Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV / AIDS
PENGETAHUAN DAN SIKAP
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MENGENAI HIV / AIDS
Oleh :
ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(2)
PENGETAHUAN DAN SIKAP
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MENGENAI HIV / AIDS
Oleh :
ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(3)
PENGETAHUAN DAN SIKAP
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MENGENAI HIV / AIDS
“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”
Oleh :
ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(4)
LEMBAR PENGESAHAN
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS
Nama : Abdul Rahim b Abdul Rauf
NIM : 100100283
Pembimbing / Penguji III Penguji I
( dr. Richard Hutapea, Sp.KK (K)) ( Sri Lestari, S.P., M.Kes) NIP. 19621030 198910 1 001 NIP. 19710426 200501 2 002 Penguji II
( dr Ramlan Nasution, Sp.U ) NIP. 19741006 200912 1 001
Medan, Januari 2014 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
( Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP : 19540220 198011 1 001
(5)
ABSTRAK
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner.
Hasil penelitian menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik adalah sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 71,9% memiliki sikap baik,
Sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik sementara sebanyak 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.
Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS yang berterusan bagi meningkatkan dan memastikan pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.
Kata kunci : pengetahuan, sikap, mahasiswa, fakultas kedokteran, Universitas Sumatera Utara, kepanitraan klinis, Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik.
(6)
ABSTRACT
Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) is caused by the human immunodeficiency virus ( HIV ) that causes weakening a person's immune system , making it more susceptible to various diseases , poor healing of various diseases and opportunistic infections and can cause death.
This study aims to assess the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik about HIV / AIDS .
This research was carried out by using descriptive research method . The samples were selected using accidental sampling technique . Data collected by interview using a questionnaire measuring devices .
Results of studies assessing the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik are 79.2 % had a good knowledge and 71.9 % has a good attitude ,
A total of 79.2 % had good knowledge , 16.7 % of people have enough knowledge and 4.2 % of people have less knowledge. Meanwhile 71.9 % had a good attitude , 27.1 % have enough attitude and 1.0 % have attitude is not good .
For health care workers , especially in FK USU teaching staff it can be to design and conduct scientific programs on HIV / AIDS and ensure the quest for improving student knowledge and attitudes about HIV / AIDS so that 100 % either . Keywords : knowledge , attitudes , students , faculty of medicine , Universitas Sumatera Utara, clinical, Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV / AIDS ”. Dalam penyelesaian Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
Bapak Prof dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dr. Richard Hutapea, Sp. KK ( K ), selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan tunjuk ajar dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Ibu Sri Lestari, SP, M. Kes dan dr. Ramlan Nasution, Sp U selaku Dosen Penguji yang banyak memberi kritikan, masukan dan saran untuk memperbaiki penelitian yang telah dilakukan.
Kedua orang tua tercinta, Abdul Rauf b Ahmad dan Sabidah bt Razali yang membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini. Tidak dilupakan juga seluruh keluarga yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi selama penulisan karya tulis ilmiah ini.
Sahabat-sahabat penulis di Fakultas Kedokteran USU terutama Elisa Anggraeni Siahaan , teman sekuliah, teman setutorial dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
(8)
Dosen-dosen Community Research Program ( CRP ) yang telah banyak mengajar dan membimbing mengenai cara penulisan karya tulis ilmiah.
Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahawa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Medan , Desember 2013
Abdul Rahim b Abdul Rauf, NIM : 100100283
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR ISTILAH…… ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ………...3
1.3.2 Tujuan Khusus ……….3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 HIV/AIDS ... 2.1.1 Pengertian ... 5
2.1.2 Struktur ... 5
2.1.3 Patogenesis ... 6
(10)
2.1.5 Gejala Klinis ... 8
2.1.6 Diagnosis ... 10
2.1.7 Penatalaksanaan ... 11
2.1.8 Pencegahan ………...…..12
2.2 Pengetahuan ... 28
2.2.1 Definisi ... 13
2.2.2 Pengukuran Pengetahuan ... 13
2.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ... 13
2.2.4 Rumus penilaian tingkat pengetahuan ... 14
2.3 Sikap ... 15
2.2.1.Definisi………...15
2.3.1 Komponen sikap………..15
2.3.2 Tingkatan sikap……….. .15
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16
3.1 3.1 Kerangka Konsep ... 16
3.2 Definisi Operational ... 16
3.2.1 Pengetahuan ………....16
3.2.2 Sikap ………17
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18
4.1 Jenis Penelitian ... 18
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
(11)
4.3.1 Teknik pengiraan sampel ………...……… 18
4.3.2 Teknik pengambilan sampel ………...………19
4.4 Pengumpulan Data ... …20
4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... …21
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 22
5.1 Hasil Penelitian ... ....22
5.1.1 Deskriptif Lokasi Penelitian ... ....22
5.1.2 Deskriptif Karakteristik Responden ... ....22
5.2 Pembahasan ... ....30
5.2.1 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin ... ....30
5.2.2 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Riwayat Mengikuti Seminar………..…....…..32
5.2.3 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Sumber Informasi yang Didapatkan………....…....…….. 33
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...35
6.1 Kesimpulan ... ....35
6.2 Saran ... ....35
(12)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 20
5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden 22 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden 23 5.3 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan 24 5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan karakteristik
responden
26
(13)
DAFTAR SINGKATAN
AIDS Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome CDC Centers for Disease Control and Prevention DEPKES RI Departemen Kesehehatan Republik Indonesia
FK Fakultas Kedokteran
HIV Human Immunodeficiency Virus
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
RSUP HAM Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik SPSS Statistical Package for the Social Science UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV/AIDS USU Universitas Sumatera Utara
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup 2. Lembar Penjelasan
3. Lembar Persetujuan (Informed Consent) 4. Kuesioner
5. Hasil Validitas dan Realibilitas 6. Data induk
7. Hasil SPSS
8. Surat Izin Penelitian 9. Ethical Clearance
(15)
ABSTRAK
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner.
Hasil penelitian menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik adalah sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 71,9% memiliki sikap baik,
Sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik sementara sebanyak 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.
Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS yang berterusan bagi meningkatkan dan memastikan pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.
Kata kunci : pengetahuan, sikap, mahasiswa, fakultas kedokteran, Universitas Sumatera Utara, kepanitraan klinis, Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik.
(16)
ABSTRACT
Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) is caused by the human immunodeficiency virus ( HIV ) that causes weakening a person's immune system , making it more susceptible to various diseases , poor healing of various diseases and opportunistic infections and can cause death.
This study aims to assess the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik about HIV / AIDS .
This research was carried out by using descriptive research method . The samples were selected using accidental sampling technique . Data collected by interview using a questionnaire measuring devices .
Results of studies assessing the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik are 79.2 % had a good knowledge and 71.9 % has a good attitude ,
A total of 79.2 % had good knowledge , 16.7 % of people have enough knowledge and 4.2 % of people have less knowledge. Meanwhile 71.9 % had a good attitude , 27.1 % have enough attitude and 1.0 % have attitude is not good .
For health care workers , especially in FK USU teaching staff it can be to design and conduct scientific programs on HIV / AIDS and ensure the quest for improving student knowledge and attitudes about HIV / AIDS so that 100 % either . Keywords : knowledge , attitudes , students , faculty of medicine , Universitas Sumatera Utara, clinical, Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik.
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian (Riskesdas, 2010).
Secara global, diperkirakan 35,3 (32,2-38,8) juta orang hidup dengan HIV pada tahun 2012 dengan setiap tahun sebanyak 2,3 (1,9-2,7) juta infeksi HIV baru dilaporkan. Selain itu diperkirakan prevalensi dikalangan dewasa adalah sebanyak 0,8 % di serata dunia di mana prevalensi pada dewasa muda (usia 15-24 tahun) pada laki-laki adalah 0,3 % dan pada wanita adalah 0,5 %. Manakala angka kematian dewasa dan anak-anak yang disebabkan oleh penyakit AIDS adalah sebanyak 1,6 (1,4-1,9) juta (UNAIDS, 2013)
Di Indonesia, statistik kasus HIV/AIDS menunjukkan bahwa jumlah kasus yang dilaporkan 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2013 untuk HIV adalah sebanyak 10,210 dan AIDS adalah sebanyak 780. Secara kumulatif, dari 1 April 1987 sampai dengan 30 Jun 2013 jumlah kasus HIV adalah sebanyak 108,600 manakala jumlah kasus AIDS adalah 43,667 dengan angka kematian direkodkan adalah 8,340 orang. Sementara itu, di Sumatera Utara sebanyak 7,078 kasus HIV dilaporkan dan 515 pula adalah kasus HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2013).
