BAB IV PENYAJIAN DATA
Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi atau pengamatan secara langsung, maka diperoleh data yang berkaitan dengan evaluasi
pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Penyajian data
didapatkan melalui wawancara.Pihak-pihak yang diwawancarai yaitu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Medan,
Sekertaris Tim Penggerak PKK Kelurahan Sempakata, Ketua Warga Binaan PT-P2WKSS Kelurahan Sempakata, dan tiga warga binaan PT-P2WKSS.
Data yang diperoleh dikelompokkan menurut enam kriteria yaitu efektivitas,efesiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketepatan. Data-data yang diperoleh peneliti melalui
data primer akan disajikan dalam bentuk narasi atau deskriptif sesuai dengan kenyataan di lapangan. Data-data primer adalah hasil wawancara langsung dengan informan kunci dan
beberapa kelompok sasaran sebagai informan tambahan, sedangkan data-data sekunder adalah dokumen-dokumen yang akan dipaparkan kembali oleh peneliti dengan cara
mendeskripsikannya kembali
.
4.1 Identitas Umum Data Informan
Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan data di lapangan melalui wawancara dan pengamatan secara langsung, maka diperoleh data informan yang berkaitan dengan evaluasi
pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kepala SeksiKasi Pemberdayaan Sosial Budaya Masyarakat Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Medan yaitu Bapak Drs. Ernest Sembiring, M.Si. Pada awalnya program
PT-P2WKSS ditangani oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Medan dan pada saat itu Beliau menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Kesehjahteraan
Keluarga Pada Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya Masyarakat dan menjadi penanggungjawab pelaksana PT-P2WKSS.
2. Sekertaris Tim Penggerak PKK Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan
selayang Kota Medan Yaitu Ibu Idawati Ketua PT-P2WKSS Bemurtaria Br Sembiring
3. Anggota Warga Binaan yaitu Saliah, Painem, dan Rika Sari
4.2 Deskripsi Hasil Wawancara Tentang Evaluasi Pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera Di Kelurahan
Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan
Program Terpadu Peningkatan Perananan Wanita menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera PT-P2WKSS di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan telah
dilaksanakan sejak November 2015 dan masih ada hingga kini. Gambaran Program PT- P2WKSS Di Kelurahan Sempakata Menurut Bapak Ernest yaitu:
Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera PT-P2WKSS Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan selayang Kota Medan sudah
disalurkan atau didistribusikan kepada warga binaan sehingga tujuan yang diinginkan dengan adanya program ini oleh pemerintah dapat tercapai walaupun pelaksanaan program belum
sepenuhnya sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk mengentas kemiskinan dan menyelesaika49n
Universitas Sumatera Utara
masalah 3R yaitu Rawan Ekonomi, Rawan Pendidikan dan Rawan Kesehatan dengan adanya PT-P2WKSS ini karena ada kendala seperti masalah sumber daya manusia yang ikut menjadi
warga binaan program tersebut yang tidak serius dalam mengikuti pelatihan tersebut, sudah ada prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang baku misalnya rentang waktu untuk pelatihan dan
kriteria untuk menjadi warga binaan PT-P2WKSS tapi di lapangan tidak persis seperti itu. Ibu Idawati sebagai Sekertaris TP PKK Kelurahan Sempakata yang sekaligus juga
mendampingi pelaksanaan Program ini justru mengatakan pelaksanaan program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya yaitu mengentaskan mata rantai kemiskinan karena saya melihat
peningkatannnya dari yang tidak tahu menjadi tahu seperti menjahit, membuat kue dan membuat bunga, menambah pendapatan keluarga, menambah ilmunya,sudah bisa membuat baju sendiri,
jadi ada mutu dan kualitasnya dan warga binaan yang ikut pelatihan tersebut sangat senang untuk
ikut pelatihan tersebut. 4.2.1 Efektivitas
Efektivitas berkaitan dengan keinginan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan supaya nilai-nilai yang diinginkan sampai kepada publik.Efektivitas berkaitan dengan pertanyaan
apakah hasil yang diinginkan telah tercapai. Bapak Ernest Sembiring menuturkan bahwa pelaksanaan program belum sepenuhnya
sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk mengentas kemiskinan dan menyelesaikan masalah 3R yaitu Rawan Ekonomi, Rawan Pendidikan dan Rawan Kesehatan dengan adanya PT-P2WKSS
ini karena ada kendala seperti masalah sumber daya manusia yang ikut menjadi warga binaan program tersebut yang tidak serius dalam mengikuti pelatihan tersebut, sudah ada prosedur-
prosedur dan aturan-aturan yang baku misalnya rentang waktu untuk pelatihan dan kriteria untuk menjadi warga binaan PT-P2WKSS tapi di lapangan tidak persis seperti itu. Inilah pentingnya
Universitas Sumatera Utara
pengawasan dari lurah untuk menentukan orang-orang yang ikut menjadi warga binaan dan menurut beliau bahwa keberhasilan program ini dari 45 orang hanya 2-3 orang yang berhasil
untuk mengentaskan masalah kemiskian ini. Berbeda dengan Bapak Ernest Sembiring, Ibu Idawati sebagai Sekertaris TP PKK
Kelurahan Sempakata yang sekaligus juga mendampingi pelaksanaan Program ini justru mengatakan pelaksanaan program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya yaitu mengentaskan
mata rantai kemiskinan karena saya melihat peningkatannnya dari yang tidak tahu menjadi tahu seperti menjahit, membuat kue dan membuat bunga, menambah pendapatan keluarga, menambah
ilmunya,sudah bisa membuat baju sendiri, dan jadi ada mutu dan kualitasnya. Mengenai pelaksanaan PT-P2WKSS, Ibu Saliah berpendapat pelaksanaan PT-P2WKSS
Di Kelurahan Sempakata Sunggal sudah baik karena mereka tidak pernah mendapat kesulitan bahkan biaya transportasi untuk datang ke pelatihan mereka kasih misalnya BPM yang datang
mereka yang kasih, kasih makan siang juga jadi tidak merugikan. Ibu Rika juga menuturkan bahwa pelaksanaannya tidak ada mengalami kesulitan karena kita yang menentukan jadwal-
jadwalnya dan orang itu hanya memberikan pelatihan saja, jadi enak-enak saja. Ya senanglah jadi tidak ada masalah lah dalam pelaksanaannya. Hal serupa juga dituturkan oleh Ibu Painem
tidaak ada kesulitan ketika melakukan pelatihan karena kami gembira semua senang semua waktu ikut pelatihan ini, jika tidak tahu kami saling bergantian untuk diajari
.
Mengenai prosedur untuk kriteria yang bisa bergabung menjadi warga binaan Bapak Ernest menuturkan bahwa yang menjadi warga binaan PT-P2WKSS ini adalah keluarga yang
rawan 3R yaitu Rawan Pendidikan, RawanEkonomi, Rawan kesehatan. Rawan pendidikan ini maksudnya adalah pendidikannya kurang tapi dikenyataan kadang-kadang ada juga yang lulus
SMA walaupun sebenarnya kriteria murni itu yang memang putus sekolah, tapi ini kan di Kota
Universitas Sumatera Utara
Medan pasti beda dengan yang di kampung kalau di sini orang tamat SMA udah biasa tapi ya begitulah istilahnya. Rawan ekonomi artinya pekerjaan mereka juga tidak menetap tidak menetap
dalam arti moco-moco sehingga dengan adanya kegiatan ini mereka akan mendapatkan sesuatu dan akan berpikir karena sudah diajari menjahit, ada membuat kue dan yang lain-lain dan
mungkin ini bisa mereka geluti. Rawan Kesehatan Juga termasuk, rawan kesehatan ini maksudnya mereka tidak punya akses untuk berobat, itu kan sudah sejalan itu kalau ekonominya
bagus pasti kalau sakit juga mereka akan mampu untuk berobat. Apa yang nyata dalam kesehatan ini mereka juga diberikan kegiatan yang sifatnya fisik dan non fisik misalnya apakah
KB, pelayanan kesehatan atau sunat dan lain-lain. Kriteria lain untuk menjadi warga binaan PT- P2WKSS ini adalah warga Kelurahan Sempakata jadi tidak bisa jika dia tidak benar-benar
tinggal Di Kelurahan Sempakata. Ibu idawati juga menjelaskan bahwa kriteria untuk bergabung menjadi warga binaan
yaitu melihat bagaimana pendidikannya, ekonominya dan kelurahan mendatanya dengan menyerahkan kepada kepala lingkungan untuk memilihnya jadi mereka di data, 45 orang itu
tidak semuanya dari kelurahan tapi ada dari kecamatan, dan kelurahan lain sebagai perwakilan mereka jika tidak salah hanya 40 orang yang dari kelurahan 5 orang dari luar itu yang
seharusnya tetapi kami dari kelurahan mengambil semuanya dari kelurahan. Itupun masih ada kecemburuan sosial karena setelah programnya jalan mereka melihat manfaatnya.. Sebenarnya
tidak baik kalau hanya 45 tapi mungkin pemerintah sanggupnya hanya 45 orang. Ada kriterianya sudah ditentukan tapi diserahkan kepada kepala setiap lingkungan.
