308
Kelompok sosial dan Badan Pemerintah Daerah yang bergerak untuk membantu masyarakat terkena bencana banjir diantaranya
Karang Taruna Desa Pelangwot, Perangkat Desa Pelangwot, Perlindungan Masyarakat LINMAS, Badan Pemerintah Daerah
Laren, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan. Kelompok sosial dan Badan Pemerintah Daerah ini saling bekerjasama dalam
membantu masyarakat yang terkena banjir. Kegiatan yang dilakukan diantaranya membantu masyarakat membuat tenda atau posko
pengungsian, mendistribusikan sumbangan dari berbagai relawan, menginformasikan pasang surutnya air, dan berbagai kegiatan
lainnya. Menurut Sherif dalam Gerungan 1991: 84 menjelaskan bahwa kelompok sosial terdiri atas dua atau lebih individu yang telah
mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas,
struktur dan norma-norma tertentu.
3. Adaptasi Ekonomi
1 Aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sandang ketika bencana banjir diperoleh dari berbagai bantuan lembaga sosial dan
lembaga pemerintah. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak Yahya sebagai berikut:
Teko lembaga sosial, teko sekolah-sekolah. Teko iku yo gowo selimut, kelambi lan liyane pusate neng bale desa .
Terjemah:
Dari badan-badan sosial, dari sekolah-sekolah. Dari situ ya membawa selimut, baju-baju pusatnya di Balai Desa Pelangwot. Wawancara
dengan informan Bapak Yahya sekaligus sekertaris Desa Pelangwot Bantuan yang diberikan oleh lembaga-lembaga sosial berupa
selimut, baju, tas, dan lain sebagainya yang masih layak untuk dipakai. Adanya bantuan ini merupakan suatu berkah tersendiri bagi masyarakat
karena mendapatkan pakaian secara gratis. 2 Aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan ketika
bencana banjir. Kebutuhan masyarakat yang terkena bencana banjir sangat penting untuk dipenuhi secara teratur. Hal ini juga
menghindarkan dari beberapa penyakit yang ditimbulkan bencana banjir. Seperti pemenuhan air bersih. Hal ini juga sesuai dari hasil
wawancara dengan Ibu Markumah sebagai berikut: Biasa wes kulino kebanjiran kok, pancen wes gawane banyu
Bengawan Solo. Sak iki yo arep-arep antren. Onok antren banyu, bantuan teko pemerintah .
Terjemah:
Sudah terbiasa kebanjiran, memang sudah bawaan air dari Sungai Bengawan Solo. Sekarang ya berharap antren sumbangan berupa
makanan dan air dari beberapa tetangga desa, atau dari pemerintah.
309
Ada antren air, bantuan dari pemerintah. Wawancara dengan informan Ibu Markumah sekaligus warga yang terkena banjir.
Masyarakat biasanya menunggu bantuan berupa sembako atau nasi dari tetangga desa, pemerintah daerah, dan berbagai organisasi
yang ada di masyarakat. Bantuan yang sudah ada akan di salurkan oleh kelompok-kelompok sosial ke tempat pengungsian. Hal ini biasanya
masyarakat menyebutnya antren. Antren merupakan suatu kegiatan kepedulian kepada masyarakat yang terkena bencana banjir dengan
menyumbangkan kebutuhan pangan atau sandang seperti sarimi, beras, air mineral, selimut, baju, dan lain sebagainya. Sedangkan cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan ketika bencana banjir dengan mengandalkan bantuan dari lembaga-lembaga sosial.
3 Aktivitas masyarakat dalam memelihara perlengkapan rumah tangga ketika terjadi bencana banjir
Ketika bencana banjir datang dan masuk ke dalam rumah, maka masyarakat tentu akan memelihara perlengkapan rumah tangga yang
ada. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Bapak Sahari yang menyatakan sebagai berikut:
Antru iku digawe teko pring, iku gawe teko gedek, dinding teko pring. Iku lak gawe panggon turu. Masak lek gawe gedek, iku iso
gawe masak. Tapi lampine gawe gedang. Ditumpok. Jaman bien kan isek gawe pring. Jare wong bien gete an. Yo iku ngikuti
mundak mudune banyu. Lah lek banyune mungga, iku melu mungga. Bedone wong saiki gawe antru ora susah, kerono roto-
roto omahe wes gawe tembok. Bien sek gawe pring dadi sek enak, lek banyu mungga melu mungga. Barang-barang melu antru
Terjemah:
Antru itu terbuat dari bambu atasnya menggunkan alas yang dari bambu. Itu digunakankan untuk tempat tidur, kalau pake dinding
itu bisa digunkan memasak. Tapi alasnya menggunakan pelepah pisang yang di tata secara vertical. Zaman dulu masih
menggunakan bambu katanya orang dulu gete an. Antru itu mengikuti perkembangan air. Kalau airnya naik, antru ikut naik.
