Proses Cetak Rotogravure Proses Extrusion Lamination

 Memiliki barrier yang kurang baik terhadap uap air  Titik lelehnya rendah Untuk material plastik tidak transparant adalah sebagai berikut : Aluminum foil, digunakan dalam kemasan fleksibel karena sifat-sifatnya yang antara lain lebih ringan dibanding dengan jenis logam lain, mudah dibentuk, ketahanan terhadap minyak yang baik, tidak tembus cahaya, tidak beracun, kuat, anti karat dan memiliki daya serap serta daya pantul sinar yang tinggi. Alumunium foil digunakan dengan kombinasi hamper seluruh laminasi untuk kemasan fleksibel.

b. Proses Cetak Rotogravure

Pada proses printing untuk kemasan flexible packaging biasanya menggunakan teknik mesin rotogravure. Setelah proses desain dan pembuatan cylinder jadi kemudian dilakukan proses printing, banyaknya order yang dihasilkan sesuai dengan permintaan customer. STIKOM SURABAYA Material yang digunakan sebagai media cetak langsung adalah PET Poly Ethylen Terephtalate, material ini paling sering digunakan karena karakteristiknya yang lentur yang memungkinkan plastik untuk di cetak, selain itu PET juga memiliki barrier yang baik terhadap gas dan mudah di laminasi. Pada mesin rotogravure yang di pakai PT. Indo Ceria ini memiliki tujuh panel warna, dan untuk susunan warna yang akan di cetak biasanya du mulai dari warna yang lebih gelap baru setelah itu untuk warna yang lebih terang di letakkan dibelakannya secara berurutan. STIKOM SURABAYA Gambar 4.8 Proses Cetak Rotogravure Pada proses cetak rotogravure terdapat lampu strobo yang berfungsi sebagai lampu pendeteksi adanya cacat atau tidak pada hasil cetakan. Apabila terjadi kesalahan atau terdeteksi adanya cacat pada cetakan, akan di beri tanda menggunakan lakban kecil. Kecepatan mesin yang dimiliki yaitu 120 m per menitdan maksimalnya 240 m per menit. Kemampuan kecepatan tinggi yang di miliki mesin rotogravure STIKOM SURABAYA memungkinkan mesin dapat menghasilkan, hasil cetakan lebih banyak setiap harinya selain itu warna yang di hasilkan oleh mesin rotogravure lebih konsisten stabil. Masalah yang biasa di hadapi dalam proses cetak menggunakan teknik rotogravure adalah misprint yang disebabkan pengaturan di mesin kurang pas, cetakan bergaris ini biasanya terjadi di karenakan doctor blad tekanannya berlebihan atau tidak rata.

c. Proses Extrusion Lamination

1. Plastik hasil cetakan dari mesin rotogravure dibawa ke mesin Extrusion Lamination untuk dilapisi dengan bahan pelapis lainnya. 2. Dengan menempatkan rol yang telah dicetak ke mesin laminasi, kemudian plastik rol tersebut dilapisi dengan bahan perekatnya yaitu adhesiv, adhesiv ini berfungsi sebagai perekat antara PET Poly Ethylene Terephtalate dengan PE Polyethylene yang di cairkan atau di lelehkan. Kemudian dilapisi lagi menggunkana PE Polyethylene yang telah di lelehkan menggunakan extruder, PE Polyethylene dilelehkan bertujuan untuk menghasilkan lapisan yang sangat tipis sekitar 15 mikron. Setelah itu dilapisi dengan material lain berupa STIKOM SURABAYA metalize campuran antara bahan plastik yang dilapisi dengan alumunium, lapisan metalize ini berfungsi sebagai bagian pelapis dari suatu kemasan agar prodak makanan di dalamnya tidak langsung terkontaminasi dengan plastik dari kemasan prodak. Seperti yang di contohkan kemasan Fruitamin. 3. Hasil rol yang telah dilaminasi kemudian dikeringkan di aging terlebih dahulu, sebelum berlanjut ke proses selanjutnya yaitu Dry Lamination sebagai proses pelapisan berikutnya, yang menggunakan lapisan LLDPE yang nantinya akan berfungsi sebagai seal pada kemasan. Gambar 4.9 Proses Extrusion Lamination STIKOM SURABAYA

d. Proses Dry Lamination