35
Dari data yang didapat, dapat dilihat pada peningkatan konsentrasi SDS menyebabkan bertambahnya ketinggian busa. Jika surfaktan ditambah melebihi cmc,
maka jumlah misel akan terus bertambah tetapi ukuran mereka akan hampir tetap konstan [4]. Dan peningkatan surfaktan melebihi cmc juga menyebabkan adanya
cukup molekul surfaktan untuk menyerap gas N
2
di antarmuka yang akan meningkatkan ketinggian busa [14]
4.2 Pengaruh pH Larutan SDS terhadap Konsentrasi SDS cmc
pH yang digunakan pada penelitian ini: 4,5; 7 dan 9 dengan konsentrasi SDS 1 cmc, 2 cmc dan 3 cmc. Maka diperoleh hasil pengukuran ketinggian terhadap
pengaruh pH adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Pengaruh pH larutan SDS terhadap konsentrasi SDS 3 cmc 24,6 mmol. 1
2 3
4 5
6 7
8 9
4,5 7
9
T in
ggi Bu
sa c m
pH Kapasitas busa 3x CMC
Universitas Sumatera Utara
36
Gambar 4.4 Pengaruh pH larutan SDS terhadap tinggi busa
Gambar 4.3 dan 4.4 merupakan grafik pengaruh pH dan konsetrasi SDS tertentu terhadap kapasitas busa. Data penentuan kapasitas busa pada Konsentrasi
SDS cmc tertentu terhadap pH dapat dilihat pada tabel A.1 lampiran A. Dapat dilihat, pada grafik seiring bertambahnya konsentrasi SDS terjadi pningkatan
ketinggian busa. Tetapi dengan adanya perubahan pH, ketinggian busa diperoleh hasil yang fluktuatif terhadap peningkatan pH. Dan ketinggian busa maksimal
terdapat pada saat pH 7. Pada saat peningkatan pH dari 4,5 dan 7 terjadi juga peningkatan ketinggian busa hal ini disebabkan oleh lamella stabil dengan adanya
peningkatan pH pada tekanan tinggi sedangkan pada kondisi asam lamella tidak stabil [15].
1 2
3 4
5 6
7 8
9
4,5 7
9
T in
ggi Bu
sa c m
pH Kapasitas Busa
1 cmc 2 cmc
3 cmc
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 4.5 Skema interaksi monomer SDS dengan ion positif H
+
dan ion negatif OH
-
[16] Dengan adanya kelebihan ion H
+
pada surfaktan makan ketinggian busa yang dihasilkan lebih rendah, tetapi dengan adanya kelebihan ion OH
-
pada surfaktan terjadi interaksi tolak menolak antar ion negatif yang mengakibatkan presipitasi
sehingga ketinggian busa yang dihasilkan cenderung hampir konstan. Menurut Wang dan Yoon 2004, stabilitas busa meningkat dengan dengan
adanya larutan elektrolit yang dapat menurunkan energi kohesi dari air [16]. Menurut Rahman dan Brown 1983[17], pada pH 4 sampai dengan pH 6
terjadi peningkatan cmc dan pada pH 6 hingga pH 10 diperoleh cmc konstan. Dengan adanya penurunan pH yaitu pH 9 menjadi pH 7 terjadi penurunan
ketinggian busa. Hal ini disebabkan dengan adanya penurunan pH, energi kohesi meningkatkan ketebalan film lamella, dengan meningkatnya energy kohesi dalam
busa akan menyebabkan peningkatan ketahanan terhadap aliran fluida cair [15]. Berdasarkan teori di atas dapat dikatakan penelitian ini telah sesuai dengan teori.
Universitas Sumatera Utara
38
4.3 Pengaruh Laju Alir Gas N