Menurut Ibu Saliah awalnya bergabung menjadi warga binaan PT-P2WKSS adalah kami sering ikut gotong royong karena kami dapat beras jadi di kasih tahu mau masuk warga binaan?
Lalu kami mengatakan kami mau.Itulah awalnya kami ikut lalu ada sosialisasi , penyuluhan-
Universitas Sumatera Utara
penyuluhan dan sesuai dengan kriteria layak dibantu, layak di bina. Menurut Ibu Bemurtaria kriteria untuk ikut menjadi warga binaan adalah Syaratnya itu berdomisili di sini, mereka harus
bersedia menjadi anggota binaan, karena memang ketika mereka menjadi warga binaan mereka harus hadir pada saat pelatihan. Menurut Ibu Painem syarat atau kriteria untuk bergabung
menjadi warga binaan adalah Kartu KeluargaKK, fotocopy KTP. Menurut Ibu Rika bahwa syarat atau kriteria menjadi warga binaan adalah Syaratnya itu ibu rumah tangga, warga kurang
mampu, warga binaan inikan minimal tamat SMA dan kebanyakan tamat SD, SMP jadi itulah yang dilatih menjahit, tataboga, buat bunga, dll.
Mengenai pencapaian hasil atau tujuan yang diinginkan sejak awal, menurut Bapak Ernest sebagai penanggungjawab pelaksana teknis PT-P2WKSS Di Kelurahan Sempakata jika
saya melihat program ini sangat bermanfaat tapi dari pengamatan saya hanya 2-3 orang yang berhasil untuk mengentaskan masalah kemiskian ini karena saya tidak puas walaupun rakyat
bilang ini berhasil karena saya berpikir seandainya saya yang menjadi warga binaan ini apa yang kukerjakan ini harus kuserang habis pemerintah ini untuk menunjukkan apa yang bisa
kukerjakan atau apa yang bisa kubuat karena pemerintah tidak tanggung-tanggung sebenarnya memberikan kalau berhasil. Tetapi pemerintah mau memberikan dengan data dan fakta yang ada
misalnya menjahit besok buka kios menjahit, terima order, kemudian mereka bisa mengusulkan ke PKK nya untuk berkomunikasi dengan Dinas Perindag untuk menambah mesin jahitnya pasti
pmerintah membantu, tapi adanya pendataan terlebih dahulu. Menurut Ibu Idawati program ini sudah mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sejak awal karena banyak warga binaan itu yang
secara ekonominya mengalami peningkatan. Menurut Ibu Saliah PT-P2WKSS ini sudah mencapai tujuan karena pendapatan saya bertambah sekali selama ikut pelatihan ini, Seharusnya
jika kita menjahit baju kita bayar jadi tidak karena kita sudah bisa jahit sendiri, tidak pintar buat-
Universitas Sumatera Utara
buat kue jadi pintar kemudian kami jual kue, jadi ada usaha-usaha rumahan. Menurut Ibu Bemurtaria program ini yang bisa diselesaikan yang kelihatan menonjol adalah rawan ekonomi,
bisa mengubah ibu rumah tangga menjadi mandiri dan manambah penghasilan seperti tataboga, pertanian terlihat dari ada yang sudah buka usaha cathering dengan adanya pelatihan ini.
