b. Mengetahui kesesuaian penggunaan analgetik pada pasien kanker organ
reproduksi wanita di RSUD Dr. Moewardi periode Januari-Desember tahun 2015 sudah sesuai dengan standar acuan NCCN
National Comprehensive Cancer Network
tahun 2014, ESMO
clinical practice guideline Annals of Oncology 23
tahun 2012,
British National Formulary
BNF 54 tahun 2007, dan
Drug Information Handbook
DIH tahun 2009. c.
Mengetahui efektifitas obat analgetik yang rasional pada pasien kanker organ reproduksi wanita di RSUD Dr. Moewardi periode Januari-Desember tahun
2015.
D. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Kanker
Kanker adalah suatu kondisi sel yang telah kehilangan kendali dan mekanisme sel normalnya sehingga sel mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat, dan tidak terkendali Hiwari, 2004. Kanker merupakan kelompok penyakit yang ditandai dengan ketidaknormalan dari sel. Pertumbuhan sel kanker
yang tidak terkontrol akan menyebabkan kematian. Ada 2 faktor resiko penyebab kanker yaitu :
a. Faktor eksternal seperti bahan kimia yang karsinogen, radiasi, infeksi bakteri,
dan karena tembakau merokok. b.
Faktor internal seperti adanya suatu mutasi gen, pertumbuhan hormon yang tidak stabil, dan akibat kondisi imun.
Dengan adanya faktor resiko tersebut, sel yang terpapar faktor resiko akan bermutasi menjadi sel abnormal, sehingga tahap perkembangan kanker
membutuhkan waktu yang lama WHO, 2008.
2. Kanker Organ Reproduksi Wanita
a. Kanker Payudara Mammae
Kanker payudara atau kanker mammae adalah suatu penyakit yang di tandai dengan adanya keganasan di jaringan payudara Sukandar
et al.
, 2011. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol di jaringan
payudara karena adanya ketidaknormalan gen dalam melakukan pembelahan sel Handayani
and
Sudarmiati, 2012. Kejadian kanker payudara ini tidak ada penyebab yang spesifik. Tetapi
secara umum penyebab kanker payudara adalah perubahan genetik dari payudara. Mutasi gen normal adalah salah satu contoh perubahan genetik.
Faktor resiko kanker payudara antara lain : 1
Riwayat penyakit kanker payudara.
2
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
3
Menstruasi sebelum umur 12 tahun.
4
Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak setelah umur 30 tahun.
5
Menopause.
6 Terpapar radiasi ionisasi selama masa pubertas atau pada umur sebelum 30
tahun.
7
Obesitas.
8
Menggunakan kontrasepsi oral dan terapi hormon.
9
Mengkonsumsi alkohol.
Pertumbuhan kanker payudara ini terjadi diseluruh bagian payudara. Tetapi kejadian terseringnya di kuadran atas terluar dari payudara yang banyak
mengandung jaringan payudara. Secara umum kanker payudara terjadi pada payudara sebelah kiri. Keluhan nyeri yang terjadi biasanya yaitu nyeri yang
dirasakan diseluruh bagian payudara dan nyeri payudara yang terjadi pada saat menstruasi. Keluhan nyeri tersebut termasuk nyeri yang berhubungan dengan
kejadian payudara jinak Smeltzer and Bare, 2007.
b. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah pertumbuhan tumor dengan histogenesis yang berasal dari 3 dermoblast ektodermal, endodermal, dan mesodermal dengan sifat
biologis dan histologis yang bermacam-macam. Faktor kejadian kanker payudara yang mempunyai riwayat kanker ovarium adalah 3-4 kali lipat, sedangkan wanita
yang mempunyai riwayat kanker payudara memiliki potensi yang tinggi terhadap kejadian kanker ovarium Smeltzer and Bare, 2007.
c. Kanker Leher Rahim Kanker Serviks
Leher rahim terletak di bagian terendah dari rahim yang terdapat di vagina liang puncak senggama. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel leher rahim
yang ganas. Penyebab terjadinya kanker serviks adalah infeksi virus, virus yang menginfeksinya yaitu
Human Papilloma Virus HPV
. Tipe virus yang menginfeksi di Indonesia adalah tipe virus 16 dan 18. Penyebaran virus ini secara
umum di tularkan melalui hubungan seksual Depkes RI, 2009. Faktor resiko penyebab kanker serviks Depkes RI, 2009 :
1 Wanita yang melakukan hubungan seksual sebelum umur 18 tahun.
2 Wanita yang sering berganti-ganti pasangan.
3 Wanita yang menderita infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan
seksual. 4
Wanita yang melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering berganti- ganti pasangan.