Di samping itu masih banyak halangan yang di hadapi dalam pelaksanakan penangulangan dan pencegahan AIDS, salah satunya adalah banyaknya ketidaktahuan
(18)
masyarakat tentang HIV/AIDS, termasuk penularan dan pencegahannya. Indikator Millenium Development Goals (MDGs) menunjukkan bahwa diketahui sebanyak 57,5 % penduduk berusia 15 tahun ke atas pernah mendengar HIV/AIDS. Tingginya persentase tersebut tidaklah menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV/AIDS. Secara nasional 11,4 persen penduduk mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. selain itu, sikap diskriminatif terhadap anggota keluarga yang terinfeksi HIV masih cukup tinggi yaitu yang bersikap “merahasiakan’ apabila ada anggota keluarga terinfeksi HIV sebesar 21,7 persen, sedangkan penduduk yang bersikap “mengucilkan’ sebesar 7,1 persen. (Riskesdes, 2010).
Stigma terhadap penderita menyebabkan pencegahan dan penanganan penyakit akibat HIV di Indonesia sulit dilakukan..Secara tidak langsung, masyarakat telah menghakimi pengidap HIV sehingga mereka terbuang dari komunitasnya. Stigma dan diskriminasi terkait HIV bertahan sebagai hambatan utama untuk HIV yang efektif respon di semua bagian dunia, dengan survei nasional menemukan bahwa diskriminatif pengobatan orang yang hidup dengan HIV tetap umum di beberapa aspek kehidupan, termasuk akses ke pelayanan kesehatan (UNAIDS, 2013)
Penyebaran penyakit ini yang sangat cepat tidak terlepas dari pengetahuan dan sikap dari semua masyarakat termasuk mahasiswa kedokteran sebagai bakal petugas kesehatan.. Di samping itu mahasiswa kedokteran diharapkan memiliki pengetahuan yang komprehensif terhadap penyakit HIV-AIDS dan memiliki sikap yang baik terhadap penderita HIV-AIDS. Tujuan penelitian ini adalah medeskriptifkan pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran Sumatera Utara (USU) terhadap HIV-AIDS. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik,dan diharapkan selalu menjaga integritas profesinya dan kompetensinya. Mereka dituntut untuk selalu mengupdate ilmu pengetahuanya dan wawasanya dalam
(19)
hal-hal masalah kesehatan terutama HIV/AIDS sehingga memiliki sikap yang baik terhadap penyakit HIV/AIDS.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah ”Bagimana gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.
1.3.2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum penelitian, dapatlah dirinci tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:
Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin.
Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan riwayat mengikuti seminar.
Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan sumber informasi yang didapatkan..
(20)
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
Sebagai informasi kepada mahasiswa/mahasiswi dalam meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS agar terhindar dari penyakit tersebut
Bagi peneliti, hasil KTI ini adalah untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam bidang kesehatan.
Penelitian ini juga merupakan masukan bagi para pendidik dalam promosi kesehatan dalam usaha menangani penularan HIV/AIDS.
(21)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIV/AIDS
2.1.1 Pengertian
Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan penyakit yang menyerang dan melemahkan sistem imun manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS iaitu Acquired Immunodeficiency Syndrome ( Levinson, 2006 ).
HIV mentargetkan sistem imun (kekebalan) tubuh dan melemahkan system pertahanan tubuh dalam melawan infeksi dan beberapa jenis kanker. Lama-kelamaan virus tersebut menghancur dan merusakkan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, sehingga orang yang terinfeksi secara bertahap menjadi imunodefisiensi. Fungsi kekebalan tubuh biasanya diukur dengan jumlah CD4. Hasil immunodeficiency menunjukkan peningkatan kerentanan terhadap berbagai infeksi dan penyakit yang orang dengan sistem kekebalan yang sehat dapat melawan. Tahap yang terakhir dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat mengambil masa selama 2-15 tahun untuk berkembang tergantung pada individu. AIDS didefinisikan oleh perkembangan kanker tertentu, infeksi, atau manifestasi klinis yang berat lainnya (WHO,2013).
2.1.2 Struktur HIV
HIV mempunyai 2 jenis (type) iaitu HIV-1 dan HIV-2, Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1. HIV mempunyai kemampuan bermutasi yang sangat tinggi, sehinggakan masing2 subtype mempunyai kemampuan bermutasi yang sangat cepat sehingga kedua-dua tipe HIV mempunyai subtipe (variants) yang berbagai (Levinson, 2006).
(22)
HIV merupakan retrovirus dan mempunyai RNA sebagai genetic material. Genome HIV ini mempunyai 2 molekul yang mengandung single stranded RNA, masing2 terikat oleh molekul reverse transcriptase (enzim). Di dalam genom ini juga terdapat enzim protease P10 dan integrase p32 yang mana diperlukan untuk sintesis DNA dan RNA virus. Genom dikelilingi oleh nucleocapsid yang terdiri daripada lapisan dalaman protein yang dipanggil p24 dan lapisan luar protein yang dikenali sebagai P17. Bahagian luar virus terdiri daripada envelope lipid yang berasal dari membran sel host yang mengandungi dua protein virus gp 120 dan gp41, yang dikenali sebagai viral envelope protein (Wood, 2006)
2.1.3 Pathogenesis
HIV menginfeksi sistem imun manusia terutama pada sel limfosit CD4+. Sel limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun. Awal setelah infeksi HIV, respon antibodi belum terganggu, sehingga timbul antibodi terhadap envelope
dan protein core virus HIV. Terdapat 2 fase dalam infeksi virus ini, the binding to the host cell and fusion with cell membrane yang membolehkan virus ini untuk masuk ke dalam sel. Pada permulaan fase pengikatan HIV pada sel host melibatkan protein gp120 pada permukaan partikel HIV yang mengikat CD4 pada permukaan sel host.
Kemudian komponen envelope protein gp41 akan mengikat pada protein kedua pada permukaan sel (Wood, 2006)
HIV menginfeksi sel dengan molekul CD4 pada permukaan membrane nya. Sel yang mengandung molekul CD4 termasuklah helper T-cells ( TH ), makrofag dan limfosit B. Di dalam sel, RNA akan di reverse transcribed untuk membentuk DNA yang nantinya akan diintegrasikan ke dalam DNA si host itu. Virus ini akan tetap sebagai provirus (dormant), oleh kerana itu ianya tidak boleh dimusnahkan oleh antibody yang bersirkulasi. Setelah kemudiannya apabila sel yang telah terinfeksi tadi membelah, maka ia juga akan membuat copy si DNA virus ini. Setelah beberapa periode inaktivasi (latency), virus tersebut akan menjadi aktif semula. Rna virus yang
(23)
baru bersama dengan protein virus akan diproduksi menggunakan host’s protein -synthesising machinery. Partikel-partikel baru dari virus ini akan terbentuk lalu dilepaskan daripada sel host melalui exositosis mengakibatkan matinya sel host.
Kematian sel T akan mengakibatkan penurunan sel-sel imun yang lain, yang akan merusakkan sistem imun (Pearson, 2009)
Siklus hidup HIV (Wood, 2006) :
HIV akan melekat pada reseptor pada permukaan sel host dan virus mengikat pada sel CD4+ melalui pengikatan gp120 terhadap CD4 dan interaksi antara virus-chemokine co-reseptor ( envelope protein HIV masuk ke dalam membrane host ).
Nucleocapdsid masuk ke dalam sel,dimana dibentangkan lalu melepaskan RNA virus yang kemudiannya akan di reverse-transcribed (single stranded DNA atau ssDNA) kepada DNA double-stranded.
Virus DNA (dsDNA) ini akan mengintergrasi ke dalam genom host, dimana ia akan inaktif (dormant) sebagai provirus.
Pada saat sel teraktivasi, DNA virus akan melakukan transkripsi RNA virus.
Protein virus akan ditranslasi daripada RNA.
Protein virus dan single-stranded RNA virus akang bergabung membentuk partikel baru.
Virus kemudiannya akan lepas dari sel, pergi ke sel membrane yang lain dan partikel virus yang complete ini akan menginfeksi sel yang lain pula.
2.1.4 Transmisi ( penularan )
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah ASI, air mani dan cairan vagina. Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa hari-hari seperti mencium, memeluk, berjabat tangan, atau berbagi obyek pribadi, makanan atau air. Perilaku dan kondisi yang
(24)
menempatkan individu pada risiko yang lebih besar tertular HIV meliputi (WHO, 2013):
melakukan anal seks tanpa kondom atau vagina
memiliki infeksi menular seksual seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakteri
penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi jarum suntik dan peralatan suntik dan obat solusi lain ketika menyuntik narkoba
menerima suntikan tidak aman, transfusi darah, prosedur medis tidak steril yang melibatkan pemotongan atau piercing
mengalami cedera jarum suntik tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.