Menurut Ibu Rika program ini sudah mencapai tujuannya karena misalnya nanti kita buat kue jadi orang-orang pesan kue, dapat bantuan rumah sengnya bocor diganti berbeda dengan Ibu
Bemurtaria dan Ibu Rika, Ibu Painem menuturkan bahwa program ini bermanfaat bisa menambah ilmu tapi untuk peningkatan ekonomi saya tidak ada Kalau gak ada ladang ini ya
tidak ada juga, makan juga saya numpang sama anak-anak Sekarang ini penjualannya yang susah, harapannya kalau misalnya bisa buat bunga maunya ada pemasarannya jadi berapapun
bisa kita buat.
4.2.2 Efesiensi
Efesiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk meningkatkan tingkat efektivitas tertentu. Efesiensi yang merupakan sinonim dengan rasionalitas ekonomi, adalah
merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter.
Bapak Ernest menuturkan bahwa mengenai efisiensi kegiatan pelatihan yang hanya dikerjakan selama satu tahun dengan banyak SKPD yang terkait tidak maksimal dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan idelanya itu 5 tahun diberi bantuan tapi dalam kenyataannya kami hanya membantu mereka satu tahun, tetapi tahun ini kita berikan lagi
kegiatan lain yang sebenarnya kegiatan ini kita identifikasi warga binaan yang 45 orang ini mereka kita tanya, bagaimana ibu suka apa? Itu teknisnya macam-macam bisa kita tanya sama
ibu ketuanya mana yang rajin mereka ini? Kalau hanya mengharapkan uang transport itu kan berarti sia-sia program itu tapi artinya program ini berkesinambungan, karena tidak ada satu
Universitas Sumatera Utara
kegiatan pemerintah yang tidak berkesinambungan hanya dalam prakteknya dalam hasilnya tidak demikian tapi itukan menjadi satu hal yang biasa karena namanya juga program ya bisa
berhasil bisa tidak, apalagi yang dibina ini kan sumber daya
.
Menurut ibu salia Kalau saya setahun sudah cukup tapi kalau memang ada lagi saya mau aja.biar tambah ilmu, tambah manfaat
juga. Kita tidak hanya diam-diam saja , karena tahulah ibu-ibu kalau udah diam-diam tidak ada kerjaan pasti gossip. Walaupun tidak dapat semua ilmunya tapi mudah-mudahan ada yang
tinggal. Ibu Idawati mengatakan kurang maksimal kalau kegiatan ini dikerjakan selama satu tahun karena mereka hanya dididik, setelah itu diserahkan kepada mereka. Hanya kalau kita lihat
menjahit itu dengan waktu 20 hari tidak akan maksimal atau akan pintar menjahit. Karena tidak semuanya diberi tahu hanya dasarnya saja, baju yang sederhana saja yang mereka tahu, karena
menggunakan mesin jahit saja mereka tidak tahu tapi langsung di suruh menjahit. Tapi untuk membuat kue 10 hari bisa maksimal, tapi kalau menjahit tidak, tapi syukurlah walaupun mereka
tidak ada keterampilan menjahit tapi mereka bisa ikuti membuat pola.Ibu Rika mengatakan bahwa pelatihan ini hanya setahun jadi kemarin itu ada lomba datanglah dari provinsi
diperlombakan jadi ada Kisaran, Tebing Tinggi, Binjai dan kota Medan. Itulah masuk jadi nanti kalau menang diperlombakan lagi untuk tingkat provinsi, dan Ibu Rika mengatakan dengan
adanya program ini dan pelatihan yang dilakukan masalah 3R bisa terselesaikanlah karena semuanya merekaatur dan sudah jadwalkan , seperti perenovasian rumah ini hanya 2 bulan
mereka buat selesai yang kerja banyak, cara kerjanya juga cepat. Mengenai sumber dana untuk Program PT-P2WKSS ini Bapak Ernest menuturkan
dananya ini dari APBD masing-masing Kota Medan makanya terpadu misalnya kami dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat kami anggrakan
200 juta, Dinas Perindag 200 juta makanya dikatakan program terpadu, dan uang yang
Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan oleh pemerintah untuk program ini sangat besar, oleh karena itu program ini sangat bagus dan program ini tidak pernah berhenti tapi yang menjadi lokasinya bergantian. Ibu Idawati
