HUMAN LOCOMOTION KAJIAN DYNAMIC CYCLE GAIT PADA PENGGUNA PROSTHETIC ATAS LUTUT ENDOSKELETAL DENGAN SISTEM ENERGI STORING MEKANISME 2 BAR PADA AKTIVITAS BERJALAN CEPAT

commit to user II - 7 Menurut Taylor, 1996 kecepatan berjalan diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu lambat, normal dan cepat dengan masing-masing kecepatan secara berurutan sebesar 4,4 kmjam, 5,1kmjam dan 5,5 kmjam.

2.3 HUMAN LOCOMOTION

Locomotion atau daya penggerak merupakan karakteristik dari manusia, adalah proses dimana manusia itu bergerak sendiri dari satu posisi geografis ke posisi yang lain. Locomotion termasuk mulai, berhenti, perubahan kecepatan, perubahan arah, dan modifikasi untuk perubahan di lereng. Kejadian-kejadian ini, bagaimanapun, adalah kegiatan sementara yang ditumpangkan pada suatu pola dasar. Dalam berjalan dan berlari manusia, pola ini dapat didefinisikan sebagai perpindahan berirama bagian tubuh yang menjaga manusia berjalan maju secara konstan Rose, 2006.

2.3.1 Human Locomotion

Jika berjalan adalah kegiatan belajar, tidak mengherankan bahwa tiap masing-masing individu menampilkan keunikan pribadi tertentu pada pola dasar gerak bipedal. antropolog fisik telah mempelajari perbedaan antara ras dan mengukur variasi di bagian rangka. Ahli anatomi menyadari adanya variasi individu. Semua dari kita menyadari bahwa tiap orang mempunyai cara berjalan yang berbeda, seseorang dapat mengenali seorang kenalan dengan sikapnya berjalan bahkan ketika dilihat dari kejauhan. Orang-orang mengubah cara mereka berjalan ketika memakai sepatu dengan tumit tinggi yang berbeda. Seseorang berjalan berbeda bila gembira daripada saat mental tertekan Rose, 2006. Berjalan merupakan suatu rangkaian dari gait cycle , dimana satu gait cycle dikenal dengan sebutan langkah stride . Stride length merupakan jarak linear antara point saat telapak kaki dari salah satu kaki menapak dengan point selanjutnya saat telapak kaki yang sama menapak pada lantai. Step length adalah jarak linear antara point saat salah satu kaki menapak dengan saat kaki yang lain menapak pada lantai. Jacquelin Perry 1992 mendifinisikan single gait cycle sebagai suatu periode dimana salah satu kaki mengenai landasan ground , mengayun, dan kaki commit to user II - 8 tersebut kembali mengenai landasan. Gambar 2.7 menunjukkan pembagian gait cycle . Gait cycle terdiri dari 2 periode yaitu periode berdiri stance dimana anggota badan kaki mengenai landasan, dan periode mengayun swing dimana anggota badan tidak mengenai landasan. Gait cycle dibagi delapan fase yang memiliki tiga tugas fungsional anggota tubuh diantaranya, weight acceptance WA, single limb support SLS, dan limb advancement LA. Gambar 2.8 Siklus pola jalan gait cycle Sumber: Vaughan, 1999 Weight acceptance merupakan tugas fungsional anggota badan dalam menerima beban badan keseluruhan pada saat berjalan, melakukan penyerapan goncangan saat berjalan dari gaya jatuh bebas tubuh, stabilisasi awal dalam periode berdiri dan memelihara momentum forward progression . Tugas tersebut terdiri dari 2 fase pada gait cycle yaitu initial contact heel strike HS dan loading respons foot flat FF. Periode berdiri diikuti dengan pendukung anggota tubuh tunggal single limb support SLS terdiri dari fase mid-stance , dan fase terminal stance . Selama melakukan tugas weight acceptance , anggota badan berdiri dengan tanggung-jawab untuk menahan berat tubuh sementara anggota tubuh lainnya berada pada periode mengayun. Tugas fungsional ketiga yaitu limb advancement LA, dimana terdapat empat fase yang berperan diantaranya, terminal stance, pre-swing , initial swing , mid-swing , dan terminal swing . LA dimulai pada akhir periode berdiri, dimana selama fase tersebut anggota badan melakukan commit to user II - 9 advancement untuk mempersiapkan fase berikutnya. Fase pre-swing melakukan sekaligus dua tugas yaitu tugas fungsional single limb support dan limb advancement Perry, 1992.

