305
2. Adaptasi sosial 1 Sistem kekerabatan
a. Hubungan kerabat ketika terjadi banjir tetap terjalin dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Markumah mengunkapkan
sebagai berikut: Ngungsing kadang nang Blimbing, ngungsi nang Pesisir. Dulurku
nang kono. Lah sak iki onok embong neng mburi yo ngungsi neng kene wae. Biyen ora ono embonge.
Terjemah:
Mengungsi kadang ke Blimbing, mengungsi ke Pesisir. Saudaraku di sana. Kalau sekarang sudah ada tanggul yang dibuat jalan di
belakang jadi ya mengungsi di sini aja. Dulu tidak ada tanggul jalan. Wawancara dengan informan Ibu Markumah sekaligus
warga yang terkena banjir Bencana banjir yang terjadi juga meningkatkan solidaritas
kerabat yang dekat, para kerabat korban banjir biasanya menjenguk dengan membawa beberapa makanan untuk oleh-oleh sebagai rasa
persaudaraan yang terjalin. Menurut Soetjipto 1995 dalam masyarakat tiap-tiap orang merasa ada pertalian karena merasa
sama asal keturunannya atau sama leluhurnya. b. Pembagian kerja ketika terjadi banjir dalam keluarga, seperti hasil
wawancara terhadap informan sebagai berikut: Kerjo iku bagiane wong lanang. Lek pancen kerjoe abot. Paling
yo tonggo-tonggo podo ngewangi
Terjemah:
Pembagian kerja ditumpukan pada lelaki. Kalau memang pekerjaan berat. Paling-paling ya saling membantu dengan
tetangga terdekat . Wawancara dengan informan Bapak Udiyanto sekaligus guru.
Pembagian kerja dalam keluarga berdasarkan pada jenis pekerjaan yang dikerjakan atau berdasarkan berat ringannya
suatu pekerjaan. Jika ada beberapa pekerjaan yang dianggap terlalu berat, maka meminta tolong dengan tetangga.
2 Sistem kemasyarakatan
a. Interaksi antara tetangga dan warga setempat ketika terjadi bencana banjir tetap terjalin dengan baik, hal ini dapat dilihat ketika
masyarakat saling tolong menolong. Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Udiyanto yang mengungkapkan bahwa:
Hubungan karo tonggo iku apik. Justru iku seng gawe kito tetep manggon neng kene. Iso gawe keraket. iso bertahan perkoro teko
kebersamaane. Kebersamaan sampek seprene iki maleh ilang. Sak-iki maleh nurun.
306
Terjemah:
Interaksi antar tetangga bagus. Justru mala itu yang membuat kita itu bisa bertahan, membuat kita bisa kuat bisa bertahan ya itu karena
kebersamaan. Justru kebersamaan semakin ke sini mala sekarang memudar. Wawancara dengan informan Bapak Udiyanto sekaligus
Hubungan timbal balik antar warga yang terkena bencana banjir diwujudkan dalam bentuk tolong menolong. Interaksi yang dijalin warga
sangat baik sehingga memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas sehari-hari dalam menghadapi permasalahan yang disebabkan bencana
banjir. b. Norma-norma yang dibentuk masyarakat Desa Pelangwot sama
dengan norma-norma yang sudah berlaku pada masyarakat pada umumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya norma yang
dilanggar ketika bencana banjir. Seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
Sak suwene iki yo gak ono seng kelangan, aman-aman
Terjemah:
Selama ini belum ada yang kehilangan. Aman-aman. Wawancara dengan informan Bapak Sahari selaku kepala
Desa Plangwot, tanggal 08 September 2014 Kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa nilai dan
norma sosial telah menjadi pedoman setiap warga. Sejalan dengan hal di atas Koentjaraningrat 1996:77 menyatakan
bahwa manusia dalam kehidupannya dengan manusia yang lainnya ada semacam pedoman yang mengatur perilaku atau
aturan tertentu. c. Kerjasama
1. Solidaritas masyarakat Desa Pelangwot sangat tinggi, artinya hubungan yang dijalin masyarakat menjelma menjadi cinta,
persahabatan, dan simpati sesama manusia, menghargai orang lain, dan merasakan kepuasan ketika membantu. Hal ini diungkapkan oleh