juga mengatakan bahwa sumber dana untuk program ini dari setiap dinas yang memberikan pelatihan seperti dari Dinas pertanian kemarin memberikan bibit seperti bibit kol, bayam, bibit
cabe, dan memberikan pupuk dari Badan Ketahanan Pangan juga ada memberikan bibit-bibit seperti kencur, sirih merah, dari dinas kesehatan ada penyuluhan kesehatan, ada buat sabun,
merangkai bunga. Jadi setiap SKPD yang terkait yang menyiapkan segalanya. 4.2.3 Kecukupan
Kecukupan berkaitan dengan hasil yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu dan berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijkan
tingkat efektivitasnya memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah, dimana di dalam suatu kebijakan terdapat alternatif apa yang akan dilakukan bila
kebijakan telah diimplementasikan. Kecukupan berkaitan dengan pertanyaan apakah hasilnya telah memenuhi kebutuhan.
Bapak Ernest menuturkan belum mencapai 100 mampu mengatasi masalah kemiskinan atau mengatasi 3R Rawan Ekonomi, Rawan Pendidikan dan Rawan Kesehatan dari
pengamatan saya hanya 2-3 orang yang berhasil untuk mengentaskan masalah kemiskian ini. Perlu pendataan ulang agar pemilihan warga binaan lebih selektif lagi dan mereka tetap
diberikan pelatihan yang berkesinambungan dan mereka dibantukan juga misalnya akses pemasaran.
Ibu Idawati mengatakan program ini belum mencapai hasil 100 karena mereka hanya mendidik, memberikan pendidikan saja walaupun dari SKPD yang memberikan pelatihan ada
juga memberikan bantuan kompor gas, kuali, dan open kepada warga binaan yang jualan.Ibu Bemurtaria mengatakan bahwa program ini cukup berhasil walaupun belum 100 tapi sekitar
Universitas Sumatera Utara
75 sudah berhasil ibu-ibu rumah tangga ini sudah mandiri dan bisa menambah perekonomian atau keuangan keluarga, dan dari sekian banyak program pemerintah, program ini cukup
berhasil di Kelurahan ini. Mengenai masalah yang teratasi dengan adanya Program Terpadu Peningkatan Peranan
Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera PT-P2WKSS Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Ibu Salia mengatakan bisa menyelesaikan masalah-
masalah yang ada Di Kelurahan ini karenaa kita tahaulah kalau di kasih suami cuma belanja secukupnya, jadi setelah ikut program ini sudah ada inisiatif kita udah belajar jadi cobalah
gimana biar bisa dapat uang, kita juga tanya-tanya orang kalau tidak ada modal kita bisa pinjam uang ke bank bisa di bawah 5 juta kelompok usaha rakyatKUR . kita sudah bisa tunjukkan ini
jualan saya dan orang bank survey ke rumah. Jadi sekarang ini tidak ada yang sulit kalau mau itulah yang kami rasa karena ibu rasakan sendiri itu. Manfaat PT-P2WKSS ini banyak awalnya
tidak kenal dengan lingkungan-lingkungan yang lain tapi dengan adanya program ini jadi banyak kenal dan sekarang kami punya arisan walaupun ada beberapa orang yang tidak ikut mungkin
hanya sekitar 40 orang. Ibu Painem berkata masalah yang bisa teratasi adalah masalah pendidikan Kalau pendidikan tidak bayar, Cuma ongkos aja yang kita bayar jadi kita sekolah
lagi ada sekolahnya mereka sediakan. Kalau pendidikan saya rasa bisalah tercukupi. Ibu Rika mengatakan masalah yang bisa diselesaikan dengan adanya PT-P2WKSS ini
adalah pendidikan karena dari dinas pendidikan ada kasih sekolah ada paket C ada paket B. Ibu- ibu yang mengajari sabar jadi kami menggerti juga. Manfaatnya enaklah, masalah ekonomi juga
misalnya nanti kita buat kue jadi orang-orang pesan kue, dapat bantuan rumah juga dan masalah kesehatan dari Dinas Kesehatannya banyak dibantu seperti KB, atau orang yang ingin
Universitas Sumatera Utara
melahirkan tapi tidak punya jamkesmas dibantu juga, nanti disebutka klink yang akan membantu, dan kalau operasi juga mereka bantu.
