatan komersial harus merancang berbagai produk yang sesuai dengan
permintaan pasarmasyarakat. Produk yang dibuat bisa sangat banyak, bahkan jika permintaan mencapai jutaan maka secara teori produk yang ditawarkan juga
berjumlah jutaan. Akibat beragamnya produk yang .dipasarkan adalah membengkaknya biaya administrasi yang berujung pada membengkaknya nilai
premi asuransi kesehatan komersial. Premi yang harus dibayarkan peserta
asuransi komersial disesuaikan dengan paket jaminan atau manfaat yang ditanggung.
Asuransi dan Jaminan Kesehatan di Indonesia
Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia bisa dikatakan lebih lambat dibandingkan negara lainnya di wilayah Asia. Keterlambatan tersebut muncul karena
penduduk Indonesia pada umumnya adalah risk taker dalam hal kesakitan dan kematian. Sakit dan mati dalam kehidupan bangsa Indonesia yang religius adalah takdir
sehingga membeli asuransi kesehatan dianggap sebagai tindakan mencegah sesuatu yang bersifat takdir. Kedua keadaan sosial ekonomi masyarakat yang belum
memungkinkan mereka untuk menyisihkan uang guna membayar premi asuransi. Dari sisi supply, yang juga dipengaruhi oleh demand, belum banyak perusahaan asuransi
yang beroperasi di Indonesia. Selain itu fasilitas kesehatan yang mendukung terlaksananya asuransi kesehatan juga tidak berkembang dengan baik dan merata. Dari
sisi regulasi, pemerintah terlambat memperkenalkan konsep asuransi kepada masyarakat melalui kemudahan perizinan dan kepastian hukum dalam bisnis asuransi, atau
mengembangkan asuransi kesehatan sosial bagi masyarakat luas. Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia dapat dilihat dalam 3
kelompokbabak perkembangan yaitu perkembangan asuransi kesehatan sosial, perkembangan Dana SehatJPKMJaminan Kesehatan Penduduk Miskin dan
perkembangan asuransi kesehatan komersial. Kemudian Pemerintah RI menyadari melakukan pengembangan asuransi kesehatan sosial yang lebih terstruktur melalui
pengembangan SJSN yang di dalamnya mencakup pengembangan asuransi kesehatan sosial.
Jaminan Kesehatan Jembrana
Lembaga JKJ adalah lembaga asuransi yang dibentuk oleh Pemkab Jembrana untuk mengelola subsidi Pemkab Jembrana yang diberikan kepada masyarakat untuk
membayar premi pelayanan kesehatan tingkat pertama dan juga pembayaran premi dari masyarakat untuk pelayanan kesehatan rawat inap dana dari masyarakat belum
dikelola mengingat lembaga JKJ belum di sahkan dengan perda. PPK adalah unit pelayanan kesehatan baik negeri maupun swasta yang bekerja sama mengadakan
kontrak kerja dengan Lembaga JKJ. PPK-1 adalah PPK untuk pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama, PPK-2 untuk rawat jalan lanjutanspesialistik, dan PPK-3
adalah PPK untuk rawat inap di RS dan Pusk Rawat inap maupun RB yang terikat kontrak dengan lembaga JKJ. Dengan sistem ini seluruh pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama, baik milik pemerintah maupun swasta diberikan perlakuan yang sama. Tarif untuk pelayanan dokter swasta dan dokter puskesmas adalah sama, demikian pula
untuk dokter gigi puskesmas dan dokter gigi swasta serta bidan puskesmas dan bidan swasta. Tarif ini ditentukan dari rata-rata tarif yang selama ini berlaku di masing-masing
profesi yang memiliki izin praktek.
BAB III METODELOGI