salah satu informan sebagai berikut: Hubungan karo tonggo pol antusiase neng kegiatan podo nulung
karo tonggo
Terjemah:
Hubungan antar tetangga sangat antusias dalam aktivitas saling membantu antar tetangga . Wawancara dengan informan Bapak
Surur sekaligus guru. Bentuk dari solidaritas dalam kehidupan masyarakat Desa
Pelangwot berimplikasi pada kekompakan dan keterikatan dari bagian-bagian yang ada. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
masyarakat telah menjalin kerjasama dan keterlibatan dalam memecahkan masalah dalam menghadapi bencana banjir. Menurut
307
Johnson, 1980: 181 solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu danatau kelompok yang didasarkan
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
2. Bentuk gotong royong yang masyarakat lakukan dalam menghadapi bencana banjir Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sahari Selaku
Kepala Desa: Sak tonggo podo nulung lan gotong royong lan aku dewe selaku
pimpinan deso Pelangwot. Langsung ngerahno pemuda, LINMAS lan perangkat deso. Ono BPD, LPM pisan kabeh tak ajak
langsung mudun nang lapangan kanggo bantu masyarakat
Terjemah:
Sesama tetangga saling membantu dan gotong royong dan saya sendiri selaku pimpinan Desa Plangwot. Langsung ngerahkan
pemuda, LINMAS dari perangkat desa. Ada juga BPD, LPM, semuanya tak ajak langsung turun ke lapangan untuk membantu
masyarakat . Wawancara dengan informan Bapak Sahari selaku kepala Desa Plangwot
Bentuk gotong royong yang muncul ketika terjadi bencana banjir yakni 1 membantu mengevakuasi; 2 Gotong royong dalam
membetulkan rumah maupun fasilitas umum sekitar; 3 Gotong royong dalam membersihkan lingkungan sekitar; 4 Gotong royong
dalam membuat posko pengungsian; 5 Masyarakat bergotong royong membuat dapur umum, membagikan makanan, minuman,
pakaian, dan lain-lain. Sejalan dengan hal tersebut, Bintarto 1980:11 mengungkapkan bahwa manusia pada hakekatnya
tergantung dalam segala aspek kehidupannya kepada sesamanya. Karena itu, ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin
memelihara hubungan baik dengan sesamanya terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa, dan selalu berusaha untuk sedapat mungkin
bersifat konform, berbuat sama dengan sesamanya dalam komuniti, terdorong oleh jiwa sama tinggi sama rendah.
3. Kelompok-kelompok sosial atau organisasi sosial yang bergerak untuk membantu masyarakat terkena bencana banjir. Seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Sahari sebagai berikut: Aku dewe selaku pimpinan deso. Langsung ngarahno pemuda,
LINMAS, teko perangkat deso ono BPD, LPM, kabeh tak jak langsung mudun nang lapangan kanggo bantu masyarakat
Terjemah:
Saya sendiri selaku pimpinan desa. Langsung mengerahkan pemuda, LINMAS, dari perangkat desa ada BPD, LPM, semuanya saya ajak
langsung turun kelapangan untuk membantu masyarakat . Wawancara dengan informan Bapak Sahari selaku kepala Desa
Plangwot
308
Kelompok sosial dan Badan Pemerintah Daerah yang bergerak untuk membantu masyarakat terkena bencana banjir diantaranya
Karang Taruna Desa Pelangwot, Perangkat Desa Pelangwot, Perlindungan Masyarakat LINMAS, Badan Pemerintah Daerah
Laren, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan. Kelompok sosial dan Badan Pemerintah Daerah ini saling bekerjasama dalam
membantu masyarakat yang terkena banjir. Kegiatan yang dilakukan diantaranya membantu masyarakat membuat tenda atau posko
pengungsian, mendistribusikan sumbangan dari berbagai relawan, menginformasikan pasang surutnya air, dan berbagai kegiatan
lainnya. Menurut Sherif dalam Gerungan 1991: 84 menjelaskan bahwa kelompok sosial terdiri atas dua atau lebih individu yang telah
mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas,
struktur dan norma-norma tertentu.
3. Adaptasi Ekonomi