Contoh Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika Gratis | Makalah Dan Jurnal Gratis Jurnal ilmiah

(1)

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT THT

MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Nurul Khasanah

Program Studi S1 Sistem Informasi

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Sinar Nusantara Surakarta Nurul Khasanah (dlphi@37.com)

Yustina Retno Wahyu Utami, S.T, M.Cs (yustina_retno@yahoo.com) Didik Nugroho, M.kom (didikhoho@gmail.com)

ABSTRAKSI

Tujuan Penelitian ini untuk membuat suatu aplikasi dan implementasi sistem pakar untuk diagnosa penyakit THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Sistem ini akan memberikan hasil diagnosa dan informasi pengobatan penyakit THT. Juga untuk mensubstitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh banyak orang. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. Aplikasi ini membatu dalam mencari kesimpulan akan penyakit yang diderita beserta pencegahan yang sesuai. Sistem aplikasi ini menganalisa data penyakit THT serta gejala-gejala dari penyakit THT tersebut. Pengembangan sistem pakar ini menggunakan metode Certainty Factor. Aplikasi sistem pakar ini menggunakan pemrograman PHP dan untuk databasenya menggunakan MySQL.

Kata kunci : Certainty Factor, Penyakit Tht, Sistem Pakar .

I. PENDAHULUAN

Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan pada masyarakat. Banyaknya keluhan dan gejala yang ada dan berbagai macam jenis penyakit THT, menyebabkan identifikasi penyakit THT menjadi sulit. RSIA Sarila Husada memiliki poli yang menangani penyakit THT, namun poli tersebut tidak melakukan pelayanan hingga 24 jam, dengan keadaan tersebut timbul permasalahan diantanya pasien yang ingin berkonsultasi harus mengantri terlebih dahulu dan apabila dokter tidak ada di tempat, pasien tidak bisa melakukan konsultasi.

Perkembangan dunia medis terkini banyak menggunakan komputer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan suatu penyakit. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar. Dimana sistem pakar bila dikaitkan dengan kemampuan dokter dalam

mendiagnosa secara dini kondisi kesehatan pasien, dapat diciptakan suatu sistem komputer yang bertugas untuk mengetahui dan menganalisa gejala-gejala penyakit pasien untuk kemudian memberikan anjuran langsung terhadap pasien tersebut.

Contoh gejala dari penyakit THT adalah jika suara serak dan nyeri saat bicara atau menelan maka penyakitnya adalah contract ulcers (luka yang terasa nyeri pada selaput lendir tempat pita suara), penyakit faringitis mempunyai gejala: demam, nyeri saat bicara atau menelan, nyeri tenggorokan, nyeri leher dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Dalam melakukan diagnosis, seorang pakar kadang mendasar pada data yang kurang lengkap atau data yang tidak pasti. Agar sistem pakar dapat melakukan penalaran sebagaimana seorang pakar meskipun data yang diperoleh kurang lengkap atau kurang pasti. Metode certainty factor sebelumnya digunakan dalam penelitian sietem pakar diantaranya Sistem Pakar Diagnosa Hepatitis, Diagnosa Awal Kanker Serviks, Diagnosa Diabetes


(2)

Netropathy, Dan Penyakit Pada Hewan, maka dengan metode ini diterapkan pada pembuatan sistem pakar diagnosa penyakit THT.

II. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa data dengan perantara tekhnik tertentu. Dalam menyusun laporan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu :

2.1 Data

Data dapat didefinisikan sebagaideskripsi dari sesuatu yang dihadapi. Data dapat berupa catatan- catatan dalam kertas, buku atau tersimpan dalam file di database. Data akan menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data. Data yang ada dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini didapat dari hasil kegiatan wawancara (interview) yang dilakukan dengan dokter spesialis THT dan pengamatan (observasi) proses konsultasi pasien dengan dokter.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari catatan dari dokter dan dari jurnal-jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.2 Metode Pengambilan Data

a. Teknik

Wawancara (Interview)

