Teori Absolut Immanuel Kant Hebert berpendapat; apabila orang yang melakukan kejahatan berarti

74 1. Teori Absolutteori pembalasan Vergeldingstheorie 2. Teori Relatifteori Tujuan Doel Theorie 3. Teori Gabungan Gemende Theorie

1. Teori Absolut

Menurut Teori Absolut, bahwa dasar hukum dari pidana ialah yang dilakukan oleh orang itu sendiri. Ini berarti bahwa, dengan telah melakukan kejahatan itu sudah cukup alasan untuk menjatuhkan pidana, dan ini berarti juga bahwa pidana dipakai untuk melakukan pembalasan. Dengan pidana itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan praktis dan juga untuk menimbulkan nestapa bagi orang tersebut. Tindakan pembalasan itu mempunyai 2 dua arah. a. Pembalasan subjektif, ialah pembalasan yang langsung ditujukan terhadap kesalahan orang itu, diukur dari besar kecilnya kesalahan. b. Pembalasan objektif, ialah pembalasan terhadap akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan itu. Jika akibatnya kecil maka pembalasannya kecil juga. Meskipun ada 2 dua macam pembalasan, tetapi itu bukan berarti satu sama lain berlawanan melainkan saling melengkapi. Contoh: A menembak B, tetapi tidak mengenai sasaran. Menurut pembalasan subjektif jika B kena atau tidak kena kesalahannya tetap sama, sebab ia bermaksud membunuh B. Kalau B tidak kena berarti akibatnya tidak seberat daripada kalau B kena. 75 Ada banyak pengikut teori ini, diantaranya berikut ini:

1. Immanuel Kant

berpendapat; kejahatan ini menimbulkan ketidakadilan, maka ia harus dibalas dengan ketidakadilan pula. 2. Hegel berpendapat; hukum atau keadilan merupakan kenyataan, maka apabila orang melakukan kejahatan itu berarti ia menyangkal adanya hukum atau hal itu dianggap tidak masuk akal. Dengan demkikian, keadaan menyangkal keadilan itu harus dilenyapkan dengan ketidakadilan pula, yaitu dengan dijatuhkan pidana karena pidana itu merupakan keadilan.

3. Hebert berpendapat; apabila orang yang melakukan kejahatan berarti

ia menimbulkan rasa tidak puas pada masyarakat. Dalam hal terjadinya kejahatan, maka masyarakat itu harus diberikan kepuasan dengan cara menjatuhkan pidana, sehingga rasa puas dapat dikembalikan lagi. 56

2. Teori Relatif