5 Riwayat keluarga yang menderita kanker serviks.
6 Perokok pasif dan aktif.
7 Penurunan kekebalan imunitas dan penggunaan kortikosteroid dalam jangka
lama.
d. Kanker Vulva
Kanker vulva adalah pertumbuhan eksofilitik kutil di tempat predileksi labia mayora, labia minora, klitoris, dan komisura postterior. Kanker vulva
mewakili 3-4 dari keganasan ginekologik pada wanita pascamenopause. Kanker vulva biasanya terjadi pada pasien dengan umur 50-70 tahun dan jarang
ditemukan pada wanita usia 45 tahun dan wanita yang sedang hamil Wiknjasastro, 2008.
Faktor resiko terjadinya kanker vulva Wiknjasastro, 2008 : 1
Riwayat sosial ekonomi rendah. 2
Kurangnya kebersihan seksual. 3
Obesitas. 4
Hipertensi.
5 Iritasi menahun limfogranuloma inguinale, kondilomata akuminata,
kondiloma lata, kondisi distrophia kulit vulva, dan kraurosis.
e. Kanker Endometrium
Kanker endometrium merupakan kanker ginekologis yang paling sering terjadi di Amerika Utara. Menurut
The Canadian Cancer Society
, diperkirakan pada tahun 2008 ada sekitar 4.200 wanita di Kanada yang terkena kanker
endometrium dan sekitar 790 wanita meninggal karena penyakit ini. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah wanita dengan usia lanjut, wanita yang mempunyai
riwayat penyakit kanker usus besar, wanita yang mempunyai riwayat kanker payudara, kanker ovarium, kanker usus besar, wanita yang obesitas, dan yang
mempunyai riwayat penyakit diabetes Renaud
et al
., 2013.
3. Nyeri
a. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau
suatu keadaan yang menggambarkan adanya kerusakan jaringan Baumann and Strickland, 2008. Nyeri adalah salah satu keluhan pada pasien keganasan. Rasa
nyeri ini terjadi karena masa tumor yang bertambah besar sehingga menekan saraf, tulang, dan organ lain. Nyeri dapat juga disebabkan karena adanya
metastasis, tindakan diagnosis, dan komplikasi terapi Farastuti Windiastuti, 2005.
b. Patofisiologi Nyeri
Patofisiologi nyeri dibagi menjadi 2 yaitu Baumann and Strickland, 2008 : 1
Nyeri
nociceptive
nyeri akut Nyeri akut meliputi nyeri viseral nyeri yang berasal dari bagian organ
dalam, seperti pankreas dan usus besar dan nyeri somatik nyeri ini berasal dari kulit, tulang, otot, sendi, dan jaringan penghubung.
2 Nyeri neuropatik nyeri kronis
Nyeri kronis yang terjadi akibat adanya proses input sensorik yang abnormal dalam sistem saraf pusat atau dalam saraf perifer. Ada beberapa
sindrom nyeri kronis yang sulit untuk diatasi, contohnya nyeri diabetik, akibat
kanker, pada punggung bawah, luka pada spinal cord. Nyeri kronis di bagi menjadi 4 subtipe : 1 nyeri akut atau kronis karena kanker, 2 nyeri yang organ
penyebabnya tidak jelas, 3 nyeri akibat penyakit kronis, 4 nyeri akibat luka akut.
c. Manifestasi Klinis Nyeri
Gejala nyeri yaitu seperti pusing, panas, nyeri menyengat dan merambat, nyeri hilang-timbul, pedih, dan menusuk. Gejala nyeri yang tidak spesifik yaitu
kecemasan, depresi, insomnia, marah, takut, dan kelelahan. Nyeri akut dapat digambarkan dengan jelas dan membaik dengan analgetik konvensional. Nyeri
kronis tidak bisa digambarkan dengan jelas dan tidak terobati dengan analgetik konvensional. Nyeri bersifat subjektif sehingga untuk diagnosanya harus
berdasarkan pada riwayat penyakit. Pada pengobatan nyeri yang tidak spesifik akan meyebabkan hipertensi dan hipoksia Baumann and Strickland, 2008.
4.
Pain Rating Scale
a.
