PENDAHULUAN BAB 34. MASALAH SEKSUAL LANJUT USIA

Masalah Seksual Pada Lanjut usia Menfri Layanto, S. Ked 406080025

I. PENDAHULUAN

Masalah seksual merupakan masalah yang dianggap pribadi bagi setiap individu, karena seksualitas tidak hanya berarti adanya hubungan seks pada manusia secara fisik tetapi juga merupakan perpaduan antara cinta, permainan, persahabatan, juga hasrat antara dua orang individu yang berbeda. Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat ialah hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama dan tidak menimbulkan akibat buruk, baik fisik maupun psikis. Seksualitas dalam arti yang luas ialah semua aspek badaniah, psikologik, dan kebudayaan yang berhubungan langsung dengan seks dan hubungan seks manusia. Dalam arti sempit sebagai sarana untuk penciptaan keturunan prokreasi dimana dalam seks terjadi suatu potensi alami yang mengarah pada persatuan pria dan wanita, atau dengan kata lain suatu keterarahan alami antara pria dan wanita untuk bersatu dan menghasilkan keturunan. Di dunia ini, manusia dan hewan akan lenyap dari permukaan bumi apabila mereka oleh alam tidak dibekali dengan naluri untuk berkembang biak vita sexualis, sexual instinct demi untuk meneruskan keturunan. Dalam peradaban manusia, seks biasanya merupakan bagian dari suatu lembaga perkawinan. Lembaga perkawinan mencakup kedua segi seks yaitu segi unitif dan segi prokeasi, dan di dalam lembaga inilah hubungan seks dianggap sah dan diperbolehkan oleh norma-norma baik sosial maupun agama. Seks dalam perkawinan dapat menghasilkan anak. Anak ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari mulai fase pembuahan, janin, kemudian lahir sebagai bayi, tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Menjadi tua dan mengalami berbagai penurunan fungsi tubuh tidak berarti setiap kaum lansia itu renta dan berpenyakitan, sebaliknya para lansia diharapkan bisa tetap hidup sehat dan aktif berperan serta dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan seksualnya. beberapa hal lain seperti produksi sperma atau air mani pada pria masih dapat berfungsi sampai usia ± 80 tahun. Penurunan yang terjadi secara bertahap mulai usia sekitar 45 tahun. Aktivitas seksual pada lansia umumnya berkurang sesuai dengan usia yang tambah lanjut. Namun ternyata kemampuan lansia untuk mempertahankan seks yang aktif tidak hanya mengacu pada pertambahan usia saja fisik melainkan bergantung pada beberapa faktor yaitu kesehatan mental, dan eksistensi yang aktif serta pasangan yang menarik Penelitian Kinsey, Master Johnson serta Hite mengambil kesimpulan bahwa terdapat pandangan yang bias terhadap seksualitas pada usia lanjut. Bias tersebut tidak semata-mata terbatas pada segi seks itu sendiri tetapi juga meliputi segi sosio- ekonomi. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa :  Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktivitas seksual sampai usia yang cukup lanjut dan aktivitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan.  Aktivitas dan perhatian seksual dari pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.  Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang daripada pria, seorang lansia wanita yang ditinggal mati oleh suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 163 Masalah Seksual Pada Lanjut usia Menfri Layanto, S. Ked 406080025 Ternyata faktor psikologik juga memegang peranan penting dalam penurunan aktivitas seksual pada lansia seperti misalnya : 1. Rasa tabumalu bila mempertahankan kehidupan seksual sampai lansia. 2. Tradisi dan budaya yang kurang menunjang. 3. Lelahbosan karena kehidupan yang monoton. 4. Pasangan hidup telah meninggal. 5. Perubahan hormonal atau masalah kesehatan seperti cemas,depresi,pikun dll. Kehidupan seksual lansia memegang peranan penting dalam keseluruhan hidup lansia itu sebagai seorang individu, oleh karena itu perawatan kesehatan seksual termasuk keluhan disfungsi seksual harus menjadi perhatian bagi praktisi medis secara umum.

II. DISFUNGSI SEKSUAL PADA LANSIA SECARA UMUM