1. Faktor lokal Perikoronitis akut pada molar 3 dengan fasial selulitis, gingivitis, stomatitis, sinusitis
akut maksila pada molar dan premolar atas. 2. Faktor sistemik
a. Diabetes melitus tidak terkontrol. b. Kelainan darah hemofili, leukemia, anemia.
c. Kehamilan pada trimester ke-1 dan trimester ke-3. d. Kelainan kardiovaskular hipertensi.
e. Pasien dengan kelainan hati hepatitis.
2.3 Perawatan Pasca Pencabutan
Berdasarkan prosedur setelah dilakukan pencabutan gigi, ada beberapa hal yang harus di instruksikan kepada pasien, sebagai berikut :
1,5
1. Pasien dianjurkan beristirahat setelah pencabutan gigi.
2. Untuk mengontrol perdarahan, gigit tampon, kasa atau kapas 30 menit – 1 jam setelah
pencabutan. 3.
Untuk menghilangkan rasa sakit resepkan analgesik. 4.
Resepkan antibiotik bila di butuhkan. 5.
Anjurkan makan makanan yang lunak, tidak panas, dan tidak pedas. 6.
Jangan sering meludah di jam-jam pertama pasca pencabutan. 7.
Jangan menghisap daerah bekas pencabutan. 8.
Jangan sikat gigi di sekitar bekas pencabutan. 9.
Jika terjadi pembengkakan, lakukan kompres dingin. 10.
Jika dilakukan penjahitan instruksikan pasien untuk kembali lagi setelah satu minggu untuk membuka jahitan.
2.4 Proses Penyembuhan Soket
Proses perbaikan jaringan setelah terjadi luka secara fisiologi terdiri dari tiga fase yaitu: 1.
Fase inflamasifase reaktif Fase ini berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari ke-lima, dan terdiri atas
fase vaskuler dan seluler. Pada fase vaskuler, pembuluh darah yang ruptur pada luka akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan perdarahan dan tubuh akan mencoba menghentikannya melalui vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh darah yang putus, dan reaksi homeostasis. Pada fase ini terjadi
aktivitas seluler yaitu dengan pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh darah diapedesis menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik
yang membantu mencerna bakteri dan debris pada luka. Beberapa jam setelah luka, terjadi invasi sel inflamasi pada jaringan luka. Sel polimorfonuklear PMN bermigrasi menuju
daerah luka dan setelah 24-48 jam terjadi transisi sel PMN menjadi sel mononuklear atau makrofag yang merupakan sel paling dominan pada fase ini selama lima hari dengan jumlah
paling tinggi pada hari ke-dua sampai hari ke-tiga. Pada fase ini, luka hanya dibentuk oleh jalinan fibrin yang sangat lemah. Setelah proses inflamasi selesai, maka akan dimulai fase
proliferasi pada proses penyembuhan luka.
1,23
2. Fase proliferasi
Fase ini disebut juga fase fibroplasia, karena yang menonjol adalah proses proliferasi fibroblas. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga
yang ditandai dengan deposisi matriks ekstraselular, angiogenesis, dan epitelisasi. Fibroblas memproduksi matriks ekstraselular, kolagen primer, dan fibronektin untuk migrasi dan
proliferasi sel. Fibroblas berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam amino-glisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar serat kolagen
yang akan mempertautkan tepi luka. Proses angiogenesis juga terjadi pada fase ini yang ditandai dengan terbentuknya formasi pembuluh darah baru dan dimulainya pertumbuhan
saraf pada ujung luka. Pada saat ini, keratinosit berproliferasi dan bermigrasi dari tepi luka untuk melakukan epitelisasi menutup permukaan luka, menyediakan barier pertahanan alami
terhadap kontaminan dan infeksi dari luar. Epitel tepi luka yang terdiri atas sel basal, terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel
baru yang terbentuk dari proses mitosis. Proses ini baru terhenti ketika sel epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya permukaan luka dan
dengan pembentukan jaringan granulasi, maka proses fibroplasia akan berhenti dan dimulailah proses pematangan dalam fase remodeling.
1,23
3. Fase remodelingfase pematangan
Fase ini merupakan fase terakhir dari proses penyembuhan luka pada jaringan lunak dan kadang-kadang disebut fase pematangan luka. Pada fase ini terjadi perubahan bentuk,
kepadatan, dan kekuatan luka. Selama proses ini, dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, lemas, dan mudah digerakkan dari dasarnya. Terlihat pengerutan maksimal dari luka, terjadi
Universitas Sumatera Utara
peningkatan kekuatan luka, dan berkurangnya jumlah makrofag dan fibroblas yang berakibat terhadap penurunan jumlah kolagen. Secara mikroskopis terjadi perubahan dalam susunan
serat kolagen menjadi lebih terorganisasi. Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir apabila semua tanda radang sudah hilang. Tubuh berusaha menormalkan
kembali semua yang abnormal karena adanya proses penyembuhan.
1,23
Penyembuhan pada soket pencabutan hampir sama dengan penyembuhan secara umum, hanya saja ada sedikit karakteristik khusus karena melibatkan tulang dan jaringan lunak.
Tahap penyembuhan dari soket setelah pencabutan adalah :
17,19
1. Sesaat setelah dilakukan pencabutan akan terjadi pembentukan bekuan darah pada soket
alveolar. Selama 24-48 jam setelah pencabutan terjadi dilatasi pembuluh darah, migrasi leukemik, dan pembentukan lapisan fibrin.
2. Minggu pertama setelah pencabutan bekuan darah akan membentuk tahanan sementara,
dimana pada saat yang sama sel-sel inflamasi melakukan migrasi. Epitel dipinggir luka mulai tumbuh, osteoklas menumpuk pada puncak tulang alveolar yang akan menyebabkan resopsi
tulang serta terjadi angiogenesis pada sisa ligamen periodontal. 3.
Pada minggu kedua setelah pencabutan, pembuluh darah yang baru mulai masuk kedalam bekuan darah, trabekula osteoid meluas dari alveolar ke bekuan darah, serta resorbsi
margin kortikal soket alveolar terlihat lebih jelas. 4.
Minggu ketiga setelah pencabutan, soket telah terisi jaringan granulasi, epitel permukaan telah terbentuk sempurna, dan remodeling tulang terus berlanjut sampai beberapa minggu
berikutnya. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan penyembuhan tulang secara total akan selesai 4-6 bulan setelah pencabutan.
Dan apabila pada proses penyembuhan tersebut, tidak terbentuknya bekuan darah akan menyebabkan terjadinya dry socket dan memperlambat penyembuhan soket.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Penyembuhan soket pasca pencabutan
24
2.5 Komplikasi Pasca Pencabutan