4.2.4 Pemerataan
Pemerataan berkaitan dengan distribusi hasil atau manfaat program bagi masyarakat.Pemerataan berkaitan dengan pertanyaan apakah manfaatnya sudah merata dirasakan
semua pihak. Bapak Ernest menuturkan PT-P2WKSS ini bagus sekali tujuannya juga sebenarnya bagus
tapi kelemahannya mungkin agar warga binaan itu harus betul-betul kriterianya dipilih yang benar dan berkemauan untuk dibina. Karena kalau murni seperti itu mereka akan bangga karena
belum ada dalam pemikiran mereka nilai bisnis tapi di lapangan tidak seperti itu, dan warga binaan ini ibaratnya bahasa ilmiah nama orang yang memang paling susah sebenarnya tapi di
lapangan tidak persis seperti itu. Berkaitan dengan keluhan warga yang tidak ikut sebagai warga binaan kami hanya bisa menampung keluhan tersebut yang mungkin ke depannya akan ditambah
untuk anggota warga binaan. Ibu Idawati mengatakan bantuan yag diberikan sudah sesuai dengan program yang
dibuat, yang termasuk dalam warga binaan ini program ini merata atau sama dirasakan oleh warga binaan, tapi yang diluar itu tidak dapat didapati adanya kecemburuan sosial. Ibu Saliah
menurutkan bahwa warga binaan yang berjumlah 45 orang Semua mendapat pelatihan , tidak ada yang tidak dapat , pelatihannya juga sama hanya kemarin dari Dinas Sosial dibagi dia jadi 3
kelompok, 1 kelompok 15 orang ada yang buat bunga, menjahit 15 orang, buat-buat kue 15 orang jadi Semua dapat bagian tidak pilih-pilih. Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Painem
bahwa semua warga binaan mendapat pelatihan yang sama atau hak yang sama walaupun dibagi kelompok-kelompoknya ada yang membuat bunga, ada yang menjahit ada juga yang membuat
Universitas Sumatera Utara
kue tapi kami semua sama dan kami mendapatkan uang transportasi. Ibu Rika juga menyampaikan bahwa warga binaan mendapat perlakuaan yang sama hanya disesuaikan dengan
kemampun kita jadi yang 45 orang itu dibagi tiga lagi yang ini mau apa, yang ini juga mau apa jadi kita menentukan sendiri , tapi rata jadi semua kebagian.
Mengenai jangkauan program ini Ibu Idawati mengatakan tidak semua terbantu karena tidak semua warga yang kurang mampu itu ikut dalam warga binaan karena ada ketentuan hanya
45 orang dan menurut saya itu tidak maksimal jika hanya 45 orang. Ibu Bemurtaria mengatakan bahwa program ini dengan adanya ketentuan 45 orang ditetapkan dari lurah jadi tidak semua
terbantu tapi ada isu yang mengatakan akan ditambah menjadi 100 orang. Ibu Salia mengatakan bahwa Saya kurang tahu itu ditentukan darimana hanya saja kalau 45 itu sudah banyak karena
kami kan dari perlingkungan karena di sini sampai lingkungan VI. Cuma kebetulan kami dari lingkungan II banyak yang bergabung menjadi warga binaan.