Metode Tanya jawab merupakan metode yang secara langsung mencari informasi dengan cara meminta keterangan pada dokter spesialis THT yang berkerja di RSIA Sarila Husada.

b. Teknik

Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung bagaimana proses konsultasi pasien kepada dokter tentang gejala penyakit THT.

c. Studi Pustaka

Yaitu dengan cara mencari referensi atau teori yang diperlukan melalui buku-buku acuan dan jurnal ilmiah yang ada

kaitannya dengan masalah-masalah pembuatan sistem pakar diagnosa penyakit THT.

2.3 Langkah Penelitian a. Tahap Analisa Data

Dalam tahap ini penulis akan merancang aplikasi sistem pakar yang terdiri dari : 1.

Data master ( Data gejala penyakit, data penyakit)

2.

Metode representasi pengetahuan

menggunakan certainty factor

3. Proses konsultasi pasien ke sistem. 4. Laporan penyakit dan gejalanya, laporan

konsultasi pasien.

b. Tahapan Desain (system desain)

Dalam tahap ini penulis akan membuat desain sistem yang terdiri dari :

- Data

Flow Diagram

Data flow diagram adalah gambaran sistem secara logikal. Gambaran ini tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, Struktur data atau organisasi file.

- Diagra

m Konteks

Context Diagram adalah kasus khusus dari data flow digram (DFD) yang berfungsi untuk memetakan model lingkaran, yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan system

-

Entity-Relationship Model (ER Diagram).

Memodelkan struktur data dan hubungan antar data .dengan ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan, kita dapat mencoba menjawab pertanyaan seperti :data apa yang kita perlukan, bagaimana data yang satu berhubungan dengan data yang lain.

c. Tahap implementasi sistem

Perancangan program dan implementasi program yang sudah siap akan dilakukan pada tahap ini, dengan kriteria program dapat digunakan dengan mudah dan dipahami oleh user. Perancangan program harus mengacu pada alir data yang telah dibuat terlebih dahulu. Dan pada tahap ini


(3)

perlu adanya penjelasan mengenai penggunaan sistem kepada user.

d. Pengujian Sistem

Metode pengujian ada dua macam yaitu pengujian Black Box dan pengujian algoritma.

Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini di gunakan untuk mengetahui apakan perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji di bangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak di cek apakah sudah sesuai dengan yang di harapkan.

Pengujian algoritma adalah pengujian dengan data dan menggunakan cara matematika untuk membuktikan kebenaran. Pengujian ini membandingkan anatar hasil sistem dengan hasil analisa dokter/ pakar.

III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Sistem pakar

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan. [5]

3.2 Faktor Kepastian (certainty factor)

Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN pada tahun 1975 untuk mengakomadasi ketidakpastian

pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Teori ini berkembang bersamaan dengan pembuatan sistem pakar MYCIN. Team pengembang MYCIN mencatat bahwa dokter sering kali menganalisa informasi yang ada dengan ungkapan seperti misalnya: mungkin, kemungkinan besar, hampir pasti. Untuk mengakomodasi hal ini tim MYCIN menggunakan certainty factor

(CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Rumus certainty factor adalah sebagai berikut [3][6]:

CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h, e] MB[h,e1 ^e2 ]

=

MD[h,e1 ^e2 ] =

Keterangan:

 CF[h,e] : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E.

 MB[h,e] : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

 MD[h,e] : ukuran kenaikan

ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

 H : Dugaan (hipotesis).

 E : Peristiwa atau fakta (evidence).

