IMPLEMENTASI PAKEM PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN SIWALANPANJI BUDURAN SIDOARJO.

(1)

IMPLEMENTASI PAKEM PADA MATA PELAJARAN PAI DI

SDN SIWALANPANJI BUDURAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

NOVIANDINI UTAMI PUTRI NIM. D01212091

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PAKEM PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN SIWALANPANJI BUDURAN SIDOARJO

Nama : Noviandini Utami Putri

NIM : D01212091

Dosen Pembimbing : Dra. Ilun Muallifah, M. Pd.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila guru mampu menentukan metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa. Untuk itu guru harus mampu mendesain pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif serta Menyenangkan (PAKEM). Dalam pembelajaran model ini terdapat ikatan yang kuat antara guru dan siswa dalam suasana yang menyenangkan dan tidak ada tekanan baik fisik maupun psikologis.

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui gambaran bagaimana SDN Siwalanpanji mengimplementasikan PAKEM pada mata pelajaran PAI serta kendala yang dihadapi dan alternatif pemecahannya.

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang diperoleh digambarkan kemudian dianalisis tanpa mempersoalkan hubungan antar variable dan mengumpulkan data yang berasal dari dokumentasi, wawancara dan observasi dan literaturnya yang berhubungan dengan materi-materi penelitian.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan PAKEM di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo khususnya pada mata pelajaran PAI dapat dikategorikan baik.

Kendala yang dihadapi dalam implementasi PAKEM adalah pertama dari segi waktu, kedua dari segi guru dan yang ketiga dari segi sarana dan prasarana.

Dari kendala-kendala tersebut dapat diminimalisir (solusi yang mengatasi) kendala tersebut yaitu dengan menambah waktu pemeblajaran PAI 35 menit dalam satu minggunya, dengan mengadakan musyawarah guru dan pelatihan-pelatihanguru serta melibatkan peran serta massyarakat.

Untuk itu penulis menyarankan kepada guru PAI untuk selalu mempertahankan dalam pelaksanaan PAKEM dan selalu mencari informasi terus tentang PAKEM.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……….7

C. Tujuan Penelitian 8 D. Manfaat Penelitian………8

E. Batasan Masalah………...9

F. Definisi Operasional……….9


(8)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang PAKEM

1. Pengertian PAKEM 12

2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Implementasi

PAKEM………..14

3. Pengelolaan Kelas PAKEM………...19

4. Metode Yang Digunakan Dalam PAKEM………31

B. Tinjauan Tentang PAI

1. Pengertian PAI 41

2. Tujuan PAI 42

3. Kedudukan dan Fungsi PAI 43

4. Dasar-dasar Pelaksanaan PAI 46

C. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI 47

D. Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi PAKEM 50

E. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Implementasi PAKEM 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 52

B. Subjek dan Objek Penelitian 53

C. Tahap-tahap Penelitian 53

D. Sumber dan Jenis Data 54


(9)

2. Data Sekunder 55

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi 56

2. Interview atau wawancara 57

3. Dokumentasi 57

F. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi 58

2. Reduksi 58

3. Interpretasi (penafsiran) 59

4. Verifikasi (penarikan kesimpulan) 59

G. Keabsahan Data

1. Derajat kepercayaan (kredibilitas) 60

2. Keteralihan (transferability) 61

3. Kebergantungan (dependability) 61

4. Kepastian (confirmability) 61

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 63

2. Identitas Sekolah 63

3. Sumber Daya Sekolah 65

4. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan 65


(10)

6. Struktur Organisasi SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo….67

7. Keadaan Sarana dan Prasarana………....68

8. Keadaan Guru SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo……….69

9. Keadaan siswa SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo………69

10.Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah………71

B. Penyajian Data

1. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI di

SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 72

2. Kendala dalam Implementasi PAKEM Paada Mata

Pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 77

3. Solusi Untuk Mengatasi…….………78

C. Analisis Data

1. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI di

SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 80

2. Kendala dalam Implementasi PAKEM Paada Mata

Pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 100

3. Solusi Untuk Mengatasi……….………..101

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 104 B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Nasional Indonesia, pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelektual), dan

jasmani peserta didik, selaras dengan alam dan masyarakatnya.1

Pendidikan tetap menjadi alternatif dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia. Utamanya untuk mempersiapkan generasi yang akan datang, agar mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang. Tidak mudah menentukan pilihan, sistem dan model pendidikan yang kiranya dapat mengantar putra-putri bangsa ini kepada cita-cita yang didambakan. Perputaran zaman yang terus berjalan dan perkembangan yang tidak pernah berhenti mendorong para tenaga kependidikan khususnya para guru untuk memutar otak, mencari solusi, mana jalan yang harus ditempuh agar proses pembelajaran senantiasa berkembang lebih baik dan lebih maju. Untuk itu seorang guru harus berkompetensi untuk meningkatkan pola pembelajaran sehingga output

yang dihasilkan dapat dibanggakan.2

Dalam Undang-undang RI No. 20 th 2003 tentang SISDIKNAS disebutkan, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

1 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan

Milenium III (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2012), h. 5


(12)

2

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. 3

Pendidikan agama merupakan aspek yang paling penting bagi kehidupan manusia sendiri, karena agama merupakan suatu kebutuhan yang dapat mengatur, mengendalikan sikap, pandangan hidup, dan cara menghadapi berbagai problema kehidupan pribadi maupun orang lain secara lebih baik. oleh karena itu perlu adanya bimbingan, didikan serta pengarahan yang positif terutama penanaman agama kepada siswa secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh, kemudian menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan

serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.4

Adapun tujuan dari pendidikan agama Islam, menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, ialah sebagai berikut:

Menurut Prof. Dr. M. Athiyah al-Abrasyi, tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan moral yang tinggi. Beliau juga mengatakan bahwa mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan

3 Undang-undang RI No. 20 th 2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta: Cemerlang, 2003), hal

17.


(13)

3

yang sebenarnya dari pendidikan. Tetapi bukan berarti tidak mementingkan pendidikan ilmu pengetahuan ataupun yang lainnya. Beliau mengatakan, bahwa memperhatikan pendidikan akhlak harus sama ketika memperhatikan pendidikan yang lainnya.

Sedangkan menurut Drs. Abd. Rahman Sholeh, tujuan pendidikan Agama Islam ialah memberikan bantuan kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhai Allah SWT. sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat atas

kuasanya sendiri.5

Maka jelaslah, bahwa di samping untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, tujuan dari pendidikan agama Islam juga untuk membentuk akhlak/perilaku yang mulia berdasarkan ajaran agama Islam.

Menurut Thursan Hakim belajar memiliki makna “proses

perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

kebiasaan, pemahaman, ketrampilan daya pikir dan lain-lain.6

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila

seorang guru, sebagai bagian yang menentukan keberhasilan

pembelajaran, mampu menentukan metode yang tepat, sesuai dengan karakteristik siswa. Maka seorang guru harus mampu mengenali latar belakang kehidupan keluarga mereka dan mengenali potensi mereka.