Ibu Painem juga mengatakan bahwa 45 orang jumlah warga binaan Sebenarnya masih kurang karena anak saya juga belum bergabung , tapi kabar-kabarnya mau ditambah jadi sekitar
seratus orang lebih. Ibu Rika Iya mengatakan bahwa 45 orang sudah memang sudah ketentuan dari pusat, dan untuk masyarakat yang tidak bergabung dengan warga binaan ada beberapa
kegiatan seperti dasawisma untuk menoong warga yang lain tapi hanya sekedar menolong begitu saja tidak ada pelatihan ataupun bantuan secara fisik.
4.2.5 Responsivitas
Responsivitas berkenaan dengan hasil yang dicapai dan yang diinginkan untuk memecahkan permasalahan dan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-
kelompok masyarakat yang menjadi target kebijakan.Responsivitas berkaitan dengan pertanyaan seberapa jauh pencapaian hasil telah memecahkan permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
Bapak Ernest menuturkan bahwa Respon warga binaan itu mereka rindu sekali terus dibina, respon itu kalau saya bilang ada yang telfon supaya mereka ikut pameran memamerkan
apa yang sudah mereka buat, ada juga yang tidak seperti itu ada yang hanya mengharapkan uang transport lepas makan, lepas minum. Tapi bagi mereka yang berhasil ini mereka akan telfon dan
minta tolong untuk dibantu akses pemasarannya jadi saya pribadi membantu mereka misalnya kue-kue itu saya suruh jemaat-jemaat gereja itu untuk pesan dari warga binaan. Inilah rangkaian
yang berkesinambungan bagi orang-orang yang berkeinginan tinggi, pasti punya inisiatif tinggi. Ibu Idawati mengatakan bahwa warga binaan PT-P2WKSS ini mereka senang, tapi warga
lain yang tidak ikut ada kecemburuan sosial. Ibu Painem juga mengatakan saya senanglah dengan program ini, karena yang jualan itu dapat modal, tapi bagian kamiyang pertanian belum
dapat. Dikasih bantuannya misalnya kalau dia jualan lontongkan dikasih steleng, dikasih kompor. Kalau bagian pertanian nanti akan diberikan dananya untuk beli pupuk tapi kami
belum kebagian jadi kami membentuk dulu satu kelompok 10 orang untuk meminta modalnya kepada pemerintah. Hal yang serupa juga disampaikan oleh Ibu Rika pada awalnya kami tidak
mau karena waktu pelatihannya terlalu lama dari pukul 08.00 pagi sampai Pukul 17.00 Wib jadi kami mengatakan lebih bagus kami kerja tapi setelah disebutkan warga binaan mendapatkan
ongkos jadi kami mau dan kami yang pada akhirnya menentukan jadwal pelatihannya. Mengenai kesesuaian program dengan keinginan masyarakat, Ibu Saliah mengatakan
sangat bersyukur dengan adanya PT-P2WKSS ini rumah yang bocor-bocor diganti memang tidak semua diganti tapi tepas-tepas yang sudah lapuk dan tidak layak pakai diganti sama dinas-
dinas itu ya Alhamdullilah. Setelah diganti kemudian dicat. Karena tidak merugikankan tapi menguntungkan jadi kami mau, memang tidak 100 diganti tapi sekitar 60, walaupun hanya
bagian depan yang sudah rusak parah saja yang diganti. Jadi bagi saya besar sekali manfaatnya.
Universitas Sumatera Utara
Ibu Painem mengatakan bahwa program ini sudah sesuai dan bagus bisa menambah ilmu lagi, tapi harapannya dilanjutkan lagi supaya terbantu lagi karena di sini dapat bantuan misalnya ada
pengecatan rumah karena kita numpang jadi dibangun cantik juga terkadang sulit juga, tapi ini lumayan juga lah dibangun satu kamar lagi triplek. Ibu Rika juga mengatakan bahwa program ini
sudah sesuai dengan keinginan atau kebutuhan masyarakat kami juga mendapatkan steling, kompor untuk jualan. Misalnya apa keperluan kita untuk jualan itu kan nanti di kasih mereka,
Saya puas sekali sama program itu maunya ada lagi dan program ini sukseslah menurut saya.
