Tabel 2.2 Skala penilaian perbandingan berpasangan
Intensitas Kepentingan
Keterangan 1
Kedua elemen sama pentingnya 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang
lainnya 7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibanding
dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding nilai i
3. Synthesis of priority Menentukan Prioritas
Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai bobotkontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP
melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antar dua elemen sehingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini
ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung diskusi
maupun secara tidak langsung kuisioner.
4. Logical Consistency
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya. Kedua adalah
tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Langkah-Langkah Analytical Hierarchy Process
Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun
hierarki dari permasalahan yang dihadapi. 2.
Menentukan prioritas elemen a.
Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan
sesuai kriteria yang diberikan. b.
Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen
yang lainnya. 3.
Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk
memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks. c.
Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan
dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen
pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dan dibagi dengan banyaknya elemen yang ada,
hasilnya disebut λ maks 5.
Hitung Consistency Index CI dengan rumus:
� = � �� −
− �
Dimana n = banyaknya elemen. 6.
Hitung Rasio KonsistensiConsistency Ratio CR dengan rumus: �� =
� �
Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index
RI = Random Indeks 7.
Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika Rasio Konsistensi CICR 0,1, maka
hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.[11]
Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.3 Ratio Index
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
RI 0.58
0.90 1.12
1.24 1.32
1.41 1.45
1.49
2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam
sistem analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
1. Kesatuan Unity
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
2. Kompleksitas Complexity, AHP memecahkan permasalahan yang kompleks
melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
Universitas Sumatera Utara
3. Saling ketergantungan Inter Dependence
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
4. Struktur Hirarki Hierarchy Structuring
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang
serupa. 5.
Pengukuran Measurement AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
6. Konsistensi Consistency
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
7. Sintesis Synthesis
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
8. Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
9. Penilaian dan Konsensus Judgement and Consensus
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
10. Pengulangan Proses Process Repetition
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi
seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang
keliru. 2.
Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Simple Additive Weighting SAW