5Abu ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka cipta, 1991), Cet. Ke-1,

h. 112


(14)

4

Dengan mengetahui kedua hal di atas diharapkan guru mampu mendesain pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif menyenangkan. PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan bermain sambil belajar, guru mengunakan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran serta pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar kegiatan belajar

mengajar lebih menarik, menyenangkan dan efektif.7

PP N0. 19 tahun 2005 Bab IV Pasa 19 ayat 1 menyatakan bahwa “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, leatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Dalam pembelajaran model ini bukan pembelajaran yang mengharuskan siswa tertawa terbahak-bahak, namun sebuah pembelajaran yang didalamnya terdapat ikatan yang kuat antara guru dan siswa dalam suasana yang menyenangkan dan tidak ada tekanan baik fisik maupun psikologis. Sebab tekanan apapun namanya hanya akan mengerdilkan


(15)

5

pikiran siswa, sedangkan kebebasan apapun wujudnya akan dapat mendorong terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif.

PAKEM sangat penting karena sejak awal siswa terlatih untuk berani, percaya diri, terampil berkomunikasi, toleran, bekerjasama, kritis, kreatif dan sebagainya. Oleh karena itu tolak ukur pelaksanaan PAKEM meliputi : pertama, melibatkan fisik dan mental anak secara aktif melalui kegiatan seperti mengukur, menimbang, menghitung, menggambar, menggunting, menempel, membuat grafik dan sebagainya. Kedua melibatkan psikis dan daya pikir siswa melalui mengobservasi, menafsirkan, meneliti, memecahkan masalah, menarik kesimpulan, merumuskan hipotesa, dan sebagainya. Dan yang ketiga adalah melibatkan siswa dalam hubungan sosial melalui bekerja kelompok atau berpasangan, bekerja lapang, berdiskusi, bermain peran, dan sebagainya.

Proses pembelajaran yang digunakan kebanyakan guru selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah, guru memberi penjelasan dengan berceramah mengenai materi yang akan dijelaskan dan siswa sebagai pendengar. Metode pembelajaran seperti ini kurang memberikan arahan pada proses pencarian, pemahaman, penemuan dan penerapan serta menjadikan siswa menjadi jenuh, bosan dan kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Pada perkembangannya, pendekatan pembelajaran tradisional seperti ini dirasakan tidak mampu menggali potensi terbesar anak didik, kreativitas anak tidak berkembang, efektifitas pembelajaran tidak tercapai, dan siswa merasa bosan dan jenuh. Pada akhirnya, siswa


(16)

6

menjadi stres. Mayoritas mereka tidak berkembang kreativitasnya, tidak mengetahui potensi terbesarnya. Pendidikan yang dijalani di sekolah dalam durasi waktu yang panjang sepertinya tidak mempengaruhi pembentukan karakter, skill, mental, moral, dan dedikasi sosialnya.

Pada dasarnya guru sudah banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi dalam penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan dan motivasi yang kuat dari guru untuk menerapkan PAKEM.

Dalam al-Qur’an sendiri digambarkan bahwa hidup ini sebenarnya

sebuah permainan dan hanya titipan ,artinya janganlah menghadapi sesuatu masalah dalam hidup ini dengan ketegangan urat syaraf, stress, ketergesa-gesaan, dan tidak pelit untuk membagikan sedikit ilmu yang kita punya. Karena hakikat hidup adalah sebuah permainan sandiwara, artinya

semua orang punya peran sendiri-sendiri. Penjeasan al-Qur’an yang

mengiustrasikan bahwa kehidupan di dunia ini aksana permainan dan hanya sebuah titipan terdapat dalam ayat berikut ini :

ْغ ب ا ف ْلعْفت ْمل ْ ِإ كِ بر ْنِم كْيلِإ ِ ْنأ ام ْغِ ب وسرلا ا يأ اي

َُلاس ِر ت

ِ انلا نِم ك ِصْعي ُ لا

ني ِرِفا ْلا ْوقْلا يِدْ ي َ ُ لا ِإ

Artinya : “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari

Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.(QS: Al-Maidah Ayat: 67)


(17)

7

Di SDN Siwalanpanji Buduran pada mata pelajaran PAI ada salah seorang guru yang menggunakan strategi PAKEM pada proses pembelajaran di kelas. Namun tidak semua guru menggunakan strategi tersebut karena, setiap guru mempunyai metode dan strategi belajar mengajar yang berbeda-beda. Straegi PAKEM digunakan untuk materi-materi tertentu saja yang sesuai dengan pokok bahasan mata pelajaran.

Dalam implementasi PAKEM di SDN Siwalanpanji Buduran terdapat kendala yang dihadapi oleh pendidik yaitu terbatasnya waktu

pada mata pelajaran PAI sehingga kurang maksimal untuk

mengimplementasikan PAKEM, terlalu banyak mengeluarkan dana dan kurang tanggapnya kepala sekolah dan guru pada setiap pembaharuan pendidikan.

Ditinjau dari uraian di atas, peneliti ingin meneliti bagaimana pelaksanaan PAKEM pada mata pelajaran PAI. Maka dari itu penulis tertarik dan merasa perlu untuk mengangkat masalah tersebut dalam sebuah skripsi dengan judul : Implementasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) pada Mata Pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :


(18)

8

1. Bagaimana Implementasi PAKEM pada mata pelajaran PAI di SDN

Siwalanpanji Buduran Sidoarjo ?

2. Apa saja kendala dalam Implementasi PAKEM pada mata pelajaran

PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo ?

3. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut ? C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui Implementasi PAKEM pada mata pelajaran PAI di

SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo

2. Untuk mengetahui kendala dalam Implementasi PAKEM pada mata

pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo

3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya diharapkan dapat

dijadikan pijakan untuk penelitian selanjutnya terutama tentang metode dan strategi pembelajaran yang ada di lembaga-lembaga pendidikan.

2. Bagi perpustakaan berguna sebagai input yang sangat penting bagi temuan


(19)

9

3. Bagi lembaga pendidikan yang diteliti, dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi dalam Implementasi PAKEM pada Mata Pelajaran PAI khususnya dan pelaksanaan bidang studi lainya

4. Bagi peneliti dapat pemberikan perilaku keilmuan terutama di bidang

pendidikan sesuai dengan pendidkan yang ditekuni selama ini, khususnya dalam sub kajian pendidikan untuk mengimplementasikan PAKEM di lapangan.

E. Keterbatasan Masalah

Agar memperoleh gambaran yang jelas dan tepat, serta terhindar dari adanya interpretasi dan meluasnya masalah, maka peneliti memberi batasan ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas V SDN Siwalanpanji Buduran

Sidoarjo

2. Penelitian ini membicarakan tentang implementasi PAKEM pada Mata

Pelajaran PAI di kelas V SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo..

3. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,

dan difokuskan pada implementasi PAKEM mata pelajaran tersebut.

4. Kesimpulan hasil penelitian ini hanya berlaku SDN Siwalanpanji Buduran

Sidoarjo saja. F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya


(20)

10

dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut. Definisi operasional memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang

operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.8

Judul penelitian skripsi yang penulis buat adalah “Implementasi

PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) pada Mata Pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) (Studi Kasus di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo).

Dari judul ini didasari kiranya ada penjelasan kata-kata atau istilah agar mudah dipahami. Oleh karena itu dikemukakan batasan-batasan makna yang terdapat dalam judul tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Implementasi : pelaksanaan. Proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau

inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap.

2. PAKEM : Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru

harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif: tepat, berhasil.

Menyenangkan adalah suasana pembelajaan yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi

8 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu,


(21)

11

3. PAI : usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal,

memahami, menghayati hingga mengimani ajaran-ajaran islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Mata pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo.