3.3 Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) a. Telinga

Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh. Anatomi telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. [2]


(4)

b. Hidung

Hidung terbagi atas dua bagian yaitu hidung bagian luar dan rongga hidung. Hidung bagian luar berbentuk piramid dengan bagian - bagiannya dari atas ke bawah yaitu pangkal hidung (bridge) , dorsum nasi, puncak hidung, ala nasi, kolumela dan lubang hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan rongga hidung. [1]

c. Tenggorokan

Tenggorokan merupakan bagian dari leher depan dan olumnavertebra, terdiri dari

faring dan laring.Bagian terpenting dari tenggorokan adalah epiglottis, ini menutup jika ada makanan dan minuman yang lewat dan menuju esophagus. Rongga mulut dan

faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga mulut terletak di depan batas bebas

palatum mole, arkus faringeus anterior dan dasar lidah. Bibir dan pipi terutama disusun oleh sebagian besar otot orbikularis oris

yang dipersarafi oleh nervus fasialis.

Vermilion berwarna merah karena ditutupi lapisan sel skuamosa. Ruangan diantara mukosa pipi bagian dalam dan gigi adalah

vestibulum oris. [8]

3.4 Internet

Internet berasal dari kata

Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.

Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini menggunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas untuk memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data. [4]

3.5 HTML

HTML (HyperText Mark up Language) merupakan suatu metoda untuk mengimplementasikan konsep hypertext dalam suatu naskah atau dokumen. HTML sendiri bukan tergolong pada suatu bahasa pemrograman karena sifatnya yang hanya memberikan tanda (marking up) pada suatu naskah teks dan bukan sebagai program. [7]

3.6. PHP

PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik.

Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat. Hubungan PHP dengan HTML Halaman web biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file berekstensi .html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program php, program ini harus diterjemahkan oleh web-server sehingga menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan. [7]

3.7. Mysql

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. [7]

IV. PEMBAHASAN

Pada tahap analisa sistem ini, sebagai tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah, maka dibuat suatu rancangan sistem. Perancangan sistem adalah tahapan yang berguna untuk memperbaiki efisiensi kerja suatu sistem yang telah ada. Tahap ini dapat digambarkan sebagai tahap untuk


(5)

membangun suatu sistem dan mengkonfigurasikan komponen-komponen lunak dan perangkat kerasnya, sehingga menghasilkan sistem yang lebih baik.

4.1

Identifikasi dan Analisa Masalah

Dalam merancang dan

mengembangkan sebuah sistem pakar, diperlukan pengetahuan dan informasi dari beberapa sumber, yaitu: seorang pakar, beberapa buku, serta pencarian-pencarian materi pendukung melalui media internet.

Permasalahan datang dari jumlah pakar yang terbilang sedikit, hal ini tidaklah aneh karena untuk mencapai status pakar, dibutuhkan pengalaman yang setidaknya dijalani selama hitungan tahun, bahkan lebih. Untuk mengatasi hal itu perlu dipikirkan suatu metode untuk menyebarkan kepakaran para pakar yang jumlahnya terbatas tersebut. Dengan memindahkan kepakaran yang dimiliki oleh seorang pakar ke dalam suatu perangkat lunak komputer yang dinamakan dengan sistem pakar, dan dengan penerapannya dalam bidang kesehatan, khususnya diagnosa awal penyakit THT studi kasus pada RSIA Sarila Husada, sistem pakar untuk dagnosa penyakit ini diharapkan mampu membantu masyarakat luas, khususnya bagi yang mengalami gejala-gejala penyakit THT, untuk dijadikan sebagai pendukung keputusan dalam memberikan tindakan penanganan penyakit sejak dini.

4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam sistem pakar ini meliputi data penyakit dan data gejala yang menyerang THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan), ada beberapa data penyakit dan data gejala yang dicontohkan dalam tabel 5.1. Data pengetahuan dari data gejala dan penyakit, yang berupa MB (nilai

kepercayaan) dan MD (nilai

ketidakpercayaan), merupakan data yang fiktif atau data yang digunakan sebagai contoh. Pakar yang menangani penyakit THT ini adalah dr. Purwadi, Sp. THT.