Numeric Rating Scale
NRS
Skala nyeri NRS
Numeric Rating Scale
digunakan untuk mengukur intensitas nyeri. NRS merupakan skala nyeri versi
Visual Analog Scale
VAS, dimana pasien harus memilih nomor 0-10 bilangan bulat yang menggambarkan
intensitas nyerinya. Perbedaan antara skala NRS dan skala VAS yaitu cara penyajian skala VAS menyerupai skala NRS tetapi pada skala VAS diberikan
sajian gambar wajah yang menunjukan rasa nyeri pasien Hawker
et al
., 2011. Pengolahan NRS yaitu nomor 0 mewakili tidak ada rasa sakit dan nomor 10
mewakili rasa sakit hebat. NRS diinterpretasikan sebagai berikut : 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, dan 7-10 nyeri parah Flaherty, 2008.
Gambar 1 menjelaskan tentang pengukuran rasa sakit dengan NRS. Nomor
0 menunjukan tidak ada rasa sakit, nomor 1-3 menunjukan nyeri ringan, nomor 4- 6 menunjukan nyeri sedang, dan nomor 7-10 menunjukan nyeri berat.
Gambar 1.
Numeric Rating Scale
Flaherty, 2008
b.
Visual Analog Scale
VAS
Visual analog scale
merupakan pengukuran rasa nyeri yang memiliki rentang kesatuan nilai dan pengukurannya tidak dapat dengan mudah diukur
secara langsung. Untuk pengelompokan nyerinya dikelompokan menjadi tidak ada rasa nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat.
Visual analog scale
berbentuk garis horizontal dengan panjangnya 10 mm. Pada ujung garis sebelah kiri mewakili tidak ada rasa sakit dan ujung garis sebelah kanan mewakili rasa
sakit berat.
Visual analog scale
di interpretasikan sebagai berikut : 0-4 mm tidak ada rasa nyeri, 5-44 mm nyeri ringan, 45-74 mm nyeri sedang, dan 75-100 mm
nyeri berat Hawker
et al
., 2011. Gambar 2
menjelaskan tentang pengukuran nyeri dengan
visual analog scale
. Nomor 0 pada garis horizontal ujung kiri menunjukan tidak ada rasa sakit, sedangkan nomor 10 pada garis horizontal ujung kanan menunjukkan adanya rasa
sakit yang berat. Interpretasi dari skala tersebut yaitu untuk nomor 0 tidak ada rasa sakit, nomor 1-3 nyeri ringan, nomor 4-6 nyeri sedang, dan nomor 7-10 nyeri
berat.
Gambar 2.
Visual Analog Scale
Flaherty, 2008
5. Terapi Farmakologi Nyeri pada Kanker
Terapi farmakologi untuk nyeri pada pasien kanker adalah dengan analgetik baik golongan opioid dan non-opioid Baumann and Strickland, 2008.
Terapi farmakologi nyeri untuk pasien kanker dilihat dari etiologi nyeri, patofisiologi nyeri, sindrom nyeri kanker, dan tujuan terapi untuk meningkatkan
kualitas hidup. Terapi nyeri untuk kanker dibagi menjadi 2 yaitu terapi nyeri kanker yang tidak berhubungan dengan keadaan darurat dan terapi nyeri kanker
yang berhubungan dengan keadaan darurat. Keadaan darurat yaitu patah tulang, neuroaxial, metastase, infeksi, dan penyakit abdomen akut. Pada terapi nyeri
kanker yang tidak berhubungan dengan keadaan darurat diterapi menggunakan analgetik non-opioid, analgetik opioid, dan terapi untuk kecemasan. Pada terapi
nyeri kanker yang berhubungan dengan keadaan darurat diterapi dengan analgetik yang ditambah dengan tindakan operasi, steroid, terapi radiasi, dan antibiotik
Swarm
et al.
, 2014. Penatalaksaan terapi nyeri disajikan pada gambar 3. Terapi untuk pasien yang yang terkena efek samping adalah opioid agonis, pengurangan
dosis analgetiknya, dan diberi pencahar laksatif atau metoklorpamid Ripamonti
et al.
, 2012.
Gambar 3. Terapi nyeri untuk pasien kanker Ripamonti
et al.
, 2012; Swarm
et al.
, 2014.
Step 2 Nyeri sedang 4-6
Non-opioid Aspirin
atau Parasetamol
± NSAID
Ketorolak ±
analgetik
adjuvant
Nortriptilin dan
Carbamazepin
.
Opioid lemah Kodein atau Tramadol ± non- opiod atau NSAID Ketorolak ± analgetik
adjuvant
Nortriptilin dan Carbamazepin
.
Step 3 Nyeri berat 7-10
Opioid kuat Morfin ± non-opioid atau NSAID
Ketorolak ±
analgetik
adjuvant
Nortriptilin dan
Carbamazepin
.
Step 1 Nyeri ringan 1-3
6. Palliative Care