mempunyai tingkat pengetahuan sedang apabila menjawab 6-11 pertanyaan dan tingkat pengetahuan kurang bila menjawab soalan lebih kurang atau sama dengan
5 pertanyaan dengan benar. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka tingkat pengetahuan mahasiswa Fk Usu terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker
paru dapat dikategorikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.4. Distribusi Responden berdasarkan Suku Kaum terhadap Tingkat Pengetahuan.
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang
Kurang Suku Kaum
n n n Melayu
32 38,1 3 3,57
Cina 15 17,9
2 2,38 India
10 11,9 5 5,95
Batak 13 15,5
4 4,76 Total
70 83,3 14 16,7
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kategori tingkat pengetahuan baik adalah pada kelompok Melayu yaitu 38,1, diikuti oleh Cina 17.9 , Kristen
15,5 dan persentase terendah adalah pada kelompok India yaitu 11,9. Bagi tingkat pengetahuan kategori sedang pula, persentase tertinggi adalah India
5,95, diikuti dengan Batak 4,76, Melayu 3,57 dan yang terendah adalah Cina yaitu 2,38. Tidak didapatkan tingkat pengetahuan kurang pada penelitian
ini.
5.2. Pembahasan
Dari tabel 5,3 dapat dilihat bahwa 84 responden, 100 memiliki pengetahuan yang baik tentang racun dalam setiap batang rokok yang dinyala
dapat menghasilkan lebih daripada 4000 bahan kimia beracun yang membahayakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Prisha Udani 2010 di
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Kedokteran Usu Medan yang menyatakan 86,6 dari 82 responden mengetahui tentang bahan yang terdapat dalam sebatang rokok. Menurut Anggota
Koalisi untuk Indonesia Sehat Tahun 2010 juga menyatakan bahwa sebatang rokok terkandung bahan kimia seperti nikotin, tar, karbon monoksida, methanol
dan banyak lagi. Hasil penelitian juga menunjukkan 56 responden, 66,7 mempunyai
pengetahuan sedang tentan rokok berisi daun tembakau. Menurut jenis-jenis rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dari segi bahan pembungkus rokok, isi
rokok dan proses pembuatan rokok. Kebanyakan ternyata isi rokok adalah dari bahan baku dan daun tembakaunya.
Selain itu, 44 responden, 52,4 memiliki pengetahuan yang tergolong dalam kategori sedang mengenai zat yang terkandung dalam rokok yang
menyebabkan ketagihan. Menurut sumber Ezzati, Henly, Lopez dan Thun 2005 ternyata bahwa nikotin yang menyebabkan ketagihan. Tambahan lagi, nikotin juga
merupakan salah satu bahan kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
Pengetahuan responden juga baik untuk pertanyaan faktor risiko utama yang terjadi kanker paru. Sebanyak 78 orang, 92,9 telah menjawab benar.
Menurut Wilson 2005, ternyata merokok merupakan faktor yang paling utama yang menyebabkan kanker paru dan sebanyak 69 responden, 82,1 memiliki
pengetahuan sedang bahwa merokok merupakan penyebab utama terjadinya penyakit paru.