Dari definisi beberapa istilah diatas dapat ditegaskan bahwa penerapan strategi PAKEM penulis merasa perlu untuk mengetahui bagaimana seorang pendidik melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai metode, dan strategi dalam pembelajaran PAI pada khusunya dan seluruhnya pembelajaran yang lain pada umumnya.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan sistematika Bab per Bab yang terdiri dari lima Bab. Masing-masing Bab satu kesatuan yang integral dan saling berkaitan. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah: Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penelitian Terdahulu, Definisi Istilah atau Definisi Operasional, Metodologi Penelitian, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

Pada kedua merupakan bab landasan teori yang berisi kajian tentang Implementasi PAKEM pada Mata Pelajaran PAI, serta tentang kendala yang dihadapi, serta tentang solusi untuk mengatasi kendala implementasi PAKEM.


(22)

12

Bab ketiga merupakan bab metode penelitian yang berisi tempat dan waktu penelitian yaitu di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo.Metode penelitian yang digunakan dekriptif analisis melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Selanjutnya, untuk instrumen penelitian utamanya adalah peneliti sendiri dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui obsevasi dan wawancara. Setelah menyusun instrumen, peneliti selanjutnya menggumpulkan data dan mengolah data yang sudah terkumpul. Dan terakhir, dilakukan analisis data.

Bab keempat merupakan analisis penelitian, peneliti akan menguraikan mengenai gambaran umum dan lokasi penelitian yang tepatnya berada di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo. Setelah menguraikan lokasi penelitian. Setelah itu akan mengulas hasil penelitian yang telah dilakukan.

Bab kelima merupakan penutup, pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari peneliti.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang PAKEM

1. Pengertian PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif danMenyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif adalah dalam proses pembelajaran harus

sesuai dengan tujuan pemebelajaran yang ingin dicapai.

Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memusatkan perhatiannya (‘time on task’) tinggi.. 1

Pengertian PAKEM dapat dilihat dari dua segi, pertama dilihat dari segi guru PAKEM adalah pembelajaran yang aktif bahwa seorang guru itu bisa memberi motivasi, memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, mempertanyakan gagasan siswa. Kreatif dimaksudkan bahwa seorang guru bisa mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar sederhana dan lainnya. Efektif yaitu seorang guru dalam


(24)

13

proses pembelajaran harus mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menyenangkan maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru diharapkan tidak membuat siswa takut salah, takut ditertawakan, takut dianggap sepele, dan memuji hasil karya siswa serta dalam pemebelajaran diselingi kegiatan bermain atau kegiatan

lain yang membuat anak merasa senang dalam belajar.2

Sedangkan yang kedua dilihat dari segi siswa, PAKEM adalah pembelajaran yang aktif, bahwa siswa membaca buku, aktif bertanya, berdiskusi dengan teman, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan sendiri, mengerjakan tugas individu dan tugas kelompok. Dalam proses pembelajaran kreatif dimaksudkan bahwa seorang siswa bisa merancang atau membuat siswa menguasai keterampilan yang diperlukan dalam proses pembelajaran misalnya siswa dapat mengamalkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari. Menyenangkan yaitu didalam proses pembelajaran harus membuat anak berani mempertanyakan gagasan orang lain dengan

kegiatan yang menyenangkan.3

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut :

a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

2Tajuddin Thalabi, Sekelumit tentang PAKEM, LPP Al-Rahmah Gresik 3Ibid


(25)

14

c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar

yang menarik dan menyediakan “pojok baca”.

d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan

interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.4

Dari beberapa definisi diatas, bahwa pembelajaran PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan bermain sambil belajar, guru mengunakan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran serta pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM :

a. Mengerti tujuan dan fungsi belajar b. Mengenal anak sebagai individu c. Memanfaatkan pengorganisasian kelas

d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pelajar

g.Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar5

Untuk megetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam implemetasi PAKEM, berikut penjelasan di bawah ini :

4Dinas P&K Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Materi Kelas Awal Pelatihan Pakem SD/MI, Tahap II, 2006.


(26)

15

a. Mengerti tujuan dan fungsi belajar

Setiap guru harus mampu memahami konsep-konsep dasar dan cara belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Siswa pada usia 6-12 tahun berbeda dengan manusia dewasa, baik secara fisik maupun mentalnya. Walaupun sudah tersedia kurikulum dalam buku teks, pembelajaran yang hanya bersumber pada kurikulum dalam buku teks belumlah memadai. Untuk itu perlu memperdalam dari berbagai sumber, termasuk pengalaman

dalam berinteraksi dengan siswa6.

b. Mengenal anak sebagai individu

Sebagai seorang guru, mengenal siswa dalam pembelajaran akan lebih optimal hasilnya apabila lebih dekat dengan siswa, sehingga mampu mengenal minat dan kemampuan khusus yang dimilikinya. Dengan demikian seorang guru dapat membantu kesulitan dalam belajar atau mengoptimalkan pertumbuhan minat dan kemampuannya. Melalui PAKEM perbedaan individu prlu diperhatikan dan dikembangkan secara optimal. Berbagai metode

dapat digunakan untuk mendorong kreatifitas melalui

pengembangan belajar berdasarkan pengalaman dan minat siswa. Didalam kelas tidak selalu mengerjakan tugas yang sama bagi siswa yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda. Siswa

6 Ibid, h 25.


(27)

16

yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah.

c. Memanfaatkan pengorganisasian kelas

Sebagai makhluk sosial, anak (siswa) sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain bersama. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas suatu masalah, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalamandiketahui siswa-siswa dapat bekerja lebih baik jika mereka duduk berkelompok, karena akan memudahkan berinteraksi dan saling bertukar pikiran. Namun siswa juga perlu menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individnya

berkembang7.

d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan

masalah

Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir, oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya, antara

7 Ibid, h 26.


(28)

17

lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka.

e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang

menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekera lebih baik, dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan berupa hasil karya perorangan, berpasangan atau berkelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, puisi, diagram, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan di tata dengan baik, dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika

membahas suatu masalah.8

f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Dengan memanfaatkan lingkumgan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan eperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan dan membuat gambar atau diagram. Penggunaan lingkungan tidak selalu keluar kelas untu menghemat biaya dan waktu.

8 Ibid, h 26


(29)

18

g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya, guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar nilai.

h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut di tertawakan, takut disepelekan atau takut di marahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang

datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.

Berkembangnya rasa takut bertentangan dengan PAKEM.9

9Ibid, h 27.


(30)

19

Peserta didik memiliki latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.

Dengan PAKEM diharapkan perbedaan tersebut dapat

terakomodir, sehingga pembelajaran yang dialami anak yang satu berbeda dengan yang lainnya sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Siswa yang memiliki kecepatan belajar yang lebih dapat membantu temannya sebagai tutor sebaya. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda. Namun pada dasarnya mereka juga memiliki sifat umum yang sama, yaitu memiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi. Kedua sifat ini merupakan modal dasar untuk mengembangkan sikap/berpikir kritis dan kreatif.