2.1.5 Gejala Klinis
Gejala klinis dan diagnosis HIV/AIDS dapat dibagi kepada (CDC, 2013):
Infeksi akut HIV
Infeksi akut atau disebut juga sebagai infeksi primer HIV (serokonversi akut) merupakan waktu dari paparan virus sampai timbulnya gejala, yaitu diantara 2 -4 minggu. Infeksi akut biasanya asimtomatis, tapi menunjukkan beberapa keluhan seperti demam influenza. Diagnosa jarang ditegakkan dalam fasa ini. Hal ini karena tes serologi standar untuk antibodi tehadap HIV masih memberikan hasil negatif ( window period). Kategori Klinis A : CD4+ > 500 sel/ml. Meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimptomatik), Limfadenopati generalisata yang menetap, infeksi HIV akut primer dengan penyakit penyerta atau adanya riwayat infeksi HIV akut.
Infeksi seropositif HIV simtomatis
Pada dewasa, periode laten HIV adalah bervariasi dan lama untuk timbulnya penyakit yang berhubung dengan HIV/AIDS. Ini biasa terjadi selama beberapa bulan hingga tahun atau mungkin lebih. Akan tetapi, hasil
(25)
pemeriksaan pada saat ini menunjukkan seropositif antibody p24 dan gp41. Pasien dalam fasa ini berpotensi tinggu menularkan infeksi HIV pada orang lain. Kategori Klinis B : CD4+ 200-499 sel/ml . Terdiri atas kondisi dengan gejala (simptomatik) pada remaja atau orang dewasa yang terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut yaitu keadaan yang dihubungkan dengan infeksi HIV atau adanya kerusakan kekebalan dengan perantara sel (cell mediated immunity),
atau kondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis atau membutuhkan penatalaksanaan akibat komplikasi infeksi HIV. Termasuk kedalam kategori ini yaitu Angiomatosis basilari, Kandidiasis orofaringeal, Kandidiasis vulvovaginal, Dysplasia leher rahim, Herpes zoster, Neuropati perifer, penyakit radang panggul.
Persistent Generalized Lymphoadenopathy /PGL
Pada fasa ini, ditemukan pembesaran nodus limfe yang meliputi sedikitnya dua tempat selain inguinal, dan tidak ada penyakit lain atau pengobatan yang menyebabkan pembesaran nodus limfe minimal selama 3 bulan. Pasien mulai mengalami beberapa keluhan seperti penurunan berat badan dan kronis diare, dikenali sebagai “slim disease”. Kategori Klinis C : CD4+ < 200 sel/ml.
Meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDS dan pada tahap ini orang yang terinfeksi HIV menunjukkan perkembangan infeksi dan keganasan yang mengancam kehidupannya, meliputi : Sarkoma Kaposi, Kandidiasis bronki/trakea/paru, Kandidiasis esophagus, Kanker leher rahim invasif,
Coccidiodomycosis, Herpes simpleks, Cryptosporidiosis, Retinitis virus sitomegalo, Ensefalopati yang berhubungan dengan HIV, Bronkitis/Esofagitis atau Pneumonia, Limfoma Burkitt, Limfoma imunoblastik dan Limfoma primer di otak, Pneumonia Pneumocystis carinii.
(26)
Selain itu bisa dilihat dari 2 gejala yaitu (Komunitas AIDS Indonesia, 2010) :
Gejala Mayor:
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
Demensia/ HIV ensefalopati’
Gejala MInor:
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata
Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Retinitis virus sitomegalo 2.1.6 Diagnosis
Diagnosis laboratorium dilakukan dengan menggunakan metode:
ELISA
tes ini mempunyai sensitifitas yang tinggi, yaitu 98%- 100%. Prinsip kerjanya adalah dengan melihat respon zat anti bodi spesifik. Akan tetapi, hasil yang positif hanya bisa dikonformasi 2-3 bulan sesudah infeksi. Untuk mengidentifikasi antibody terhadap HIV, tes ELISA sangat sensitip, tapi tidak selalu spesifik, karena penyakit lain bisa juga menunjukkan hasil positif. Beberapa penyakit bisa menyebabkan false positip, antara lain adalalah penyakit autoimun, infeksi virus, atau keganasan hematologi. Kehamilan juga
(27)
bisa menyebabkan false positip. Tes yang lain biasanya digunakan untuk mengonfirmasi hasil ELISA.
Western Blot (WB)
Western Blot memiliki spesifisitas (kemampuan test untuk menemukan orang yang tidak mengidap HIV) antara 99,6% - 100%. Namun pemeriksaannya cukup sulit, mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.30 Tes Western Blot mungkin juga tidak bisa menyimpulkan seseorang menderita HIV atau tidak. Oleh karena itu, tes harus diulangi setelah dua minggu dengan sampel yang sama. Jika test Western Blot tetap tidak bisa disimpulkan, maka test
Western Blot harus diulangi lagi setelah 6 bulan.
PCR (Polymerase Chain Reaction)
kaedah ini menggunakan isolasi virus dari sampel dan dideteksi dengan menggunakan mikroskp elektron dan deteksi antigen virus. untuk DNA dan RNA virus HIV sangat sensitive dan spesifik untuk infeksi HIV. Tes ini sering di gunakan bila hasil tes yang lain tidak jelas.
2.1.7 Penatalaksanaan
HIV dapat ditekan dengan kombinasi terapi antiretroviral (ART) yang terdiri dari tiga atau lebih antiretroviral (ARV). ART tidak menyembuhkan infeksi HIV tetapi mengontrol replikasi virus dalam tubuh seseorang dan memungkinkan sistem kekebalan tubuh individu untuk memperkuat dan mendapatkan kembali kemampuan untuk melawan infeksi. Dengan ART, orang yang hidup dengan HIV dapat hidup sehat dan produktif. Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan dan pencegahan infeksi HIV. Mereka melawan HIV dengan menghentikan atau mengganggu reproduksi virus di dalam tubuh, mengurangi jumlah virus dalam tubuh (WHO, 2013).
(28)
2.1.8 Pencegahan
Untuk mencegah terpajan HIV, seseorang harus (Corwin, 2009) :
Melakukan abstinensi seks atau berhubungan kelamin monogamy bersama dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
Diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya virus paling sedikit 6bulan setelah berhubungan kelamin terakhir yang tidak terlindung, karena pembentukan antibody mungkin memerlukan waktu paling sedikit 6bulan setelah pajanan ke virus untuk membentuk antibodi. Seks oral juga dapat menularkan virus.
Menggunakan kondom lateks apabila terjadi hubungan kelamin dengan orang yg status HIVnya tidak diketahui.
Tidak melakukan tukar menukar jarum dengan siapapun untuk alas an apa pun.
Mencegah infeksi ke janin atau bayi baru lahir. Seorang wanita harus mengetahui HIVnya dan pasangannya sebelum hamil. Apabila wanita hamil positif HIV, obat-obat atau antibody antiHIV dapat diberikan selama kehamilan dan kepada bayinya setelah lahir. Terapi in utero (didalam rahim) juga efektif dalam mencegah penularan virus ke bayi atau bayi baru lahir. Ibu yang terinfeksi jangan menyusui bayinya. Pompa payudara juga jangan ditukarpakaikan.
Pengobatan profilaktik pascapajanan dengan menghambat reverse transcriptase setelah pajanan ke jarum suntik yang tidak disengaja atau berhubungan kelamin menurunkan keganjilan infeksi HIV primer yang didapat.
(29)
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi
Pengetahuan ialah merupakan hasil dari “tahu” setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011).
2.2.2 Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanykan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2010)
2.2.3 Cara memperoleh pengetahuan
Cara untuk meperoleh pengetahuan ada 2 (Notoatmodjo, 2010) yaitu :
Non ilmiah
Trial and error. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan coba-coba. Digunakan terutama mereka yang belum atau tidak mengetahui suatau cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Kekuasaan (otoritas) .Orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yg menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang diterimanya adalah sudah benar.
Pengalaman peribadi. Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
(30)
Melalui jalan pikiran. Dari sini menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
Cara modern (ilmiah). Cara baru ini dalam memeperloeh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, carai ini disebut metode penelitian ilmiah.
2.2.4 Rumus penilaian tingkat pengetahuan
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase dengan rumus yang digunakan (Notoatmodjo,2010), sebagai berikut:
Keterangan :
N = Nilai yang didapat
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Selanjutnya presentase jawaban ditafsirkan dalam kalimat kualitatif. Kemudian hasil presentase diinterpretasikan dengan menggunakan skala kualitatif yaitu :
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : 41-55%
(31)
2.3 Sikap
2.3.1 Definisi
Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon, bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2011).
2.3.2 Komponen atau Struktur Sikap
Kognitif : terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.
Afektif : menyangkut masalah emosional sbujektif sosisal terhadap suatu objek.
Konatif : menunjukkan bagaimana perilaku atau kencenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
2.3.3 Tingkatan sikap
Berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2011) yang terdiri dari :
Menerima (receiving) : diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek
Merespon (responding) : memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Menghargai (evaluating) : mengajak orang lain untuk mengerjakan / mendiskusikan suatu masalah.