Bedanya orang sekarang bikin antru agak susah, karena rata-rata rumahnya sudah terbuat dari tembok. Kalau dulu masih
menggunakan bambu jadi masih enak kalau ada air otomatis naik. Barang-barang mengikuti antru. Wawancara dengan informan
Bapak Sahari selaku kepala Desa Plangwot, tanggal 08 September 2014.
Kegiatan masyarakat untuk mengurangi kerugian dan kerusakan pada perlengkapan rumah yang di akibatkan banjir, masyarakat
menempatkan barang-barang yang di anggap penting pada posisi tempat yang lebih tinggi agar tidak tergenang air. Biasanya masyarakat
menggunakan kain yang lebar untuk dijadikan wadah barang-barang
310
rumah tangga yang ingin di tempatkan pada posisi yang lebih tinggi, setelah semua masuk dalam kain, kain yang berisi barang-barang tersebut
akan diikatkan pada atap rumah atau ditaruh di atas lemari. Hal ini masyarakat menyebutnya antru. Antru merupakan tempat barang-barang
yang diposisikan pada tempat yang lebih tinggi. Antru juga bisa diartikan sebagai jembatan kecil yang ada di dalam rumah, berfungsi untuk
menghubungkan satu tempat ke tempat yang lain. Selain itu, masyarakat juga membuat tempat dari pelepah pisang sebagai tempat meletakkan
perlengkapan rumah tangga ketika bencana banjir. Pembuatan tempat dari pelepah pisang ini bertujuan agar menyesuaikan naik turunnya air.
Ketika air naik, maka tempat yang terbuat dari pelepah pisang tersebut ikut naik.
4 Bentuk aktivitas masyarakat dalam mengelolah hasil budidaya ikan ketika bencana banjir
Berkah banjir salah satunya yakni melimpahnya ikan dan dijadikan masyarakat sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah pendapat
serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berikut merupakan hasil wawancara dengan Bapak Surur yang menyatakan sebagai berikut:
Iwak iku didol nang pasar Maduran, nang kene gak ono tengkulak terus digowo nang Lamongan. Kadang oleh kadang yo gak oleh. Nek
nambah yo ora. Nangkep iwak kerono ora ono pekerjaan liyo , dadi yo nangkep iwak
Terjemah:
Ikan dijual dipasar sekaran Maduran, di sini ada tengkulak trus di bawa ke Lamongan. Kadang dapat kadang ndak dapat. Nek
bertambahnya ya tidak. Menangkap ikan karena tidak ada pekerjaan lain jadi ya menangkap ikan . Wawancara dengan informan Bapak
Surur sekaligus guru. Jika hasil tangkapan ikan melimpah, maka ikan-ikan yang didapat
dari sungai akan dijual untuk menambah pendapatan. Namun, jika hasil tangkapan ikan cuma sedikit biasanya ikan-ikan tersebut dibuat untuk
lauk makan. 5 Aktivitas masyarakat dalam menyelamatkan hewan peliharaan ketika
bencana banjir dilakukan dengan cara membawa hewan peliharaan ke pengungsian yang ada di tanggul sekaligus sebagai jalan. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara dari Bapak Yahya sebagai berikut: Karek nontok gede jilik e banjir. Kasarane yo neng tanggul-
tanggul. Opo iku wonge, opo iku sapine, opo iku pitek, opo wedus dikumpulno neng tanggul-tanggul kono. Yo pancene yo parek
keamanane enak
Terjamah:
Tinggal lihat besar kecilnya banjir. Biasanya ya di tanggul-tanggul. Apa itu orangnya, sapinya, ayamnya, kambingnya dikumpulkan di
tanggul-tanggul. Memang dekat jadi keamanannya terjamin.