Tabel 1 Sampel Data Pengetahuan

No Gejala

Penyakit

Contact Ulcers Kanker Laring

MB MD MB MD

1 Suara serak 0.95 0.30 0.77 0.48

2 Nyeri saat bicara atau menelan

0.92 0.45 0.88 0.55

3 Batuk 0.12 0.75 0.79 0.57

4 Leher Bengkak 0.10 0.55 0.12 0.66

4.3 Flowchart perhitungan Certainty Factor Flowchart perhitungan cerftainty factor:

Gambar1 Flowchart Perhitungan Certainty Factor

4.3.1 Diagram Konteks

Diagram Konteks adalah suatu bagan yang menggambarkan aliran data yang dijabarkan secara global yang selanjutnya diolah dalam proses pengolahan data untuk menghasilkan informasi.


(6)

Gambar 2 Diagram Konteks Sistem Pakar THT

4.3.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. DFD sistem pakar THT digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3 DFD Sistem Pakar THT

4.4 Desain Relasi antar Tabel

Relasi antar table merupakan hubungan antar table dalam suatu database, berikut relasi antar tabel sistem pakar diagnosa penyakit THT:

Gambar 4 ER- Diagram Tabel

4.5 Pembahasan Metode Certainty Factor

Anto mengalami gejala suara serak dan nyeri saat menelan, sistem pakar memperkirakan Anto terkena penyakit THT, dengan nilai kepercayaan yang mengacu pada tabel 1.

Berdasar gejala yang terjadi terdapat dua penyakit yang memiliki gejala tersebut yaitu Contact Ulcers dan Kanker Laring.

Maka dengan perhitungan manual seperti berikut:

MB[Contract Ulcers|suara serak, nyeri menelan] = 0.95 + 0.92 x (1 – 0.95) = 0.996 MD[Contract Ulcers|suara serak, nyeri menelan] = 0.30 + 0.45 x (1 – 0.30) = 0.615 CF[Contract Ulcers|suara serak, nyeri menelan] = 0.996 – 0.615 = 0.381

MB[Kanker Laring|suara serak, nyeri menelan] = 0.77 + 0.88 x (1 – 0.77) = 0.9724

MD[Kanker Laring|suara serak, nyeri menelan] = 0.48 + 0.55 x (1 – 0.48) = 0.766 CF[Kanker Laring|suara serak, nyeri menelan] = 0.9724 – 0.766 = 0.1614

Dari hasil CF dari masing-masing penyakit diperoleh nilai CF terbesar yaitu penyakit Contact Ulcers dengan nilai CF 0.381 sehingga dugaan terbesar Anto terkena penyakit Contact Ulcer.

4.6 HASIL PROGRAM

Dalam desain ini akan di perlihatkan menu utama yaitu menu home .dan konsultasi


(7)

1. Konsultasi

Halaman ini berisi informasi tentang pertanyaan yang ditujukan untuk pasien di halaman konsultasi ini.

Gambar 6. Tampilan Halaman Konsultasi. Hasil dari konsultasi diatas adalah sebagai berikut:

Gambar 7 Hasil Konsultasi Untuk detail hasilnya, seperti berikut :

Gambar 8 Detail Hasil Konsultasi

V. PENUTUP

Setelah dibuatnya Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT dengan metode Certainty Factor ini maka penulis menyampaikan beberapa kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan

Dengan dibuatnya Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT dengan metode

Certainty Factor ini maka:

1. Sistem Pakar dengan Metode

Certainty Factor digunakan untuk dapat mendiagnosa Penyakit THT

2. Pada Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit THT ini terdapat 6 menu utama yaitu:

a. Data Penyakit : untuk mencatat data penyakit THT.

b. Data Gejala Penyakit : untuk mencatat data gejala penyakit THT.

c. Data Relasi Penyakit : untuk

mencatat relasi gejala dengan penyakit dengan memberikan nilai MB dan MD.

d. Data Pasien : untuk mencatat data pasien yang akan berkonsultasi. e. Konsultasi : untuk mencatat proses

konsultasi dan memberikan hasil analisa dengan menggunakan metode

Certainty Factor.

f. Laporan : untuk menampilkan laporan data penyakit, laporan relasi penyakit dan laporan data pasien.