Bertanggungjawab (responsible) : bertanggungjawab atas segala sesuatau yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
(32)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan judul penelitian yaitu pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU di RSUP.H. Adam Malik mengenai HIV/AIDS, maka kerangka kosep untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.2 Definisi operasional
Human Immunodeficiency Virus, penyakit yang menyerang dan melemahkan sistem imun manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS iaitu Acquired Immunodeficiency Syndrome.
3.2.1 Pengetahuan
Definisi operasional : pengetahuan responden mengenai HIV/AID
Pengertian
Pathogenesis
Transmisi
Gejala klinis
Penatalaksanaan
Pencegahan
Cara ukur : wawancara
Pengetahuan dan sikap mahasiwa FK USU di RSUP .H. Adam Malik
jenis kelamin riwayat mengikuti
seminar HIV
sumber informasi yang didapatkan
(33)
Alat ukur : kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 13 soalan pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban
Jawaban yang benar diberi skor 1
Jawaban yang salah diberi skor 0
Katengori : Pengetahuan baik 76-100%
Pengetahuan cukup 56-75%
Pengetahuan kurang 41-55%
Pengetahuan tidak baik < 40%
Skala ukur : ordinal 3.2.2 Sikap
Definisi operasional : sikap responden mengenai HIV/AIDS
Cara ukur : wawancara
Alat ukur : kuesioner, responden menjawab 10 pertanyaan dengan 3 pilihan jawapan
Jawapan yang benar diberi skor 2
Jawapan yang salah diberi skor 1
Jawapan tidak tahu diberi skor 0
Kategori : Baik = 76-100%
Cukup = 56-75%
Kurang = 41-55%
Tidak baik = < 40%
(34)
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan, meliputi beberapa hal pokok, antara lain :
4.1 Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan desain cross sectional yang merupakan studi observasional yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU di RSUP H. Adam Malik, Medan.
4.2 Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Disember 2013 bertempat di Universitas Sumatera Utara di mana mempunyai mahasiswa FK USU sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik.
4.3 Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ini semua mahasiswa FK USU yang sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan.
Sampel dalam penelitian ini adalah seramai 96 orang mahasiswa FK USU yang sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan 4.3.1 Teknik pengiraan sampel
Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus di bawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% sehingga untuk Z α dua arah diperoleh nilai Zα² = 1,96 dan nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 kerana peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya,. Kesalahan absolute, d adalah sebesar 0,5% (Notoadtmodjo, 2010)
(35)
n = 96.04 = 96 ( dibulatkan ) Keterangan :
n (jumlah populasi) : besar sampel
Zα² (tingkat kemaknaan yang ditetapkan) : biasanya 95% = 1,96
p (proposi di populasi) : bila tidak tahu ditetapkan 50% = 0,5
d (kesalahan absolute yang diinginkan) : 10% = 0,1
Maka jumlah diperoleh adalah 96 sampel. 4.3.2 Teknik pengambilan sampel
Sampel dambil menggunakan teknik accidental sampling. Teknik ini menggunakan pengambilan sampel secara random yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian, iaitu mahasiswa FK USU yang sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan (Notoatmodjo, 2010 ).
(36)
4.4 Pengumpulan data
Data primer berupa kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden. Dalam hal ini kuesioner bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU di RSUP H. Adam Malik mengenai HIV/AIDS yang berbentuk kuesioner tertutup, dimana sudah disediakan jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.
Validitas menunjukkan sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran yang ingin diukur. Sedangkan realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh, instrument yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan telah valid dan realiabel.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Variable Nomor
pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha status
Pengetahuan 1 0.862 Valid 0.872 Realiabel
2 0.862 Valid Realiabel
3 0.689 Valid Realiabel
4 0.472 Valid Realiabel
5 0.493 Valid Realiabel
6 0.689 Valid Realiabel
7 0.647 Valid Realiabel
(37)
9 0.453 Valid Realiabel
10 0.689 Valid Realiabel
11 0.624 Valid Realiabel
12 0.549 Valid Realiabel
13 0.689 Valid Realiabel
sikap 1 0.627 Valid 0.864 Realiabel
2 0.560 Valid Realiabel
3 0.826 Valid Realiabel
4 0.531 Valid Realiabel
5 0.573 Valid Realiabel
6 0.618 Valid Realiabel
7 0.491 Valid Realiabel
8 0.710 Valid Realiabel
9 0.887 Valid Realiabel
10 0.815 Valid Realiabel
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan sistem komputerisasi dengan software SPSS (Statistical Package for the Social Science).
(38)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik. Penelitian ini telah dilaksanakan sepanjang tahun 2013, diikuti oleh 96 mahasiswa yang telah bersedia mengikuti penelitian ini dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang dibagikan.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan dr. Mansyur No. 5, Medan. USU merupakan sebuah universitas negeri yang terbesar dengan meliputi beberapa fakultas lainnya. Fakultas Kedokteran USU dipilih oleh peneliti oleh peneliti sebagai penelitian kerna mempunyai mahasiswa kedokteran yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik sehingga memudahkan penelitian.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebanyak 96 orang yang terdiri daripada mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP HAM. Responden dipilih menggunakan accidental sampling dan dibagikan kuesioner. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi jenis usia, jenis kelamin, riwayat mengikuti seminar, sumber informasi mengenai HIV/AIDS yang didapatkan, pengetahuan dan sikap.
(39)
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
Frekuensi (n) Persen (%)
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
30 66
31,3 68,8
Seminar
Pernah Tidak pernah
26 70
27,1% 72,9%
Sumber informasi
Kuliah, buku, seminar Internet, televisyen, koran Kedua-duanya
48 23 25
50,0 24,0 26,0
Total 96 100
Berdasarkan dari 96 responden, mengikut jenis kelamin perempuan adalah sebanyak 68,8% dibandingkan dengan jumlah laki-laki 31,3% Sebanyak 27,1% pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sementara sebanyak 72,9% tidak pernah mengikuti seminar. Sumber informasi mengenai HIV/AIDS yang paling banyak didapatkan adalah dalam bentuk kuliah, buku dan seminar sebanyak 50%, 24% mendapatkan informasi dari media massa seperti internet, televisyen, koran, majalah dan sebagainya.hanya 26,% yang mendapatkan informasi dari keduanya.
(40)
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden Frekuensi (n) Persen (%)
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Tidak baik
76 16 4 0
79,2 16,7 4,2 0
Sikap
Baik Cukup Kurang baik Tidak baik
69 26 0 1
71,9 27,1 0 1,0
Total 96 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik. Manakala 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.
5.1.3 Hasil Analisa Data
Data lengkap distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel 5.3
(41)
Tabel 5.3 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan No Pertanyaan pengetahuan Jawaban responden
Benar Salah
n % n %
1. Kepanjangan HIV adalah? 89 92,7 7 7,3
2. Kepanjangan AIDS adalah? 70 72,9 26 27,1
3. Penyebab utama transmisi HIV ? 76 79,2 20 20,8 4. Virus HIV tidak terdapat dalam ? 91 94,8 5 5,2 5. Virus HIV membutuh kan waktu berapa
lama hingga menunjukkan gejala-gejalanya?
80 83,3 16 16,7
6. Kebanyakan wanita dapat terkena HIV melalui?
83 86,5 13 13,5
7. Yang bukan menjadi gejala-gejala jika tubuh sudah terinfeksi HIV adalah ?
63 65,6 33 34,4
8. Resiko menularkan HIV dapat meningkat dengan ?
85 88,5 11 11,5
9. Penularan HIV dapat dicegah melalui ? 55 57,3 41 42,7 10. HIV tidak dapat ditularkan dengan cara
yang berikut ?
94 97,9 2 2,1
11. Ibu hamil yang terinfeksi dengan HIV ? 77 80,2 19 19,8 12. Penularan HIV melalui hubungan
seksual dapat dihindar dengan ?
81 84,4 15 15,6
13. Pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penderita HIV adalah ?
84 87,5 12 12,5
No Pertanyaan sikap Jawaban responden
Setuju Tidak setuju
Tidak tahu
(42)
n % n % n % 1. Penderita AIDS seharusnya dijauhi oleh
masyarakat.
4 4,2 92 95,8 0 0
2. Konsultasi HIV/AIDS seharusnya diberikan di majalah/koran.
79 82,3 15 15,6 2 2,1
3. Pendidikan seks harus diberi sejak kecil. 69 71,9 25 26,0 2 2,1 4. Apakah anda berminat untuk
menambahkan informasi anda tentang HIV/AIDS?