2. Pengelolaan kelas PAKEM

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu degan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana

kegiatan belajar seperti yang diharapkan.10 Pengelolaan kelas dibagi

menjadi tiga bagian yaitu : pengaturan kelas, pengelompokan siswa dan tutor sebaya.

a. Pengaturan Kelas

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar yang memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu guru


(31)

20

seyogyanya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar dengan baik. Salah satu kemampuan yang sangat

penting adalah kemampuan adalah kemampuan mengatur kelas.11

Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah serentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yang meliputi :

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pemebelajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam mengajar. Tujuan pengajaran menjadi pedoman bagi pengajar untuk menargetkan siswa sehingga setelah selesai pokok bahasan tersebut diajarkan siswa dapat

memiliki kemampuan yang telah di tentukan sebelumnya.12

Kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai siswa tersebut berupa tujuan yang termasuk kawasan kognitif, afektif atau psikomotor, misalnya :

a) Agar siswa dapat menyebutkan, membedakan, atau

menerangkan suatu pengetahuan, kosep, struktur atau pengertian (kognitif)

11Supriono S,A Sapari, Manajemen, h 24. 12Ibid, h 24.


(32)

21

b) Agar siswa bersikap atau berminat terhadap sesuatu yang

menjadi kegemarannya (afektif)

c) Atau terampil berbuat sesuatu (psikomotor)13

2) Waktu

Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap pelajaran, untuk setiap semester dan untuk satu tahun ajaran sangat terbatas. Melalui pengaturan waktu tersedia, diharapkan siswa dapat melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Waktu yang tersedia dapat dirasakan lama dan menjadi tekanan bagi siswa jika di isi dengan kegiatan yang kurang menggairahkan dan kurang menyenangkan siswa dalam belajarnya. Sebaliknya jika waktu yang tersedia akan dirasakan singkat jika di isi dengan kegiatan

yang menyenangkan siswa dalam belajarnya.14

3) Pengaturan Ruang Belajar

Agar tercipta suasana yang menyenangkan dan menggairahkan dalam belajar perlu diperhatikan pengaturang ruang belajar. Pengaturan dan penyusunan ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa untuk duduk berkelompok dan memudahkan guru untuk bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar.

13Mudhofir, Teknologi Instruksional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1990), h 64. 14Supriono S , Achmad Sapari, Manajemen,h 25.


(33)

22

Dalam pengaturan ruang belajar ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu :

a) Ukuran dan bentuk kelas

b) Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa

c) Jumlah siswa di dalam kelas

d) Jumlah siswa di dalam kelompok

e) Jumlah kelompok di dalam kelas

f) Komposisi siswa dalam kelompok (siswa pandai, kurang

pandai, pria dan wanita)15

Tata ruang untuk menyusun posisi kelas dalam PAKEM

a) Bentuk U

Bentuk ini merupakan formasi serbaguna.Siswa bisa mempergunakan permukaan meja untuk membaca dan menulis, dapat melihat guru dan media visual dengan mudah.Dengan formasi ini siswa juga dapat mudah dipasangkan, khusunya bila ada dua tempat duduk per

meja.Susunan atau formasi ini cocok untuk

mendistribusikan buku pelajaran dengan cepat kepada siswa karena guru dapat memasuki sisi dalam dari formasi bentuk U ini dan berjalan menuju titik yang berbeda dengan membawa materi pelajaran. Guru dapat menata meja dan kursi menjadi formasi U.

15Ibid, h 25.


(34)

23

Gambar. 01

Guru dapat menata meja dan kursi dalam bentuk U yang tampak seperti setengah lingkaran.

Gambar. 02

b) Gaya Tim

Mengelompokkan meja secara melingkar di dalam ruang kelas memungkinkan guru untuk meningkatkan interaksi tim. Guru dapat menempatkan meja untuk

membentuk formasi yang paling akrab.16 Jika ini dilakukan,

16 Ibid, h 26.


(35)

24

beberapa siswa harus memutar kursi mereka agar

menghadap ke depan kelas supaya bisa melihat guru dan papan tulis. Guru dapat juga menyusun kursi dalam bentuk setengah lingkaran agar tidak ada siswa yang membelakangi ruang depan kelas.

Gambar. 03

c) Meja Konverensi

Bentuk ini sangat baik bila mejanya relative bundar atau persegi.Bentuk ini meminimalkan dominasi guru dan memaksimalkan peran siswa.Meja berbentuk empat persegi panjang bisa menciptakan kesan formal bila guru berada

diujung meja.17

17 Ibid, h 26.


(36)

25

Gambar. 04

d) Bentuk Lingkaran

Interaksi tatap muka akan lebih baik dengan menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja. Formasi lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok besar.18

Gambar. 05

Jika ingin menyediakan alas untuk menulis bagi siswa, perintahkan siswa untuk memutar kursi jika menghendaki diskusi kelompok.

18 Ibid, h 27.


(37)

26

Gambar. 06

e) Bentuk Kelompok dalam Kelompok

Bentuk ini memungkinkan untuk melakukan diskusi terbuka atau membuat drama, debat atau melakukan pengamatan aktivitas kelompok. Desain yang paling umum

terdiri dari formasi lingkaran kursi.Atau dapat

menempatkan meja ditengah-tengahnya, yang dikelilingi kursi.19

19 Ibid, h 27.


(38)

27

f) Bentuk Ruang Kerja

Bentuk ini cocok untuk lingkaran aktif khas laboratorium dimana siswa duduk di ruang kerja untuk mengerjakan soal atau tugas (misalnya, hitung-menghitung, mengoperaikan mesin, melakukan kerja laboratorium) segera setelah di tunjukkan caranya. Cara yang bagus untuk mendorong kemitraan dalam belajar adalah dengan menempatkan dua siswa pada tempat kerja yang sama.

Gambar. 08

g) Bentuk Kelompok Campuran

Bentuk ini cocok untuk ruang kelas yang besar sehingga bangku dapat diatur dalam beberapa kelompok campuran.Bentuk ini memudahkan untuk kegiatan belajar berbasis kelompok.Dalam pengaturan, antara kelompok di tempatkan berjauhan agar tidak saling menganggu tetapi jangan terlalu jauh yang menyebabkan kesulitan dalam komunikasi;


(39)

28

Gambar. 09

h) Bentuk Kelas Tradisional

Jika memang tidak memungkinkan untuk membuat formasi lengkung, cobalah untuk mengelompokkan kursi secara berpasangan. Cobalah memutar deretan dalam jumlah genap dan beri ruang yang cukup antar deret itu agar pasangan siswa dalam deret ganjil dapat memutar kursi dan menciptakan kuartet dengan pasangan yang duduk tepat di

belakangnya, atau di deretan berikutnya.20

Gambar. 10

20 Ibid, h 28.


(40)

29

i) Bentuk V atau Pangkat Tentara

Untuk kelas dengan jumlah murid yang besar dan meja atau bangku berbentuk persegi maka bentuk V dapat di gunakan untuk lebih mengurangi jarak antar siswa, memungkinkan pandangan ke depan lebih baik dan lebih dapat melihat siswa lain di bandingkan dengan bentuk tradisional.21

Gambar. 11

j) Auditorium

Lingkaran auditorium memang kurang kondusif untuk kegiatan belajar aktif, namun masih ada harapan untuk itu. Jika kursinya bisa di pindah tempatkanlah dalam bentuk busur untuk menciptakan kedekatan dan siswa bisa

melihat bagian depan kelas dengan lebih jelas.22

22Malvin L Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2006), 38


(41)

30

Gambar.12

b. Pengelompokan Siswa Melayani Pembelajaran

Dalam melayani kegiatan belajar aktif, pengelompokan

siswa mempunyai arti tersendiri. Jika dibedakan dari

pengelompokan yang sederhana sampai yang kompleks, maka pengelompokan siswa dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu : 1) Pengelompokan Menurut “Kesenangan berkawan”

Pada pengelompokkan ini kelas dibagi beberapa kelompok atas dasar perkawanan/kesenangan bergaul di antara mereka. Kelompok ini terdiri dari 4-6 siswa mereka mengelilingi meja yang telah sedemikian rupa dalam keadaan berhadapan. Dalam pengelompokkan seperti ini, setiap siswa mempelajari atau berbuat hal yang sama dengan sumber yang sama.

