Simple Additive Weighting SAW

2.3 Simple Additive Weighting SAW

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.[3] Diberikan persamaan sebagai berikut : � = � ax � , jika j atribut keuntungan benefit � = i � � , jika j atribut biaya cost Di mana � adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif � pada atribut � ; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif � diberikan sebagai berikut: � = ∑ � = � = nilai prefensi = bobot rangking � = rating kinerja ternormalisasi [8] Nilai � yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif � lebih terpilih. Langkah-langkah dari metode SAW adalah: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu C. 2. Menentukan alternatif, yaitu � . 3. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 4. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria C, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis Universitas Sumatera Utara atribut atribut keuntungan ataupun atribut biaya sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 5. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik A sebagai solusi.[4] Wibowo 2010 menyatakan bahwa total perubahan nilai yang dihasilkan oleh metode SAW lebih banyak sehingga metode SAW sangat relevan untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan.[4] Kelebihan dari model Simple Additive Weighting SAW dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut.

2.4 Flowchart

Dokumen yang terkait

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop Dengan Metode Ahp Dan Topsis

42 224 104

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 5 12

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 0 2

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

2 5 5

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 0 16

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

3 5 2

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggabungkan Metode Saw Dan Ahp Untuk Pemilihan Bedah Rumah (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi)

0 0 13

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN METODE AHP DAN SAW

0 1 7

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN PRESTASI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE SAW, AHP, DAN TOPSIS

1 4 10

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE AHP DAN METODE SAW UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET LAYANAN INTERNET SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Strata Satu Jurusan Informatika

1 1 137