450
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
batulanau lempungan dan batupasir halus Foto 4.
Endapan aluvial berumur Holosen terdiri atas material lepas lempung, lanau,
material tetumbuhan dan pasir yang mengandung emas menutup tak selaras
seluruh formasi di bawahnya.
Potensi Kandungan Minyak dalam Batuan
Potensi kandungan minyak dalam batuan dapat diperoleh berdasarkan analisa di
laboratorium. Beberapa conto batuan hasil penyelidikan lapangan dipilih untuk
dianalisa petrografi, retort dan rock-eval.
a. Analisa Petrografi
Analisa petrografi organik dilakukan untuk mengetahui tipe kandungan organik yang
terkandung di dalam batuan termasuk jenis dan kelimpahannya. Tingkat kematangan
batuan diperoleh dari hasil analisis petrografi organik berdasarkan nilai
reflektansi maseral vitrinit. Sepuluh conto batuan dari daerah
penyelidikan dianalisis untuk mengetahui kandungan maseralorganik secara umum
dan tingkat kematangan batuan. Hasil analisis petrografi dapat dilihat Tabel 1.
Hasil analisis petrografi menunjukkan bahwa lima 5 conto batuan mempunyai
tingkat kematangan batuan yang direfleksikan oleh vitrinit refleksi berkisar
dari R
v
0,39 – R
v
0,83 mean. Sedangkan lima 5 conto batuan yang lain
tidak dapat diukur oleh karena absennya kandungan vitrinit. Secara umum tingkat
kematangan batuan di daerah penyelidikan adalah ’immature’. Satu conto batuan yaitu
NPH-108 menunjukkan tingkat kematangan batuan agak tinggi yaitu R
v
0,83. Tingginya nilai ini agak meragukan dan
diduga maseral yang dapat diukur bukanlah vitrinit yang sebenarnya. Kemungkinannya
adalah kandungan maseral vitrinit yang terkandung di dalam batuan sudah
teroksidasi atau bahkan merupakan maseral inertinit. Kandungan maseral vitrinit
di dalam conto-conto batuan umumnya jarang 0,1 hingga absen. Hanya satu
conto NPH-333 yang mengandung vitrinit ’sparse’ atau 0,49.
Kandungan maseral inertinit dalam conto batuan juga umumnya jarang 0,1
sampai absen. Demikian juga dengan kandungan maseral liptinit sangat jarang
hingga absen. Dijumpai sporinit berwarna kekuningan pada conto NPH-333 dengan
kandungan kurang dari 0,49. Material organik berupa pirit atau oksida
besi pada semua conto berkisar antara 0,1 - 2,0. Fragmen-fragmen fosil 0,1
ditemukan pada conto NPH-108. Keberadaan material organik berupa
maseral liptinit dapat dilihat dari sinar fluoresensi. Semua conto tidak
menunjukkan adanya maseral liptinit, hanya satu conto yang menunjukkan sporinit pada
conto NPH-333. Keberadaan material organik dalam conto-
conto batuan berupa ’dispersed organic matter’ dom berdasarkan analisis
petrografi memberikan nilai kurang dari 0,1.
451
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Dari hasil analisis petrografi organik pada semua conto-conto batuan Tabel 1 dapat
disimpulkan bahwa kandungan material organik sangat jarang. Oleh karena itu,
dalam hal ini Fm. Ingar yang diduga sebagai formasi batuan sumber diragukan
dapat memberikan atau menghasilkan minyak bumi. Jika formasi ini mengandung
material organik, maka kemungkinan keberadaannya terletak pada lapisan paling
bawah?. Informasi terdahulu menyebutkan
Panggabean, H., 2009; personal komunikasi ditemukannya singkapan atau
rembesan minyak bumi di bagian timur lembar daerah penyelidikan diduga dapat
bersumber dari Fm. Serpih Silat yang memang mengandung ’rich’ material
organik Rahmat, S. B., 2008. Sebagai tambahan, munculnya rembesan-
rembesan minyak bumi di bagian timur daerah penyelidikan yang diduga
bersumber dari Fm. Serpih Silat dapat terjadi oleh karena adanya intrusi-intrusi
batuan Terobosan Sintang sehingga dimungkinkan tingkat kematangan batuan
yang cepat secara setempat.
b. Analisa Retorting