3. Sistem yang dibangun dapat

memberikan informasi kepada

pengunjung mengenai jenis penyakit beserta definisi dan solusi awal penanganannya.

4. Sistem yang dibangun dapat mendiagnosa gejala yang dialami pengunjung serta memberikan solusi awal penanganannya.

5.2 Saran

Untuk pengembangan aplikasi ini di kemudian hari maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Pemberian nilai MB dan MD pada relasi penyakit hendaknya menggunakan data yang benar sesuai perkiraan seorang pakar.


(8)

2. Data yang sudah terdapat pada sistem dapat diupdate atau ditambah jika ditemukan data baru.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adams, Boies , Higler. Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed . EGC, Jakarta, 1997. [2] Andrianto,Petrus. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan,75-76.EGC, Jakarta, 1986.

[3] Arhami, Muhammad. Konsep Dasar Sistem Pakar. Andi Offset, Yogyakarta, 2004. [4] Kurniawan, Yahya ST, Aplikasi Web Database Dengan PHP Dan MYSQL. PT Elex Media Kompuindo, Jakarta, 2002. [5] Kusrini, Sistem Pakar. Andi Offset, Yogyakarta, 2006.

[6] Prabowo, Wahyu, Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Diagnosa Awal Penyakit THT, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, 2008.

[7] Sampurna, Belajar Sendiri Membuat Homepage HTML. PT Elex Media Kompuindo, Jakarta, 1996.

[8] Snell. Buku Ajar Anatomi Klinik Jilid I.

EGC, Jakarta, 2000

Email bu fitri : fitri@sinus.ac.id Email pak bebas : bbswdd@yahoo.com


(9)

(1)

b. Hidung

Hidung terbagi atas dua bagian yaitu hidung bagian luar dan rongga hidung. Hidung bagian luar berbentuk piramid dengan bagian - bagiannya dari atas ke bawah yaitu pangkal hidung (bridge) , dorsum nasi, puncak hidung, ala nasi, kolumela dan lubang hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan rongga hidung. [1] c. Tenggorokan

Tenggorokan merupakan bagian dari leher depan dan olumna vertebra, terdiri dari faring dan laring.Bagian terpenting dari tenggorokan adalah epiglottis, ini menutup jika ada makanan dan minuman yang lewat dan menuju esophagus. Rongga mulut dan faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga mulut terletak di depan batas bebas palatum mole, arkus faringeus anterior dan dasar lidah. Bibir dan pipi terutama disusun oleh sebagian besar otot orbikularis oris yang dipersarafi oleh nervus fasialis. Vermilion berwarna merah karena ditutupi lapisan sel skuamosa. Ruangan diantara mukosa pipi bagian dalam dan gigi adalah vestibulum oris. [8]

3.4 Internet

Internet berasal dari kata Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.

Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini menggunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas untuk memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data. [4]

3.5 HTML

HTML (HyperText Mark up Language) merupakan suatu metoda untuk mengimplementasikan konsep hypertext dalam suatu naskah atau dokumen. HTML sendiri bukan tergolong pada suatu bahasa pemrograman karena sifatnya yang hanya memberikan tanda (marking up) pada suatu naskah teks dan bukan sebagai program. [7]

3.6. PHP

PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik.

Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat. Hubungan PHP dengan HTML Halaman web biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file berekstensi .html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program php, program ini harus diterjemahkan oleh web-server sehingga menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan. [7]

3.7. Mysql

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. [7]

IV. PEMBAHASAN

Pada tahap analisa sistem ini, sebagai tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah, maka dibuat suatu rancangan sistem. Perancangan sistem adalah tahapan yang berguna untuk memperbaiki efisiensi kerja suatu sistem yang telah ada. Tahap ini dapat digambarkan sebagai tahap untuk


(2)

membangun suatu sistem dan mengkonfigurasikan komponen-komponen lunak dan perangkat kerasnya, sehingga menghasilkan sistem yang lebih baik.