95 99,0 0 0,0 1 1,0
5. Apakah anda berminat mengikuti test untuk mengetahui apakah anda menderita penyakit AIDS atau tidak?
49 51,0 43 44,8 4 4,2
6. Apakah anda setuju terhadap penggunaan kondom untuk mencegah penularan AIDS?
77 80,2 16 16,7 3 3,1
7. Apakah anda menolak untuk melakukan pengamanan/ pencegahan seperti memakai glove atau mask terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat terdekat dari kemungkinan terinfeksi AIDS?
15 15,6 78 81,3 3 3,1
Seandainya anda mempunyai temam atau saudara yang menderita AIDS, 8. Apakah anda bersalaman atau
berpelukan dengan dia ?
69 71,9 2 2,1 25 26,0
9. Apakah anda berkongsi barangan peribadi seperti sikat gigi dan pencukur atau kamar mandi dengan dia ?
2 2,1 69 71,9 25 26,0
10. Anda tidak mahu berkongsi kamar mandi yang sama dengan dia.
(43)
Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan tentang pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan tentang HIV tidak dapat ditularkan dengan cara yang berikut yaitu sebanyak 97,9% sedangkan pertanyaan tentang pengetahuan yang paling banyak dijawab salah adalah penularan HIV dapat dicegah melalui, yaitu sebanyak 42,7%. Manakala pertanyaan tentang sikap terhadap HIV/AIDS yang paling banyak jawaban setuju adalah apakah anda berminat untuk menambahkan informasi anda tentang HIV/AIDS yaitu sebanyak 99%. Sedangkan untuk jawaban tidak setuju paling banyak adalah penderita AIDS seharusnya dijauhi oleh masyarakat yaitu sebanyak 95,8% sementara jawaban tidak tahu paling banyak adalah anda tidak mahu berkongsi kamar mandi yang sama dengan dia yaitu sebanyak 30 orang 31,3%.
5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan karakteristik responden Baik
n %
Cukup
n %
Kurang
n %
Tidak baik
n %
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
24 25,0 5 5,2 1 1,0 0 0,0
52 54,2 11 11,5 3 3,1 0 0,0
Seminar
Pernah Tidak pernah
23 24,0 3 3,1 0 0,0 0 0,0
53 55,2 13 13,5 4 4,2 0 0,0
Sumber informasi
Kuliah, buku, seminar Internet, televisyen, koran Kedua-duanya
39 40,6 8 8,3 1 1,0 0 0,0
17 17,7 3 3,1 3 3,1 0 0,0
20 20,8 5 5,2 0 0,0 0 0,0
(44)
Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 54,2% jika dibandingkan laki-laki sebanyak 25,0%. Pengetahuan cukup bagi laki-laki adalah sebanyak 5,2% dan kurang adalah 1,0% manakala pengetahuan cukup bagi perempuan adalah sebanyak 11,5% dan kurang adalah 3,1 %.
Sementara yang tidak pernah mengikuti seminar lebih banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 55,2% berbanding yang pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sebanyak 24,0%. Bagi yang pernah mengikuti seminar pengetahuan cukup adalah sebanyak 3,1% dan tidak ada pengetahuan kurang baik manakala bagi yang tidak pernah mengikuti seminar pengetahuan cukup adalah sebanyakc13,5% dan pengetahuan kurang baik adalah sebanyak 4,2%.
Menurut sumber informasi mengenai HIV/AIDS yang paling banyak memiliki pengetahuan baik adalah informasi yang didapatkan daripada perkuliahan , buku teks dan seminar yaitu sebanyak 40,6%, 8,3% pengetahuan cukup dan 1% pengetahuan kurang. Bagi yang mendapatkan informasi dari media massa seperti internet, televisyen, koran, majalah dan sebagainya, 17,7% memiliki pengetahuan cukup dan 3,1% pengetahuan kurang. 20,8 % memiliki pengetahuan baik dengan mendapatkan informasi dari kedua-dua tipe sumber dan 5,2% memiliki pengetahuan cukup.
Untuk ketiga-tiga karakteristik responden, tiada pengetahuan tidak baik dicatatkan.
(45)
5.5 Distribusi frekuensi sikap berdasarkan karakteristik responden Baik
n %
Cukup
n %
Kurang
n %
Tidak baik
n %
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
19 19,8 10 10,4 0 0.0 1 1,0 50 52,1 16 16,7 0 0.0 0 0.0
Seminar
Pernah Tidak pernah
12 12,5 14 14,6 0 0,0 0 0,0 57 59,4 12 12,5 0 0,0 1 1,0
Sumber informasi
Kuliah, buku, seminar Internet, televisyen, koran Kedua-duanya
32 33,3 15 15,6 0 0,0 1 1,0
17 17,7 6 6,3 0 0,0 0 0,0
20 20,8 5 5,2 0 0,0 0 0,0
Total 69 71,9 26 27,1 0 0,0 1 1,0
Dari tabel 5.5 dapat dilihat bahawa perempuan lebih banyak memiliki sikap baik (50%) dibandingkan dengan laki-laki (19,8%). Sebanyak 10,4% laki-laki memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik. Manakala sebanyak 16,7 perempuan memiliki sikap cukup.
Yang tidak pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS memiliki sikap sebanyak 59,4% sedangkan yang pernah mengikuti seminar sebanyak 12,5% memilikli sikap baik. Bagi yang mengikuti seminar sebanyak 14,6% memiliki sikap cukup sedangkan yang tidak mengikuti seminar sebanyak 12,5% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.
Sebanyak 33,3% yang memiliki sikap baik mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS daripada perkuliahan, buku teks dan seminar sementara 17,7% yang
(46)
mendapatkan informasi dari media mass seperti internet, televisyen, koran, majalah dan sebagainya memiliki sikap baik. Bagi yang mendapatkan informasi dari kedua-dua sumber sebanyak 20,8% memiliki sikap baik. Sebanyak 15,6% yang mendapatkan informasi daripada perkuliahan, buku teks dan seminar memiliki sikap cukup, 6,3% daripada media massa (internet, televisyen, koran, majalah) dan 5,2% daripada kedua-dua sumber. Hanya 1% memiliki sikap tidak baik hasil daripada mendapatkan informasi dari perkuliahan, buku teks dan seminar.
5.2 Pembahasan
Pengetahuan tentang suatu objek saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan atau kecenderungan untuk bertindak sesuai pengetahuan tersebut32. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Jumlah responden yang memiliki sikap baik lebih sedikit dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik, hal ini bisa dikarenakan bahwa pengetahuan yang dimiliki responden tersebut belum disertai oleh kesiapan dan keinginan untuk bertindak (Desiliantry Sari, 2011).
5.2.1 Pengetahuan dan sikap berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, sebanyak 54,2% perempuan memiliki pengetahuan baik dibandingkan laki-laki (25%), pengetahuan cukup perempuan sebanyak 11,5% berbanding laki sebanyak 5,2% sedangkan pengetahuan kurang perempuan sebanyak 3,1% dan laki-laki sebanyak 1,0%. Tidak ada yang berpengetahuan tidak baik. Manakala sebanyak 50% perempuan memiliki sikap baik berbanding laki-laki sebanyak 19,8% untuk. Bagi sikap cukup pula, 16,7% adalah perempuan dan laki-laki sebanyak 10,4%. Namun terdapat 1 % laki-laki yang memiliki sikap tidak baik. Ini menunjukkan perempuan mempunyai pengetahuan dan sikap lebih baik dibandingkan laki-laki. Ini mungkin dikarenakan dalam populasi
(47)
jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki sehingga responden yang terambil juga lebih banyak perempuan.
Hal ini turut ditemukan dalam yang menyatakan bahwa responden perempuan ditemukan lebih berpengetahuan dan mempunyai sikap positif (lebih baik) tentang HIV/AIDS bila dibandingkan dengan dengan laki-laki (Ouzouni, 2012). Selain itu pada studi yang lain turut menemukan siswa perempuan memiliki pengetahuan secara keseluruhan lebih tinggi pada HIV dibandingkan laki-laki dalam studi mereka (Chng, 2005). Manakala dilaporkan dalam penelitian mereka bahwa mahasiswa perempuan mengekspresikan sikap yang lebih toleran dibandingkan laki-laki (Bruce, 2001). Namun berbeza dengan penelitian dalam J Nepal Health Res Counc yang menemukan bahwa pengetahuan terkait HIV / AIDS lebih tinggi di antara laki-laki berbanding perempuan (Timilshina, 2013).
