17 polivalen, serta tidak stabil di pH tinggi. Contoh surfaktan kationik yaitu: Cetrimide;
Cetrimonium bromida; Benzalkonium chlorida; dan Cetylpyridinium chlorida. c.
Surfaktan Amfoterik Surfaktan ini memiliki dua sifat pada bagian hidrofiliknya, tergantung pH sistem.
Surfaktan ini bersifat kationik jika pH rendah dan bersifat anionik jika pH tinggi. Contoh surfaktan amfoterik yaitu: Lecithin.
d. Surfaktan Nonionik
Surfaktan nonionik tidak memiliki muatan pada bagian hidrofiliknya. Surfaktan nonionik mempunyai kemampuan melarutkan senyawa yang kurang larut dan
memiliki toksisitas rendah. Contoh surfaktan nonionik yaitu: Glikol dan gliserol ester; Sorbitan ester; Polisorbat; PEG; dan Poloxalkol [2].
2.1.1 Sifat Antar Muka Surfaktan
Surfaktan bekerja dengan mengurangi energi bebas sebuah sistem dengan cara menggantikan
energi yang
lebih tinggi
pada antar
muka molekul-
molekulnya.Berdasarkan kemampuan surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan lowersurface tension, peningkatan kelarutan solubility, daya pembersih detergency,
kemampuan pembasahan wetting ability dan kapasitas busa foam capacity. Surfaktan telah digunakan dalam berbagai aplikasi [4].
Konsentrasi spesifik disaat nilai kritis itu disebut konsentrasi kritis misel critical micelleconcentration
cmc. Jika surfaktan ditambah melebihi cmc, maka jumlah misel akan terus bertambah tetapi ukuran mereka akan hampir tetap konstan. Untuk perubahan
konsentrasi dibawah cmc, maka sifat fisik seperti: tegangan permukaan, tegangan antar muka, adsorpsi dan daya bersih akan terjadi perubahan.Gambar 2.1 menunjukkan
pengaruh konsentrasi surfaktan terhadap sifat-sifat fisik surfaktan secara umum.
Universitas Sumatera Utara
18
Gambar 2.1 Kecenderungan sifat fisik surfaktan terhadap perubahan konsentrasi critical micelle concentration
cmc [4].
2.1.2 Busa dan Sifat Antar Muka Busa Surfaktan
Busa adalah sistem dispersi di mana gelembung gasdikelilingi oleh fase cair kontinu. Sistem ini ditemui dalam banyak aplikasi,seperti formulasi produk dalam
makanan, kosmetik,deterjen, dan farmasi daerah, serta perpindahan partikel,pemadam kebakaran, dan peningkatan pemurnian minyak [7]. Busa merupakan media pengisi yang
dapat mempertahankan suhu dankelembaban dengan baik, karena mempunyai daya serap air yang baik [8].
Busa dapat digambarkan sebagai sistemyang terdispersi yang mana terbentuknya gelembung gas yang dikelilingi dan stabil oleh molekul surfaktan yang terserapnya di
antar muka udara-likuid dalam media cair secara kontinu [6]. Busa adalah fluida kompleks yang tersebar yaitu fluida yang terdispersi mengandung gelembung udara
kecil dengan area permukaan yang luas yang dapat distabilkan oleh molekul surfaktan [9].
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.3 Aplikasi Busa Surfaktan Dalam Proses Remediasi