4.1

Identifikasi dan Analisa Masalah

Dalam merancang dan

mengembangkan sebuah sistem pakar, diperlukan pengetahuan dan informasi dari beberapa sumber, yaitu: seorang pakar, beberapa buku, serta pencarian-pencarian materi pendukung melalui media internet.

Permasalahan datang dari jumlah pakar yang terbilang sedikit, hal ini tidaklah aneh karena untuk mencapai status pakar, dibutuhkan pengalaman yang setidaknya dijalani selama hitungan tahun, bahkan lebih. Untuk mengatasi hal itu perlu dipikirkan suatu metode untuk menyebarkan kepakaran para pakar yang jumlahnya terbatas tersebut. Dengan memindahkan kepakaran yang dimiliki oleh seorang pakar ke dalam suatu perangkat lunak komputer yang dinamakan dengan sistem pakar, dan dengan penerapannya dalam bidang kesehatan, khususnya diagnosa awal penyakit THT studi kasus pada RSIA Sarila Husada, sistem pakar untuk dagnosa penyakit ini diharapkan mampu membantu masyarakat luas, khususnya bagi yang mengalami gejala-gejala penyakit THT, untuk dijadikan sebagai pendukung keputusan dalam memberikan tindakan penanganan penyakit sejak dini.

4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam sistem pakar ini meliputi data penyakit dan data gejala yang menyerang THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan), ada beberapa data penyakit dan data gejala yang dicontohkan dalam tabel 5.1. Data pengetahuan dari data gejala dan penyakit, yang berupa MB (nilai

kepercayaan) dan MD (nilai

ketidakpercayaan), merupakan data yang fiktif atau data yang digunakan sebagai contoh. Pakar yang menangani penyakit THT ini adalah dr. Purwadi, Sp. THT.

Tabel 1 Sampel Data Pengetahuan

No Gejala

Penyakit

Contact Ulcers Kanker Laring

MB MD MB MD

1 Suara serak 0.95 0.30 0.77 0.48 2 Nyeri saat bicara atau

menelan

0.92 0.45 0.88 0.55

3 Batuk 0.12 0.75 0.79 0.57

4 Leher Bengkak 0.10 0.55 0.12 0.66

4.3 Flowchart perhitungan Certainty Factor Flowchart perhitungan cerftainty factor:

Gambar1 Flowchart Perhitungan Certainty Factor

4.3.1 Diagram Konteks

Diagram Konteks adalah suatu bagan yang menggambarkan aliran data yang dijabarkan secara global yang selanjutnya diolah dalam proses pengolahan data untuk menghasilkan informasi.


(3)

Gambar 2 Diagram Konteks Sistem Pakar THT

4.3.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. DFD sistem pakar THT digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3 DFD Sistem Pakar THT 4.4 Desain Relasi antar Tabel

Relasi antar table merupakan hubungan antar table dalam suatu database, berikut relasi antar tabel sistem pakar diagnosa penyakit THT:

Gambar 4 ER- Diagram Tabel

4.5 Pembahasan Metode Certainty Factor

Anto mengalami gejala suara serak dan nyeri saat menelan, sistem pakar memperkirakan Anto terkena penyakit THT, dengan nilai kepercayaan yang mengacu pada tabel 1.

Berdasar gejala yang terjadi terdapat dua penyakit yang memiliki gejala tersebut yaitu Contact Ulcers dan Kanker Laring.