2.3.2 Fase Gait Cycle

Berkaitan dengan waktu, gait cycle pada setiap fase memiliki persentase waktu tertentu. Christopher L Vaughan 1999 menganalogikan siklus cara orang berjalan dengan gerak putar roda. Dengan menggambar siklus pola gerakan roda tersebut, maka titik awal roda akan berputar berulan-ulang, langkah demi langkah. Dalam persentase waktu gait cycle , 60 dilakukan pada periode berdiri stance dan 40 pada periode berayun swing . Gambar 2.9 Diagram waktu gait Sumber: Whittle, 2007 commit to user II - 10 Gambar 2.10 Persentase gait cycle Sumber: Whittle, 2007 Berikut ini adalah masing-masing fase gait cycle Whittle, 2007, yaitu :

1. Initial ContactHeel Strike HO.

Initial contact adalah awal dari loading respon , yang merupakan periode pertama dari stance phase . Initial contact sering disebut “ heel strike ”, karena pada individu normal sering kali ada dampak berbeda antara tumit dan tanah, yang dikenal sebagai “ heelstrike transient ”. Nama lain untuk kejadian ini adalah “ heel contact , “ footstrike ” atau “ foot contact ”. Gambar 2.11 Gerakan kaki pada fase initial contact Sumber: Whittle, 2007 Bagian trunk berada sekitar setengah panjang langkah di belakang kaki depan. Pada posisi initial contact bagian trunk berputar, bahu kiri dan sisi kanan pelvis bergerak menjauh ke sisi depan meninggalkan lengan kiri yang berayun ke commit to user II - 11 belakang. Fleksi maksimum pinggul umumnya sekitar 30° tercapai sekitar pertengahan fase ayunan dan berubah sedikit sampai initial contact . Lutut agak lurus sesaat sebelum terjadi initial contact kemudian fleksi setelah terjadi initial contact. Jumlah ayunan lengan bervariasi pada setiap orang dan meningkat seiring bertambahnya kecepatan berjalan. Ketika posisi initial contact Murray 1967 menemukan rata-rata siku flexion sebesar 8° dan bahu flexion sebesar 45°. Bagian ankle menuju posisi netral atau datar.

2. Loading Respons Foot Flat.

Fase loading respons adalah periode double support antara fase initial contact dan fase mid- stance. Fase loading respons terjadi pada persentase waktu sekitar 7 dari gait cycle. Bagian atas tubuh selama loading respons , trunk berada pada posisi terbawahnya sekitar 20 mm di bawah posisi normal, seperti ditunjukkan pada gambar 2.11. Gambar 2.12 Gerakan kaki fase loading respons Sumber: Whittle, 2007 Saat fase loading respons, bagian arms bergerak secara maksimal ke posisi depan dan belakang, sedangkan bagian hip memanjang akibat kontraksi otot ekstensor sejauh 25° . Lutut kaki kiri warna terang mulai flexi menuju puncak flexi stance phase dan posisi ankle kaki kanan warna gelap mendekati datar penuh. commit to user II - 12 3. Mid-stance. Fase mid-stance adalah akhir dari periode double support dan awal dari periode single support. Fase mid-stance terjadi pada periode persentase waktu gait cycle pada 7-32 dan mewakili 18 dari gait cycle . Hip mengalami fleksi sebesar 25. Bersamaan pada fase ini, terjadi perpindahan berat oleh kaki pada periode stance kaki kanan, warna gelap , sedangkan kaki lainnya kaki kiri, warna terang berada fase mid-swing lihat gambar 2.13. Gambar 2.13 Gerakan kaki fase mid-stance Sumber: Whittle, 2007 Pada posisi mid-stance, energi kinetik berubah menjadi energi potensial. Trunk naik ke posisi tertinggi sekitar 20 mm di atas level rata-rata dan perputaran trunk sudah tidak ada. Gerakan sisi ke sisi trunk mencapai puncaknya pada posisi mid-stance dan berubah posisi sekitar 20 mm dari posisi tengah. Seperti kaki, lengan melewati satu sama lain selama mid-stance karena mengikuti masing- masing kaki yang berbeda.

4. Terminal Stance Heel Off.

Fase terminal stance disebut juga opposite initial contact karena posisi kaki kanan dan kiri berlawanan dengan posisi initial contact. Fase terminal stance terjadi pada periode 50 dari waktu gait cycle , seperti diperlihatkan oleh gambar 2.14. Berat badan dipindahkan dan bertumpu ke bagian bawah kaki depan toe . commit to user II - 13 Gambar 2.14 Gerakan kaki pada fase terminal stance Sumber: Whittle, 2007 Saat tubuh bergerak ke depan, beban tubuh berpindah dari bagian tumit ke bagian jari kaki. Saat fase ini, bagian heel meninggi yang diikuti kenaikan knee flexion 0°-40° dan hip extension 20°-0° . Kenaikan bagian heel menyebabkan trunk bergerak turun dari posisi tertingginya. Ankle dalam posisi peralihan dari dorsi flexion sebesar 10° lalu bergerak 20° plantar flexion . Posisi tubuh mulai jatuh ke depan dengan salah satu kaki berayun untuk mencapai tanah. Dalam posisi ini berat tubuh mulai berpindah dari belakang menuju left leg.