2) Pengelompokkan Menurut Kemampuan

Kenyataan menunjukkan bahwa ada siswa yang pandai, sedang dan lambat dalam mempelajari sesuatu. Untuk memudahkan pelayanan guru siswa dikelompokkan kedalam


(42)

31

kelompok cerdas, sedamg dan lambat. Pengelompokkan seperti ini di ubah sesuai dengan kesanggupan individual dan mempelajari mata pelajaran. Seorang siswa mungkin cerdas matematika, tetapi lambat dalam ilmu-ilmu sosial, sedangkan siswa lain keadaannya tidak demikian. Pengelompokkan demikian akan menuntut program-program khusus (bentuk remidi) untuk membantu siswa-siswi tertentu yang mengalami kesulitan khusus dalam pelajaran tertentu.

3) Pengelompokkan Menurut Minat

Pada suatu ketika ada siswa yang senang menulis, sdang yang lainnya senang pada matematika, ilmu-ilmu sosial atau ilmu sains, siswa yang melakukan kegiatan belajar yang sama dikelompokkan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap siswa.itu, guru perlu memberi dorongan kepada siswa untuk berpindah dari satu kegiatan ke

kegiatan yang lain.23

c. Tutor Sebaya, siswa berfungsi sebagai guru

Di negara maju, percobaan menggunakan siswa sebagai guru atau tutor sebaya telah berlangsung dan menunjukkan keberhasilan. Di indonesia sedang dicobakan. Dasar pemikirannya adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada


(43)

32

teman sekelasnya di sekolah atau kepada teman sekelas diluar

sekolah.24

3. Metode yang digunakan dalam PAKEM

Ada banyak metode yang bisa digunakan para guru dalam PAKEM diantaranya adalah :

a. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran di mana anak didik dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa

pernyataan yang bersifat problematic untuk dibahas dan

dipecahkan bersama.25

Diskusi dapat di lakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam kelompok, dan siswa dengan siswa dalam kelas. Dengan demikian, yang menjadi pemimpin diskusi bukan hanya guru. Akan lebih baik jika guru membimbing siswa agar

mampu memimpin diskusi.26

Metode diskusi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1) Kelebihan Metode diskusi

a) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan

prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah

b) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain

24Supriono, A Sapari, Manajemen,h 26.

25Syaiful Bahri Djamal, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),h 96. 26Supriono S Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (Surabaya: SIC, 2001),h 28.


(44)

33

c) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat

memecahkan suatu masalah

2) Kekurangan Metode diskusi

a) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga

memerlukan waktu yang panjang

b) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar

c) Peserta mendapat informasi yang terbatas27

Banyak mata pelajaran yang bisa mengunakan metode diskusi ini, karena peserta didik dapat lebih aktif untuk mengemukakan pendapatnya sesuai masalah yang dibahas.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan ynng memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru dan juga dari siswa, demikian halnya juga jawaban yang muncul bisa dari guru maupun dari siswa, siswa harus berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah di milikinya dengan pertanyaan yang akan

dijawabnya.28

Metode Tanya jawab mempunyai kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Tanya Jawab

27Ibid. h 99.


(45)

34

a) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,

sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya

b) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya

pikir, termasuk daya ingatan

c) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam

menjawab dan megemukakan pendapat.

2) Kekurangan Metode Tanya Jawab

a) Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat

mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.

b) Tidak mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tigkat

berpikir dan mudah dipahami siswa

c) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa

tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga

orang.29

Pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang aktifitas dan kreatifitas berpikir siswa. Karena itu mereka harus di dorong untuk mencari dan menemukan jawaban atau pertanyaan tersebut.

c. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah cara mengajar dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan,

museum dan sebagainya.30

Metode karya wisata mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut :

29Syaiful Bahri, dkk, Strategi belajar, h 107.


(46)

35

1) Kelebihan Metode Karya Wisata

a) Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari

obyek karya wisata

b) Siswa memperoleh informasi langsung dari obyek

wisata

c) Siswa belajar secara integral, sebab banyak segi yang

tercakup dalam obyek yang dikunjungi

2) Kekurangan Metode Karya Wisata

a) Dapat menghambat kegiatan belajar di kelas

b). Siswa bias bingung, apabila obyek yang dikunjungi jauh atau sulit diamati

c). Menghabiskan biaya, tenaga dan waktu31

d. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan social. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan kegiatan atau perencanaan tertentu sebagaimana yang ada dalam

kehidupan masyarakat (social)..32

Metode sosiodrama mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Sosiodrama

31Ibid,h 120.


(47)

36

a) Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problem

social yang ia jumpai

b) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan kreatif

c) Kerjasama antar siswa dapat ditumbuhkan dan dibina

sebaik-baiknya33

2) Kekurangan Metode Sosiodrama

a) Sebagian besar siswa yang tidak ikut main drama, mereka

menjadi kurang kreatif

b) Banyak menghabiskan waktu baik waktu persiapan dalam

rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan

c) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain

sempit kurang bebas34

Siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif dan kreatif serta diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pengajaran dengan meragakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan

33Ibid,h 117


(48)

37

lisan sehingga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa

yang di perlihatkan selama pelajaran berlangsung.35

Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Demonstrasi

a) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih

konkrit sehingga menghindari verbalisme

b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

c) Proses pengajaran lebih menarik

2) Kekurangan Metode Demonstrasi

a) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus

karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif

b) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai

tidak selalu tersedia dengan baik

c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam

pelajaran lain.36

f. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan


(49)

38

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari dalam proses pembelajaran ini siswa di beri kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri

mengenai suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.37

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Eksperimen

a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya

b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan

baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia

c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan

untuk kemakmuran umat manusia

2) Kekurangan Metode Eksperimen

a) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan

teknologi

b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan

bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal

c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan38

37Ibid,h 95


(50)

39

Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses didalamnya itu.

g. Metode Tugas (Resitas)

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit.Artinya banyaknya bahan

yang tersedia dengan waktu kurang seimbang.39

Metode tugas (resitasi) mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Tugas

a) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar

individual ataupun kelompok

b) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

c). Dapat membangkitkan kreativitas siswa

2) Kekurangan Metode Tugas

a) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan

tugas ataukah siswa lain

b) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan

perbedaan individu siswa

39Ibid,h 96


(51)

40

c) Sering memberikan tugas yang monoton dapat

menimbulkan kebosanan siswa40

Agar bahan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode penugasan inilah yang sangat cocok digunakan guru untuk mengatasi masalah ini.

h. Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara

keseluruhan dan bermakna.41

Metode proyek mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Proyek

a) Siswa-siswi kerja sendiri dalam ruangan kelas

b) Siswa-siswi bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya

c) Dapat mengembangkan bakat-bakat individual

2) Kekurangan Metode Proyek

a) Tiap mata pelajaran mempunyai kesulitan sendiri, hal mana

tak dapat dipenuhi dalam proyek total

b) Segala sesuatu menjadi sangat luas

c) Sukar untuk memilih pokok proyek42

40Ibid,h 98.