311
Wawancara dengan informan Bapak Yahya selaku sekertaris desa.
Gambar. Kondisi Warga yang Mengungsi dengan Membawa
Hewan Peliharaan dalam Satu Tenda Hewan ternak yang ditempatkan di dekat tempat tidur atau posko
pengungsian warga yang terkena banjir sangat terjamin keamanannya karena hampir setiap saat masyarakat dapat mengawasi. Perilaku di atas
bertujuan untuk bertahan dari ancaman bencana banjir, serta untuk menyelamatkan binatang peliharaan rojokoyo. Masyarakat lebih
memilih pindah di lereng tanggul karena lebih dekat dengan rumah, dan dapat melihat perkembangan naik turunnya air. Ketika air sudah surut,
masyarakat segera kembali ke rumah untuk membersihkan dari sisa-sisa lumpur dan kotoran yang disebabkan bencana banjir.
6 Bentuk pekerjaan sampingan yang masyarakat lakukan ketika terjadi bencana banjir
Banjir tidak selalu membawa dampak yang negatif, namun di balik bencana banjir tentu ada berkah. Salah satu berkah yang muncul ketika
bencana banjir yakni melimpahnya ikan di sungai. Hal ini menjadi peluang dalam menambah pendapatan masyarakat. Berikut ini merupakan beberapa
pekerjaan sampingan yang diungkapkan oleh beberapa informan: Kerjo sampingan yo ngojek perahu utowo nambang. Ono wong seng
butoh opo antarwarga seng kenek banjer .
Terjemah:
Kerja sampingan ojek menggunakan perahu. Ada orang yang butuh apa, antar warga yang terkena banjir. Wawancara dengan informan
Bapak Sahari selaku kepala Desa Plangwot, tanggal 08 September 2014
Kerja sampingan yang dilakukan warga seperti ojek perahu dilakukan ketika ada orang yang ingin meminta bantuan untuk
mengambilkan air bersih di tempat yang cukup jauh, sehingga masyarakat
312
menggunakan jasa transportasi perahu. Bapak Surur menyatakan sebagai berikut:
Nangkap iwak kerono ora ono pekerjaan liyo yo nangkap iwak
Terjemah:
Menangkap ikan karena tidak ada pekerjaan lain jadi ya menangkap ikan . Wawancara dengan informan Bapak Surur
7 Bentuk aktivitas masyarakat dalam mempertahankan tingkat pendapatan ketika bencana banjir
Bencana banjir yang menimpah masyarakat membuat masyarakat harus mempertahankan tingkat pendapatannya. Hal ini karena beberapa
sektor pekerjaan dalam kehidupan bermasyarakat terganggu. Sejalan dengan itu beberapa warga melakukan adaptasi ekonomi sebagai berikut:
Yo dodolan nang tangkis, lah piye mane wong panggonane kebanjiran .
Terjemah:
Ya jualan di tanggul, mau gimana lagi tempatnya jualan kebanjiran.Wawancara dengan informan Ibu Siti
Adaptasi ekonomi yang dilakukan Ibu Siti merupakan adaptasi secara aktif dengan tetap berdagang meskipun tempat berdagang yang
sebelumnya telah terendam banjir. Selain aktivitas berdagang, ada cara lain demi mempertahankan tingkat pendapatan serta mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Wiwik sebagai berikut:
Yo ngandalno anakku seng lungo, yo njok kirim anakku utowo dulurku seng lungo .
Terjemah:
Ya mengandalkan anak saya yang merantau, ya saya minta kirim anak saya atau sadara saya yang merantau. Wawancara
dengan informan Ibu Wiwik Bagi warga yang mempunyai keluarga merantau di luar kota,
warga tersebut akan meminta kiriman uang ketika bencana banjir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini sesuai ungkapan Suharno 2003
menyatakan strategi bertahan hidup coping strategies dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dengan cara menerapkan strategi
jaringan, misalnya menjalin relasi, baik formal maupun informal dengan lingkungan sosialnya, dan lingkungan kelembagaan misalnya: meminjam
uang tetangga, mengutang di warung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank, dan sebagainya.
4. Adaptasi budaya