Perempuan secara psikologi lebih termotivasi dan lebih rajin dalam hal belajar dan bekerja dari pada laki-laki. Hal ini membuat prestasi akademik perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Didapatkan hasil tingkat konsentrasi perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Tingkat konsentrasi yang lebih baik akan membuat informasi yang didapatkan oleh seseorang lebih mudah diingat dan dipahami oleh seseorang. Hal ini yang menyebabkan tingkat pengetahuan pada perempuan lebih baik dari laki-laki manakala sikap responden yang baik, ini dikarenakan memiliki tingkat pengetahuan yang baik sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi sikapnya. Perempuan lebih banyak memiliki sikap yang baik bila dibandingkan dengan laki-laki. mungkin disebabkan karena perempuan lebih lembut dalam bersikap, lebih pintar membaca emosi dan lebih peka terhadap situasi dan perasaan orang lain. Perempuan juga lebih cenderung mentaati aturan normatif yang berlaku di masyarakat dibandingkan laki-laki di samping cenderung mencari rasa aman sehingga ia akan lebih banyak bertanya dan berhati-hati dalam bertindak (Desiliantry Sari, 2011).
(48)
5.2.2 Pengetahuan dan sikap berdasarkan riwayat mengikuti seminar
Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, bagi yang pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sebanyak 24,0% memiliki pengetahuan baik dan 3,1 % pengetahuan cukup. Mereka juga memiliki 12,5% sikap baik dan 14,6% sikap cukup. Manakala bagi yang tidak pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sebanyak 55,2% memiliki pengetahuan baik, 13,5% pengetahuan cukup dan 4,2% pengetahuan kurang. Sementara sebanyak 59,4% memiliki sikap baik, 12,5% sikap cukup dan 1% sikap tidak baik.
Tabel menunjukkan bahwa walaupun jumlah pengetahuan dan sikap baik bagi yang tidak pernah mengikuti seminar adalah lebih banyak berbanding bagi yang pernah mengikuti seminar, namun terdapat beberapa permasalahan yang dapat kita lihat pada kelompok yang tidak pernah mengikuti seminar. Terdapat 4,2% yang memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 1% memiliki sikap tidak baik berbanding tidak ada (0%) bagi yang pernah mengikuti seminar. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap bagi yang pernah mengikuti seminar adalah lebih baik berbanding mereka yang tidak pernah.
Hal ini turut ditemukan dalam American Association of Occupational Health Nurses Journal bahwa setelah diadakan seminar lima jam tentang HIV / AIDS di kalangan perawat rumah sakit menunjukkan perubahan signifikan dalam pengetahuan AIDS, pengendalian infeksi, dan sikap terhadap merawat pasien dengan HIV / AIDS bagi mereka yang menghadiri seminar penelitian (Turner et al.,1988). Selain itu dalam Journal of Infection Disease menyatakan bahwa skor pengetahuan meningkat sekitar 61,4% di antara perawat manakala sikap terhadap merawat pasien HIV / AIDS secara signifikan meningkat setelah seminar dilakukan (Ghorbany et al.,2005). Sementara dalam penelitian yang lain menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan dan tingkat kepercayaan HIV / AIDS, dengan pengurangan rasa takut dan sikap negatif yang terkait dengan pasien yang memiliki peduli AIDS bagi yang telah mengikuti seminar HIV/AIDS (Harnett et al.,1987).
(49)
Peneliti berpendapat dengan mengikuti seminar HIV/AIDS, dapat meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki sikap seseorang tentang HIV/AIDS. Namun begitu tidak ramai yang mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS disebabkan beberapa faktor. Pertama ramai yang menganggap sepele keberkesanan seminar dalam menyampaikan informasi di samping meningkatkan pengetahuan. Mereka mungkin beranggapan pengetahuan sudah cukup baik kerna sudah mendapatkan materi dari kuliah walhal sebagai calon dokter itu harus selalu mengupdate ilmunya kerna tidak selamanya ilmu yang didapatkan dari kuliah dulu itu sama dengan situasi terbaru. Kemudian disebabkan faktor waktu. Jadwal yang padat bagi mahasiswa FK USU membuatkan mereka tertinggal dan tidak sempat untuk mengikuti program ilmiah seperti seminar. Malah kebanyakkan seminar diadakan pada waktu libur umum (minggu). Bagi kebanyakkan mahasiswa merasakan hari minggu adalah hari untuk beristirehat di samping beraktivitas social (social life) setelah lelah mengharungi kuliah pagi dan petang 6 hari seminggu.
5.2.3 Pengetahuan dan sikap berdasarkan sumber informasi yang didapatkan
Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, yang mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS dari kuliah, buku teks dan seminar memiliki 40,6% pengetahuan baik, 8,3% pengetahuan cukup dan 1% pengetahuan kurang. Sementara 33,3% memiliki sikap baik, 15,6% cukup dan 1% sikap tidak baik. Manakala yang mendapatkan informasi daripada media massa seperti internet, televisyen, koran, majalah dan sebagainya, 17,7% memiliki pengetahuan baik, 3,1% masing-masing untuk pengetahuan cukup dan tidak baik. Sementara 17,7% memiliki sikap baik dan 6,3% sikap cukup. Sedangkan yang mendapatkan informasi dari kedua-dua jenis sumber, 20,8% memiliki pengetahuan dan sikap baik serta 5,2% pengetahuan dan sikap cukup.
(50)
Hasil menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan informasi dari kuliah, buku dan seminar memiliki pengetahuan dan sikap baik yang paling banyak. Responden yang mendapatkan informasi daripada media massa pula memiliki pengetahuan kurang lebih banyak dibandingkan dengan yang mendapatkan daripada perkuliahan dan buku teks. Sementara responden yang mendapatkan informasi dari kedua-dua jenis sumber tidak ada yang memiliki pengetahuan dan sikap yang kurang atau tidak baik. Peneliti berpendapat hal ini dikarenakan kerna materi tentang HIV/AIDS yang didapatkan dari media massa seperti internet, televisyen, koran dan majalah, terkadang informasi-informasi yang diperoleh tersebut bisa dari sumber yang kurang terpercaya sehingga responden mendapatkan informasi yang salah mengenai HIV/AIDS.
(51)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hasil dari penelitian tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik.dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata mahasiswa memiliki pengetahuan yang memuaskan dengan 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup. Hanya 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu diluar pengetahuan memuaskan.
2. Rata-rata mahasiswa memiliki sikap yang positif dengan 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup. Hanya 1,0% memiliki sikap tidak baik yaitu sikap negatif.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagi responden yaitu mahasiswa diharapkan agar selalu dan sentiasa meningkatkan dan mengupdate ilmu pengetahuan mengenai HIV/AIDS. Sebagai calon dokter, ilmu yang sedia ada harus sentiasa ditingkatkan, diperbaiki dan diperbaharui supaya tetap sentiasa terupdate dengan ilmu baru kedokteran yang sentiasa berubah-rubah mengikut peredaran masa.
2. Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS yang berterusan. Ini adalah betujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran di kalangan mahasiswa di samping dapat memperbetul sikap tidak
(52)
baik terhadap HIV/AIDS. Ini juga adalah penting bagi memastikan pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik. 3. Institusi pendidikan diharapkan dapat menyiapkan dan memfasilitasi staff
pengajar FK USU dalam penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kepentingannya yang dapat berupa brosur-brosur yang ringkas, padat dan mudah dibaca dan dipahami mahasiswa. Di samping itu dapat dilakukan dengan lebih komprehensif penyuluhan mengenai HIV/AIDS. Walaupun sudah mendapatkan informasi dari perkuliahan dan buku teks, ternyata belum benar-benar menjamin keberkesanan ilmu disampaikan. Jesteru program ilmiah mengenai HIV/AIDS seperti roadshow, seminar dan workshop harus lebih sering diadakan dalam menggalakkan mahasiswa untuk turut serta agar sentiasa dapat mengetahui perkembangan terbaru mengenai penyakit HIV/AIDS.
4. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dan membantu untuk penelitian lebih lanjut,baik yang terkait dengan HIV/AIDS.
(53)
DAFTAR PUSTAKA
Benjamini, E., Leskowitz, S., 1991. Immunolgy A Short Course Second Edition. USA : John Whiley & Sons, Inc., Publication.
Bruce, K.E., Walker, L.J., 2001. College Students’ Attitude about AIDS : AIDS Education and Prevention, 13(5), 428-437.
CDC, 2013. What is HIV/AIDS. Available from : http://www.cdc.gov/hiv/basics/ whatishiv.html [Accessed 2 May 2013].
Ching, L., Arunsalam, J, 2009. Longman Marticulation Study Guide Semester 1 Biology. Selangor : Pearson Malaysia Sdn. Bhd.
Corwin , E.J, 2007. Handbook of Patophysiology, 3rd Edition. USA : Williams & Wilkins.
Desilianty Sari, 2011. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai HIV/AIDS pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tanjungpura. Diunduh dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/ download /1759/1700 [9 Disember 2013].
Ghorbani, G.H., Alishiri, G.H., Joneydi, N., Esfahani, A., Hosseini, M., 2005. Effect of Education on Nurses Knowledge and Attitude Regarding AIDS, After 20 Year of Epidemic in Iran. Dalam Journal of infection disease 11 (35) : 85-89
Harnett, S.M., 1987. A Hospital-Wide AIDS Education Program. Dalam The Journal of Continuing Education in Nursing 18 (2) : 64-67.