Mengenai definisi kanker paru sebanyak 73 responden, 86,9 memiliki pengetahuan yang baik dimana kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker
yang tidak terkendali dalam jaringan paru. WHO. Dari aspek gejala klinis atau tanda- tanda yang sering ditemukan pada kanker paru stadium awal, penelitian ini
menunjukkan responden sebanyak 57, 67,9 memiliki pengetahuan sedang. Menurut Amin 2006 ternyata pada stadium awal biasanya pasien tidak akan
menunjukkan segala tanda atau gejala sehingga mencapai tahap yang lebih lanjut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 84 responden, 100,0 memiliki
tingkat pengetahuan baik bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penelitian Prisha Udani 2010, ternyata 55 responden 67,1 mengetahui tentang rokok menyebabkan kanker paru dan antara asap rokok yang
menyebabkan penyakit kanker paru adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.Penelitian Christine 2009 di RS. Adam Malik menunjukkan
sebanyak 23 orang 76,6 penderita kanker paru adalah pasien yang sering merokok dan hasil uji statistic juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara
merokok dengan penyakit kanker paru. Selain itu, responden sebanyak 74 orang, 88,1 mempunyai pengetahuan
baik yaitu laki-laki dan perempuan bisa dapat menderita penyakit kanker paru. hal ini turut sesuai dengan penelitian Christine 2009 di RS. Adam Malik dengan
persentase laki-laki sebanyak 73,3 dan perempuan 26,7 kasus kanker paru dicatatkan. Kondisi yang sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan
oleh Melindawati 2009 dengan perbandingan 78,5 laki-laki dan 21,5 perempuan menderita kanker paru dan Cancer Research UK 2007 dengan
perbandingan 56,6 laki-laki berbanding 43,4 perempuan adalah penderita kanker paru.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 15 17,9 responden memiliki pengetahuan kurang mengenai stadium klinis kanker paru. Stadium kanker paru
yang benar terdiri daripada stadium0, stadium IA, IB, stadium IIA, IIB, stadium IIIA, IIIB dan stadium IV. Amin, 2009
Pada soal pengobatan kanker paru stadium IIIA, responden memiliki pengetahuan sedang 56,0 yaitu stadium kanker paru IIIA bisa diberi pengobatan
kemoterapi dan radioterapi. Hasil penelitian juga menunjukkan 65 responden 77,4 memiliki pengetahuan sedang bahwa kanker paru sering terjadi pada usuai
lebih dari 40 tahun, Hal ini sesuai dengan penelitian Christine 2009 di RS. Adam Malik bahwa umur rata-rata yang menderita kanker paru sebanyak 51,7 ± 6,87
tahun dengan rentang usia 40-50 tahun 56,0. Penelitian Melindawati 2009 dengan kelompok usia 40-60 tahun sebesar 38 dan Widyastuti 2004 dengan
kelompok usia ≥ 40 tahun sebesar 92,1.
Pada hasil penelitian ini, 59 responden 70,2 memiliki pengetahuan sedang bahwa kanker paru dapat diklasifikasikan kepada dua yaitu kanker paru sel
Universitas Sumatera Utara
kecil dan sel tidak kecil.Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa 84 responden 100,0 memiliki pengetahuan baik bahwa pengobatan kanker paru
lebih baik jika diketahui pada tahap awal dan sebanyak 63 responden 75,0 mempunyai pengetahuan sedang bahwa pencegahan kanker paru bisa dilakukan
dengan tidak meorkok, berolah raga dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.Pada soal terakhir peneliti mengamati dari sumber manakah mahasiswa
dapat menjawab pertanyaan no 1 hingga 15 dengan benar dan sejumlah 48 responden 57,1 menyatakan bahwa dari sumber tutorial,kuliah dan buku
teksnya membuatkan seseorang individu dapat menjawabkan pertanyaan dengan baik dan benar dan sebanyak 22 26,2 orang menyatakan bahawa mereka
mendapatkan infonya dengan terbaca dari jurnal dan makalah dan 14 responden 16,7 dari media elektronik.
Tabel 5.5. Distribusi Sumber Info Responden Sumber info
n orang
Tutorialbuku teks 48
57.1 Jurnalmakalah
22 26.2
Media elektronik 14
16.7 Jumlah
84 100.0
Secara keseluruhan terlihat bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara satu individu ke individu yang lain. Perbedaan tingkat pengetahuan ini bisa
saja terjadi karena cara penyampaian ataupun Bahasa yang digunakan dalam penyampaian informasi tersbut tidak dapar dimengerti oleh responden. Sehingga
proses ‘Tahu’ tidak dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2003 dalam Alilia Amirah binti MD Kamaru Al-Amin 2010 yang menyatakan
bahwa pengetahuan dapat dikembangkan oleh manusia karena manusia memiliki Bahasa yang dapat mengerti untuk mengkomunikasikan informasi yang telah
didapat. Sehingga jika informasi itu salah diterima, maka pengetahuan tidak akan berkembang dengan baik. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan seseorang adalah umur, intelegensi, lingkungan, informasi yang tersedia, social budaya, pendidikan dan pengalaman Hendra dalam Kencana,
2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa: