Implementasi IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1. Implementasi

Setelah melakukan perancangan dan analisis terhadap sistem maka selanjutnya yang harus dilakukan yaitu mengimplementasikan aplikasi ke dalam bentuk program komputer. Dalam bab ini menjelaskan bagaimana metode perhitungan sistem untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Implementasi perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman VB.Net dan mengintegrasikannya dengan ms.access sebagai database. Aplikasi ini dijalankan di notebook dengan sistem operasi windows 8, Processor Intel Core i5-3317U , harddisk 750 GB, dan RAM 4GB. Dengan implementasi ini mempunyai tujuan untuk membantu pengambil keputusan untuk menentukan penerima program bedah rumah tersebut. Implementasi ini menggunakan 2 metode yaitu metode Simple Additive weigthing SAW dan Analytical Hierarchy Proccess AHP. Proses pertama yang dilakukan adalah menginput data pemohon dan menghitung matriks berpasangan untuk mencari nilai prioritas kriteria dan tingkat konsistensi metode AHP. Selanjutnya, menghitung nilai matriks normalisasi untuk menghasilkan matriks ternormalisasi R pada SAW. Data pemohon yang didapat berasal dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi. 4.1.1. Implementasi Analitycal Hierarchy Proccess AHP Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria lain untuk menentukan prioritas kriteria yang nantinya dipakai sebagai bobot pada perhitungan proses selanjutnya. Dengan menggunakan metode ini maka langkah- langkah yang harus dilakukan adalah Universitas Sumatera Utara 1. Menentukan kriteria. Kriteria-kriteria yang dibutuhkan adalah perhitungan waktu, perhitungan biaya, kelengkapan data dan kondisi rumah. 2. Menyusun kriteria-kriteria dalam matriks berpasangan seperti tabel 4.1. Tabel 4.1. Tabel Matriks Kriteria Untuk mengisi kolom-kolom matriks pada Tabel 4.1, adalah sebagai berikut: a. Kolom a[i,j] = 1 dimana i = 1,2,3,…n dan j=1,2,3,…n dimana n = 4. b. Data input merupakan segitiga bawah c. Data yang di input dari skala penilaian perbandingan berpasangan d. Rumus dari matriks segitiga atas adalah sebagai berikut ; [ , ] = � [ , ] ≠ 3. Menjumlahkan nilai setiap kolom pada tabel 4.1. Untuk menjumlahkan setiap kolom dapat mengunakan rumus sebagai berikut: � = ∑ [ , =� ] Dimana : i = merupakan baris j = merupakan kolom n = jumlah kriteria Kriteria Perhitungan waktu PW Perhitungan Biaya PB Kelengkapan Data KD Kondisi Rumah KR Perhitungan Waktu PW Perhitungan Biaya PB Kelengkapan Data KD Kondisi Rumah KR Universitas Sumatera Utara dengan memasukkan nilai kolom-kolom pada tabel 4.1 dan menjumlahkan kolom- kolom kriteria maka akan menghasilkan tabel 4.2. Tabel 4.2. Tabel Matriks Nilai Perbandingan Kriteria 4. Menentukan matriks nilai kriteria baru Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut: = [ , ] ∑ [ , =� ] Dimana : i = merupakan baris j = merupakan kolom n = jumlah kriteria apabila telah selesai menghitung nilai kolom baru maka perlu diperhatikan bahwa jumlah kolom harus = 1. Dan apabila tidak sesuai maka perlu dilakukan perhitungan kembali 5. Menentukan nilai prioritas kriteria pada masing-masing baris dengan cara menjumlahkan baris nilai kriteria kemudian dibagi dengan n dimana merupakan jumlah kriteria. Untuk menentukan prioritas dapat menggunakan rumus sebagai berikut; = ∑ [ , =� ] Maka hasil dari langkah 4 dan 5 dapat kita lihat pada tabel 4.3. Kriteria PW PB KD KR PW 1 0,333 0,200 0,143 PB 3 1 0,333 0,200 KD 5 3 1 0,333 KR 7 5 3 1 Jumlah 16 9,333 4,533 1,676 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Matriks Prioritas 6. Membuat matriks pengukuran konsistensi untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan konsistensi yang rendah. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan mengalikan setiap nilai pada kolom pertama pada kolom prioritas tabel 4.3. matriks prioritas dengan matriks berpasangan pada tabel 4.2. matriks nilai perbandingan kriteria dan seterusnya. Langkah kedua yaitu dengan menjumlahkan nilai pada tiap-tiap baris. Hasil perkalian tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.4. Tabel 4.4. Matriks Pengukuran Konsistensi 7. Langkah ketiga yaitu menghitung λ pada setiap kriteria dengan membagikan hasil penjumlahan baris pada tabel 4.4. matriks pengukuran konsistensi dengan elemen prioritas pada tabel 4.3. matriks prioritas. Kemudian langkah keempat adalah dengan menjumlahkan λ setiap kriteria. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5. Kriteria PW PB KD KR Prioritas PW 0,063 0,036 0,044 0,085 0,057 PB 0,188 0,107 0,074 0,119 0,122 KD 0,133 0,321 0,221 0,199 0,263 KR 0,438 0,536 0,662 0,597 0,558 Kriteria PW PB KD KR Jumlah PW 0,057 0,041 0,053 0,080 0,230 PB 0,171 0,122 0,088 0,122 0,492 KD 0,284 0,366 0,263 0,186 1,099 KR 0,398 0,609 0,790 0,558 2,356 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Matriks Rasio Konsistensi 8. Selanjutnya adalah menghitung nilai Consistency Index CI. Akan tetapi sebelum masuk ke rumus CI ada baiknya kita pertama sekali menghitung nilai dari λmax. Rumus yang digunakan untuk menghitung λmax dan CI adalah sebagai berikut; λmax = n jumlah  � = � �� − −� Dimana n : merupakan banyaknya kriteria CI : Consistency Index 9. Hitung Rasio KonsistensiConsistency Ratio CR dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut; �� = � � dimana ; CI : Consistency Index Indeks Konsistensi CR : Consistency Ratio Rasio Konsistensi RI : Random Index 10. Hal terakhir yang dilakukan dalam metode ini yaitu dengan memeriksa konsistensi hierarki. Apabila nilainya lebih dari 10 0,1, maka penilaian terhadap kriteria harus diperbaiki. Akan tetapi, apabila nilai Rasio Konsistensi sama dengan atau lebih kecil dari 0,1, maka hasil perhitungan dapat dinyatakan benar atau “KONSISTEN”. Jumlah baris Prioritas λ PW 0,230 0,057 4,041 PB 0,492 0,122 4,036 KD 1,099 0,263 4,175 KR 2,356 0,558 4,222 Jumlah λ 16.474 Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan nilai konsistensi dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Nilai Konsistensi 4.1.2. Implementasi Simple Additive weigthing SAW Pada tahap ini dilakukan perhitungan terhadap nilai kriteria dan alternatif yang ada. Tetapi sebelum dilakukan perhitungan maka dilakukan penentuan rating kecocokan setiap alternatif dari setiap kriteria yang ada. Penentuan bobot nilai ini bertujuan untuk mempermudah dalam hal perhitungan terhadap nilai kriteria dan alternatif nantinya. Dengan menggunakan metode ini maka langkah-langkah penyelesaian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Langkah yang dilakukan yaitu dengan menentukan rating kecocokan atas setiap alternatif pada setiap kriteria. Penentuan rating kecocokan ini sangat menentukan nilai terhadap data yang ada. Berikut dapat dilihat tabel-tabel dari penentuan rating dan nilai pada kriteria- kriteria yang digunakan. Tabel 4.7. Bobot Nilai Perhitungan Waktu Perhitungan Waktu dalam satuan minggu Hasil λmax 4.118 Consistency Index 0.039 Consistency Ratio 0.044 Hasil KONSISTEN Perhitungan Waktu Nilai 1 - 2 4 3 – 4 3 5 – 6 2 7 – 8 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Bobot Nilai Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya dalam satuan juta Tabel 4.9. Bobot Nilai Kelengkapan Data Tabel 4.10. Bobot Nilai Kondisi Rumah Data yang ada nantinya akan diubah terhadap tabel bobot nilai kriteria-kriteria seperti pada tabel 4.7, tabel 4.8, tabel 4.9 dan tabel 4.10. Dengan bobot nilai dari tiap-tiap kriteria nantinya digunakan untuk menghitung metode SAW. Sampel data yang didapat dari pihak Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang dapat dilihat pada tabel 4.11. Perhitungan Biaya Nilai – 5 4 6 – 10 3 11 – 15 2 16 – 20 1 Kelengkapan Data Nilai Lengkap 5 Tidak Lengkap 1 Kondisi Rumah Nilai Rusak Parah 65 - 80 4 Rusak Sedang 50 - 64 3 Rusak Ringan 30 - 49 2 Baik 10 - 29 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Sampel Data Pemohon Nama Pemohon Alamat Pekerjaan Perhitungan Waktu Perhitungan Biaya Juta Kelengkapan Data Kondisi Rumah Lena Butar butar Ds. IV Bakal Batu Petani 5 12 Lengkap 0.7 Ria Sitorus Ds.III Sitorang Petani 4 9 Lengkap 0.55 Meriapul Simbolon Ds. I Palipi Dalan Petani 4 9 Lengkap 0.55 Nurpi Sitorus Ds.II Lae Sulpi Petani 2 8 Lengkap 0.4 Patimah Manullang Ds.I Bonian Petani 4 10 Lengkap 0.45 2. Langkah selanjutnya yaitu dengan membuat matriks keputusan X berdasarkan kriteria. Matriks keputusan X dapat kita lihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Matriks Keputusan X 3. Dengan matriks keputusan diatas maka langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan matriks normalisasi berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut atribut benefit atau atribut cost untuk menghasilkan matriks ternormalisasi R. Untuk menghitung nilai matriks normalisasi digunakan rumus perhitungan sebagai berikut: = �� , jika j merupakan atribut benefit = � , jika j merupakan atribut Cost Kriteria Id_Pemohon PW PB KD KR 1000 2 3 5 4 1001 3 2 5 3 1002 3 2 5 3 1003 4 2 5 2 1004 3 3 5 3 Universitas Sumatera Utara Dimana; � = rating kinerja ternormalisasi = baris dan kolom dari matriks max = nilai maksimum dari setiap kolom min = nilai minimum dari setiap kolom i = 1,2,3,…n j = 1,2,3,…n 4. Mengubah tabel 4.12 matriks keputusan X kedalam matriks X kemudian menghitung nilanya sesuai dengan rumus diatas untuk menghasilkan matriks ternormalisasi R. maka akan terlihat seperti matriks X berikut; � = [ ] Kriteria Perhitungan Waktu PW, Kelengkapan Data KD dan Kondisi Rumah KR merupakan atribut benefit. Sedangkan kriteria Perhitungan BiayaPB merupakan atribut cost . Untuk perhitungan nilai karena menggunakan atribut benefit maka rumus yang digunakan yaitu � = � ax � . Maka nilai normalisasi benefit akan menjadi seperti berikut ; � = ax{ ; ; ; ; } = = = 0,5 � = ax{ ; ; ; ; } = = 0,75 � = ax{ ; ; ; ; } = = 0,75 � = ax{ ; ; ; ; } = = 1 � = ax{ ; ; ; ; } = = 0,75 Universitas Sumatera Utara � = ax{ ; ; ; ; } = = 1 � = ax{ ; ; ; ; } = = 1 � = ax{ ; ; ; ; } = = 1 � = ax{ ; ; ; ; } = = 1 � = ��{ ; ; ; ; } = = 1 � = ��{ ; ; ; ; } = = 1 � = ��{ ; ; ; ; } = = 0,75 � = ��{ ; ; ; ; } = = 0,75 � = ��{ ; ; ; ; } = = = 0,5 � = ��{ ; ; ; ; } = = 0,75 Sedangkan untuk perhitungan biaya karena merupakan atribut dari cost maka rumus yang digunakan yaitu � = i � � maka nilai dari atribut cost akan dihitung seperti berikut ; � = i { ; ; ; ; } = = 0,667 � = i { ; ; ; ; } = = 1 � = i { ; ; ; ; } = = 1 � = i { ; ; ; ; } = = 1 � = i { ; ; ; ; } = = 0,667 Setelah dilakukan perhitungan data maka akan menghasilkan data matriks ternormalisasi berikut ini; � = [ , . , , , , , , , , ] Universitas