41Ibid,h 94.


(52)

41

Dengan metode proyek, siswa dilatih menelaah dan memandang suatu materi pelajaran dalam konteks yang lebih luas. Kegiataan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan lebih sering melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa dalam implementasi PAKEM dapat menggunakan beberapa metode-metode yang dapat disesuaikan dengan materi pelajaran. Dengan menggunakan metode, dapat mempermudah implementasi PAKEM pada proses pembelajaran. Peserta didik juga lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

B. Tinjauan tentang PAI

1. Pengertian PAI

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.43

Menurut Tadjab PAI adalah proses dan usaha serta cara membimbing ajaran-ajaran agama Islam menjadi anutan dan

pandangan hidup bagi seseorang.44

Sedangkan menurut M. Arifin PAI adalah membina dan mendasari kehidupan seseorang dengan nilai-nilai agama dan sekaligus

43Dinas P dan K, Kurikulum 2004, h 51.

44Tadjab, Dasar-dasar Kependidikan Islam: suatu pengantar pendidikan islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1996),h 2.


(53)

42

mengajarkan syariat islam secara benar sesuai dengan pengetahuan

agama.45

Sedangkan Zuhairini, Abdul ghafur dan Slamet mengartikan sebagi usaha-usaha sistematis dan pragtis dalam membantu siswa agar

dapat hidup sesuai dengan ajaran islam.46

Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa Pendidikan agama merupakan aspek yang paling penting bagi kehidupan manusia sendiri, karena agama merupakan suatu kebutuhan yang dapat mengatur, mengendalikan sikap, pandangan hidup, dan cara menghadapi berbagai problema kehidupan pribadi maupun orang lain secara lebih baik. oleh karena itu perlu adanya bimbingan, didikan serta pengarahan yang positif terutama penanaman agama kepada siswa secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh.

Tujuan PAI dapat dilihat dari dua segi yaitu tujuan PAI secara umum dan tujuan PAI secara khusus.

a. Tujuan Pendidikan agama islam di sekolah secara umum adalah

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman siswa tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

45M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),h 11. 46 Zuhairini dkk, Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha nasional, 2001),h 27.


(54)

43

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.47

b. Sedangkan tujuan PAI secara khusus yaitu pada jenjang pendidikan

dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan takwa kepada Allah swt. Serta berakhlak mulia sebagai pribadi anggota

masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia.48

2. Kedudukan dan Fungsi PAI

Pendidikan Agama mempunyai kedudukan dan peranan penting dan strategis dalam pembangunan Negara dan masyarakat

Indonesia.49

Temuan Islam telah menyebarksn hasil yang membawa kemajuan, dan dampaknya terasa bagi kehidupan seluruh umat manusia.Semua hasil temuan Iptek di satu sisi harus diakui telah secara nyata mempengaruhi bahkan memperbaiki taraf dan mutu hidup manusia. Di sisi lain produk temuan dan kemajuan Iptek itu telah

mempengaruhi bangunan kebudayaan dan gaya hidup manusia.50

Dalam era kemajuan Iptek ini perubahan global semakin cepat terjadi dengan adanya kemajuan-kemajuan dari Negara maju di bidang teknologi informasi dan komunikasi kemajuan Iptek ini mendorong

47Dinas P dan K, Kurikulum 2004, h 55.

48Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar penerapannya dalam Pembelajaran Agama, ( Surabaya: CV Citra Media Karya Anak Bangsa, 1996),h 3.


(55)

44

semakin lajunya proses globalisasi. Teknologi computer misalnya, membanjiri setiap Negara, bangsa dan budaya tanpa mengenal batas

bangsa, Negara dan budaya.51

Pendidikan Agama Islam di sekolah berfungsi sebagai :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

c. Penyesuain mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nir nyata), system dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat di manfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.52

Mata pelajaran PAI di SD diberikan secara terpadu yang

mencakup masalah keimanan, ibadah, al-qur’an, akhlak, syari’ah,

muamalah, tarikh dan tidak dipilah-pilah kedalam sub-sub mata

pelajaran PAI.53

Untuk merealisasikan fungsi tersebut, maka tema-tema pokok PAI di SD diarahkan pada pencapaian kemampuan-kemampuan dasar

51Ibid,h 5.

52Abdul Majid, Dian Andayani, PAI Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005),h 134.


(56)

45

sebagai berikut: Pada tingkat SD, kemampuan dasar lulusan yang diharapkan adalah siswa :

a. Mampu dan terampil beribadah sholat dengan baik dan tertib

b. Mampu membaca dan menulis Al-Qur’an

c. Terbiasa berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari sebagai

seorang muslim54

Mata pelajaran PAI pada pendidikan dasar berfungsi untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

3. Dasar-dasar Pelaksanaan PAI

Pelaksanaan PAI disekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dan kawan-kawan dapat di tinjau dari segi, yaitu :

a. Dasar yuridis atau hukum

Yaitu dasar pelaksanaan Pendidikan Agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama disekolah secara formal. Adapun dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :

54Ibid,h 4


(57)

46

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila, sila 1:

Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Dasar struktural/ konstitusional yaitu, UUD 1945

3) Dasar operasional yang dimaksud adalah dasar yang secara

langsung pengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah yang ada di Indonesia sebagaimana yang tersebut dalam UU RI NOMOR 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Pasal 30 Nomor 3 pendidikan keagamaan dapat di selenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dan terdapat pada pasal 12 No 1/a setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidikan yang seagama.

b. Segi religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan yang merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.

c. Aspek psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kehidupan bermasyarakat.Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat di hadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidsk


(58)

47

tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan

hidup.55

Terdapat banyak aspek yang mendukung untuk pelaksanaan PAI.Hal ini dikarenakan PAI tidak dapat terlaksana dengan sendirinya, karena membutuhkan aspek-aspek pendukung untuk kelancaran terlaksananya PAI.

C. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang nota bene mayoritas masyarakatnya memeluk agama islam, seharusnya PAI mendasari pendidikan-pendidikan lain, serta menjadi primadona bagi masyarakat, orang tua dan siswa. PAI juga seharusnya juga mendapatkan waktu yang proporsional terutama di sekolah umum. Waktu yang disediakan hanya dua jam pelajaran dengan muatan materi yang begitu padat dan memang penting yakni menuntut pemerataan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan

tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya.56

Memang tidak adil menimpa tanggung jawab atas segala kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada PAI disekolah, sebab PAI disekolah bukanlah satu-satunya factor yang menetukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa.Apalagi dalam pelaksanaan

55Abdul majid, Dian Andayani, PAI Berbasis,h 132. 56Ibid,h 12.


(59)

48

PAI tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mendorong dilakukannya penyempurnaan terus menerus.

Disamping itu masih terdapat sederetan respon kritis terhadap pendidikan Islam di sekolah yang dilontarkan berbagai pihak misalnya: kelulusan siswa dalam pendidikan Islam hanya diukur dengan seberapa banyak hafalan dan mengerjakan ujian tertulis di kelas, akibatnya penanaman kepribadian kurang berhasil.