4.2.5 Ketepatan
Ketepatan berkenaan dengan makna dan nilai hasil atau tujuan yang diinginkan dalam pelaksanaan program. Ketepatan berkaitan dengan pertanyaanpertanyaan apakah hasil yang
dicapai benar-benar bernilai. Bapak Ernest menuturkan bahwa pemberian bantuan jelas memberi keuntungan bagi
warga binaan tapi perlu lebih difokuskan pada pemilihan warga binaan karena warga ini harus punya kemauan tinggi, karena pemerintah sudah kasih kesempatan, kedua kemauan tinggi harus
dicari atau disortir kemudian dilatih, ditanya kamu mau apa menjahit, membuat perhiasaan, mau beternak mereka ditanya itu semuanya karena ini sangat baik yang perlu diperhatikan keinginan
pemerintah harus lebih tinggi, keinginan warga harus tinggi, cara pemilihan warga harus diperhatikan harus lebih selektif, dan lebih bertanya apa yang mereka butuhkan apa yang mereka
minati itulah yang kita berikan dan menurut saya program ini tepat, karena memajukan masyarakat melalui PKK dengan program mereka PT-P2WKSS. Tapikan PKK itupun adalah
masyarakat. Pemberdayaan ini sebenarnya harus ditarik energi itu, berpaling muka kemudian lari, bukan dipapah-papah seperti itu. Program ini juga menjadi pusat perhatian dunia karena
bagus. PT-P2WKSS ini seharusnya ketika kelurahan lain sedang dilatih kelurahan lain sudah
Universitas Sumatera Utara
bisa belajar supaya mereka bisa lebih baik, dan lebih cepat. Dan dalam pelaksanannya dibutuhkan kreativitas dan sumbangan yang tidak mengikat. Perlu peningkatan sumber daya
manusia SDM supaya pintar menangkap peluang melihat potensi yang ada di kelurahan yang menjadi objek lokasi penelitian. Misalnya kan dikelurahan tersebut penghasil bunga, bisa bunga
itu ditanami di sepanjang kantor lurah, atau di setiap lahan yang tidak digunakan dengan meminta izin kepada bapak lurah dan bapak Camat untuk meningkatkan ekonomi mereka.
Mengenai hasil yang telah dicapai dari program dalam memberikan manfaat kepada masyarakat, Ibu Salia mengatakan bahwa PT-P2WKSS ini sangat besar manfaatnya sebelum ada
program ini kerja saya hanya kerja-kerja yang tidak jelas kadang ke ladang, upah-upahan , sekarang kerja juga tapi karena udah sibuk buat-buat kue, jualan jadi udah jarang kerja-kerja ke
ladang. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Rika bahwa setelah ikut menjadi warga binaan PT-P2WKSS jadi bisa membuat kerajaina-kerajinan, kita juga diberi uang transportasi ke tempat
pelatihan supaya tetap semangat ikut pelatihan, semua pelatihannya ada jadi kita tahu seperti menjahit, membuat bunga, menanam, ada pemberian bibit, diajari bagaimana menyeprot
tanaman dan lain-lain Berbeda dengan Ibu Saliah, dan Ibu Rika, Ibu painem mengatakan bahwa saya
mengalamilah manfaat dari program ini senang juga pusing kalau tidak ada kegiatan kantor lurah ini. Tapi kesulitannya di pemasaran, seperti saya buat bunga akrilit ini kalau minta modal ke
sana bisalah dilanjutkan tetapi kan untuk pemasarannya ini yang susah siapa yang menampung. Dan kemarin itu sudah dipamerkan tapi tidak ada yang menampung, pernah juga dipamerkan
waktu pameran anak sekolah tapi tidak ada juga, memang kami menjual bunga akrlit ini mahal karena bahannya juga mahal. Jadi hanya modalnya aja yang kembali. Karena kalau kita
belajarpun jika tidak ada pemasaran susah juga jadi hanya dapat ilmunya saja.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Data Sekunder