Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 2, Desember 2011: 195-206
202
an ASI eksklusif menjadi tidak berhasil Hikmawati dkk, 2008.
E. Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian
ASI Eksklusif Hasil penelitian tentang hubu-
ngan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan pemberian ASI eksklusif
dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3 menunjukkan bahwa ibu melahirkan dengan melakukan Inisiasi
Menyusu Dini IMD sebagian besar memberikan ASI eksklusif sebesar
52,94 sedangkan yang tidak memberikan ASI eksklusif 47,06 , dan
ibu yang me-lahirkan tidak melakukan Inisiasi Me-nyusu Dini IMD sebagian
besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi-nya sebesar 82,76
sedangkan yang memberikan ASI eksklusif hanya 17,24 .
Hasil uji statistik dengan meng- gunakan uji chi square menunjukkan p
= 0,002 0,05 , sehingga terdapat hubungan yang bermakna pada pelak-
sanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD terhadap pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Triani 2010 bah-
wa ada hubungan yang signifikan anta- ra tingkat pelaksanaan Iinisiasi Menyu-
su Dini dengan pemberian ASI eksklu- sif, nilai p = 0,004. Penelitian ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Juliastuti 2011 yang menunjukkan bahwa makin
dilaksanakan Inisiasi Menyusu Dini maka akan semakin tinggi pemberian
ASI eksklusif p=0,000; OR = 6,1 .
F. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian tentang hubu- ngan pengetahuan dengan pemberian
ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel 4.
Pada tabel 4. menunjukkan bah- wa ibu yang memiliki pengetahuan
baik sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya sebesar
60,81 dan ibu yang memiliki penge- tahuan tidak baik tentang ASI yang
Tabel 3. Hubungan Program Inisiasi Menyusu Dini IMD dengan Pemberian ASI Eksklusif
IMD tentang ASI eksklusif
Pemberian ASI eksklusif Total
ya tidak n n n
IMD 27 52,94 24 47,06 51 100
Tidak IMD
5 17,24 24 82,76 29 100 Jumlah
32 40 48 60 80 100 p = 0,002
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Asi…. Eni Sugiarti, dkk.
203
memberikan ASI eksklusif dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sama
besar yaitu 50 .
Hasil uji statistik dengan meng- gunakan uji chi square menunjukkan
nilai p = 0,603 0,05 sehingga tidak ada hubungan antara pengetahuan de-
ngan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
penelitian Wahyuningrum 2007 yang menyatakan ada hubungan yang signi-
fikan antara pengetahuan Ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif
dengan p value sebesar 0,000. Penelitian tersebut disebabkan karena penge-
tahuan Ibu tentang ASI eksklusif sangat kurang sehingga ibu- ibu tidak mem-
berikan ASI eksklusif pada bayinya.
Namun hasil penelitian ini seja- lan dengan penelitian Amiruddin
2006 bahwa tidak ada hubungan anta- ra pengetahuan dengan pemberian ASI
eksklusif nilai p = 0,392. Hasil wawan- cara saat penelitian ini diketahui semua
responden dalam penelitian ini mela- hirkan pada tenaga kesehatan dan per-
nah memeriksakan kehamilannya ke bidan sehingga sebagian besar respon-
den 93,75 memperoleh penjelasan seputar menyusui dan pemberian ASI
eksklusif sehingga membuat penge- tahuan para ibu tentang ASI eksklusif
baik.
Peranan petugas kesehatan sa- ngat penting dalam melindungi, me-
ningkatkan, dan mendukung usaha menyusui. Sebagai individu yang ber-
tanggung jawab dalam gizi bayi dan perawatan kesehatan, petugas kesehat-
an mempunyai posisi unik yang dapat mempengaruhi organisasi dan fungsi
pelayanan kesehatan ibu, baik sebe- lum, selama maupun setelah kehamil-
an dan persalinan. Petugas kesehatan yang terlibat pada perawatan selama
kehamilan hingga bayi lahir yang uta- ma adalah bidan Afifah, 2007.
Penelitian ini menunjukkan bah- wa sebagian besar responden memiliki
tingkat pengetahuan yang baik, namun tidak berpengaruh dalam pemberian
ASI eksklusif, hal ini kemungkinan di- sebabkan tingkat pengetahuan respon-
den termasuk jenis pengetahuan “tahu bahwa” atau jenis pengetahuan teoritis
ilmiah, masih pada tingkat yang tidak
Tabel 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan tentang ASI eksklusif
Pemberian ASI eksklusif Total
ya tidak n n n
Baik 29 39,19 45 60,81 74 100
Tidak baik
3 50 3 50 6 100 Jumlah 32
40 48
60 80
100 P = 0,603
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 2, Desember 2011: 195-206
204
mendalam sehingga tidak mendorong untuk melakukannya. Ini sesuai pem-
bagian jenis pengetahuan yang dike- mukakan ahli filsafat Keraf dan Dua
2001 dalam Afifah, 2007.
Kemungkinan lain gagalnya pemberian ASI eksklusif disebabkan
oleh adanya susu formula. Hasil pene- litian ini diperoleh bahwa ibu yang
mendapatkan susu formula dari tenaga kesehatan bidan 33,33 , promosi dari
produsen 58,3 , inisiatif keluarga 20,84 . Seperti yang diterangkan oleh
Hikmawati dkk 2008 adanya promosi susu formula juga bisa menjadi ke-
mungkinan gagalnya pemberian ASI walaupun mindset awal sebenarnya ASI,
promosi bisa berasal dari petugas kese- hatan misalnya pada saat pulang di-
bekali susu formula, ataupun dari iklan-iklan di beberapa media baik ce-
tak maupun elektronik. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif selain penge-
tahuan yang baik dibutuhkan kemauan yang kuat dan kemampuan yang men-
dukungnya.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Sebagian besar responden memiliki pendidikan lanjut sebesar 60 ,
tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 71,25 dan memiliki
tingkat pengetahuan tentang ASI cukup baik sebesar 92.50 .
2. Sebagian besar ibu yang melahirkan telah melakukan Inisiasi Menyusu
Dini yaitu 63,75 dan memberikan ASI eksklusif pada bayinya di Keca-
matan Karangmalang Kabupaten Sragen tahun 2011 yaitu 40 .
3. Tidak ada hubungan antara pendi- dikan dan pengetahuan dengan
pemberian ASI eksklusif. 4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu
dan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan pemberian ASI eksklu-
sif,
B. Saran