Kondisi tersebut perlu dijadikan bahan pemikiran oleh para pengelola dan tenaga kependidikan PAI, untuk mengembangkan suatu system perbaikan yang berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu PAKEM sebagai terobosan baru dan

bagaimana cara belajar (how to learn) yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan menjadi pegangan yang kondusif dan sesuai untuk PAI sebagai pelajaran inti dalam setiap mata pelajaran dan atau setiap tema pelajaran. Karena PAI harus benar-benar diminati dan benar-benar tertanam dalam diri siswa, maka cara belajar pendidikan agama harus aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta memotivasi dan demokratis, karena di dalam PAKEM, kegiatan belajar mengajar dirancang khusus untuk memudahkan siswa agar lebih bertanggung jawab, berani mengutarakan pendapat, berani mencoba dan mengemukakan gagasan dan

pendapat bahkan berani mempertanyakan gagasan orang lain.57

57USAID DBE-2, Sumut Gelar pelatihan PAKEM di Sibolga dan Tapot, 7 April 2016.http://www.Mamboteam.com


(60)

49

Selain itu dalam PAKEM siswa sering di ajak diskusi untuk memecahkan suatu masalah agar siswa dapat berfikir kritis dan kreatif.Dan untuk memudahkan adanya diskusi antara siswa maka, tempat duduk siswa dibuat kelompok dan berhadap-hadapan agar siswa mudah berinteraksi dengan temannya seperti serta dalam kegiatan pembelajaran diharuskan menggunakan alat peraga agar siswa lebih mudah menangkap

materi pelajaran.58

PAKEM merupakan salah satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi keadaan di dunia dan memotivasi siswa untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, dan

masyarakat.59

Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa didalam bentuk kelompok atau berpasangan dan individu dalam kelas, partisipasi didalam proyek penelitian, penelidikan dan penemuan.

D. Kendala yang dihadapi dalam Implementasi PAKEM

1. Terbatasnya waktu

Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap pelajaran, untuk

setiap satu semester, dan untuk satu tahun pelajaran sangat terbatas.60.

58Kebumen Beriman, Pembelajaran PAKEM.Go.Id,16 april 2016.http//www. 59Pendidikan Net Work, Pakem.02 April 2016.


(61)

50

2. Sumber Daya Manusia (SDM) seperti guru dan kepala sekolah, ada

yang tanggap terhadap pembaharuan pendidikan dan ada yang kurang tanggap

3. Heterogenitas wali murid dan masyarakat dalam menanggapi

pembaharuan juga tampak dari partisipasi mereka terhadap sekolah. Masih ada masyarakat yang belum tanggap terhadap pentingnya

pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa.61

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa dalam implementasi PAKEM terdapat beberapa kendala yang dihadapi diantaranya yaitu, terbatasnya waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran dalam satu semester atau untuk satu tahun pelajaran, terdapat beberapa guru dan kepala sekolah yang kurang tanggap terhadap pembaharuan pendidikan, dan masih banyak wali murid dan masyarakat yang belum tanggap terhadap pentingnya pendidikan.

E. Solusi untuk mengatasi kendala tersebut

1. Untuk mengatasi terbatasnya waktu yang diberikan untuk mata

pelajaran PAI, sekolah mengadakan kegiatan tambahan.

2. Kepala sekolah dan pengawas hendaknya terus melakukan monitoring

pembelajaran sehingga para guru merasa benar-benar diperhatikan. Dalam pelaksanaan monitoring tentu saja yang dikembangkan adalah model pendampingan pembelajaran, bukan model intruksi atasan

61Ibid, h 39.


(62)

51

kepada bawahan. Dengan demikian maka monitor akan benar-benar memberikan dampak positif terhadap pembelajaran.

3. Kepala sekolah hendaknya terus menjalin kerjasama dengan

masyarakat untuk menggali potensi masyarakat dan merangsang

partisipasi mereka terhadap kemajuan sekolah.62

Jadi beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala dalam implementasi PAKEM antara lain, sekolah dapat mengadakan ekstrakulikuler atau jam tambahan untuk mengatasi terbatasnya waktu, dan kepala sekolah hendaknya melakukan monitoring terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh para guru, sedangkan untuk mengatasi kendala yang terdapat pada wali murid dan masayarakat, sekolah dapat mengadakan pertemuan rutin sebulan sekali dengan wali murid.

62Ibid, h 40.


(63)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu data yang

dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan gambar,56 walaupun ada

beberapa data yang berupa angka. Ini dilakukan agar peneliti memperoleh gambaran yang objektif terhadap hal-hal yang akan diamati.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai

faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.57

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Pembelajaran

Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan pada peserta didik khususnya proses mereka ketika belajar mata pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo dengan cara peneliti ikut dalam proses pembelajaran yang ada di sekolah tersebut untuk melihat keadaan kelas dan metode yang digunakan selama proses pembelajaran.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi

pada saat sekarang,58 Dengan bertumpu pada prosedur-prosedur yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

56www.masbied.com/2011/02/01/metode-penelitian-macam-penelitian/

57 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), h 54

58 Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru


(64)

53

orang dan perilaku secara holistik (utuh). Dalam penelitian deskriptif kualitatif data-data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berupa naskah wawancara, dokumen pribadi, catatan lapangan, dan

dokumen-dokumen resmi lainnya.59 Data yang diperoleh tersebut disusun di

lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik, akan

tetapi dalam bentuk uraian naratif.60

Demikianlah penelitian ini dibuat menggunakan Metode Kualitatif

dan menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif. Dimana penelitian ini akan menuangkan data berupa naskah wawancara, dokumen pribadi, catatan lapangan, dan dokumen-dokumen resmi lainnya.

B.Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan subyek peserta didik di kelas V SDN Siwalanpanji Buduran yang ada di Sidoarjo. Di Sekolah Dasar Negeri Siwalanpanji Buduran Sidoarjo ini terdapat kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Pada penelitian ini akan fokus pada kelas V.

Sedangkan objek penelitian ini berlangsung di kelas V SDN Siwalanpanji Yaitu di Jl. Siwalanpanji 13 Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.

C.Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini akan di awali dengan observasi kelas,

melihat bagaimana metode guru yang dipakai, keadaan siswa, suasana kelas, dan lain-lain. Setelah melakukan observasi kelas akan dilakukan pengumpulan

59 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2008), cet. 25,

h.7


(65)

54

data dengan wawancara kepada guru dan siswa tentang proses pembelajaran PAKEM. Untuk mendapatkan informasi yang kuat tentang perkembangan dalam pembelajaran PAKEM, maka akan dilakukan pengamatan lebih dari satu kali, sampai dengan perkembangan siswa dapat dirasa cukup dan sampai pada batas kemampuan yang sudah direncanakan dan di inginkan.

Dalam penelitian ini juga akan ada dokumantasi tentang proses

pembelajaran PAKEM pada siswa, gambar, arsip, dan lain sebagainya. D.Sumber dan Jenis Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan. Selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain.61 Pada penelitian ini terdapat jenis

data. Pengertian dari data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta

maupun angka.62 Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti,

maka jenis-jenis data yang diambil dari penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang tidak berupa angka, melainkan data dalam bentuk konsep. Jenis data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Data yang didapat dari responden yang masih sangat polos, tidak menutup-nutupi atau mengganti

61 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ibid, h. 157

62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakartaa: Rineka


(66)

55

dengan jalan pikirannya, diceritakan sesuai yang ia dapat atau ia lihat

sendiri sesuai dengan keadaan senyatanya merupakan data murni.63

Menurut Jonathan Sarwono tentang pengertian data primer adalah

data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama.64

Sumber pertama itu ialah narasumber, posisi narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan informassi, sumber informassi, sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Maka selanjutnya yang dijadikan informan penilitian adalah Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran PAI, dan siswa.