5. Pre-Swing Toe-Off.

Fase pre-swing dimulai dengan fase initial contact heel strike oleh kaki kiri warna terang, dan kaki kanan warna gelap berada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan periode mengayun toe-off , seperti ditunjukkan oleh gambar 2.15. Periode waktu pre-swing terjadi pada persentase waktu gait cycle 50-57, dan mulai terjadi pelepasan berat tubuh oleh kaki yang bersangkutan. Gambar 2.15 Gerakan kaki pada fase pre-swing Sumber: Whittle, 2007 Posisi ini menyebakan terjadi rotasi yang extreme pada tubuh bagian atas, dimana bagian trunk , arms , dan trunk berotasi dari titik normalnya. Dalam posisi commit to user II - 14 ini, bagian hip tetap dalam kondisi flexion sedangkan knee flexion bergerak menurun dari sudut elevasi sebesar 40° hingga 0°. Ankle berada dalam puncak plantar flexion dimana membentuk sudut sebesar 25°.

6. Initial Swing Acceleration.

Fase swing merupakan fase dimana kaki tidak berada di landasan atau pada posisi berayun. Fase swing terdiri dari tiga fase yaitu: Initial swing , mid- swing , dan terminal swing . Fase keenam merupakan fase initial swing , dimana kaki mulai melakukan ayunan, persentase initial swing adalah 60-73 dari periode waktu gait cycle . Fase initial swing dimulai pada saat telapak kaki kanan warna gelap mulai diangkat dari posisi landasan toe off , sedangkan kaki kiri warna terang berada pada posisi mid-stance, seperti ditunjukkan oleh gambar 2.16 Perry, 1992. Gambar 2.16 Gerakan kaki fase pada initial swing Sumber: Perry, 1992

7. Mid-Swing.

Fase kedua dari periode swing adalah fase mid-swing yang ditunjukkan pada gambar 2.17. Fase mid-swing yang dimulai dengan ayunan kaki kanan dan dilanjutkan sampai kaki kanan warna gelap mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan dan kaki kiri lurus hip dan knee sejajar. Fase mid-swing terjadi pada periode waktu gait cycle 73-87, dimana kaki kiri warna terang berada pada fase mid-stance Perry, Jacquelin, 1992. commit to user II - 15 Gambar 2.17 Gerakan kaki pada fase mid-swing Sumber: Perry, 1992

8. Terminal Swing Decceleration.

Fase terminal swing merupakan akhir dari gait cycle , terjadi pada periode waktu gait cycle 87-100. Fase ini berfungsi untuk perlambatan limb dan persiapan perpindahan berat. Fase terminal swing dimulai pada saat akhir dari fase mid-swing , dimana tungkai kaki mengalami perpanjangan maksimum dan berhenti pada saat heel telapak kaki kanan warna gelap mulai mengenai landasan. Pada periode ini, posisi kaki kanan warna gelap berada kembali berada depan anggota badan, seperti pada posisi awal gait cycle , seperti ditunjukkan oleh gambar 2.18. Gambar 2.18 Gerakan kaki pada fase terminal swing Sumber: Whittle, 2007 commit to user II - 16 2.4 ANALISIS GERAK BIOMEKANIKA Menurut Michael W. Whittle 2007 biomekanika adalah disiplin ilmu yang mempelajari sistem biologi, seperti tubuh manusia, dengan metode teknik mesin. Bagian terpenting pada gerakan berjalan dari pengguna prosthetic adalah keseimbangan beban tubuh amputee . Sehingga prosthetic yang baik harus mampu memberikan keseimbangan beban. Gerakan berjalan pada orang normal, memperlihatkan bagaimana kedua kaki saling menyeimbangkan beban tubuh dalam pergerakan berpindah. Pada saat berjalan dan kaki menyentuh lantai, beban tubuh yang dihasilkan dari efek tekanan gravitasi bumi akan menimbulkan gaya reaksi ke atas. Pada amputee , pemindahan gaya pada prosthetic dan kaki yang lain dikatakan baik apabila selama proses berjalan pengguna prosthetic melangkah secara normal yaitu tidak terjadi gap dengan kaki yang sehat Wibowo, 2009.

2.5 ANTHROPOMETRI DATA BIOMEKANIKA