Sumatera Utara Atau dengan melihat matriks ternormalisasi R dapat diubah ke dalam bentuk tabel matrik ternormalisasi seperti yang diberikan pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Matriks Ternormalisasi R 4.1.3. Perankingan Hasil Perhitungan Metode AHP dan SAW Setelah melakukan perhitungan kriteria dengan menggunakan metode AHP dan sampai perhitungan nilai matriks ternormalisasi R dengan metode SAW maka, langkah terakhir yang dilakukan pada sistem ini yaitu dengan menghitung nilai akhir dari setiap alternatif. Perhitungan nilai akhir alternatif ini dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut; � = ∑ =� Dimana: � = nilai prefensi = bobot ranking � = rating kinerja ternormalisasi Pada metode SAW nilai bobot ranking sudah ditentukan sesuai dengan tingkat kepentingan kriteria-kriteria yang ada. Akan tetapi sehubungan dengan penggabungan 2 metode pada aplikasi sistem yang dibuat, maka nilai bobot ranking yang diambil yaitu merupakan nilai dari elemen prioritas pada perhitungan AHP. Adapun nilai elemen prioritas dapat dilihat pada tabel 4.14 Elemen Prioritas. Kriteria Id_Pemohon PW PB KD KR 1000 0.500 0.667 1.000 1.000 1001 0.750 1.000 1.000 0.750 1002 0.750 1.000 1.000 0.750 1003 1.000 1.000 1.000 0.500 1004 0.750 0.667 1.000 0.750 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14. Elemen Prioritas Sehingga dengan perumusan perhitungan nilai prefensi maka nilai prefensi dari setiap alternatif adalah sebagai berikut : � = � + � + � + � = 0,057 0,500 + 0,122 0,667 + 0,263 1,000 + 0,558 1,000 = 0,932 � = � + � + � + � = 0, 057 0,750 + 0,122 1,000 + 0,263 1,000 + 0,558 0,750 = 0,847 � = � + � + � + � = 0, 057 0,750 + 0,122 1,000 + 0,263 1,000 + 0,558 0,750 = 0,847 � = � + � + � + � = 0,057 1,000 + 0,122 1,000 + 0,263 1,000 + 0,558 0,500 = 0,722 � = � + � + � + � = 0,057 0,750 + 0,122 0,667 + 0,263 1,000 + 0,558 0,750 = 0,806 Setelah melakukan perhitungan nilai prefensi, selanjutnya hasil perhitungan akan ditampilkan pada tabel 4.15. Kriteria Prioritas PW 0,057 PB 0,122 KD 0,263 KR 0,558 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Hasil Seleksi Hasil dari perhitungan nilai prefensi diatas akan langsung di diranking sesuai dengan nilai prefensi terbesar ke yang terkecil. Sementara nilai perefensi yang terbesar mengindikasikan bahwa nilai prefensi tersebut merupakan prioritas terpilih untuk menerima program bedah rumah tersebut. Dari hasil perhitungan data dan kriteria maka yang menjadi prioritas penerima pembedahan rumah yaitu Muhammad A Kudadiri dengna nilai prefensi 0,973 .

4.2. Pengujian Sistem

Dokumen yang terkait

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop Dengan Metode Ahp Dan Topsis

42 224 104

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 5 12

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 0 2

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

2 5 5

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 0 16

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

3 5 2

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 0 13

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN METODE AHP DAN SAW

0 1 7

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN PRESTASI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE SAW, AHP, DAN TOPSIS

1 4 10

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE AHP DAN METODE SAW UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET LAYANAN INTERNET SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Strata Satu Jurusan Informatika

1 1 137