Untuk data primer peneliti akan menyajikan data tentang pelaksanaan PAKEM dalam pembelajaran PAI pada Siswa Di Kelas V SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo. Data ini akan disajikan sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh atau berasal dari

bahan-bahan kepustakaan.65 Sedangkan menurut Jonathan Sarwono data

sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal

mencari dan mengumpulkan.66 Data sekunder biasanya digunakan untuk

melengkapi data primer. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal

63 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,

2004), 87

64 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2006), h. 123

65 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , ibid, 107


(67)

56

dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, di bagian tata usaha, dan lain sebagainya.

Untuk mendapatkan data sekunder, tidak hanya dilakukan dengan wawancara, melainkan meminta bahan-bahan dokumentasi sekolah sebagai pelengkap atau dengan cara mencarinya di file-file yang tersedia di sekolah.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah beberapa cara yang digunakan

oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data dan mendapatkan data yang objektif. Karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. Secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi,

wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.67 Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi langsung, yaitu pengamatan tentang proses pembelajaran PAKEM yang dilaksanakan antara peserta didik dan pendidik di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo dan pencatatan dilakukan di dalam ruang kelas ketika proses pembelajaran PAI sedang berlangsung.

67 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),


(1)

103

karena dapat memberikan sesuatu yang beermakna bagi sekolah baik

yang berupa sumbangan moral dan dana.

maupun berupa kemampuan.

Hal ini sesuai dengan yang ditemukan oleh peneliti di lapangan

bahwasannya, pada implementasi PAKEM banyak hal-hal yang harus

diperhatikan dalam proses pembelajaran PAKEM, agar bisa berjalan

dengan baik dan lancar. Di dalam implementasi PAKEM juga terdapat

beberpa metode yang digunakan, dalam penggunaan metode harus

disesuaikan terlebih dahulu dengan materi yang akan disampaikan kepada

siswa.

Metode yang digunakan harus sesuai dengan materi, dengan tujuan

agar materi yang akan disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh

siswa. Dalam penggunaan metode juga dapat dissesuaikan dengan

pengaturan kelas, jadi siswa lebih mudah berinteraksi dengan siswa yang

lainnya dan tidak ada diskriminasi antara guru dan siswa dan tidak ada

perbedaan anntara siswa yang pandai, sedang maupun lemah.

Demikian hasil implementasi PAKEM pada mata pelajaran PAI di

SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo. Implementasi PAKEM tergolong

sudah berjalan dengan baik di SDN Siwalanpanji meskipun terdapat

beberapa kendala yang harus dihadapi, namun kendala tersebut dapat

diatasi dengan beberapa solusi yang sudah ada. Siswa juga mempunyai


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terbukti dari analisis data bahwa:

1. Implementasi PAKEM pada mata pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji

Buduran Sidoarjo proses pelaksanaannya dilihat dari hal-hal yang harus

diperhatikan dalam PAKEM dapat dikategorikan baik, hal ini terbukti

dari hasil analisis data yang menyatakan bahwa setiap materi yang akan

disampaikan menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan

dengan materi terkait. Dilihat dari pengelolaan kelas dapat

dikategorikan baik, dan dari penggunaan metode juga dapat

dikategorikan baik. Karena di dalam pembelajaran guru senantiasa

menciptakan suasana yang menyenangkan serta siswa yang aktif dalam

belajar. Dalam pengelolaan kelas sangat mendukung dalam

implementasi PAKEM, karena ruang kelas lebih menarik dan

memudahkan siswa untuk berinteraksi antara siswa satu dengan siswa

yang lainnya dalam hal ini agar tidak menimbulkan kecemburuan

social. Metode yang digunakan juga sangat berpengaruh dalam

implementassi PAKEM, namun penggunaan metode harus disesuaikan

dengan materi terkait.

2. Kendala yang dihadapi dalam implementasi PAKEM pada mata


(3)

105

hasil analisis data yaitu dari segi kurangnya waktu, dari segi terbatasnya

pengalaman guru, serta terbatasnya sarana dan prasarana.

3. Solusi dalam mengatasi kendala implementassi PAKEM pada mata

pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo sesuai dengan

hasil analisis data yaitu guru menggunakan variasi model dan metode

dalam setiap pembelajaran. Penggunaan metode dan model disesuaikan

dengan materi yang terkait. Untuk keterbatasan sarana dan prasana guru

juga selalu menggunakan model pembelajaran langsung dan tak

langsung.untuk menunjang proses belajar mengajar. Dan dalam setiap

minggu ditambah tiga puluh menit jam pelajaran per minggu, dengan

mengadakan musyawarah guru, mengikutkan pelatihan-pelatihan guru

dan melibatkan peran serta masyarakat

B. Saran

1. Agar implementasi PAKEM dapat berjalan dengan lebih baik dan

lancar, maka diharapkan guru PAI ikut serta dalam pelatihan-pelatihan

guru tentang PAKEM.

2. Agar kendala dalam implementasi PAKEM dapat diatasi untuk

kendala waktu, guru bisa memilih metode-metode pembelajaran yang

memungkinkan dapat meminimalisir waktu dan disesuaikan dengan

materi yang terkait. Untuk kendala sarana dan prasarana guru dapat


(4)

106

melibatkan siswa. Dan untuk kendala keterbatasan guru, diharapkan

guru mengikuti pelatihan-pelatihan tentang PAKEM.

3. Diharapkan untuk mempertahankan terus dalam melaksanakan

PAKEM dan terus berusaha untuk mencari informasi tentang PAKEM


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2001)

Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa (Jakarta: CV Rajawali, 1993)

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

2003)

Budianti, Samsul . Mempersiapkan Generasi Mendatang Melalui PAKEM Warta Pelaku

Berita, Bogor. Http/www.ppkp.org

Dinas P dan K. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SD dan MI. Kurikulum 2006

Djamara, Syaiful Bahri dan Zaini, Aswan. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta,

2002)

Faisol, Sanapiyah. Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 2002)

Hadi, Sutrisna. Metodelogi Research (Jogjakarta: Andi Offset, 2001)

Hakim, Thursan. Belajar Secara Efektif (Jakarta: Puspawara, 2002)

Kusaeri, Sentot. Karakteristik PAKEM (Jakarta: Rajawali Press, 2004)

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. PAI Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005)

Mardalis. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2000)


(6)

Mudhoffir . Teknologi Instruktusional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001)

Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: Triganda Karya, 2003)

Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002)

Mulyasa. Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005)

Mulyono, Dede. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006)

Nasutiion, S. Metode Penelitian Naturalistik (Bandung: Tarsito, 2000)

Poerwadardaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001)

Raharjo, Budi. Manajemen Berbasis Sekolah (Jakarta: Depniknas, 2003)

Roestia. Didaktik Metodik (Jakarta: Bumi Aksara, 1999)

Silberman, Melvin. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif ( Bandung: Nusa

Media, 2006)

Sriyono. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)

S, Supriono dan Sapari, Ahmad. Manajemen Berbasis Sekolah (Surabaya: SIC, 2001)

Tadjab. Dasar-dasar Kependidikan Islam: Suatu Pengantar Pendidikan Islam (Surabaya:

Karya Aditama, 2006)

Thalabi, Tajuddin. Sekelumit Tentang PAKEM (LPP Al-Rahmah Gresik)