2
SVLK people forest spread over 5 hamlets that Brambang, Salak, Pugeran, Semoyo and Wonosari this because members of SVLK have land spread
throughout the region. In Wonosari village community forests SVLK patterned clustered, because the public forests belong to the same person. Characteristics
Semoyo private forests consist of non-public forests, community forests and community forests subsidies Special Allocation Fund. Type the garden plants in
the mix, this is because farmers want to get the lots on less land. Harvesting system used is a combination of selective logging and cutting need. SVLK social
impact with the emergence of new groups that serve to cultivate and regulate forestry governance. SVLK economic impact could increase the selling price of
wood SVLK range from Rp 100,000 - Rp 200,000 to Rp 400,000 - Rp 700,000 and making timber sales distribution becomes wider to overseas.
Keywords: Community Forests, SVLK, Impact
1. PENDAHULUAN
Hutan di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu hutan negara dan hutan rakyat. Hutan negara adalah hutan yang dikelola oleh pemerintah dari proses
penanaman sampai pada hasil hutan. Hutan rakyat sendiri adalah hutan yang sepenuhnya dikelola oleh rakyat, pemyebaran hutan rakyat lebih banyak di
Pulau Jawa terutama pada daerah yang kurang subur untuk lahan pertanian misalnya Kabupaten Gunungkidul. Dewasa ini mucul peraturan mengenai
sistem verifikasi legalitas kayu SVLK yang mengatur tentang kelegalitasan kayu hutan rakyat. Tidak semua hutan rakyat sudah dilakukan sertifikasi,
salah satu hutan rakyat yang tersertifikasi adalah hutan rakyat di Desa Semoyo, Kecamatan Patuk. Persebaran hutan rakyat di Semoyo menjadi
informasi yang penting untuk masyarakat luas serta dapat memberikan contoh hutan rakyat SVLK pada daerah lain. Informasi persebaran hutan
rakyat dapat diwujudkan dalam bentuk peta. Informasi lain yang dapat diperoleh dari hutan rakyat SVLK tidak hanya sebatas persebaran saja, tetapi
informasi mengenai dampak sosial dan ekonomi perlu juga untuk ditampilkan. Pentingnya informasi mengenai dampak menjadi alat untuk
mempertimbangkan masyarakat tentang SVLK baik dilingkungan sekitar maupun dilingkungan yang lebih luas lagi.
3
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis agaihan hutan rakyat SVLK, menganalisis karakteristik hutan rakyat SVLK, dan menganalisis dampak
keberadaan hutan rakyat SVLK terhadap sosial ekonomi warga anggota SVLK.
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey lapangan dan metode wawancara. Metode survey lapangan digunakan untuk
mengetahui kebenaran interpretasi penggunaan lahan dan mengetahui kebenaran adanya hutan rakyat, sedangkan wawancara untuk mengetahui
karakteristik hutan rakyat seperti pengolahan dan kondisi sosial ekonomi. Peta persebaran hutan rakyat bersertifikat legal didapat dari hasil overlay citra
Quickbird dengan peta Ssmiop atau peta persil ditambah dengan data tabular anggota hutan rakyat.
Metode pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa interpretasi, survey lapangan, dan wawancara sedangkan
data sekunder berupa Peta Sismiop, Peta RBI, Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran untuk mengetahui kepemilikan lahan dan alamat obyek
pajak, serta data anggota SVLK diperoleh dengan cara dokumentasi. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan agihan hutan rakyat
SVLK dan karakteristik hutan rakyat SVLK. Analisis tabular digunakan untuk mengetahui dampak dibidang sosial dan ekonomi. Dampak ekonomi dapat
dilihat dari pendapatan keluarga, akses terhadap bank, dan kemampuan menabung dari petani hutan rakyat. Selain itu, dampak ekonomi dapat
dianalisis menggunakan analisis tabular mengenai pendapatan petani hutan rakyat. Sedangkan, dampak sosial dapat dianalisis menggunakan tabel
frekuensi keanggotaan dalam kumpulan petani hutan rakyat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Peta status hutan rakyat