Karakteristik Siswa SD Kajian Pustaka. 1.

skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sain terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. Ilmu Pengetahuan Alam sain merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Hal ini berarti bahwa fisika harus diajarkan pada siswa secara utuh baik sikap ilmiah, proses ilmiah, maupun produk ilmiah, sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk mencapai hasil yang optimal. Kemampuan siswa dalam menggunakan metode ilmiah perlu dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata. http:anwarholil.blogspot.com200901hakikat-pembelajaran-ipa.html Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam sekitar baik biotik maupun abiotik dengan jalan mengadakan pengamatan langsung dari berbagai jenis dan lingkungan buatan manusia.

d. Karakteristik Siswa SD

Usia siswa Sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun. Pada usia ini siswa sudah matang untuk belajar, pada Siswa Sekolah Dasar terdapat masa keserasian yang dibagi ke dalam dua fase yaitu : 1 Masa kelas-kelas rendah, sekitar 6 tahun sampai dengan umur 8 tahun kelas 1- kelas 3, 2 Masa kelas-kelas tinggi yaitu kira-kira 9 sampai umur 12 tahun kelas 4 - 6. Menurut Samatowa, 2006:8 menyebutkan, berdasarkan fase tersebut maka siswa kelas V termasuk ke dalam fase kelas tinggi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; 2 Amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar; 3 Menjelang akhir masa ini ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus; 4 Sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang- orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dalam memenuhi keinginannya; 5 Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat sebaik-baikya mengenai prestasi sekolah; 6 Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional: mereka membuat peraturan sendiri; 7 Peran manusia idola sangat penting. Pada umumnya orang tua dan kakaknya dianggap sebagai manusia idola yang sempurna, karena itu guru acap kali dianggap manusia yang serba tahu. Afgani M_winYahoo.co.id berpendapat karakteristik siswa yang lain adalah emosional. Afgani berasumsi bahwa melakukan pembelajaran dengan mempertimbangkan faktor emosional lebih banyak berhasil daripada menonjolkan aspek intelektual, faktor emosional anak bukan lagi menjadi acuan utama bagi guru dalam merancang pembelajaran tapi faktor emosional telah dijadikan kondisi dalam pembelajaran. Pembelajaran model quantum memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan bekerjasama dengan peraturan yang mereka sepakati bersama kunci komitmen, hal ini sesuai dengan karakteristik siswa menurut Samatowa, yaitu anak gemar membentuk kelompok dan membuat peraturan sendiri. Karakteristik yang lainnya dari siswa kelas tinggi khususnya kelas V adalah siswa amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar, memandang nilai sebagai ukuran yang tepat, maka sebagai upaya untuk menarik minat belajar siswa, maka penataan ruangan kelas dalam pembelajaran melalui model quantum di antaranya dengan memasang poster icon dan kata-kata afirmasi, juga menempatkan tanaman hias di ruangan kelas begitu pula dengan pemberian penguatan kepada siswa berupa penulisan kata-kata afirmasi pada lembar evaluasi siswa saat pemberian nilai, hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan kondisi sosioemosional di kelas agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswapun dapat meningkat.

e. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman konsep bentuk energi Melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas iv Sd negeri 2 sumber simo boyolali Tahun pelajaran 2009 2010

10 42 95

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG LAPISAN BUMI MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 109

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PADA SISWA KELAS V SDN GUCI 02 KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009 2010)

0 3 52

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II SETREN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 72

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY METHOD SISWA KELAS V SD NEGERI 2 AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 96

PENDAHULUAN Peningkatan Kreativitas Belajar Ips Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/ 2014.

0 2 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 03 KARANGREJO KERJO KARANGANYAR TAHUN 2009/2010.

0 1 9

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PTK KELAS IV MIM NGWARU PLOSOREJO MATESIH ) TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 4 7

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI METODE COURSE REVIEW HORAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN (PTK KELAS IV SD NEGERI 03 KORIPAN MATESIH TAHUN PELAJARAN 2010/2011).

0 0 7

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS V SD Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Quantum Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Gumul Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012 /2013.

0 1 15