(54)
Komunitas AIDS Indonesia, 2010. Informasi Dasar HIV/AIDS. Available from : http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categories =HIV-AIDS [Accessed 24 April 2013].
Kemenkes RI, Ditijen P.P. & P.L., 2013. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.: 1 Levinson, W., 2006. Review of Medical Microbiology dan Immunology, Ninth
Edition. USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill.
Mayo Clinic Staff, 2012. Diseases and Conditions HIV/AIDS. Available from : http://
www.mayoclinic.com/health/hiv-aids/DS00005 [Accessed 13 April 2013].
Notoatmodjo, P. D. S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, P. D. S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi Revisi 2011.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ouzouni, C., Nakakis, K., 2012. HIV / AIDS Knowledge, Attitudes and Behaviours of Student Nurses. Dalam Health Science Journal 6 (1) : 10.
Ridhwan, E., S., 2013. Proposal Kualitatif HIV dan AIDS. Available from :
http://ekasridwan.blogspot.com/2013/03/proposal-kualitatif-hiv-dan-aids.html [Accessed 3 April 2013]
Riskedas, 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 : 8-9.
The Biology Project, 2000,. Immunology and HIV. Available from : http:// www. biology.arizona.edu/immunology/tutorials/aids/hivimmune.html [Accessed 29 April 2013]
Timilshina N., 2013. Knowledge and Attitude of Basic Health Workers (BHWs) toward HIV/AIDS . Dalam J Nepal Health Res Counc 11 (2) : 4
(55)
Turner, J.G., Gauthier, D.K., Ellison.K.J , Greiner, D.S., 1988. Nursing and AIDS : Knowledge and Attitudes. Dalam American Association of Occupational Health Nurses Journal 36 : 274-278.
UNAIDS, 2013. Global Report : UNAIDS Report On THE Global AIDS Epidemic 2013 : 3-11
WHO, 2013. Fact Sheets on HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs360/en/index.html [Accessed 14 April 2013].
WHO, 2013. HIV/AIDS QV& A. Available from : http://www.who.int/ features/qa/71/ en/index.html [Accessed 14 April 2013].
Wood, P., 2006. Understanding Immunology Second Edition. Edinburgh, England: Pearson Education Limited.
(56)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Abdul Rahim B Abdul Rauf Tempat / tanggal lahir : Kedah, Malaysia / 4 Agustus 1991
Agama : Islam
Alamat : Jalan D.I Panjaitan, No. 28 Kel. Merdeka, 20154, Medan. Nomor Telepon : 083194072677
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : Sekolah Kebangsaan Sri Jelok(1998-2001) Sekolah Kebangsaan Taman Jasmin (2001-2003)
Sekolah Menengah Kebangsaan Taman Jasmin 2 (2004-2008) Kolej Matrikulasi Negeri Sembilan (2009-2010)
Fakultas Kedokteran USU (2010-sekarang) Kegiatan : Divisi Mahasiswa Asing PEMA (2011-2012)
Timbalan Pengerusi Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (2012-2013)
Pengerusi Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (2013) Dosen Pembimbing : dr. Richard Hutapea, Sp KK (K)
(57)
Judul Penelitian : Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS
Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.
Medan, 17 September 2013
( ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF) Nim : 100100283
(58)
LAMPIRAN 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Kepada Yth,
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Abdul Rahim b Abdul Rauf NIM : 100100283
Alamat : Jalan D.I. Panjaitan No 28, Kelurahan Merdeka, Kec. Medan Baru, 20154 Medan
Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian berjudul “Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS”.
Informasi yang akan diambil untuk penelitian ini akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Penelitian ini tidak akan mendatangkan akibat yang merugikan bagi saudara / saudari sebagai responden.
Jika Saudara/Saudari bersedia mengikuti penelitian ini maka akan diberikan kuesioner yang akan diisi. Kami sangat mengharapkan keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian ini, karena selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain. Selama penelitian ini, Saudara/Saudari tidak dibebankan biaya apapun. Semua data/keterangan dari Saudara/Saudari bersifat rahasia,tidak diketahui orang lain. Apabila keberatan, Saudara/Saudari bebas untuk menolak mengikuti penelitian ini, tanpa khawatir akan mengurangi pelayanan yang kami berikan.
Jika sudah mengerti dan bersedia mengikuti penelitian ini maka Bapak/Ibu/saudara/idapat mengisi lembar persetujuan
Medan, ... 2013 Peneliti,
……….. ( Abdul Rahim b Abdul Rauf )
(59)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :
Umur : T. T. Lahir : Alamat : No.Telp./ HP :
Setelah membaca penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa, maka saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian dengan judul
“Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS” yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang bernama Abdul Rahim b Abdul Rauf, NIM 100100283.
Saya mengerti penelitian ini tidak akan membawa akibat yang merugikan bagi saya dan saya mengerti bahwa penelitian ini hanya untuk mengetahui informasi yang diperlukan sebagaimana tujuan yang ingin dicapai. Jika sewaktu-waktu ingin
berhenti, saya berhak untuk tidak melanjutkan mengikuti penelitian ini tanpa ada sanksi apapun. Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden tanpa paksaan atau ancaman dari pihak manapun juga.
Medan, ... 2013
Yang menyatakan, Peneliti,
………. ………
( ) ( ABDUL RAHIM )
(60)
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNVIERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV/AIDS
Jawab kesemua solan. Pilih SATU jawaban saja.
1. Kepanjangan HIV adalah? A. Hemo-insufficiency virus
B. Human immune deficiency virus C. Human immobilization virus D. Human immunodeficiency virus 2. Kepanjangan AIDS adalah?
A. active immunological disease syndrome B. acquired immune deficiency syndrome C. acquired immunological derivative syndrome D. acquired immunodeficiency syndrome 3. penyebab utama transmisi HIV ?
A. heterosexual sex yang tidak aman B. homosexual sex
C. penggunaan jarum suntik D. transmisi ibu-bayi
4. Virus HIV tidak terdapat dalam….. A. Darah
B. cairan vagina / air mani C. air susu ibu
D. peluh
5. Virus HIV membutuh kan waktu berapa lama hingga menunjukkan gejala-gejalanya?
A. 5-10 tahun B. 1-5 tahun C. 1-3 tahun
(61)
6. kebanyakan wanita dapat terkena HIV melalui: A. heterosexual sex tanpa proteksi
B. penggunaan jarum suntik C. darah yang terkontaminasi
7. Yang bukan menjadi gejala-gejala jika tu uh sudah teri feksi HIV adalah…. A. Penurunan berat badan >10% dalam waktu singkat,
B. demam selama 1 bulan lebih, C. diare kronik selama 1 bulan lebih, D. semua salah
8. resiko menularkan HIV dapat meningkat dengan :
A. terinfeksi dengan Penyakit Menular Seksual (PMS) B. mempunyai nutrisi yang tidak bagus
C. terkena flu
9. Pe ulara HIV dapat di egah elalui…
A. Menjauhi hubungan seks yang aman, B. penggunaan jarum suntik secara bergantian, C. transfusi darah yang steril.
D. Tidak tahu
10.HIV tidak dapat ditularkan dengan cara yang berikut A. Pemakaian alat suntik bekas penderita AIDS B. Hubungan seksual
C. Transfusi darah D. Peminum alkohol
11.ibu hamil yang terinfeksi dengan HIV:
A. dapat mengurangi kemungkinan penularan HIV kepada anaknya yang belum lahir dengan mempertahankan viral load rendah dan tinggal di kesehatan yang baik
B. dapat minum obat untuk mengurangi risiko penularan dari ibu ke anak saat melahirkan
(62)
12.penularan HIV melalui hubungan seksual dapat dihindar dengan : A. tidak mengadakan (abstinence)
B. setia terhadap pasangan yang tidak terinfeksi C. menggunakan kondom dengan betul
D. semua benar
13.Pe go ata ya g dapat dilakuka terhadap pe derita HIV adalah…
A. pengobatan Antiretroviral (ARV).
B. pengobatan terhadap infeksi oportunistik, pengobatan untuk peningkatan secara umum dan pengobatan Antiretroviral (ARV). C. pengobatan untuk peningkatan secara umum dan pengobatan
(63)
Kenyataan Setuju Tidak setuju
Tidak tahu 1. Penderita AIDS seharusnya dijauhi oleh masyarakat. /
2. Konsultasi HIV/AIDS seharusnya diberikan di majalah/koran. /
3. Pendidikan seks harus diberi sejak kecil. /
4. Apakah anda berminat untuk menambahkan informasi anda tentang HIV/AIDS?
/
5. Apakah anda berminat mengikuti test untuk mengetahui apakah anda menderita penyakit AIDS atau tidak?
/
6. Apakah anda setuju terhadap penggunaan kondom untuk mencegah penularan AIDS?
/
7. Apakah anda menolak untuk melakukan pengamanan/ pencegahan seperti memakai glove atau mask terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat terdekat dari kemungkinan terinfeksi AIDS?