Maka dengan perhitungan manual seperti berikut:

MB[Contract Ulcers|suara serak, nyeri menelan] = 0.95 + 0.92 x (1 – 0.95) = 0.996 MD[Contract Ulcers|suara serak, nyeri menelan] = 0.30 + 0.45 x (1 – 0.30) = 0.615 CF[Contract Ulcers|suara serak, nyeri menelan] = 0.996 – 0.615 = 0.381

MB[Kanker Laring|suara serak, nyeri menelan] = 0.77 + 0.88 x (1 – 0.77) = 0.9724

MD[Kanker Laring|suara serak, nyeri menelan] = 0.48 + 0.55 x (1 – 0.48) = 0.766 CF[Kanker Laring|suara serak, nyeri menelan] = 0.9724 – 0.766 = 0.1614

Dari hasil CF dari masing-masing penyakit diperoleh nilai CF terbesar yaitu penyakit Contact Ulcers dengan nilai CF 0.381 sehingga dugaan terbesar Anto terkena penyakit Contact Ulcer. 4.6 HASIL PROGRAM

Dalam desain ini akan di perlihatkan menu utama yaitu menu home .dan konsultasi


(4)

1. Konsultasi

Halaman ini berisi informasi tentang pertanyaan yang ditujukan untuk pasien di halaman konsultasi ini.

Gambar 6. Tampilan Halaman Konsultasi. Hasil dari konsultasi diatas adalah sebagai berikut:

Gambar 7 Hasil Konsultasi Untuk detail hasilnya, seperti berikut :

Gambar 8 Detail Hasil Konsultasi

V. PENUTUP

Setelah dibuatnya Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT dengan metode Certainty Factor ini maka penulis menyampaikan beberapa kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan

Dengan dibuatnya Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT dengan metode Certainty Factor ini maka:

1. Sistem Pakar dengan Metode Certainty Factor digunakan untuk dapat mendiagnosa Penyakit THT

2. Pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT ini terdapat 6 menu utama yaitu:

a. Data Penyakit : untuk mencatat data penyakit THT.

b. Data Gejala Penyakit : untuk mencatat data gejala penyakit THT.

c. Data Relasi Penyakit : untuk mencatat relasi gejala dengan penyakit dengan memberikan nilai MB dan MD.

d. Data Pasien : untuk mencatat data pasien yang akan berkonsultasi. e. Konsultasi : untuk mencatat proses

konsultasi dan memberikan hasil analisa dengan menggunakan metode Certainty Factor.

f. Laporan : untuk menampilkan laporan data penyakit, laporan relasi penyakit dan laporan data pasien.

3. Sistem yang dibangun dapat memberikan informasi kepada pengunjung mengenai jenis penyakit beserta definisi dan solusi awal penanganannya.

4. Sistem yang dibangun dapat mendiagnosa gejala yang dialami pengunjung serta memberikan solusi awal penanganannya.

5.2 Saran

Untuk pengembangan aplikasi ini di kemudian hari maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Pemberian nilai MB dan MD pada relasi penyakit hendaknya menggunakan data yang benar sesuai perkiraan seorang pakar.


(5)

2. Data yang sudah terdapat pada sistem dapat diupdate atau ditambah jika ditemukan data baru.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adams, Boies , Higler. Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed . EGC, Jakarta, 1997. [2] Andrianto,Petrus. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan,75-76.EGC, Jakarta, 1986.

[3] Arhami, Muhammad. Konsep Dasar Sistem Pakar. Andi Offset, Yogyakarta, 2004. [4] Kurniawan, Yahya ST, Aplikasi Web Database Dengan PHP Dan MYSQL. PT Elex Media Kompuindo, Jakarta, 2002. [5] Kusrini, Sistem Pakar. Andi Offset, Yogyakarta, 2006.

[6] Prabowo, Wahyu, Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Diagnosa Awal Penyakit THT, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, 2008.

[7] Sampurna, Belajar Sendiri Membuat Homepage HTML. PT Elex Media Kompuindo, Jakarta, 1996.

[8] Snell. Buku Ajar Anatomi Klinik Jilid I. EGC, Jakarta, 2000

Email bu fitri : fitri@sinus.ac.id


(6)