/
Seandainya anda mempunyai temam atau saudara yang menderita AIDS,
8. Apakah anda bersalaman atau berpelukan dengan dia ? /
9. Apakah anda berkongsi barangan peribadi seperti sikat gigi dan pencukur atau kamar mandi dengan dia ?
/
10.Anda tidak mahu berkongsi kamar mandi yang sama dengan dia.
(64)
Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.872 13
Item Statistics
Mean Std.
Deviation
N
pengetahuan .75 .444 20
p2 .75 .444 20
p3 .95 .224 20
p4 .80 .410 20
p5 .85 .366 20
p6 .95 .224 20
p7 .55 .510 20
p8 .90 .308 20
p9 .95 .224 20
p10 .95 .224 20
p11 .75 .444 20
p12 .65 .489 20
(65)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
pengetahuan 10.00 6.842 .815 .845
p2 10.00 6.842 .815 .845
p3 9.80 8.063 .647 .862
p4 9.95 7.945 .355 .875
p5 9.90 7.989 .391 .872
p6 9.80 8.063 .647 .862
p7 10.20 7.221 .530 .867
p8 9.85 7.503 .793 .852
p9 9.80 8.379 .390 .871
p10 9.80 8.063 .647 .862
p11 10.00 7.474 .520 .866
p12 10.10 7.568 .418 .875
p13 9.80 8.063 .647 .862
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation
N of Items
(66)
Sikap
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.864 10
Item Statistics
Mean Std.
Deviation
N
sikap 1.65 .671 20
s2 1.30 .733 20
s3 1.50 .889 20
s4 1.90 .447 20
s5 1.40 .754 20
s6 1.20 .768 20
s7 1.70 .571 20
s8 1.65 .745 20
s9 1.50 .827 20
(67)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
sikap 13.35 20.134 .532 .855
s2 13.70 20.326 .443 .862
s3 13.50 17.421 .752 .834
s4 13.10 21.674 .460 .861
s5 13.60 20.147 .454 .861
s6 13.80 19.747 .506 .857
s7 13.30 21.379 .395 .864
s8 13.35 19.187 .620 .847
s9 13.50 17.316 .841 .826
s10 13.80 18.274 .750 .836
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation
N of Items
(68)
Frequency Table
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
laki-laki 30 31.3 31.3 31.3
perempuan 66 68.8 68.8 100.0
Total 96 100.0 100.0
umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
20 3 3.1 3.1 3.1
21 18 18.8 18.8 21.9
22 46 47.9 47.9 69.8
23 23 24.0 24.0 93.8
24 6 6.3 6.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
seminar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
pernah 26 27.1 27.1 27.1
tidak pernah 70 72.9 72.9 100.0
(69)
informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
kuliah/buku 48 50.0 50.0 50.0
media massa 23 24.0 24.0 74.0
keduanya 25 26.0 26.0 100.0
Total 96 100.0 100.0
Frequency Table
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
salah 7 7.3 7.3 7.3
betul 89 92.7 92.7 100.0
Total 96 100.0 100.0
p2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
salah 26 27.1 27.1 27.1
betul 70 72.9 72.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
p3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
(1)
pernah 21 perempuan 22 tidak
pernah
keduanya 9.00 cukup 18.00 baik 22 laki-laki 22 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 17.00 baik 23 perempuan 21 tidak
pernah
keduanya 12.00 baik 19.00 baik 24 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 18.00 baik 25 perempuan 21 tidak
pernah
keduanya 10.00 baik 17.00 baik 26 perempuan 22 tidak
pernah
keduanya 9.00 cukup 17.00 baik 27 perempuan 20 tidak
pernah
kuliah/buku 10.00 baik 18.00 baik 28 perempuan 22 pernah kuliah/buku 13.00 baik 20.00 baik 29 perempuan 22 tidak
pernah
media massa 11.00 baik 18.00 baik 30 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 18.00 baik 31 laki-laki 24 tidak
pernah
media massa 12.00 baik 20.00 baik 32 perempuan 21 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 20.00 baik 33 perempuan 21 tidak
pernah
keduanya 11.00 baik 19.00 baik 34 perempuan 21 tidak
pernah
media massa 9.00 cukup 19.00 baik 35 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 18.00 baik 36 laki-laki 21 tidak
pernah
media massa 12.00 baik 19.00 baik 37 perempuan 21 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 38 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 39 laki-laki 24 pernah media massa 12.00 baik 13.00 cukup 40 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 41 laki-laki 22 pernah kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 42 laki-laki 23 pernah media massa 11.00 baik 13.00 cukup 43 laki-laki 23 pernah kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 44 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 45 laki-laki 22 pernah kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup
(2)
46 perempuan 22 tidak pernah
media massa 12.00 baik 13.00 cukup 47 perempuan 22 pernah kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 48 laki-laki 23 pernah kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 49 perempuan 22 pernah keduanya 12.00 baik 13.00 cukup 50 laki-laki 22 pernah media massa 11.00 baik 13.00 cukup 51 perempuan 22 pernah keduanya 12.00 baik 13.00 cukup 52 perempuan 23 pernah kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 53 laki-laki 21 pernah keduanya 12.00 baik 13.00 cukup 54 laki-laki 22 pernah media massa 10.00 baik 13.00 cukup 55 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 56 laki-laki 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 13.00 cukup 57 perempuan 21 tidak
pernah
kuliah/buku 6.00 kurang 13.00 cukup 58 perempuan 21 tidak
pernah
keduanya 9.00 cukup 13.00 cukup 59 perempuan 23 pernah media massa 9.00 cukup 13.00 cukup 60 perempuan 21 tidak
pernah
keduanya 9.00 cukup 13.00 cukup 61 perempuan 22 pernah media massa 11.00 baik 17.00 baik 62 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 19.00 baik 63 perempuan 22 pernah media massa 12.00 baik 16.00 baik 64 perempuan 22 pernah media massa 12.00 baik 16.00 baik 65 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 16.00 baik 66 perempuan 23 pernah kuliah/buku 9.00 cukup 16.00 baik 67 laki-laki 23 tidak
pernah
keduanya 10.00 baik 15.00 baik 68 perempuan 22 pernah media massa 10.00 baik 16.00 baik 69 laki-laki 21 pernah media massa 10.00 baik 18.00 baik 70 laki-laki 22 tidak
pernah
kuliah/buku 10.00 baik 18.00 baik 71 perempuan 21 pernah keduanya 11.00 baik 17.00 baik 72 laki-laki 22 tidak
pernah
kuliah/buku 8.00 cukup 2.00 tidak baik 73 laki-laki 23 tidak
pernah
keduanya 10.00 baik 16.00 baik 74 perempuan 22 tidak
pernah
media massa 6.00 kurang 16.00 baik 75 perempuan 22 tidak
pernah
media massa 7.00 kurang 16.00 baik 76 perempuan 22 tidak kuliah/buku 10.00 baik 19.00 baik
(3)
pernah 77 perempuan 23 tidak
pernah
kuliah/buku 10.00 baik 18.00 baik 78 perempuan 23 tidak
pernah
kuliah/buku 8.00 cukup 12.00 cukup 79 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 19.00 baik 80 perempuan 23 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 12.00 cukup 81 laki-laki 23 tidak
pernah
kuliah/buku 9.00 cukup 16.00 baik 82 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 17.00 baik 83 perempuan 23 tidak
pernah
keduanya 12.00 baik 20.00 baik 84 perempuan 22 pernah keduanya 11.00 baik 18.00 baik 85 laki-laki 23 tidak
pernah
kuliah/buku 12.00 baik 19.00 baik 86 laki-laki 22 tidak
pernah
keduanya 10.00 baik 16.00 baik 87 laki-laki 23 tidak
pernah
kuliah/buku 9.00 cukup 19.00 baik 88 perempuan 23 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 18.00 baik 89 perempuan 23 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 15.00 baik 90 perempuan 22 tidak
pernah
kuliah/buku 13.00 baik 20.00 baik 91 laki-laki 22 tidak
pernah
kuliah/buku 8.00 cukup 18.00 baik 92 laki-laki 24 tidak
pernah
kuliah/buku 11.00 baik 17.00 baik 93 perempuan 23 tidak
pernah
kuliah/buku 13.00 baik 16.00 baik 94 perempuan 22 pernah keduanya 11.00 baik 17.00 baik 95 laki-laki 23 pernah keduanya 12.00 baik 16.00 baik 96 perempuan 22 tidak
pernah
(4)
(5)
(6)